Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto
Gakkou Gurashi © Nitroplus, Norimitsu Kaiho and Sadoru Chiba
.
.
.
Pairing: Uzumaki Naruto x Ebisuzawa Kurumi
Genre: supranatural/romance/mystery/action
Rating: T
Note: Cerita pesanan dari Raihan Namikaze. Maaf ya kelamaan saya membuatnya, Raihan. Saya benar-benar minta maaf karena baru saja membuatnya di bulan Oktober ini. Habisnya baru sekarang ide ini kepikiran. Nah, karena idenya udah ada, cerita ini segera saja saya buat.
Selamat membaca!
Kamis, 1 Oktober 2015
.
.
.
ZOMBIE TERROR
By Hikari Syarahmia
.
.
.
Chapter 1. Kamu adalah Zombie?!
.
.
.
Kota Konoha.
Kota metropolitan yang sangat sibuk dan ramai. Para penduduknya selalu hilir-mudik di setiap siang dan malam. Tidak ada pernah absennya. Semuanya sibuk tanpa pernah memikirkan waktu.
Namun, akhir-akhir ini kota Konoha menjadi kota yang hening dan mencekam. Para penduduk lebih memilih tinggal di dalam rumah daripada bepergian keluar. Sehingga banyak tempat di berbagai sudut kota terlihat kosong tanpa ada seorangpun. Sejak merebaknya sebuah virus aneh yang menyebabkan orang-orang menjadi zombie. Sehingga menyebabkan satu Kota menjadi gempar dan ketakutan. Karena apabila salah satu orang terkena gigitan dari para zombie yang berkeliaran, maka orang itu akan terinfeksi dan pada akhirnya berubah menjadi zombie.
Beberapa orang yang telah menjadi zombie terpaksa harus dibunuh oleh para polisi agar tidak ada korban-korban yang berjatuhan lagi. Para polisi dan pemerintah yang bertanggung jawab atas insiden virus zombie ini. Hingga walikota Konoha pun menghimbau kepada para warga untuk tetap berada di rumah dan menghentikan aktifitasnya untuk sementara. Semua sekolah juga diliburkan. Para pegawai dan para pekerja juga dihimbau untuk tetap tinggal di rumah. Sampai menunggu wabah virus zombie ini selesai diatasi.
Tapi, itu bukan perkara yang gampang. Asal virus zombie itu tidak diketahui secara pasti darimana datangnya. Padahal para polisi dan pemerintah sudah berusaha untuk mencari tahu darimana asal virus itu. Ditambah keadaan yang semakin memburuk ketika mendapat kabar dari berita internasional. Ternyata virus zombie sudah hampir menyebar ke seluruh wilayah di dunia ini. Hal ini menjadi semakin sulit untuk membasmi virus itu. Bahkan vaksin yang dibuat dari para ahli kesehatan untuk melumpuhkan virus itu, tidak bekerja secara efektif untuk menghilangkan dampak penyebaran virus itu. Masih saja ada orang yang terinfeksi hampir setiap harinya. Itu membuat para manusia dikepung rasa ketakutan oleh teror zombie itu.
Namun, ada satu orang yang berani untuk keluar rumah di tengah bahaya yang sedang berlangsung. Dia adalah seorang gadis berambut ungu gelap dan bermata ungu muda. Namanya Ebisugawa Kurumi.
Kurumi adalah siswi yang duduk di kelas dua belas atau kelas tiga SMA. Dia termasuk siswi yang bersekolah di Konoha High School. Dia adalah seorang gadis yang sangat pemberani dan tidak takut jika berhadapan dengan para zombie. Karena ia selalu membawa sekop jika sedang bepergian keluar rumah.
Di malam hari, sekitar pukul tujuh malam. Kurumi memutuskan untuk keluar dari rumahnya. Ia ingin pergi menemui temannya yang bernama Takeya Yuki. Ia baru saja ditelepon oleh Wakasa Yuri bahwa Yuki terkena gigitan salah satu zombie. Tapi, untung sekali Yuri sudah menyuntikkan vaksin khusus untuk melumpuhkan virus zombie sebelum virus itu menyebar ke seluruh tubuh Yuki. Karena itu ia harus segera pergi untuk menemui Yuki.
Kurumi berjalan cepat di trotoar yang sepi dan hening. Tidak ada seorang pun yang terlihat di daerah pertokoan itu. Tapi, Kurumi tetap waspada terhadap keadaan sekitar. Ia terus memegang senjata andalannya yaitu sekop. Ia berharap di tengah perjalanan ini, tidak ada satupun zombie yang berkeliaran. Dengan begitu, ia bisa cepat sampai di rumah Yuki.
Tanpa disadari Kurumi sendiri, sesuatu telah mengikuti dirinya sejak dari rumahnya. Sesuatu yang menakutkan dan ingin menerkam Kurumi sekarang juga.
TAP! TAP! TAP!
