Magi Shinobu Ohtaka

Warning : Ga jelas, ga nyambung, bahasa frontal, typos

Haaaiiii, author gila kembali lagiii.

Kali ini sih mau bikin fic lanjutan dari magi Chapter 230.

Kalau ada yang salah atau kurang, jangan sunggkan untuk menegur. Udah mau mulai nih, keburu idenya kabur dari otak. Selamat membaca ~

.

.

Aladdin melamun dikamarnya, memikirkan kejadian di Pertemuan Puncak beberapa hari yang lalu. Alibaba dan Morgiana masih ada di Balbad, mereka tak diizin kan pulang. 'Rekaman' dari memori para rukh yang ditampilkan waktu itu memberi tahu kalau Aladdin anak dari Solomon.

Flashback On

"Solomon, maksudku Raja Solomon, kau hebat sekali dapat menyatukan dunia!" seru Amon yang sedang menangis.

"Kawan, tidak perlu memanggilku raja," timbal Solomon. "Solomon! Shebaa!" teriak Ugo dari belakang. "Kenapa dengan Sheba?" tanya Solomon. "Dia, melahirkan!" seru Ugo. Solomon pergi menuju kamar, dia sana Sheba sedang memeluk dua sosok bayi. Kembar. "Kenapa? Kau?" tanya Solomon terbata bata. "Sihir," jawab Sheba sambil mengelus kedua pipi anak anaknya. Solomon mendekat, "Lihat yang ini manis, sama sepertimu,"seru Solomon sambil menunjuk bayi perempuan yang sedang tertidur. "Dan yang ini gendut, sama sepertimu," tambah Solomon sambil menunjuk bayi laki laki yang sedang tertawa."Uugghh...," Sheba ngambek. Teman teman mereka tertawa mendengarnya.

"Hey, akan kalian namakan siapa?" tanya Paimon."Yang ini aku mau kasih nama Aladdin, kalau yang ini ingin kuberi nama Fakhira" tanya Solomon menanyakan nama kepada Sheba. "Kurasa nama itu bagus," sambil menatap anak anak mereka, mereka menatap bayi perempuan mereka yang sedang tertidur. Karena Aladdin di cuekin oarang tua mereka, dia pun mipisin muka adiknya. Fakhira nangis ga karuan."Aladdin!" Solomon tertawa. Sheba ngelap muka Fakhira. Suasana kembali menjadi sepi "Aladdin, kau akan menjadi orang yang bijaksana dan hebat. Dan kau, Fakhira, kau akan menjadi orang yang agung dan pandai melakukan sihir, jangan seperti mamamu," doanya diiringi tarian Rukh yang tidak terlihat. Menggelap. "Solomon! Fakhira, Fakhira, dia hilang!" seru Sheba.

Flashback Off

"Aladdin, kau harus tahu ini," seru Yamraiha memecah lamunan Aladdin. Aladdin keluar kamar dilihatnya Alibaba dan Morgiana juga yang lainnya telah pulang. "Alibaba-kun, Mor-san!" serunya sambil memeluk mereka.

"Mengapa kau disini Alibaba-kun?" tanya Aladdin. "Ya begitulah, kami membuat perjanjian dengan Kouen bodoh itu bahwa aku akan memberikan semua ideologi ku tentang Balbad kemudian aku boleh pulang ke Sindria, lagi pula dia tersadar akan 'Rekaman' mu itu," jawab Alibaba. Morgiana hanya terdiam. "Apa kau sudah menemukan kembaran mu?" tanya Morgiana. "Belum, tapi kata kata ayah membuatku tersadar bahwa aku membutuhkan adik ku itu agar bisa mencegah perang yang lebih parah dari yang terjadi di Magnostat," jelas Aladdin. Entah mengapa terdengar tidak masuk akal, namun terasa benar. Morgiana dan Alibaba hanya tersenyum. "Lagi pula adik mu itu mirip dengan mu, dan dia bisa melakukan banyak hal," tambah Alibaba tidak nyambung.

"Hey, kau bisa menggunakan sihir Solomon mu itu," usul Alibaba.

"Tidak semudah itu," kata Aladdin. Morgiana dan Alibaba pun ikut berpikir. "Sudahlah, tidak perlu dipikirkan. Kalian kan baru pulang, lebih baik kalian beristirahat,"suruh Aladdin sambil tersenyum, karena kangen, Alibaba dan Morgiana tidur dikamar Aladdin. Dia ikut merebahkan badan sambil memejamkan mata. Dia tertidur.

.

