Karakter mili Masashi Kishimoto
Maafkan typo yang bertebaran dan jalan cerita yang berantakan. Saya masih dalam tahap belajar.
BTW... DON'T LIKE DON'T READ.. Thank you ^w^
TIIIIINN!
"Arg.. DOBE!"
"Geez.. Calm down Teme.. Apa kau sangat merindukanku sampai kau tidak sabaran begitu?"
"Kau bilang apa?"
"Ayolah aku hanya bercanda. Jangan bunuh aku."
"Kau tau ini hari pertama dan kau menyeretku terlambat bersamamu." Gerutu pria bermata onix itu sambil terus memacu kendaraannya.
"Hey.. Kita masih punya 15 menit. Bukan masalahkan?" jawab pria bermata blue sapphire itu santai.
"Bukan masalah? Apa kau tidak lihat kemacetan didepan?"
"Teme.. Kalau kau terus menggerutu mukamu akan cepat keriput dan menjadi tua."
"Diamlah dobe. Selama aku bersamamu pasti aku menjadi lebih tua melebihi umurku akibat stress yang kau timbulkan." Ucap pria itu dingin dan memacu mobilnya tidak memperdulikan pria yang duduk disampingnya mulai mengumpat kesal akibat cara mengemudi menantang maut temannya itu.
"Urgh... Sialan kau teme.. Humpp.."
"Hanya begitu saja kau muntah? Lemah."
"Apa kau bilang?"
"Oh.. Kalian datang.. Hebat juga tidak terlambat."
"Jangan mengejek kami begitu Shikamaru."
"Kau berhutang padaku dobe."
"Berhutang apa?"
"Kalau bukan karena aku kau sudah terlambat."
"Teme.."
"?!" pria bermata onix itu terkejut saat seseorang tiba-tiba muncul dihadapannya.
"Ups.. Maaf.. Aku tidak melihat kalian."
"Kiba.. Bukankah aku sudah bilang untuk berlatih descending di belakang gedung?" ucap pria dengan rambut coklat tuanya.
"Maaf sergeant.." jawab Kiba cepat.
"Segera rapikan dan temui aku diruang rapat dalam 5 menit dan kalian anak baru ayo ikut aku. Kau juga Shikamaru"
"Baik."
"Sudah ada perkembangan, Konohamaru?" tanya pria yang menegur Kiba itu menghampiri pria yang tengah sibuk dengan robot penjinak bomnya.
"Ah.. Bos.. Hampir.. Masih ada bagian yang sedikit macet. Aku harap hari ini kita tidak perlu menurunkannya kelapangan."
"Rapikan semuanya dan temui aku diruang rapat dalam 5 menit." Ucap pria itu berlalu pergi.
"Siap bos." Ucap Konohamaru bergegas merapikan barang-barangnya.
-Ditempat lain, disebuah gedung apartement-
"Aino.."
"?! Ha.. Hagoro?! Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku kesini ingin menemuimu.."
"Bu.. Bukankah polisi sudah menyuruhmu untuk menjauh dariku dan tidak boleh mendekatiku?!"
"Ssshhh... Tenanglah.. Aku hanya ingin berbicara. Jangan membuat orang-orang menjadi curiga."
"Tidak.. Tolong! Siapapun tolong!" Ainopun berhasil melepaskan gengaman tangan Hagoro dilengannya dan dengan cepat berusaha pergi dari sana
"Aino! Kembali! Cepat kembali kesini! AINO!" Aino tidak sedikitpun mendengarkan panggilan dari Hagoro membuat pria itu tersulut emosinya.
DOR!
"Ini semua tidak akan terjadi kalau kau menuruti omonganku." Ucap Hagoro berlalu pergi meninggalkan Aino yang tertembak dipunggungnya.
-Diluar gedung-
"Terjadi penembakan. Tersangka seorang pria memakai jaket biru, berkulit putih." Terdengar suara dari walkie talke polisi yang berlalu lalang didekat gedung mencari tersangka yang membuat keributan di gedung apartement itu.
