WELCOME BACK HAE~

.

Author :

Meyla Rahma

.

Pairing :

Only HaeHuk

.

Cast :

Lee Donghae

Lee Hyukjae

.

Genre :

Romance

.

Special for :

Lee Herieun / Rina Anwar VioledhFkm

.

WARNING..!

.

NC-21

NO BETA = TYPOS

BOYS LOVE / BOY x BOY

.

This Story is already publish on my Own Blog

.

All Cast Is Not Mine.

They owned by themselves and God.

I just lend their name for the necessity of story.

But this Story is MINE.

.

.

Let's Begin

.

.

"Hae~ Ku mohon, tak ada kah ide lain? Aku akan melakukan 'hal' lain selain yang satu itu,"

"Ani. Aku tak ingin hal yang lain selain itu, Hyukkie,"

"Tapi Hae,-"

"Aku tak menerima penolakan, baby. Kau ingatkan kalau besok adalah kepulangan ku ke Korea? Apa kau tak merindukanku?"

"Tentu saja aku merindukan mu Hae. Tapi tak bisakah kau menyuruhku melakukan hal lain?"

"Aku hanya ingin kau melakukan hal yang ku inginkan tadi, baby. Dan aku tak menerima alasan apapun. Arraseo?"

Pippp~

"Yah, Lee Donghae.!"

Eunhyuk menatap ponselnya kesal. Sang kekasih – Lee Donghae – baru saja memutuskan sambungan telepon di antara keduanya secara sepihak. Saat ini sang kekasih tercinta tengah berada di Jepang. Sudah hampir 3 bulan namja yang menjadi pujaan hatinya itu berada di Negeri Sakura tersebut untuk mengurusi bisnisnya.

Dan tinggal lah Eunhyuk sendiri di apartement mewah di kawasan Gangnam yang di beli Donghae atas nama dirinya. Eunhyuk dan Donghae telah mendedikasi diri sebagai sepasang kekasih sejenis semenjak 2 tahun yang lalu. Jangan tanya kenapa mereka memilih melakoni hubungan yang tak biasa itu. Cinta adalah jawaban mutlak yang akan menjawab jutaan yang pertanyaan ada.

"Dasar ikan pabbo, bagaimana bisa aku mau menjadi kekasihnya selama ini?" gumam Eunhyuk sembari meraih hoodie yang tersampir di pinggir sofa.

Namja bertubuh skinny itu melangkah menuju pintu untuk keluar. Ia melangkah pergi meninggalkan apartementnya untuk membeli sesuatu yang di inginkan sang kekasih untuk menyambut kepulangannya besok. Eunhyuk lebih memilih pergi menggunakan mobil Audi AX 5 yang ia beli saat masih bekerja dulu.

Eunhyuk adalah seorang supervisior sebuah perusahaan tekstil terkenal di Korea. Sedangkan sang kekasih Donghae adalah seorang General Manager sebuah perusahan otomotif. Takdir mempertemukan keduanya dalam sebuah bazaar di tengah kota. Dan seiring berjalannya waktu keduanya sepakat untuk menjalin hubungan.

Semenjak menjalin hubungan dengan Donghae, Eunhyuk tak lagi di perbolehkan namja pecinta ikan itu untuk tetap bekerja seperti sebelum mereka berpacaran. Dengan satu alasan yang – menurut Eunhyuk – sangat tak masuk akal.

Kau hanya milik KU.

Satu kalimat yang selalu membuat Eunhyuk memutar bola matanya malas. Sikap posesif yang di miliki Donghae kadang membuat kepala Eunhyuk terasa pening. Walau dirinya sendiri tak memungkiri jika ia suka dengan setiap perlakuan Donghae yang begitu lembut padanya. Entah kenapa wajah Eunhyuk tiba – tiba memanas saat mengingat sentuhan Donghae terhadapnya.

"Aish, kenapa aku jadi pervert begini sekarang. Lee Donghae, semua ini karena mu," gerutu Eunhyuk sembari menggeleng – gelengkan kepalanya kasar.

Eunhyuk memakirkan mobilnya di sekitar pertokoan di daerah Itaewon tempat yang memang di tujunya. Kaki – kai jenjangnya melangkah memasuki sebuah toko garment store. Dan seorang pramuniaga menyapanya dengan ramah.

"Selamat pagi, apa ada yang bisa saya bantu, tuan?" sapa seorang yeoja ramah.

"Ah ya, bisakah kau memberiku sebuah um, , apron, noona?" tanya Eunhyuk ragu.

"Apron? Tentu, mari ikut dengan saya," ujar yeoja itu sembari melangkah masuk.

Eunhyuk mengikuti langkah yeoja penjaga toko itu yang kini tengah melangkah di depannya. Keduanya kini telah berada di sebuah sudut toko yang menjajar berbagai macam t-shirt dan apron untuk memasak.

"Cha, anda ingin mencari apron seperti apa, tuan?" tanya sang pramuniaga.

"Molla. Yang terpenting apron itu fit dengan badan saya," ujar Eunhyuk.

