SASUKARIN FANFIC
NARUTO MILIK MASASHI KISHIMOTO
.
.
.
"Kau sedang apa?"
Karin Uzumaki menoleh ke sumber suara. Lalu cemberut melihat lelaki tinggi di hadapanya, Sasuke Uchiha.
"Kenapa kau ada di sini Sasuke?" tanya Karin berjalan menghampiri Sasuke. "Kau bilang sedang sibuk?"
Sasuke mengedikan bahu. "Aku baru saja selesai meeting di lantai empat."
Karin menganguk. "Lalu sekarang kau mau kemana?"
"Pulang."
Karin mengigit bibir, dia ragu-ragu membuka suara. "Maukah kau menemaniku ke suatu tempat?" tanya Karin menundukan kepala.
Kening Sasuke berkerut, dia mendengkus melihat tingkah gadis di hadapanya. "Kemana?"
Karin mendogak, binar di matanya tak sanggup ia tutupi. "Toko perhiasan," ucap Karin menatap Sasuke penuh harap.
"Kau mau apa kesana?"
Karin mengaruk belakang teliga. "Ada sesuatu yang ingin aku ambil. Tapi-" Karin ceberut. "Di sana ada Suigetsu aku tidak ingin bertemu denganya."
Terdiam beberapa detik, Sasuke menahan tawa. "Kenapa? kau belum bisa melupakanya." Sasuke terkekeh.
"Ish... kau ini. Tentu saja aku sudah melupakanya. Aku hanya malas bertemu dengan lelaki buaya itu," ucap Karin ceberut. "Kau tahu Sasuke-kun, Suigetsu itu terlalu kekanakan, dia mengirimi aku cokelat dam bunga setiap minggu. Membosankan."
Sasuke kian terkekeh mendenggar keluhan Karin.
"Jadi bagaimana kau bisa menemani tidak?" Karina menatap Sasuke penuh harap.
"Apa yang mau kau ambil di sana?" Karin cemberut lagi.
"Aku tidak tahu. Naruto yang menyuruhku."
"Dan kau mau saja?"
"Tentu saja tidak," ucap Karin cepat. "Naruto mengijinkan aku libur tiga hari tanpa potong gaji minggu ini." Karin terkekeh.
Mengelengkan kepala, Sasuke melangkah mendekati Karin. "Ayo, aku akan mengantarmu," ucapnya mengandeng lengan Karin.
Karin terpekik beberapa detik, lalu dia tersenyum malu dan berjalan mengikuti Sasuke. Wajah Karin merona, senang dan malu digandeng lelaki tampan yang menjadi salah satu pemuda paling di incar di Jepang.
"Aku mau mengambil pesanan Naruto Uzumaki," ucap Karin pada pegawai wanita yang masih terkejut dan terpesona melihat Sasuke Uchiha di hadapanya.
"Baik Nona," ucap Pegawai itu tergagap. Dia pergi ke salah satu etalase dan kembali dengan cepat. "Ini Nona."
"Ini apa? kalung apa Cincin?" tanya Karin ingin tahu sembari mengambil barang tersebut.
"Maaf Nona, Tuan Naruto tidak mengijinkan kami memberi tahu siapapun apa itu."
Aku mendengkus. "Sok gaya," ucap Karin. "Sasuke ayo kita pergi." Karin menepuk lengan Sasuke.
Sasuke menoleh sesaat, sebelum matanya kembali menatap etalase di hadapanya.
"Saya ingin melihat ini." Sasuke menunjuk cincin berlian cantik.
"Ehh... kau mau beli cincin juga," ucap Karin yang tak dijawab juga oleh Sasuke.
"Cantik untuk siapa?" tanya Karin dengan mata menatap kagum cincin berlian di tangan Sasuke. Andai Sasuke memberi cincin itu padanya, pasti dia akan menjadi wanita paling bahagia.
Karin memang menyukai bahkan mencintai Sasuke. Namun, apa daya, Sasuke hanya mengangapnya sahabat baik. Sakit memang, tapi Karin tak bisa melakukan apapun lagi.
Berkali-kali ia mendekat dan berusaha menjadi wanita ideal yang disukai Sasuke. Mengubah warna rambut, mencoba bersikap lemah lembut seperti sang sahabat Hinata Hyuga, akan tetapi percuma karena Sasuke tak melihatnya juga.
Sekarang Karin sudah pasrah, patah hati mungkin akan dia alami lagi saat tahu Sasuke menyerahkan cincin yang di belinya untuk kekasihnya.
"Kau mau melamar seorang gadis ya, siapa? Kenapa kau tak pernah memberi tahuku jika punya kekasih?" tanya Karin ingin tahu.
"Rahasia," bisik Sasuke.
Karin mematung, napas hangat Sasuke membuatnya merinding. Menelan ludah gugup, Karin bergeser sedikit menjauh. "Ohh... kau ini."
"Ayo."
"Eh... apa?" Karin mendogak menatap Sasuke tak mengerti.
"Pulang tentu saja." Sasuke menggeleng, lalu kembali mengandeng lengan Karin.
Karin mengigit bibir. Dia suka di gandeng Sasuke, tapi setelah tahu Sasuke akan melamar seorang gadis, ia jadi merasa sedih.