"Tuan.. Hei! Berhenti!" seorang polisi yang melihat seorang pria melintas dengan ciri-ciri yang sama dengan yang dideskripsikan mencoba menghentikan pria tersebut.
"Menjauh atau aku bolongi kepalanya!"
-ruang rapat-
"Baiklah.. Ini dia anak baru yang aku bicarakan pada kalian kemarin. Silahkan perkenalkan diri kalian."
"Aku Namikaze Naruto. Mohon kerja samanya." Ucap pria berambut kuning itu membungkuk.
"Sasuke. Uchiha Sasuke. Mohon kerja samanya." Kali ini pria berambut hitam itu menyapa dengan dingin.
"Baiklah.. Itu Shikamaru keahliannya mencari solusi terbaik. Lalu yang disana Konohamaru ahli bom segala sesuatu yang berhubungan dengan elektronik. Kiba jago menyusun surprise elemen yang dibutuhkan. Lalu... Dimana dia?"
"A.. Ups.. Apa aku terlambat?"
"Sakura.. Kenapa kau terlambat?"
"Aku dipanggil atasan tadi. Mafkan aku." Ucap gadis berambut pink itu cepat-cepat meminta maaf.
"Hah.. Sudahlah. Duduklah. Dia sniper terbaikku. Baiklah kita mulai penentuan posisi hari ini." Ucap Yamato membiarkan ketiga orang itu duduk.
"Snipers : Sakura.. Sierra 1. Kiba.. Sierra 2. Baiklah.. Silahkan persiapkan semuanya." Ucap Yamato santai meninggalkan ruangan itu.
"Sakura lagi? Apa ini hari Sakura? Maksudku ini sudah 5 kali berturut-turut dia menjadi Sierra." keluh Kiba.
"Setiap hari adalah hariku Kiba." Ucap Sakura tidak peduli.
"Sakura. Pesananamu."
"Nice.. Terima kasih Shikamaru." Ucap Sakura cepat saat menerima bingkisan yang cukup berat dari Shikamaru.
"Apa lagi yang kau pesan kali ini? Tanya Kiba menghampiri Sakura yang tidak peduli.
"Owh.. Ini? Mainan baruku." Ucap Sakura tersenyum puas.
"Glock 20 dan Desert Eagle.. Wow kenapa aku tidak kaget." Ucap Kiba memegang salah satu mainan baru Sakura itu.
"Hey.. Itu bayiku. Perlakukan dengan respect." Ucap Sakura menggetak kepala Kiba yang memegang asal pistol itu.
"Aww.. Mudah-mudahan kau segera menggunakannya." Ucap Kiba.
"Jangan berdoa tolol begitu. Ini masih baru aku tidak akan menggunakannya dihari pertama ia aku sentuh." Ucap Sakura berdiri.
"Hoo.. Jadi itu alasan kau tidak membawa Armatix iP1 dan FN Five-seven gunmu hari ini." Ucap Kiba melihat Sakura yang memasukkan kedua pistol tadi di tas pistol yang terikat dipaha kanan dan kiri Sakura.
"Ada masalah?"
"Tidak-tidak... Ayo kita harus kebawah sekarang dan mempersiapkan semuanya." Ucap Kiba merangkul pundak Sakura menyeretnya ikut.
"Mereka sedekat itu?" ucap Naruto melihat dari belakang.
"Huh? Kenapa? Cemburu?" komentar Shikamaru santai.
"Tidak."
"Hah.. Mereka sudah lama berteman." Ucap Konohamaru lagi.
"Ah.. Aku benar-benar melupakanmu."
"Kau jahat sekali aniki."
"Aniki?" tanya Sasuke bingung.
"Ah.. Dia adik kelasku dulu. Sudah aku anggap seperti adikku sendiri." Terang Naruto.
"Argh.. Tidak bisakah kau mengurus senjatamu sendiri?" gerutu Sakura yang memasukkan sniper gun milik Kiba, sedangkan Kiba sibuk menghitung lagi senjata yang mereka bawa.