Yeoja itu nampak mengangkat sebelah alisnya. Pertama, ia cukup bingung dengan kedatangan Eunhyuk. Oke, namja skinny itu adalah pembelinya. Namun, namja yang berusaia kira – kira 27 tahun itu memintanya untuk memberikan sebuah apron. Awalanya ia pikir Eunhyuk akan memintanya untuk merekomendasi pakaian casual yang memang sedang trend saat ini. Tapi, sebuah apron?

"Saya bisa merekomendasikan apron kuning ini untuk anda, tuan," yeoja itu mengambil sebuah apron yang memiliki bordiran tulisan Welcome back dari deretan sejenisnya,

"-warnanya cukup meld dengan aura anda, , , saya rasa," sembari berujar dan tersenyum lembut.

Eunhyuk sedikit berjengit, "A-aura saya?"

"Nde, aura dari diri anda. Bagiamana? Apa rekomendasi saya di terima?" tanya pramuniaga itu – memastikan.

"Arraseo. Kurasa yang ini cukup bagus dan fit untuk badan saya," Eunhyuk membolak balik apron yang kini berada di tangannya dan tersenyum tipis melihat bordiran dia atas kain itu,

"-tolong bungkus yang ini," sebelum kemudian setuju untuk membelinya.

Eunhyuk meraih bungkusan apron yang ia beli dan keluar dari toko itu setelah membayarnya di kasir. Namja berkulit milky itu kembali menghentikan laju mobil mewahnya. Kali ini ke sebuah supermarket yang tak jauh dari letak apartment nya. Eunhyuk masuk ke toko serba ada itu dan kembali dengan dua kantung berisi bahan makanan di kedua tangannya.

Lelaki yang akan memasuki usia kepala 3 untuk dua tahun ke depan itu kini telah sampai di apartment nya. Meletakkan semua bahan makanan di atas pantry dapur, dan mulai berkutat dengan semua bahan makanan yang tadi ia beli. Sejenak ia tersenyum sembari mencuci beberapa sayuran di tangannya.

Detik selanjutnya, ia meraih ponselnya yang berada di saku dan mendial seseorang di seberang sana.

'Yeoboseyyo~'

"Ah anneyeong, Kyu~ Apa besok kau sibuk?" tanya Eunhyuk sembari menata sayuran ke dalam kulkas.

'Ani hyung. Wae?'

"Geurae? Tidak, hyung hanya mau minta tolong bisa kah kau jemput Donghae di bandara besok jam 11?"

'Si ikan akan pulang hyung?'

"Yah! Dia itu lebih tua darimu, Kyu. Dia besok akan pulang. Dan aku tak bisa menjemputnya. Bisa bantu hyung kan?" tanya Eunhyuk – memastikan.

'Dia itu hanya menang jumlah umurnya dariku, hyung~ Selebihnya aku jauh lebih dewasa darinya,'

"Aish, terserah kau. Bagaiamana? Kau bisa?"

'Arra, aku akan menjemput ikan kesayanganmu itu besok,'

"Yah.! Tak bisakah kau sopan sedikit. Dia itu ju-"

Pipp~

"YAH.! Cho Kyuhyun.!"

Eunhyuk menatap geram ponselnya. Kyuhyun – sepupunya – itu telah mematikan sambungan telepon di antara keduanya. Baru sehari dia sudah mendapat dua kali perlakuan yang sama. Tadi oleh kekasihnya. Dan sekarang oleh evil berkedok seorang maniak game.

"Hahhh~ Setidaknya satu urusan sudah teratasi," sebuah senyum atau lebih tepatnya seringai tercetak di bibir plum Eunhyuk sembari melangkah pergi dari dapur.

Eunhyuk berjalan menuju kamarnya dan duduk berselonjor di ranjang King size nya setelah sebelumnya meraih sebuah buku yg tergeletak di atas meja kecil di samping tempat tidur. Sebuah buku bertuliskan,

How to make your partner going crazy during Making Love

Sebuah senyum yang lagi – lagi lebih pantas disebut seringai, terukir manis di bibir Eunhyuk.

'Kau akan menyesal karena meninggalkan ku demi pekerjaan bodohmu itu, Hae~'

.

.

.

. . . ~Next day~ . . .

.

Donghae baru saja keluar dari bandara bersama dengan Kyuhyun. Ada sedikit rasa kecewa mengingat bukan kekasihnya – Eunhyuk – yang menjemputnya. Ia masih berkutat dengan pemikirannya hingga tak menyadari jika ia telah sampai di kompleks apartment nya.

"Sampai kapan kau mau berada di sini, hyung?" ucap Kyuhyun – menyadarkan lamunan Donghae.

"Huh?"

"Kita sudah sampai. Apa kau tak mau turun?"

"Ah ya, mianhe," Donghae melepas seatbelt nya, "-kau tak ingin mampir Kyu?"

"Ani. Aku ada janji bertemu dengan Siwon hyung." ucap Kyuhyun sembari turun dari mobilnya dan membantu Donghae yang tadi sudah keluar terlebih dahulu untuk menurunkan kopernya yang berada di bagasi.