"Aladdin, kau kenapa?" tanya Morgiana, sambil menyeka keringat dingin yang mengalir dari dahi Aladdin. Alibaba masih tertidur. Aladdin terbangun dan memeluk Morgiana, tidak biasanya. "Apa kau bermimpi buruk?"

"Mor-san adik ku, adik ku, Fakhira," jawab Aladdin terbata bata. Dia pun menceritakan bahwa dia melihat dua perempuan, yang satu berbadan tinggi sepertinya sudah dewasa, dengan rambut biru kehitaman, dia dikelilingi rukh hitam. Sedangkan yang satu lagi, berbadan kecil seperti anak berumur 9 tahun, dengan rambut putih dan dikelilingi rukh putih. Kedua nya tampak buram. "Onii-san," seru mereka bersamaan.

"Aladdin, tidurlah mungkin kau terlalu banyak pikiran," kata Morgiana. Aladdin pun tertidur kembali. Morgiana pergi menuju jendela sambil memandangi bulan. 'Kapan ya aku bertemu keluarga ku?' tanya nya dalam hati, dia pun tertidur di kursi menghadap jendela.

"Mor-san, Alibaba-kun, ayo kita pergi!" serunya sambil menatap Morgiana. Alibaba terbangun, langsung ditarik sama Morgiana buat beberes. Aladdin mengendap endap memasuki ruangan Ja'far, dia mencuri kertas kemudian pergi menemui Alibaba dan Morgiana. Malam itu juga mereka kabur menuju pelabuhan Sindria, mereka menjadi penumpang gelap, yang bersembunyi di ruang penyimpanan barang. Mereka pergi tanpa izin Sinbad.

"Aladdin, mengapa kita harus pergi?" tanya Alibaba. "Biar kujelaskan mimpi ku," jawab Aladdin. Dalam mimpinya, Fakhira disiksa oleh David dengan sihir. "Yang mulia, sesungguhnya apa yang ingin kau lakukan terhadap cucu mu ini, tuan?" tanya salah satu pengikutnya. "Jadikan dia penerusku, jadikan dia arogan dan licik, pisahkan jiwanya dangan tubuhnya," jawab David sambil tertawa. "Mengapa kau ingin memisahkan jiwa dan tubuhnya? Bukankah kau bisa mengajarkannya?" tanya orang itu. "Karena aku tidak ingin cucuku seperti Solomon itu!" serunya. "Baik, Yang Mulia." Badan Fakhira diisi dengan nyawa buatan yang dibuat oleh David langsung. Roh Fakhira tidak dapat diterima di rumah rukh. Roh Fakhira yang masih bayi itu pergi menuju Istana tempat kakak dan keluarga nya tinggal. Disana semuanya telah rata, tersisa Solomon dan tubuh kecil didekapnya. "Fakhira, kemari. Ayah akan berikan ini padamu," diberikan tubuh itu kepada Fakhira. Rohnya terserap kedalam tubuh itu. "Susul kakak mu, pergilah ketempat dimana kerajaan makmur berada," serunya. Badan baru Fakhira melayang kemudian terbang keatas langit hitam Alma Toran.

"Satu satu nya tempat kerajaan makmur itu adalah Leam dan Sindria," seru Alibaba. "Benar sekali Alibaba-kun," jawab Aladdin. "Dimana kau bisa menemukan adik mu itu?" tanya Morgiana. "Aku sudah mencuri kertas daftar bangsawan di Leam," jawab Aladdin. Mereka pun mencari nama Fakhira disana. "Kau mendapatkan berapa?" tanya Alibaba. "Aku mendapat 3," jawab Morgiana sambil menyatat alamatnya. "Dan aku 2,"Aladdin sudah selesai menulis alamat.

Setelah 5 hari perjalanan laut mereka sampai di pelabuhan Leam di pagi hari. "Daratan, kita sampai di Leam!" seru awak kapal.

"Kita datang, Fakhira," bisik Aladdin. "Onii-san," bisik Fakhira ditidurnya.

.

.

Haaahh, selesai... acak acakan dan tidak masuk akal pasti itu pendapat readers, hehehe. Kalo masuk akal pasti bukan aku pembuatnya. Lagi lagi ini berdasarkan mimpi. Nama Fakhira itu aku nyari dari daftar nama bayi perempuan. Nama itu lucu dan berarti bagus jadi aku pake dehh. Mau dilanjut ga? Maklum masih Newbie.

Ripiuw ripiuw beri komentar, mau pedas atau manis aku terima koookkk.

Arigatou~