"Aa. Apa kau sudah melemah sekarang?" pancing Kiba.
"Kau ingin mati rupanya." Ucap Sakura dengan senyumnya.
"Katakan itu sebelum kau meninju ginjalku." Ucap Kiba pelan sambil menahan sakit.
"Tim 1 let's settle up! We've got a call. Let's suit up!" terdengar suara Yamato melalui pengeras suara bersaman dengan suara sirine yang membuat keenamnya bergegas melengkapi barang yang dibutuhkan.
"Baiklah.. Scope?" ucap Sakura mulai mendikte barang-barang mereka
"Check" jawab Kiba.
"Shields" Shikamaru yang berdiri didekat sana ikut mengecheck barang mereka agar lebih cepat selesai
"Check" jawab Kiba
"Range Finders." Sakura kembali fokus dengan daftarnya.
"Check." Jawab Kiba.
"Rams."
"Check."
"Hmm.. Baton Rams. Pepper Sprays. CS Gas." Tanya Sakura cepat.
"Check. Check. Check." Jawab Shikamaru cepat.
"Remmy." Ucap Kiba yang kemudian menjauhi pintu bagasi mobil itu.
"Check." Ucap Shikamaru kemudian bersiap menutup bagasi mobil itu.
"Lip balm!" ucap Sakura melihat Kiba memakai lip balm dengan santai.
"Check." Jawab Kiba santai.
"Rookies!" ucap Sakura melihat kedua anak baru itu yang hanya bisa diam mematung melihat senior mereka yang sibuk mengisi kendaraan mereka.
"Check.. Come on." Ucap Konohamaru mendorong keduanya untuk segera menaiki mobil.
-Skip time. Di tempat kejadian-
"Sakura.. Kiba.. bersiaplah diposisi kalian." Ucap Yamato segera setelah mereka turun dari mobil dan memasang ropi anti peluru dan membawa semua perlengkapan yang mereka butuhkan.
"Aku ke gedung di timur." Ucap Kiba mengambil tasnya.
"Aku utara." Ucap Sakura kemudian bergegas menuju gedung mereka masing-masing.
"Shikamaru, cover me." Ucap Yamato mulai membagi tugas dengan cepat.
"Got it."
"Konohamaru naik ke truck. You'll be my secondary." Lanjut Yamato.
"Baik." Ucap Konohamaru segera bergegas menuju mobil khusus untuk memantau.
"Rookies ikuti Konohamaru dan pelajari." Ucap Yamato yang jelas membuat kedua anak baru itu tidak senang.
"Kami hanya akan melihat saja?" ucap Naruto tidak senang.
"Ikut atau segera pergi dari sini." Ucap Yamato santai.
"Berhenti membuat masalah dobe." Ucap Sasuke mengalah walau ia sebenarnya sangat kesal.
"Sudahlah aniki.. Didalam juga tidak begitu buruk. Menjadi otak pergerakan untuk semuanya bukan hal yang buruk. Lagipula ini juga tanggung jawab yang besar." Bujuk Konohamaru saat mereka menaiki mobil itu.
"Urgh.. Aku butuh action." Ucap Naruto menduduki salah satu kursi.
"11:45 sergeant Yamato memulai negosiasi."
"Hufff.. Baiklah. Rookies berhenti mengeluh karena kami semua bisa mendengar kalian melalui earpiece ini." Ucap Sakura membuat kaget Naruto dan Sasuke. Untuk sesaat mereka lupa sedang memakai earpiece. (bukan earpiece yang super kecil yang dipakai agen spy ya.. Kalau yang kepo bisa searching earpiece motorola Hmn9039)
"Dari pada kalian berisik tidak jelas bantu Konohamaru." Sambung Kiba.
"Sasuke aku butuh data kecepatan angin." Ucap Sakura yang segera dikerjakan oleh Sasuke.
"Kecepatan angin 11 knot utara – timur laut. Daerah plaza terlindungi." Jawab Sasuke cepat.
"Hei.. Aku harus naik kelantai berapa?" kali ini Kiba ikut bertanya.
