Summary : Mereka hanya anak sekolah biasa, tapi apa jadinya jika mereka tanpa sengaja melihat transaksi narkoba secara besar-besaran? Apakah mereka bisa melaporkannya kepada polisi? Silahkan di baca Fic pertama saya :)

Disclaimer : Vocaloid milik Yamaha, Crypton


Chapter 1 : Warning!

'Setelah sekian lama Polisi mencari, akhirnya X, pengedar narkoba yang selama ini telah mengedarkan barang haram ke anak-anak sekolah, kemarin malam telah diringkus Polisi di rumah kontrakannya yang berada di . Saat ditemukan, rupanya pelaku sedang meracik barang haram itu bersam teman-temannya'

"heh, Luka? Kau tidak memakai barang haram itu kan?" Tanya pemuda berambut merah muda itu kepada adiknya

"Tentu saja aku tidak memakainya, Aniki!" jawab Luka ketus sembari memasukan bekal makanannya ke dalam tas

"Lagi pula kenapa Aniki tidak mematikan TV saja dan langsung pergi bekerja?" lanjut Luka yang sekarang ini sudah siap untuk pergi menuju sekolah

Orang yang ditanyakan pun, hanya tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya kepada adiknya

LUKA'S POV

Namaku Luka Megurine, kelas 2 SMA di Sekolah Crypton. Yang tadi menonton TV itu dia adalah kakakku, Luki Megurine. Dia orangnya cukup pemalas, walaupun seperti itu dia orang nya sangat bertanggung jawab dengan tugas kerjanya. Aku dan kakakku hanya tinggal berdua karena letak sekolah dan kerja kakakku yang jauh dari rumah, untuk itu kami tinggal di sebuah apartemen yang lumayan dekat dari sekolahku

NORMAL POV

"Luka-chaaan!"

Gadis berambut merah muda itu langsung memalingkan wajahnya kearah belakang. Bola matanya yang berwarna aquamarine, langsung menangkap sosok gadis berambut turquoise dengan kuncirnya duanya tengah berlari menghampirinya

"Lu..ka-chan, hah..hah kenapa kau kemarin tidak datang? Hah..hah" Tanya gadis itu yang masih terengah-engah

"hei, sebaiknya kau mengatur napas mu dulu, Miku" jawab Luka sembari mengelus pundak sahabatnya itu

Setelah gadis yang disapa Miku itu mulai merasa baikan, gadis itu pun mulai memberikan pertanyaan kepada Luka

"Kau kema…"

"Sebaiknya kita bicarakan di ruang OSIS saja" sahut Luka yang memutus pertanyaan Miku, seperti sudah tau apa yang akan gadis itu tanyakan padanya

CKLEK

Sang ketua OSIS langsung terdiam ketika memasuki ruang OSIS nya. Bola matanya menatap setumpukan es krim yang saat itu mulai meleleh dan mengenai setumpukan kertas putih yang berada tepat di sampingnya.

"Luka-chan ada apa?" Tanya Miku yang bingung dengan sikap sahabatnya itu

Lukapun dengan cepat langsung menghampiri meja yang diatasnya terdapat setumpukan kertas itu, tanpa memperdulikan pertanyaan Miku. Diambilnya kertas itu dan betapa kagetnya dia ketika melihat kenyataan bahwa tulisan di kertas putihnya itu sudah luntur dan kertas itu sudah dihinggapi dengan aroma vanilla

Merasa penasaran, Miku menghampiri Luka dan betapa terkejutnya dia ketika melihat hasil kerja kerasnya sebagai Sekertaris OSIS selama seminggu sirna dengan lelehan dari Ice cream

"BAKAITOOOOO!" teriak kedua gadis itu berbarengan

"Kita harus ke daerah E lagi" ucap Luka dengan singkat

"Eeee? Serius?!" Tanya gadis berambut blonde dengan pita putihnya, Bendahara OSIS, Rin Kagamine

"Ada apa?" Tanya pemuda bersurai ungu dengan membawa pedang katananya, Gakupo Kamui,

"Asikkk" Seru lelaki berambut kuning senang kembaran dari Rin, Len Kagamine,

Gadis bersurai merah muda tersebut memijat palanya sebentar sebelum membalas pertanyaan dari ketiga rekannya tersebut

"Proposal yang seminggu lalu sudah selesai dan tinggal kita berikan kepada kepala sekolah, rusak di karenakan MANIAK ICE itu" ucap Luka sembari menunjuk pemuda berambu biru, yang tengah kena amukan dari Miku

"jadi Kaichou ingin kita pergi kesana lagi?" Tanya Len penasaran

"Iya, kita semua"

"Hari ini?" Tanya Kaito

"Tentu saja, bodoh" jawab Luka dengan menahan emosinya

Rin dan Len langsung tertawa senang dikarenakan mereka tidak akan belajar matematika karena urusan OSIS. Sedangkan Gakupo menenangkan Kaito yang saat itu sedang merasakan aura menusuk dari Miku

"Miku bisakan kau menulis ulang proposal itu? Aku akan membuatkan surat izin untuk kalian semua" jelas Luka yang langsung di balas dengan anggukan Miku

"Jalan-jalan!" seru Len dan Rin senang

Miku yang saat itu duduk berdua dengan Kaito, mengeluarkan aura menusuknya yang langsung membuat Kaito tidak bisa berbicara sepatah katapun, sedangkan Gakupo sedang sibuk menggoda Luka dengan rayuan gombalnya yang langsung di tolak Luka dengan tegas.