"Kau masih berhubungan dengannya?" tanya Donghae memastikan.

"Bukan aku yang mau dengannya, hyung. Tapi-"

"Dia yang memaksa mu?" potong Donghae sembari tersenyum jahil.

"That's right," timpal Kyuhyun malas – dan kembali masuk ke dalam mobilnya.

"Kurasa dia memang benar – benar menyukaimu, Kyu. So, why not?"

"Tapi aku tak ingin dia yang jadi dominan, hyung," ujar Kyuhyun dari balik kaca mobilnya – lesu.

"Terima saja, Kyu. Hitung – hitung mencoba pengalaman menjadi bottom," ucap Donghae sembari mengangkat kopernya dan melangkah meninggalkan Kyuhyun yang masih cengo – memproses omongannya.

1 detik.

3 detik

5 detik

"Yah! Lee Ikan..!"

Teriakan menggema dari Kyuhyun hanya bagai angin lalu bagi Donghae yang kini melambaikan tangannya tanpa berbalik menatap namja yang 3 tahun lebih muda darinya itu. Donghae masuk ke dalam lift dan menekan angka 7 – dimana apartement nya berada. Dan sekarang ia tengah berada di depan pintu apartment nya lalu menekan beberapa angka – password.

Piip~

Cklek

"Chagiya~"

Teriakan Donghae menggema di ruangan yang telah menjadi tempat tinggalnya bersama sang kekasih beberapa tahun belakangan ini.

"Eoddigaseo..?"

Donghae melangkah menuju dapur dan mendadak berhenti di tempat saat obsidian nya menatap sesosok makhluk indah yang tengah berkutat di pantry.

"Ch-chagi?"

Donghae mendekati sosok yang tak lain adalah Eunhyuk yang tengah tersenyum manis kearahnya, dengan suara tergagap dan langkah yang sedikit terseok. Lupakan koper yang ia tenteng sedari tadi yang justru kini tergeletak tak berdaya – di tinggal sang pemilik.

"Kau sudah datang, Hae?" Eunhyuk melangkah keluar dari lingkup pantry dan mendekat ke arah Donghae.

"Ch-chagi, kenapa ka-"

"Wae? Bukankah ini yang kau mau?" Eunhyuk tersenyum tipis.

Donghae hanya mampu menatap Eunhyuk tak berkedip. Kalian penasaran ada apa? Mari saya jelaskan. ^^

Eunhyuk saat ini tengah berdiri di hadapan Donghae dengan hanya mengenakan sebuah apron kuning yang kemarin ia beli. Sekali saya ingatkan, hanya mengenakan apron tanpa pakaian lain yang melekat di tubuhnya. Tentu hal itu membuat Donghae leluasa melihat kulit putih tanpa celah milik Eunhyuk yang langsung terekspose di depan matanya.

Bukan hanya itu, dua benda merah muda yang begitu menggoda – terutama bagi Donghae – yang berada di dada Eunhyuk, juga ikut terekspose dengan indahnya(?). Mengingat apron itu hanya menutupi daerah privat Eunhyuk karena benda yang sering di pakai saat memasak itu adalah versi low untuk bagian collar dan dada.

"Welcome back, Hae~"

Eunhyuk mendorong tubuh Donghae setelah mengucapkan kalimat dengan nada mendesah. Donghae langsung terduduk di kursi di depan meja makan yang telah tersaji berbagai macam jenis makanan di atasnya. Tapi tunggu, makanan itu berjarak cukup jauh dari jangkauan Donghae. Dan justru malah berkesan memberi ruang kosong di bagian sisi meja tempat Donghae duduk saat ini.

Donghae yang masih berkutat dengan pikirannya tak menyadari Eunhyuk yang mendekatinya dengan sebuah seriangai kecil yang terkesan nakal ke arah Donghae. Dan detik berikutnya, Eunhyuk mendudukan dirinya tepat di pangkuan Donghae dengan posisi wajah mereka saling berhadapan satu sama lain.

"Napeun namja~" Eunhyuk berbisik pelan tepat di telinga kiri Donghae,

"-teganya kau meninggalkanku demi pekerjaan sialan mu itu, Hae~" kemudian menjilat pelan daun telinga sang kekasih.

"Ehh?"

Belum sempat Donghae bereaksi, ia sudah merasa jika kedua tangannya telah terikat di bagian belakang kursi yang tengah ia duduki. Ia menatap Eunhyuk yang justru tengah tersenyum manis di hadapannya – seolah tak terjadi apa – apa.

"Kenapa aku di ikat seperti ini, baby?" tanya Donghae bingung.

Eunhyuk memasang tampang sepolos mungkin yang benar – benar membuat sesuatu di balik celana Donghae semakin mengeras. Mengingat kesejatiannya tengah bertumpuk dengan kesejatian milik sang kekasih karea posisi Eunhyuk yang langsung duduk di atas pangkuannya.