"Kiba-senpai lantai 15. Sakura-senpai lantai 10." Ucap Konohamaru cepat.
"Ah.. shit.."
"Ada apa Kiba-senpai?" tanya Konohamaru mendengar makian dari Kiba.
"Liftnya rusak. Aku harus naik menggunakan tangga darurat." Ucap Kiba mulai berlari menaiki tangga.
"Aku sudah di lift."
"Kalau kau sampai duluan semuanya ada ditanganmu Sakura." Ucap Kiba sambil terus berlari menaiki anak tangga yang seakan tidak ada habisnya itu.
"Baiklah.." ucap Sakura santai
-Dilapangan-
"Status saat ini?" tanya Yamato pada polisi yang berjaga.
"Dia keluar dari gedung setelah melakukan penembakan pada mantan istrinya."jawab polisi tersebut.
"Alasannya?"
"Entahlah. Salah satu saksi hanya melihat tersangka berusaha menarik mantan istrinya dan terjadi penolakan. Sepertinya karena kesal ia melepaskan tembakan."
"Baiklah tim.. Kalian dengar itu. Jangan buat dia semakin marah." Ucap Yamato berjalan santai mencari tempat yang cukup dekat untuk membujuk pria itu.
"Aku sudah diposisi. I've got the solution." Ucap Sakura setibanya diposisinya. Memasang tali pengaman mengingat ia harus berada dalam posisi tiarap diatas atap gedung serta melempar sembarang topinya agar tidak menghalanginya
"Baiklah.. Tunggu aba-aba dariku Sakura." Lanjut Yamato.
"Got it." Jawab Sakura memperhatikan pria itu melalui scope sniper gunnya.
"Hai.. Aku Yamato dari Strategic Response Unit. Aku tidak tau kau sangat emosi saat ini. Tapi aku harap kau bisa meletakkan senjatamu dan kita bisa bicarakan semuanya baik-baik tanpa ada yang terluka." Ucap Yamato mencoba membujuk pria itu.
"Menjauh dariku!"
"Konohamaru berapa lama lagi sampai Forensic psychology datang?" tanya Yamato.
"Sebentar lagi."
"Menjauh!"
"Bos.. Kau tau aku dalam posisi dan siap kapan saja." Ucap Sakura terus memantau.
"Tahan dulu Sakura."
"Aku sudah diposisi. Banyak warga yang berusaha mendekat. Sierra 1 dalam posisi yang bagus." Ucap Kiba yang baru saja sampai segera memasang tali pengamanya dan memantau menggunakan binocularnya.
"Copy that." Jawab Konohamaru masih berusaha mencari tau penyebab pria itu mengamuk.
"Hai Konohamaru.. Anak baru?" tanya seorang wanita berambut pirang dengan setelah jasnya memasuki truck pemantau itu.
"Ah.. Ino-san.. Yup."
"Yamato-san.. Talk to me." Ucap Ino langsung menghubungi Yamato.
"Akhirnya kau datang juga Ino. Ada info?" tanya Yamato
"Humm.. Kabar buruknya mantan istrinya tidak dapat diselamatkan karena luka tembaknya.. Lalu.. Pria itu bernama Hagoro. Pengangguran." Ucap Ino menjelaskan.
"Baiklah.. Hagoro-san.. Bagaimana kalau kau lepaskan wanita itu dan kita rundingkan semuanya secara baik-baik. Lihat dia, dia ketakutan." Ucap Yamato kembali membujuk.
"Tidak! Cepat menjauh atau aku akan membolongi kepalanya!" ucap Hagoro masih bersikeras sambil menodongkan pistolnya kekepala wanita itu.
"Sakura.." Yamato seakan memberi tanda untuk hal terburuk pada Sakura.
"Yamato-san.. Aku sudah melakukan analisa cepat.. Dari wajahnya sepertinya dia terlihat sangat tertekan dan marah. Ada sedikit penyesalan juga diwajahnya." Terang Ino lagi.
"Baiklah.. Terima kasih Ino."
