"No Title"
.
.
Kwon Soonyoung
Lee Jihoon
.
.
.
"Soon, berhenti memainkan rambutku! Kau membuatnya kusut Kwon!" seorang yeoja mungil bernama Lee Jihoon itu memajukan bibirnya kesal sembari menjauhkan tangan nakal namja yang sedang terkekeh gemas dan tetap kukuh memainkan rambutnya.
Saat ini dia sedang tiduran dengan paha Soonyoung sebagai bantalnya. Awalnya mereka berencana menonton, tapi tangan nakal Soonyoung yang memainkan rambutnya membuat Jihoon jadi tidak bisa konsentrasi pada film yang sedang tayang di layar televisi di hadapan mereka.
Melihat ekspresi Jihoon saat ini sungguh membuat si namja yang bernama Kwon Soonyoung itu ingin mencubit gemas pipi bulat si yeoja yang kini tengah merona karena si yeoja sedang kesal.
"Ji, bukankah aku sudah bilang kalau rambutmu ini membuat gemas? Rambut pink permen kapas dan si mungil Jihoon benar-benar perpaduan sempurna untuk membuatku ingin memakanmu sayang" Soonyoung tersenyum dan menggigit pipi pink Jihoon. Benar-benar digigit.
"Appo Soonyoung-ah..." Jihoon mengusap pipinya yang baru saja digigit Soonyoung.
"Ah, maafkan aku sayang. Aku tidak bisa menahan diriku.." Soonyoung mengusap pipi Jihoon lembut kemudian mengecupnya.
"Sudah tidak sakit lagi, kan?"
"Eum, sudah tidak sakit..." Jihoon merubah posisinya, menghadapkan wajahnya ke perut Soonyoung dan memosisikan dirinya senyaman mungkin.
"Sudah mengantuk, eoh?" tanya Soonyoung sambil mengelus sayang rambut halus Jihoon. Mendapatkan jawaban berupa anggukan dari yang ditanya, Soonyoung kemudian mendudukkan Jihoon dan menggendongnya. Membawa yeoja itu ke kamar mereka.
Setelah diturunkan dengan lembut dari gendongan Soonyoung, Jihoon menyamankan posisinya di kasur mereka. Mengikuti pergerakan Soonyoung hingga merebahkan diri disampingnya dan mendekatkan dirinya pada Soonyoung, minta dipeluk.
"Ada apa Ji? Tumben sekali hari ini kau sangat manja, apa terjadi sesuatu?" ucap Soonyoung seraya mengecup singkat pucuk kepala Jihoon. Jihoon hanya diam, tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Soonyoung.
"Soon, tadi siang eomoni menelepon," Soonyoung hanya diam, menunggu kelanjutan perkataan Jihoon, "eomoni bertanya, kapan dia akan menggendong cucu..." lanjut Jihoon kemudian menenggelamkan wajahnya ke dada Soonyoung.
Soonyoung terdiam, memproses ucapan Jihoon. Dia terkekeh kecil begitu otaknya selesai mencerna perkataan Jihoon kemudian mengecup gemas puncak kepala gadis yang berada di dekapannya.
"Lalu kau jawab apa Ji?"
"Aku bilang saja kalau kau terlalu sibuk, memperhatikanku saja kau jarang apalagi jika nanti ada anak kita, kau pasti akan lebih memperhatikannya" Jihoon mengerucutkan bibirnya kembali begitu mengingat kejadian tadi siang.
"Apa kata eomma mendengar jawabanmu?"
"Eomoni hanya tertawa. Lalu eomoni bilang kalau dia terlalu terburu-buru minta cucu. Setelah itu eomoni bilang tidak perlu buru-buru punya anak, nikmati saja dulu masa bulan madu kalian... Begitu Soon" kata Jihoon sambil menatap manik gelap Soonyoung.
Soonyoung balik menatap Jihoon, mendekatkan wajahnya dan mencium bibir pink tipis Jihoon kemudian tersenyum lembut pada Jihoon. Senyuman yang membuat Jihoon merona.
"Eomma benar sayang, tidak perlu buru-buru. Kita ini pengantin baru, jadi kita harus menikmati momen kita berdua dulu. Setelah siap nantinya baru kita tambah anggota baru di keluarga kecil kita..." ucap Soonyoung seraya menatap manik Jihoon lekat.
"Iya, kau benar Soon..." Jihoon kembali menenggelamkan wajahnya pada dada Soonyoung. Soonyoung kembali mengelus lembut rambut Jihoon.
"Sekarang tidurlah Ji, aku mencintaimu" bisik Soonyoung pada telinga Jihoon.
"Aku juga mencintaimu Soon" jawab Jihoon.
Mereka memejamkan mata dan beberapa saat kemudian hanya terdengar helaan nafas halus dari mereka. Mereka terlelap dengan saling berpelukan erat.
Kkeut