"Apa kau tak rindu dengan ku, Hae~"

Eunhyuk berucap dengan nada berayun manja dan jangan lupakan gerakan pinggulnya yang ia sengaja untuk menggesekan bagian privat nya dengan milik sang kekasih yang terasa mengeras di balik celana kain yang namja brunette itu kenakan. Sesuatu yang selama 3 bulan terakhir tak pernah memanja manhole nya.

"Aghh,"

Sebuah geraman nikmat lolos dari mulut Donghae. Ia tahu jika Eunhyuk sedang ingin sedikit mempermainkannya. Dan ia tak bisa melakukan hal lain selain mengikuti apa yang diinginkan sang kekasih. Hal ini tak lain di karenakan kedua tangannya yang terikat hingga membuatnya tak bisa bergerak.

"Joah?" tanya Eunhyuk dengan seringai menantang.

Donghae berusaha menahan gejolak birahi nya yang mulai membara. Instinct nya sebagai seorang seme membuatnya tetap tak bergeming saat Eunhyuk semakin gencar menggesekkan pinggulnya hingga membuat kejantanan keduanya bergesekan keras di balik kain celana yang keduanya kenakan.

Merasa tak ada respon lebih dari sang kekasih, Eunhyuk memilih membalikkan badannya ke belakang tanpa mengubah posisi duduknya. Tangan panjangnya terjulur menggapai sepiring potongan waffle yang bertopping kan vanilla cream kesukaan Donghae.

"Kau mau mencicipi waffle kesukaan mu ini, Hae?"

Donghae hanya menaikkan sebelah alisnya. Ia yakin ada maksud lain dari tawaran ambigu sang kekasih. Dan detik selanjutnya obsidannya terbelalak saat Eunhyuk mencolek cream di atas potongan waffle itu dan mengoleskannya ke salah satu nipple nya. Sebuah tindakan yang bahkan tak pernah terpikir oleh Donghae mengingat Eunhyuk yang selalu bersemu malu ketika keduanya bercinta.

"Eat me, Hae~"

Suara yang dibuat mendesah sexy dan kerlingan nakal Eunhyuk membuat sesuatu dalam diri Donghae semakin bergejolak. Dan tanpa menyia – nyiakan tawaran menggoda sang kekasih, Donghae menundukkan kepalanya agar bisa meraup nipple menggoda milik Eunhyuk dan mulai mengulum, menghisap dan menggigitnya dengan rakus. Membuat nipple menggemaskan itu perlahan menegang dan memerah akibat ulahnya.

"Ahhh, , , yess hae, , m-more, , give me moree,"

Eunhyuk semakin melayang karena perlakuan Donghae. Cukup lama baginya tidak merasakan sentuhan Donghae pada tubuhnya. Ia sangat merindukan deru nafas mereka yang saling bertalu saat keduanya bercinta, rindu bagaimana Donghae menumbuk kasar titik tersensitif dalam dirinya, rindu bagaimana tatapan teduh Donghae saat keduanya mencapai klimaks bersama. Membayangkannya saja sudah cukup membuat tubuh Eunhyuk semakin memanas.

Suara kecipak mulut Donghae meramaikan ruangan yang sepi itu. Namun beberapa saat kemudian Eunhyuk menarik dadanya menjauh dari jangkauan Donghae. Bisa di lihat jika lelaki berparas tampan itu nampak kesal akibat ulah Eunhyuk yang mengganggu aktifitas nya.

"Let me give you a pleasure, honey~"

Dalam sekejap Eunhyuk merosot turun dan membuka ikat pinggang Donghae. Membuka resleting celana sang kekasih dan membebaskan sesuatu yang telah mengeras tepat di tengah selangkangan Donghae. Tenggorokan Eunhyuk tiba – tiba terasa kering saat melihat sesuatu yang panjang dan gemuk(?) di hadapannya. Ia kadang tak pernah menyangka jika benda sebesar itu mampu menembus dan memasuki manhole sempit nan ketat miliknya.

"Hy-hyukkie~"

Donghae menggeram pelan saat Eunhyuk tanpa aba – aba mulai menjilati kejantanannya dengan gerakan sensual. Lidah hangat Eunhyuk membaluri alat vital Donghae dengan saliva miliknya. Donghae tak pernah menyangka jika Eunhyuk memiliki lidah terlatih yang mampu memanjanya dengan sedemikian nikmatnya.

"Ngghh~"

Sekali lagi Donghae menggeram tertahan saat Eunhyuk memasukkan kejantannya ke dalam rongga hangat sang kekasih. Dengan perlahan, Eunhyuk menaik turunkan kepalanya. Menyesap pelan dan menggigiti kecil batang kesejatian dalam mulutnya. Sedikit bermain dengan sesuatu yang beberapa bulan terakhir sangat ia rindukan.

Kepala Donghae mendongak ke atas, menahan nikmat duniawi yang tengah melandanya. Sedikit frustasi karena Eunhyuk hanya mengulum miliknya dengan perlahan. Ingin rasanya ia menjambak surai halus namja manis itu dan membantu menaik turukan kepalanya dengan cepat. Tak berapa lama kemudian kejantanannya mulai berkedut – tanda ia akan mencapai klimaks.