"Bos.. Ada yang mendekat. Seseorang berusaha menerobos mendekati TKP." Ucap Kiba melihat seorang pria menerobos kerumunan orang dan mendesak masuk dengan tergesa-gesa.
"Naruto turun dan hentikan pria itu." Perintah Yamato.
"Baik." Ucap Naruto bergegas pergi.
"Tunggu apa lagi kalian! Cepat menjauh dari sini dan biarkan aku lewat!" ucap Hagoro tiba-tiba mengarahkan senjatanya kepada Yamato dan Shikamaru.
"Sasuke turun dan bantu Shikamaru! Sakura standby." perintah Kiba.
"Baik."
"Hei hei! Berhenti! Jangan mendekat! Ini sangat berbahaya!" ucap Naruto yang berhasil mencegat pria yang menerobos masuk itu.
"AYAH! HENTIKAN INI SEMUA!"
"Hei hei! Tenanglah." Ucap Naruto masih berusaha menenangkan pria yang berusaha menerobos itu.
"Ayah hentikan ini semua." Ucap pria itu.
"Kau siapa?" tanya Naruto berusaha mencari tau identitas pria itu.
"Aku Hyuga Toneri anaknya.. Tolong jangan sakiti ayahku. Dia hanya terlilit hutang dan tidak tau harus berbuat apa." Ucap pria itu.
"Aku mengerti tapi jangan mendekat. Ini berbahaya." Ucap Naruto berusaha mendorong mundur Toneri.
"Nyaris hah.." ucap Sasuke yang sudah mengambil posisi didekat Shikamaru yang berperan sebagai perisai bagi Yamato.
"Ayah hentikan ini semua!" pinta Toneri.
"Hei hei.. Tenangkan dirimu. Jangan mempersulit begini." Ucap Naruto mulai kewalahan.
"Apa yang kau lakukan disini?! Cepat pergi dari sini." Perintah Hagoro kesal.
"Bos.. Aku bersama anak dari pelaku saat ini." Ucap Naruto.
"Baiklah.. Kita bisa gunakan dia untuk membujuk ayahnya. Sakura kau dengar. Standby dengarkan aba-abaku." Ucap Yamato menekankan.
"Yup.. Got it." Ucap Sakura.
"Ayah hentikan ini semua." Pinta Toneri mulai menangis histeris melihat ayahnya bisa saja ditembak sniper kapan saja.
"Tidak.. Kenapa kau harus kesini! Harusnya kau diam saja!" hardik Hagoro mengarahkan pistolnya kearah Naruto dan Toneri.
"Hei hei.. Hagoro-san.. Hentikan.. Kau bisa melukai anakmu." Ucap Yamato berusaha mengalihkan Hagoro.
"Diamlah atau aku lubangi kepala wanita ini dan kepala anak buahmu!" ucap Hagoro mengarahkan pistolnya kearah Yamato sebelum akhirnya mengarahkannya kekepala wanita itu siap menembaknya.
"Scorpio!" ucap Yamato pelan.
"Tunggu Sakura jangan!" teriak Kiba melihat Toneri yang tiba-tiba berlari kearah ayahnya berusaha menghentikan semuanya.
DOR!
"Hah.. Hah.. Si.. Sial!" gerutu Sakura yang terlanjur manarik pelatuknya sebelum Kiba memberi tahunya. Sakura kemudian memastikan ulang berharap terjadi keajaiban dimana ia meleset.
"AYAH!"
"Hah.. Hah.. Sial."Gerutu Sakura yang langsung meninggalkan posisinya menyadari tembakanya tepat mengenai sasaran.
"Sakura.." Kiba hanya bisa memantau dari gedung diseberang. Melihat gadis itu hanya bisa duduk diam memangku senjata yang ia pakai untuk menembak tadi. Kiba akhirnya memilih turun melihat tim investigasi menghampiri Sakura.
"Ayo Sakura. Kau tau prosedurnya." Ucap pria berambut putih yang datang bersama satu bawahannya yang langsung mengambil sniper yang digunakan Sakura tadi serta tas yang berisi peralatan Sakura guna penyelidikan.
