Tiba-tiba saya mendapat ide membuat cerita ini ketika kepikiran kesengsaraan seorang Cinderella dan tanpa saya sadari tau-tau malah nyambung ke Kuroko. Jadi iseng-iseng nyoba buat saja deh cerita ini. Maaf kalau aneh silahkan dinikmati(?)
.
Pada zaman dahulu kala dimana negara api belum menyerang(?), hiduplah sebuah keluarga kecil yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan seorang anak laki-laki. Awalnya keluarga ini termasuk salah satu keluarga bahagia lihat saja dinding rumah mereka dipenuhi foto keluarga, baik yang berukuran pas foto, 4R, poster ataupun banner. Selain bahagia mereka juga adalah keluarga ternarsis dikampungnya.
Namun sayang pada suatu malam dimana angin bertiup kencang, hujan membasahi bumi dan daun-daun berguguran(?), keluarga kecil tersebut kehilangan salah satu anggota keluarga mereka. Ya sang ibu pergi meninggalkan mereka untuk selamanya. Mengapa bisa demikian? pasti kalian semua bertanya-tanya, tenang saja sang ibu bukan meninggal karena tertiup angin, keguyur hujan atau pun tertimbun daun-daun yang berguguran, tetapi karena sang ibu memakan masakan tetangga sebelah rumahnya -sebut saja tante Riko-. Akibat masakan tante Riko yang kelewat lezat, sang ibu keluarga kecilpun arwahnya dibuat terbang melayang, tapi sayangnya arwahnya tak kembali pulang keraganya.
Keluarga kecil yang ditinggal sang ibu tercinta dilanda kesedihan yang amat sangat, apalagi bagi sang anak laki-laki. Diumurnya yang masih muda ini dia harus kehilangan seorang ibu. Membuatnya tumbuh menjadi seorang remaja yang kekurangan kasih sayang, salahkan ayahnya yang menikah lagi dengan seorang janda -sebut saja mama Makoto- yang sifatnya kelewat beringas.
Sang anak laki-laki selalu disiksa lahir dan batin, dari siang sampai malam, dan dari musim semi sampai musim semi kembali. Miris sekali nasib sang anak laki-laki ini, sang ayah tak pernah tau akan penderitaan yang dialami sang anak. Sang ayah -sebut saja papa Teppei- selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai tukang bakso keliling. Keadaan anak laki-laki tersebut semakin buruk karena tidak hanya ibu tirinya saja yang selalu menyiksanya tetapi juga adik dan kakak angkatnya –sebut saja adik Junppei dan kakak Shouichi-. Akibat penyiksaan yang dialaminya membuat sang anak laki-laki selalu bertampang poker face dan bersifat kuudere.
Inilah kisah sang anak laki-laki - sebut saja Tetsuya- dalam menjalani kehidupannya...
Tetsuya's Cinderella Story
By : Rakshapurwa
Rate: T
Genre: Humor(?) dan Parody(?)
Pairing: Rahasia(?)
Warning: ke OOC-an yang sudah tak terbendung
Masih ingin membaca?
Enjoy
.
.
Pagi yang cerah di Bikini Bottom...
Oh maaf salah naskah, bisa kita ulang sekali lagi?
Pagi yang cerah di negeri Seirin, negeri yang subur, makmur, dan tak pernah berperang ini adalah negeri terbaik sepanjang masa. Penduduknya ramah-ramah, baik, imut, tampan dan juga bishounen. Ah sungguh sebuah negeri idaman bagi para Fujodanshi.
Di negeri ini tinggal sebuah keluarga kaya tetapi hidup sederhana. Keluarga Kiyoshi namanya. Semua orang yang tinggal disekitar kediaman keluarga Kiyoshi sangat kagum dan juga respect terhadap keluarga ini. Apalagi keluarga tersebut dipenuhi oleh pria-pria tampan dan rupawan serta sehat wala'fiat. Banyak yang diam-diam menjadi stalker keluarga Kiyoshi. Mereka (red: para stalker) sering memperhatikan, mengamati dan mengobservasi keluarga tersebut dari jauh.
Sebenarnya sih kalau mau lebih spesifik mengenai siapa yang mereka stalking tentu saja yang pasti bukan papa Teppei, melainkan seorang anak laki-laki berambut biru muda, berkulit putih, bermata bulat, dan bertubuh agak pendek. Siapa lagi kalau bukan anak laki-laki papa Teppei, Kiyoshi Tetsuya. Ya sejak kecil Tetsuya memang selalu diajak pergi oleh orang tak dikenal, digrepe-grepe pedhopil, diculik oleh orang mesum dan dikejar-kejar pak ustad Satoshi. Akhir-akhir ini ternyata diketahui alasan Tetsuya dikejar-kejar pak ustad Satoshi, yaitu karena ketahuan mengambil buah mangga bapak Taisuke sebanyak 5 karung beras.