Dan sebuah seringai terukir di bibir Eunhyuk yang tengah mengulum kejantanan Donghae. Selanjutnya sudah bisa di tebak jika Eunhyuk mulai mengangkat wajahnya dan menjauh dari benda yang menjulang tegak yang mulai teraliri precum itu. Ia sudah merencanakan ini sebelumnya. Menunda klimaks Donghae.

"Wae?" teriak Donghae.

Suara keras Donghae sempat membuat Eunhyuk berjengit kaget. Namun tetap tak akan membuat Eunhyuk merubah pikirannya untuk membatalkan rencana yang dari semalam ia susun.

"Wae?" ulang Eunhyuk sembari menaikan diri ke pinggiran meja makan.

Kaki jenjang, putih nan mulusnya terekspose dengan jelas di hadapan Donghae. Jangan lupakan sesuatu yang menegang di balik apron yang menutupi selangkangannya hingga membuat sebagian apron basah karena precum nya sendiri. Dan kini Eunhyuk tengah menatap Donghae dengan posisi duduk di atas meja tepat di hadapan sang kekasih tercinta.

"Kau tak pernah tahu kan, Hae," Eunhyuk mencondongkan badannya mendekati Donghae. Membawa jemari lentiknya meraih rahang tegas lelaki di hadapannya.

"-betapa aku sangat merindukanmu saat kau ada di Negeri Sakura itu," mulai berujar dengan nada yang sangat manja.

Jarak wajah mereka begitu dekat hingga nafas mereka saling menerpa wajah masing – masing. Bibir mereka pun nyaris bersentuhan. Namun tentunya, Eunhyuk tak akan membiarkan itu terjadi.

"Apa kau tak merindukanku, Hae?"

Satu tindakan Eunhyuk yang membuat nafas Donghae tercekat, saat lidah basah Eunhyuk menjilat perlahan secara sensual bibir tipisnya. Membuat Donghae hanya menyeringai tipis menanggapi ulah nakal kekasihnya.

"Wanna be naughty, eoh?" ucap Donghae saat Eunhyuk telah menjauhkan wajahnya.

"Me?" Eunhyuk menunjuk dirinya sendiri dengan tampang polos.

"Tapi bukankah kau menyukainya, Mr. Lee~" sambung Eunhyuk dengan ekspresi yang kembali berubah naughty.

Donghae terhenyak kaget saat Eunhyuk membuka lebar kedua kakinya. Menampakan sesuatu yang tegak menantang di balik kain apron yang tengah namja manis itu kenakan.

"Maukah kau melihat betapa rindunya lubangku padamu, Hae~" ucap Eunhyuk manja.

'Tidak mungkin,' batin Donghae bergelut.

Eunhyuk menyingkap apron yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Menampilkan pemandangan menakjubkan – bagi Donghae. Kejantanan panjang – namun tak lebih besar dari milik Donghae – yang tegak menjulang dengan bekas precum di bagian ujungnya. Jemari panjang Eunhyuk perlahan turun dan menyentuh area sekitar manhole nya.

"Bisakah kau lihat, Hae. Betapa manhole ku merindukan batang mu~"

Eunhyuk menyentuh hole nya. Menarik kulit pantatnya dengan arah yang berlawanan menggunakan dua jarinya hingga memperjelas tampilan(?) manhole nya yang kini tengah berkedut lapar. Di lain sisi, Donghae tengah meremas kasar tali yang mengikat pergelangan tangannya. Ia ingin lepas dan segera menyerang makhluk menggoda di hadapannya saat ini.

"Lihatlah, , nggh, dia sangat, ,aahh, , , merindukanmu, hgghh, , hae, , aghh," ujar Eunhyuk di tengah desahannya saat ia mencoba memasukkan kedua jarinya kedalam manhole nya sendiri. Lubang itu menghisap rakus jemari Eunhyuk yang sudah ada di dalamnya. Seolah menantang sesuatu ditengah selangkangan Donghae untuk menerobos memasukinya.

Bagaimana dengan Donghae?

Lelaki tampan itu kini menatap apa yang tengah di lakukan Eunhyuk dengan obsidian yang mulai menggelap karena nafsu. Sungguh, nafsu Donghae sudah terasa hingga ke ubun – ubun. Ditambah lagi dengan rasa sakit yang menyiksa kejantanannya yang tadi dengan sengaja dianggurkan oleh Eunhyuk

"Lepaskan aku, Hyuk," pinta Donghae.

"Wae? Apa, , , ahh, ,yang mau, , hhhgh, , kau lakukan, , , aaahh, , Hae?" Eunhyuk masih terus mengeluar masukkan jemarinya di dalam manhole nya sendiri.

"Lepaskan aku! Dan biarkan Penis besarku masuk ke dalam LUBANGMU LEE HYUKJAE.!" teriak Donghae frustasi.

Eunhyuk tersenyum tipis saat melihat keadaan sang kekasih saat ini. Donghae terlihat begitu berantakan, wajahnya memerah, keringatnya bercucuran dan jangan lupakan kejantanannya yang masih berkedut dan memerah karena belum mencapai klimaks sedari tadi.

