Disclaimer: Kuroko no Basket bukan punya saya. Koganei-nya doang yang punya saya.
Warning: Typo, OOC karena Aomine kurang songong, Bahasa berantakan, Bikin galau atau malah gak bikin galau sama sekali.
Pairing: AoKuro
Summary: Ketika ia ditinggalkan seseorang yang berharga, bahkan seorang bayangan pun akan menitikkan air mata.
Tears
Aku tidak tahu, apa yang kuperbuat salah? Bagian mana yang cela dari perbuatanku selama ini? Apa aku berubah? Apa tanpa sadar aku menghancurkan kebahagiaan kita yang dibangun perlahan?
Aku tetap aku. Aku masih Kuroko Tetsuya. Aku masih tidak terlihat dan tidak menarik seperti biasanya. Kau juga masih kau. Masih Aomine Daiki yang sama. Kau tetap seperti biasanya dengan tembakan yang tak pernah meleset dan kecepatan yang luar biasa. Kita masih sama. Lalu mengapa kau mengubahnya?
Ah, aku tahu. Bukan aku yang berubah, tapi kau. Cahaya di matamu saat bermain basket meredup. Senyummu ketika menembakkan bola memudar. Kamu berubah. Kamu menjadi terlalu arogan hingga itu mengambil cahaya di matamu. Dan perlahan, melahap cahaya yang kau pancarkan untukku. Hingga tanpa kusadari, kau sudah bukan Aomine Daiki si cahayaku. Kau Aomine Daiki, yang walaupun semua orang melihatmu sebagai atlit yang bersinar, bagiku cahayamu sangat redup.
Kukira perubahanmu cuma sebatas itu. Kukira itu cuma perasaanku. Kukira aku bisa terus bermain dan berpura-pura tidak ada yang salah. Hingga suatu hari kau berkata padaku di saat langit berwarna merah.
"Oi Tetsu, aku tidak merasa perlu partner lagi."
Aku terhenyak. Lidahku kelu. Semua pertanyaanku pudar ketika mereka mencapai mulutku. Aku hanya berdiri di depanmu, dengan mata nanar yang dingin. 1 detik, 2 detik, 5 detik, 30 detik, 1 menit, hingga kau berbalik dan pergi. Meninggalkanku yang tertohok kenyataan mengerikan yang kuketahui akan datang namun terus kutepis dari pikiranku.
Namun beginilah adanya. Aku, Kuroko Tetsuya. Nomor 15 tim basket Teikou. Si bayangan. Phantom sixth player. Atau apalah sebutanku, Ditinggalkan oleh cahayanya dan berdiri mematung hingga langit sewarna dengan rambutnya. Aku terhuyung dan memegang dadaku, airmata mulai meleleh di pelupuk mata.
Sakit, Aomine-kun. Kata-katamu sakit.
Aomine-kun, apa nama rasa ini?
Tes.
Aomine-kun, ini lebih dari sakit!
Tes.
Ayo Aomine-kun, kembalilah sambil nyengir. Kembalilah dan bilang kau bercanda.
Tes.
Ayo! Berlarilah kembali dan berkata, "Eh? Tetsu? Oi jangan nangis, aku cuma bercanda, aku tak akan meninggalkanmu! Aku janji."
Tes.
Lalu kepalan kita akan beradu,
Tes.
Lalu kita beli milkshake vanilla
Tes.
Aomine-kun, kenapa kau tak kembali?
A/N: Halo, Fei disini. Yeay akhirnya fic ini saya publish juga ; w ;. Ini fic pertama author jadi ya maklum kalo angstnya gak kerasa sama sekali. Maaf juga kalo kependekan (377 kata) Anyway, sebenernya author gak ngeship AoKuro tapi kata temen di twitter ( akashiiit) kayaknya mereka pas banget buat keadaan begini jadi yaudahlah. Special thanks juga deh buat Tara yang mendorong gue buat nulis fic angst sekaligus pembaca pertama! Tengs ya dek kamu gaul deh muah /plok.
Ehm, jadiiiii reviewnya ditunggu ya, sekalian kalo masih mau galau baca blog author aja .com ohoho isinya ginian semua.