Mereka berenam kini menaiki sebuah kereta menuju daerah E. Jarak untuk sampai ke daerah E, sekitar 30 menit. Waktu yang cukup buat mereka bersantai di kereta. Dengan berbekal uang, proposal dan hp mereka menuju daerah E, tanpa tau kejadian apa yang sedang menunggu mereka

"Kita sampai" ucap Luka

Sebuah rumah yang cukup sederhana langsung menyapa mereka berenam. Seorang lelaki paruh baya langsung keluar dari rumahnya dan mempersilahkan mereka berenam untuk masuk ke dalam rumahnya. Tidak butuh waktu lama, mereka berhasil mendapat tanda tangan dari pemilik rumah untuk menggunakan sebuah hutan yang berada di belakang rumahnya

"Terima kasih Pak, atas bantuannya" ucap mereka serempak sembari membungkukan badannya dan pergi meninggalkan pemilik rumah itu

"Hei, kenapa kita tidak menghabiskan waktu untuk berkelilling kota ini?" Tanya Gakupo yang tanpa sadar menginjak ekor dari anjing yang sedang tertidur di pinggir jalan

GRRRRRR!

"mmm, Gakupo senpai sepertinya kau melakukan satu kesalahan deh" ucap Rin yang agak menjauh dari Gakupo

Keempat temannya pun langsung mengikuti Rin dan menjauhi Gakupo. Rupanya pemuda berambut ungu itu belum menyadari kebodohannya sebelum sang anjing menggonggong dan mengerang di sampingnya. Dengan perlahan, pemuda itu mundur beberapa langkah sebelum lari menghampiri teman-temannya. Mau tidak mau mereka berenam akhirnya lari menghindari kejaran anjing itu

"Gakupo BODOH!" teriak Luka kesal sembari terus berlari

Mereka berenam tanpa sadar sampai ke sebuah pabrik yang sudah tidak terpakai. Sembari mengatur napas mereka kembali, mereka pun mengamati tempat yang ada di sekitar mereka

"Kita dimana?" Tanya Kaito sembari terus memperhatikan tempat itu

Sebuah pabrik tua, yang di sekitarnya sudah ditumbuhi oleh rumput-rumput liar. Tidak ada tanda-tanda bahwa pabrik ini di tempati oleh seseorang. Matahari pun sepertinya sudah mulai lelah untuk menampakan cahaya nya

"Sebaiknya kita pergi dari tempat ini" ucap Miku tiba-tiba

"tunggu!" sahut Luka yang saat itu sedang mengintip sesuatu di balik jendela pabrik yang mulai pecah

Mereka berlima menghampiri sang ketua OSIS yang saat itu sedang fokus mengamati sesuatu

"Lihatlah" ucap Luka dengan menurunkan nada suaranya

Mereka berlimapun ikut memperhatikan apa yang Luka lihat. Di dalam sana terlihat dua kelompok yang sedang melakukan suatu transaksi. Di sebelah kanan kelompok tersebut berpakaian baju kerah putih yang di balut dengan jas hitam, tidak lupa dengan kaca mata hitamnya, dan di sebelah kiri kelompok itu berpakaian pakaian biasa. Kesamaan dari kedua kelompok itu ialah sama-sama membawa senjata api

'Bagaimana? Apa kau terta_' ucap salah satu pria dengan samar-samar sembari menunjuka sesuatu dari balik koper hitamnya

"Ini perdagangan narkoba" cetus Gakupo tiba-tiba

Miku yang mendengar perkataan Gakupo, langsung mengeluarkan handphone nya dari dalam sakunya dan mengklik 'video' di handphone nya

"Miku apa yang kau lakukan?" ucap Luka pelan

"Biarkan ini sebagai bukti dari kejahatan mereka" jelas Miku pelan

'Jadi kau sudah menyebarkan ini ke daer_? Apa X ter_kap? Sial! Bunuh saja _, supaya tidak memba_kan ra_ kita' ucap salah satu dari mereka terputus putus

"umm Miku, apakah kau sudah selesai?" Tanya Rin dengan takutnya

Melihat Rin yang ketakutan, Miku pun mengklik 'stop'dan memasukan kembali handphone nya ke dalam saku dan tersenyum lembut ke arah Rin

"Ayo, kita pulang"

Tanpa disadari tangan Rin tidak sengaja menyenggol tumpukan kaleng yang berada di sampingnya dan langsung membuat kaleng tersebut berjatuhan dan menimbukkan suara

'Bos ada penyusup!' ucap salah satu anak buah dari kelompok orang berpakaian jas hitam

'Habisi mereka!' perintahnya

Tanpa basa basi para anak buah dari masing-masing kelompok keluar dari pabrik dan menghempaskan beberapa peluru dengan asalnya

Rin yang ketakutan tidak bisa berlari membuat gakupo menggendong gadis itu pergi. Mereka berlima pun berlari menjauhi pabrik itu dengan sangat cepat tanpa berani menolehkan wajah mereka ke belakang

"kesini!" sahut Kaito cepat di sebuah tikungan

Tikungan yang menuju stasiun kereta dipenuhi banyak orang, membuat mereka sedikit merasa lega. Dengan cepat mereka membaur sebagai masyarakat dan langsung mencari kereta pulang.

Dengan hati-hati, Luka menolehkan wajahnya ke belakang dan melihat mereka sudah tidak diikuti lagi

JPREET

'Gadis ini lumayan juga, anak sekolah rupanya. Cih, kalian tidak akan bisa kabur dariku' guman seorang lelaki berambut putih, bola matanya yang berwarna merah menatap sebuah photo dengan diisi oleh gambar seorang gadis berambut merah muda yang menolehkan wajahnya dan kelima orang yang ada di depannya…

Akhirnya selesai juga untuk chapter 1, bagaimana? hmm, aneh kah?

Oh ya, karena aku baru disini, mohon bantuannya :D

See you next chapter!

RnR, please?