Eunhyuk turun dari meja dan berdiri tepat di bawah kejantanan Donghae yang masih teracung tegak. Donghae hanya diam saat kedua tangan Eunhyuk berpegangan pada pundak kokoh miliknya.

"Arraseo, Hae. Now, , nggh," Eunhyuk menetapkan ujung kejantanan Donghae tepat di depan manhole nya,

"-let me give you a pleasure with my ass,"

Dan detik selanjutnya Eunhyuk menurunkan badannya hingga membuat benda besar nan keras di bawahnya perlahan menerobos masuk ke dalam lubang nya. Sepasang kekasih itu menggeram pelan menikmati sensasi yang keduanya dapatkan dari penyatuan tubuh yang tengah mereka lakukan saat ini.

Sejenak gerakan Eunhyuk terhenti. Namja manis itu kini tengah menetralkan deru nafasnya dan rasa sakit yang perlahan merayapi bagian bawahnya. Sudah cukup lama sejak terakhir kali keduanya bercinta. Jadi rasa sakit pada tubuh bagian bawahnya itu sudah sangat bisa di pastikan akan terasa. Melihat hal itu raut muka Donghae menjadi khawatir.

"Jangan terlalu memaksakan dirimu, baby. Lepaskan ikatan ku dan biarkan aku yang melakukannya untukmu," ucap Donghae dengan nada lembut.

Namun Eunhyuk tetaplah Eunhyuk. Lelaki bersurai redbrown itu telah bertekad jika kali ini dialah yang akan melayani Donghae. Bukan sebaliknya.

"Ani, Hae. Kali ini biarkan aku yang melayani mu," balas Eunhyuk – yakin.

Sekali lagi Eunhyuk berusaha menahan perih yang melanda tubuh bagian bawahnya. Sakit. Tentu Eunhyuk merasakannya. Tapi demi Donghae, ia rela menahan rasa sakit yang tengah mendera tubuhnya.

"Akkhhh,"

Pekikan keras itu menandakan telah sempurnanya kejantanan Donghae di dalam manhole Eunhyuk. Entah mendapat tenaga dari mana, Eunhyuk langsung menaikkan kembali tubuhnya. Membuat hanya kepala kesejatian Donghae saja yang berada di hole nya. Dan sekali lagi ia menghentakkan tubuh rampingnya ke bawah.

"Nghh, , ahhh, , Hae, , aaah, , kau sangatt, , hgghh, , besar, , ahh,"

Eunhyuk terus merancau sembari tak hentinya menunggangi kejantanan Donghae. Eunhyuk membawa tangan kirinya ke arah kejatanannya sendiri. Memompanya sesuai dengan ritme hentakan pinggulnya. Donghae yang tak bisa bergerak banyak, hanya bisa menaik turunkan pinggulnya dengan berlawanan arah hingga membuat keduanya terseret gelombang fana yang begitu absurd.

"Ahhh, , aghh, , Hae, , ngghh, ,, aku mau, , haahhh,"

"Together, , , haahh, , hahh, , baby, , ngghh,"

Keduanya masih saling menghentakkan pinggul satu sama lain. Mencari titik dimana puncak mereka datang. Hingga pada akhirnya warna putih itu membekap pengelihatan keduanya dan teriakan nama masing – masing menjadi seruan pengiring titik kenikmatan yang telah keduanya capai.

"HAE~"

"HYUKKIE~"

Sluprtt, , , Sluprtt, , ,

Letupan klimaks itu membawa keduanya masuk kedalam gelombang kenikmatan yang keduanya rindukan. Cairan cinta milik Eunhyuk lumer membasahi kemeja Donghae dan juga tubuh bagian depannya sendiri.

Donghae sendiri masih menaik turunkan pinggulnya saat spermanya masuk dan mengisi perut Eunhyuk. Sedangkan sang namja manis sendiri tengah tergolek lemah dengan kepala yang lunglai di pundak Donghae. Eunhyuk hanya bisa diam menikmati hangatnya cairan cinta Donghae yang mengisi rongga perutnya. Sensasi yang cukup lama tak ia rasakan.

Deru nafas keduanya saling bersahutan. Eunhyuk menjauhkan badannya sedikit hingga ia bisa menatap langsung ke wajah tampan sang kekasih. Seulas senyum manis ia ukir saat menatap wajah Donghae.

"Eotthoke? Joah?" tanya Eunhyuk penasaran.

"Ani."

"Waeyyo?" ada nada kecewa dari ucapan Eunhyuk.

"Pertama, lepaskan dulu ikatan ku. Ini membuatku benar – benar gila, chagi," rengek Donghae manja.

Eunhyuk hanya terkekeh pelan dan menempelkan tubuhnya bagian pada dada bidang Donghae agar bisa meraih ikatan yang berada di belakang kursi yang tengah keduanya duduki. Namun kejadian berikutnya benar – benar tak pernah terprediksi oleh Eunhyuk.

Donghae segera mendorong dirinya hingga terduduk di atas pinggiran meja makan.