"Aku tau Jiraya-san." Jawab Sakura pelan kemudian mengikuti pria berambut putih itu turun.
"Sakura.." Kiba hanya bisa melihat Sakura digiring kemobil polisi untuk kemudian dibawa kekantor introgasi.
"Huff.." Sakura hanya bisa menghela nafas berat saat melewati mayat pria yang tadi terkena pelurunya serta anak dari pelaku yang tengah berbicara dengan Ino.
"Sakura.. Kerja bagus.." puji Yamato sebelum Sakura dibawa pergi.
"Apa yang terjadi?" tanya Naruto bingung.
"Itu sudah prosedurnya. Siapapun yang melakukan eksekusi harus melalui introgasi untuk memastikan itu memang tindakan yang benar dan terukur." Jawab Sasuke yang masih ingat dengan pelajarannya dulu.
"Kemasi barang-barang kalian." Perintah Yamato dingin.
-ruang introgasi-
"Sakura kau sudah tau prosedurnya.." ucap seorang wanita berambut pirang masuk bersama seorang wanita lain yang merupakan anak buahnya.
"Aku tau Temari."
"Hah.. Baiklah.. Vest.." mendengar itu Sakura segera melepaskan vest anti pelurunya dan memberikan kepada anak buah Temari.
"Check." Jawab anak buah Temari yang mengumpulkan dan memasukkan barang-barang yang disita kedalam kantong pelastik.
"Boots"
"Check"
"Kemeja."
"Check."
"Celana."
"Check."
"Apa-apaan ini. Bukankah aku bilang kalian tidak boleh memulainya sebelum aku datang?" ucap seorang pria memasuki ruangan itu marah besar.
"Santai saja. Mereka belum menanyaiku apa-apa. Baru menyita barang-barangku saja, Asuma-san." Ucap Sakura sambil memakai celana jins, jaket bombernya dan sepatunya.
"Introgasi ini akan selesai cepat." Ucap Asuma berusaha menghibur Sakura.
"Baiklah.. Ayo kita mulai." Ucap Jiraya yang tiba-tiba masuk membawa berkas Sakura.
"Tentu."
"Sakura.. Apakah menurutmu tindakanmu tadi sudah benar?" tanya pria itu.
"Tentu saja Jiraya-san. Aku mendengar kodenya dan aku harus menarik pelatuknya agar semua orang selamat." Jawab Sakura mantap.
"Baiklah.. Tapi apakah kau tidak melihat disana ada anak tersangka yang akan digunakan untuk membantu negosiasi?"
"Bila dia setuju membantu negosiasi dia tidak akan berlarian secara asal dan mendekati hotspotnya."
"Pada saat itu.. Situasi bagaimana?"
"Red dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berubah."
"Ayolah Jiraya-san kau sudah dengar rekamannya dan memang tidak ada kesalahan yang diperbuat disana." Kali ini Asuma yang bekerja sebagai pembela Sakura angkat bicara.
"Hah.."
-markas-
"Aku tidak tau kau sudah kembali."
"Hn.."
"Apa terjadi sesuatu? Kau baik-baik saja?"
"Tidak terjadi apa-apa Kiba. Terima kasih sudah mencemaskanku."
"Kau tau bisa bercerita apa saja padaku Sakura." Menatap mata Sakura dalam.
"Ini bukan apa-apa Kiba."
"Baiklah.."
"Ah.. Maaf aku tidak bermaksud mengganggu."
"Kau tidak mengganggu Konohamaru. Adaapa?" tanya Sakura menatap pria itu.
"Shikamaru-san mengajak kita minum. Pesta penyambutan anak baru." Terang Konohamaru.
"Hmm? Dan Yamato-san mengizinkan?" ucap Sakura tidak percaya.
"Yap. Selama besok datang dalam keadaan sadar dan siap bertugas." Ucap Kiba yang sudah tau tentang rencana itu.