Tapi tenang saja, Tetsuya sudah kebal dengan itu semua, lagipula keluarga Kiyoshi memiliki seorang bodyguard yang bertugas menjaga mereka dari para stalker yang menggila. Siapa bodyguard tersebut? Silahkan sebut saja namanya Taiga. Tetsuya dan Taiga berteman akrab, mereka saling bertukar pikiran, bertukar baju, bertukar perasaan sampai bertukar jiwa. Ya mereka sangat dekat sekali, sampai-sampai terkadang para stalker Tetsuya merasa cemburu dibuatnya. Namun sayang sekali Taiga bukanlah orang yang akan mendampingi Tetsuya, karena cerita ini bukanlah cerita ber-pairingkan Kagakuro ataupun Kurokaga.
Walaupun Taiga dapat melindungi Tetsuya dari para stalker tetapi ia tidak bisa melindungi Tetsuya dari kekejaman sang ibu tiri dan kakak serta adik tiri Tetsuya. Yang dapat Taiga lakukan hanya berdoa siang dan malam untuk kebaikan dan kebahagian Tetsuya. Sungguh seorang bodyguard idaman para majikan.
.
.
"Oy...Tetsuya dimana kau? Cepet keluar kau bodoh."
Rupanya rutinitas Tetsuya sehari-hari sudah dimulai. Panggilan dari mama Makoto adalah awal dari kesengsaraannya dihari ini. Semoga Tetsuya diberi ketabahan.
"Ya mama Makoto-kun, ada apa mama memanggilku?"
Walaupun mama Makoto selalu menyiksa Tetsuya tetapi Tetsuya tetap bersikap sopan padanya... atau karena wajahnya yang poker face ya jadi kedengarannya sopan. Yah sudahlah toh itu tidak terlalu penting jadi abaikan saja bagian tersebut.
"Apa kau sudah membersihkan rumah, mencuci baju, memasak, belanja bulanan, memotong rumput, dan mengocok arisan?"
Tetsuya menghela nafas lelah. Mengapa di pagi yang cerah ini ia harus menyelesaikan semua itu, andai papa Teppei sedang libur jualan, mungkin Tetsuya sudah bersantai dikamarnya yang ber-AC sambil mendengarkan musik dan membaca buku novel kesukaannya. Ya andai saja...
"Sudah mama Makoto-kun."
Mama Makoto menatap tak percaya, mulutnya magap-magap dan hampir saja berbusa. Siapa juga yang akan percaya seorang Tetsuya yang bertubuh mungil, bisa mengerjakan semua tugas yang diberikan mama Makoto dengan cepat. Apa dia dibantu oleh jin berkulit hitam itu lagi ya? awas saja kalau ternyata hal itu benar. Mama Makoto tidak segan-segan akan menghancurkan panji ajaib sang jin -sebut saja jin Daiki- kalau sampai ketahuan membantu Tetsuya membersihkan rumah.
"Cepat sekali kau selesai, apa jin hitam itu membantumu lagi..."
"Tidak mama Makoto-kun, jin Daiki-kun tidak membantuku sama sekali kali ini."
Sebenarnya sih jin Daiki membantu Tetsuya sedikit, yaitu dengan menjadi pemandu sorak selama Tetsuya mengerjakan pekerjaannya. Namun setelah diusut mengapa Tetsuya bisa mengerjakan pekerjaannya dengan cepat bukan karena gerakan-gerakan Cheerleader yang diberikan jin Daiki memberinya kekuatan, justru sebaliknya. Tetsuya merasa kekuatannya menghilang akibat terlalu banyak bulak-balik kekamar mandi untuk muntah. Jadi dari pada dia jatuh sakit, lebih baik Tetsuya bekerja lebih ekstra agar pekejaannya cepat selesai sehingga jin Daiki dapat menghentikan aksi akrobatnya. Sungguh Tetsuya tidak kuat saudara-saudara.
"Kalau begitu sekarang kau bantu Junppei dan Shouichi memilih pakaian untuk pesta."
"Pesta? Apakah akan ada pesta mama Makoto-kun?"
"Kau tidak perlu tau, karena kau tidak boleh ikut. Cepat sana laksanakan tugasmu bukannya malah bengong disitu."
"Baik mama Makoto-kun."
Tetsuya sangat sedih, hatinya terasa seperti tertusuk ratusan tulang ikan bandeng presto. Sakit..sakit sekali rasanya. Apakah ia begitu hina sampai-sampai ibu tirinya tidak mengajaknya ke pesta dansa tersebut. Kalau ini bukan fanfic karangan author mungkin mama Makoto sudah di ignite pass kai oleh Tetsuya sejak dulu...
Dan cerita ini TBC...
Akhirnya cerita berchapter pertamaku diKurobas, semoga tidak terbengkalai #dilempar
Maaf chapter yang ini pendek sekali dan lagi-lagi karakternya saya buat OOC, maklum namanya juga parodi #dilempar ring(?) basket
Semoga kalian yang membaca terhibur, dan saya mau mengucapkan terima kasih pada para pembaca dan pe-review(?) dicerita saya sebelumnya.#kasih permen satu-satu
Cukup sekian cuap-cuap ini, saya menerima kritik dan saran jadi adakah yang bersedia mereview? #jurus memelas ala Kuroko