"Kedua, aku tidak suka jika kau harus bermain sendiri tanpa membuatku ikut serta mengeksplor tubuh indahmu. Kau ingin melihatku benar – benar jadi gila karena kau goda seperti tadi, eoh?" ucap Donghae kesal.

"Huh?" Eunhyuk hanya menautkan alisnya bingung dan cengo dengan sikap kekanakan sang kekasih.

"Ketiga, sekarang biarkan aku yang melayanimu, baby~" tungkas Donghae dengan diakhiri sebuah kedipan nakal.

Belum sempat Eunhyuk bereaksi, Donghae sudah menarik keluar kejantanannya - yang sedari tadi belum keluar dari manhole Eunhyuk – dan memasukkannya kembali dengan sekali hentak. Dan hal itu sukses membuat Eunhyuk berteriak keras.

"AAKKH~"

Donghae terus mengeluar masukkan miliknya dalam manhole Eunhyuk. Tangan kirinya ia gunakan untuk memijit dan memompa kasar kesejatian Eunhyuk yang kembali menegang. Tangan kanannya ia gunakan untuk meraih punggung sang kekasih agar membuatnya semakin mendekat hingga memudahkannya untuk terus menghujam lubang sang kekasih.

"Akkhh, , there Hae, , , ngghh, , nghh, , theree, , ahh, , more, ,ahh, ahh, , moreee, ,"

Eunhyuk terus menerus menjerit nikmat saat prostat nya di tumbuk tanpa ampun dengan ujung kejantanan Donghae. Dia sangat menyukai hal ini. ia sangat suka saat Donghae mulai bermain kasar saat keduanya tengah bercinta.

"Akhh, , ahh, , Hae, , ngghh, , ngghh, Haee, , ughh,"

Nama Donghae bagai untaian mantra yang terus Eunhyuk ucapkan. Ia sangat menyukai saat Donghae mengecup bibirnya, melumatnya kasar dan mengeksplore rongga mulutnya menggunakan lidah terlatih namja tampan itu.

"Hae, , , ahh, ahh, , aku mauu, , ngghh,"

"Keluarkan, baby,"

Donghae membungkam bibir Eunhyuk dengan ciuman panas, saat namja manis itu lagi – lagi menyemburkan larva nya hingga mengotori kemeja dan jas yang tengah Donghae pakai saat ini. Donghae sejenak menghentikan tusukannya pada lubang sang kekasih. Memberi ruang bagi Eunhyuk untuk menikmati orgasme nya.

Namun yang terjadi selanjutnya adalah Donghae yang mengangkat tubuh Eunhyuk hingga membuat posisi koala hug tentunya dengan kejantanan yang sama sekali belum terlepas dari sangkarnya(?). Eunhyuk tak mampu protes. Karena ia sendiri masih lelah pasca orgasme nya yang kedua.

Donghae berjalan ke arah sofa ruang tamu. Ia meletakkan tubuh Eunhyuk disalah satu sofa pajang dengan posisi berbaring menyamping. Ia mengangkat kaki kiri Eunhyuk ke atas dan membuat ancang – ancang pergerakan. Sampai Eunhyuk kemudian bersuara.

"Kau mau apa, Hae?"

"Mau menyetubuhi mu lagi," ucap Donghae enteng.

"MWO? Tapi aku masih lelaahh, , , ahh, ,ngghh, , Hae, , sudahh, , , ahhh,"

Seolah tuli, Donghae kembali membobol manhole Eunhyuk. Membuat namja manis itu mau tak mau kembali mendesah akibat ulah Donghae. Manhole Eunhyuk terasa begitu ketat hingga menjepit kuat kejantanan besar Donghae yang berkedut – kedut di dalam sana. Inilah sensasi yang juga sangat di rindukan Donghae.

Donghae menaikkan sebelah alisnya saat ia melihat tubuh sang kekasih yang tengah bergerak maju mundur sesuai hentakan pinggannya. Ia baru menyadari jika ia sama sekali belum menorah kan tanda kepemilikan di atas kulit milky milik Eunhyuk. Dan tak perlu menunggu lama, Donghae merendahkan tubuhnya dan mulai menjilat, menghisap bahkan menggigit kecil leher, dagu, bahu hingga dada Eunhyuk. Membuat bercak merah keungunan tercetak jelas disana.

"Nghh, ,nghh, , Hae, , deeper, , hahhh, , hahh, , faster, , , aakkhh, moree Hae, , nghh, , ngghh, , moree,"

"Nghh, , Kau sangat, , hahh, , ketat Hyuk, , ughh,"

Lelaki bersurai brunette itu masih terus menumbuk titik kenikmatan sang kekasih. Membuat diri Eunhyuk berteriak nikmat meminta lebih. Sperma Donghae saat klimaks pertama tadi membantu Donghae untuk mempercepat pergerakannya untuk menghujam lubang lapar milik kekasih manisnya itu. Hingga sebuah kalimat tanda sang kekasih akan mencapai limit nya terdengar.