"Baiklah. Hei Uchiha. Apa yang kau lihat." Ucap Sakura menadari Sasuke memandangnya sedari tadi.
"Ah.. Kalau kau memikirkan pakaiannya.. Pakaian itu disita saat introgasi jadi sudah sewajarnya dia memakai pakaian lain." Terang Kiba.
"Aku tau itu." Ucap Sasuke cepat.
"Kalau kau tau lalu kau menatap apa?" tanya Shikamaru menatap Sasuke yang wajahnya tiba-tiba berubah semerah tomat busuk.
"Jangan coba-coba Uchiha." Ucap Sakura singkat.
"Baiklah.. Ayo kita ketempat BBQ." Ucap Kiba bersemangat merangkul pundak Sakura untuk segera pergi.
"Hei! Berat tau!" keluh Sakura kesal.
"Ayolah.. Jangan pelit begitu." Ucap Kiba acuh.
"Mereka seakrab itu?" tanya Naruto menatap keduanya dari belakang.
"Yaa... Latar belakang mereka awal masuk memang jauh berbeda tetapi mereka masuk diakademi ditahuh yang sama." Ucap Shikamaru santai.
"Hmmm.."
"Ada apa? Kalian menyukainya?" tanya Konohamaru menatap Sasuke dan Naruto yang terus menatap Sakura dari belakang.
"Hah? Tidak!" ucap Naruto cepat.
"Hn.." ucap Sasuke memalingkan wajahnya.
"Menyerah saja. Kalian bukan orang pertama yang mencoba mendekati dia." Ucap Shikamaru.
-tempat BBQ-
"Sakura aku rasa sudah cukup untuk hari ini. Aku bisa dibunuh Yamato-san kalau sampai kau besok datang dalam keadaan mabuk berat." Ucap Kiba menatap Sakura yang sibuk mengisi gelasnya.
"Diamlah. Dia tidak akan berani.." ucap Sakura tidak peduli.
"Kalau sampai kau besok tidak masuk kami bisa dibunuh Yamato-san." Ucap Shikamaru berusaha menghentikan Sakura
"Tenanglah Shikamaru.. Dia membutuhkan sedikit pelepas stress." Ucap Sasuke berusaha menenangkan pria itu.
"Hah.. Terserah kau saja.. Tapi kalau sampai kau diamuk mereka berdua jangan banyak alasan ok?" hardik Shikamaru.
"Mereka jauh. Sakura juga butuh sedikit penyegar." Ucap Kiba acuh.
"Dia sudah mabuk berat. Sebaiknya hentikan dia dan lagi ini sudah malam." Kali ini Naruto ikut ambil andil.
"Hah.. Baiklah.. Sakura.. Ayo pulang.." ajak Kiba mengalah karena Sasuke ada benarnya juga.
"*Hick* Aku sayang kalian.. Jadi jangan marahi aku lagi." Ucap Sakura benar-benar sudah mabuk berat.
"Baiklah.. Sudah cukup minumnya nona muda. Ayo pulang." Ucap Kiba melihat Sakura mulai meracau segera menghentikan Sakura yang akan mengisi lagi gelasnya.
"Humm.. Gendong.. Aku tidak mau berjalan." Ucap Sakura merentangkan tangannya dengan imutnya membuat yang melihat takjub dan terpana.
"Hah.. Baik.. Ayo.." Kiba hanya bisa mengalah dan menggendong sahabatnya itu.
"Sudahlah.. Ayo pulang. Kalau Yamato-san tau jam segini kita masih diluar dan minum sebanyak ini kita akan dibunuhnya." Ucap Shikamaru menatap sisa timnya.
"Baikk.." jawab semuanya kompak.
"Kami duluan." Ucap Kiba keluar dari tempat itu.
"Apa? Mereka tinggal diapartement yang sama." Ucap Shikamaru cepat melihat tatapan Sasuke dan Naruto.
"Baiklah.. Ayo pulang dan beristirahat." Ucap Konohamaru saat mereka akan berpisah.
"Ya.. Hati-hati dijalan kalian." Ucap Shikamaru.
TBC