"Ahh, , ahh, ,aku mau, , nghh, , hhhgh, , sampai Hae, , akhh, , akhhh,"

"Wait baby, , , nggh, , nghh, , lets cum together, , unghh,"

Tubuh keduanya bergerak liar di atas sofa ruang tamu itu. Lelehan sperma keduanya sangat kontras mengotori sofa yang bewarna merah tersebut. Seolah tak peduli, keduanya masih terus bergerak kasar dan cepat guna mencapai puncak kenikmatan masing – masing. Keduanya kembali tergulung ombak putih yang menyeret keduanya ke dalam dunia abstrak yang serba putih.

"HAEE~"

"HYUKKIE~"

Slupprtt, , ,

Slupprtt, , ,

Dan sekali lagi letupan klimaks itu melanda tubuh keduanya. Sperma Eunhyuk meleleh kemana – mana dari dada, perut hingga wajahnya sendiri. Bahkan juga – semakin – membasahi pakaian Donghae. Donghae membalik tubuh Eunhyuk hingga terlentang lalu iapun ambruk di atas tubuh yang jauh lebih kecil darinya tersebut. Namun Eunhyuk tak pernah keberatan. Justru saat seperti inilah yang paling ia suka. Saat dimana Donghae menindihnya dengan deru nafas yang bertalu.

Perlahan setelah menetralkan deru nafasnya, Donghae mengangkat tubuhnya dari tubuh kurus sang kekasih. Mengurung Eunhyuk diantara kedua lengan kokohnya dan menatap lurus sepasang onyx yang kini menatapnya hangat. Seulas senyum jahil ia ukir saat pandangannya beralih ke arah bibir plum yang memerah dan sedikit membengkak akibat ulahnya.

"Dari mana kau belajar jadi seagresif tadi, Baby?" tanya Donghae lembut sembari mengelus pelan sisi wajah Eunhyuk.

"Dari sebuah buku yang aku temukan di ruang kerjamu saat aku sedang bersih – bersih beberapa minggu yang lalu," ucap Eunhyuk polos.

"Huh?"

"Iya, buku yang isinya cara – cara menyiksa pasanganmu saat tengah bercinta," jawab Eunhyuk dengan seringai terkembang.

"Yah! Kenapa kau membaca buku itu? Itu buku milik Kyuhyun,"

"Eh? Jadi itu buku Kyuhyun?" ucap Eunhyuk bingung.

"Nde, ia menyuruhku membacanya. Tapi aku tidak mau," timpal Donghae – jujur.

". . . ."

"Baby?"

". . . ."

"Yah! Lee Hyukjae!"

"Mianhe Hae~" ucap Eunhyuk dengan wajah bersemu merah yang berpaling arah.

"Huh?"

"Mianhe karena sudah membuatmu seperti tadi. Aku pikir itu bukumu. Jadi aku, , aku, , um,"

"Jadi kau ingin bermain – main denganku, begitu maksudmu?" ujar Donghae sembari mengecup singkat bibir Eunhyuk.

"Kau tak marah, Hae?"

"Aniya. Aku suka malah," Donghae tersenyum penuh arti.

"Yah! Dasar ikan pervert~"

"Tapi kau suka kan?" ucap Donghae sembari menaik turunkan alisnya.

"Siapa bilang?" tantang Eunhyuk.

"Lubangmu yang bilang,"

"YAH!"

"Hahahahahhahahaha, arraseo. Cha, ayo kita tidur."

"Disini?" tanya Eunhyuk ragu.

"Tentu. Ah tunggu," Donghae membalik posisinya hingga kini ia yang berada di bawah dan Eunhyuk yang berada di atasnya.

"Cha, jaljayyo baby~" ucap Donghae sembari mengecup singkat bibir Eunhyuk dan mulai memejamkan matanya. Sepertinya aktifitasnya bersama Eunhyuk tadi cukup membuat tenaganya terkuras apalagi ia melakukannya saat baru saja menginjakkan kaki ke dalam apartment setelah penerbangannya dari Jepang.

"Yah Lee Donghae, keluarkan dulu milikmu dari dalam sana. Aku ja-mmmpph,"

Donghae membungkam mulut Eunhyuk dengan sebuah ciuman yang langsung membuat namja manis itu diam seketika.

"Diam dan tidurlah. Atau aku akan memperkosamu lagi," ancam Donghae.

Eunhyuk hanya mengangguk patuh yang di sambut senyum manis di bibir Donghae. Donghae melingkarkan tangannya pada pinggang Eunhyuk hingga membuat tubuh keduanya saling berdekap hangat. Dan satu kalimat manis Donghae ucapkan sebagai bait pengantar tidur keduanya.

"Saranghe Lee Hyukjae~"

Eunhyuk tersenyum manis dan membalas pelukan Donghae dengan dekapan hangat.

"Nado, saranghe Hae~"

.

.

The End

.

.

Mey sengaja publish ulang disini soal.x ada beberapa reader yg kesulitan baca + comment via WP.

Jadi mey publish via FFn.

But, it's not my comeback.

I still on Hiatus. It's just a present Fic for my sista; Lee Haerieun

Jadi, jangan salah paham ne~

;)