Kurumi tetap berjalan dan berjalan menyusuri keheningan malam. Beberapa makhluk aneh mulai keluar dari persembunyiannya karena mencium hawa manusia.
Segera saja beberapa makhluk itu berjalan dan mengepung Kurumi.
Ternyata para zombie. Makhluk yang sangat mengerikan. Bermata merah menyala. Mereka berjalan dengan lambat dalam jumlah banyak ke arah Kurumi.
Tentu saja Kurumi kaget akan kedatangan para zombie ini. Ia membulatkan kedua matanya. Wajahnya pucat pasi. Meskipun ia sedikit ketakutan, namun ia berusaha memberanikan dirinya untuk melawan para zombie itu.
Satu persatu zombie menuju ke arahnya. Kurumi memukul para zombie itu dengan sekop. Sehingga satu persatu zombie terpental dan jatuh ke jalan.
PAK! PAK! PAK!
Dengan sigap, Kurumi terus menghajar para zombie itu. Para zombie yang terkapar setelah terkena pukulan sekop dari Kurumi, kembali bangkit dan menyerang Kurumi. Tidak ada habis-habisnya. Apalagi Kurumi menghadapinya sendirian.
Pertempuran Kurumi dengan para zombie berlangsung selama sepuluh menit. Kurumi terus menghajar para zombie itu tanpa ampun. Hingga tanpa disadari oleh Kurumi, satu zombie menyelinap dari arah belakangnya. Kurumi sendiri sedang sibuk memukul para zombie yang terus menyerang.
Zombie yang berada di belakang itu, nyaris menangkap Kurumi. Namun, tiba-tiba muncul sebuah peluru dan menembak zombie yang berada di belakang Kurumi itu.
DOR!
Zombie itu tumbang dan mati seketika menjadi berbuih-buih seperti daging yang direbus. Setelah itu, tubuh zombie itu berasap dan hilang tanpa berbekas di jalan.
Karena mendengar suara tembakan itu, membuat Kurumi kaget. Ia pun menoleh ke arah asal tembakan yang terus menghantam para zombie itu satu persatu.
DOR! DOR! DOR!
Satu persatu para zombie mati dan lenyap tanpa berbekas. Kurumi ternganga dan terpaku di tempat.
Dua detik kemudian, para zombie berhasil dilenyapkan. Kurumi menghelakan napas leganya saat bersamaan datanglah seseorang yang menghampirinya dengan tergesa-gesa.
Kurumi menyadarinya ketika seseorang itu sudah ada di dekatnya.
"Hei, kamu tidak apa-apa?" tanya orang itu.
Kurumi memperhatikannya dengan seksama.
Seseorang itu adalah laki-laki berambut pirang jabrik. Bermata saffir biru. Ada tiga guratan di dua pipinya. Kulitnya berwarna coklat. Tubuhnya tegap dan tinggi. Berpakaian seragam serba hitam.
Kurumi terpana melihatnya. Laki-laki itu sangat mempesona hatinya.
Ada apa gerangan itu?
Laki-laki itu keheranan melihatnya. Lalu ia mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Kurumi.
"Hei, kenapa kamu malah melamun? Kamu baik-baik saja, kan?" tanya laki-laki itu lagi.
Keterpanaan Kurumi buyar. Ia pun tersenyum sambil mengangguk.
"Eh, uhm. A-aku tidak apa-apa," jawab Kurumi sedikit gugup.
Laki-laki itu memperhatikan Kurumi dengan teliti dari berbagai arah. Sweatdrop pun hinggap di kepala Kurumi.
'Orang ini kenapa memeriksaku seperti itu? Orang yang sangat aneh,' batin Kurumi di dalam hatinya.
Lantas laki-laki itu menarik pipi Kurumi. Membuat Kurumi menjerit kesakitan.
"KYAAA, SAKIT, TAHU! KENAPA KAMU MALAH MENCUBIT PIPIKU SIH?" bentak Kurumi keras.
Laki-laki itu memasang wajah datar sambil melepaskan cubitannya dari pipi Kurumi.
"Ternyata kamu bukan zombie. Tapi, manusia."
Kurumi berwajah sewot. Wajahnya memerah padam.
"TENTU SAJA AKU INI ADALAH MANUSIA!"
"Oh, untung sekali kamu tidak terkena gigitan dari para zombie itu. Syukurlah kalau gitu," laki-laki itu menatap Kurumi dengan serius."Tapi, kamu tidak apa-apa, kan?"
Kurumi mengubah wajahnya seperti biasa.
"Ya, aku tidak apa-apa kok."
"Terus ngapain kamu bawa sekop segala seperti itu?"
Laki-laki itu menjadi bengong saat menunjuk ke arah sekop yang dipegang oleh Kurumi. Kurumi menyadarinya.
"Oh, ini. Sekop ini kujadikan senjata untuk memukul para zombie. Ini sudah menjadi senjata andalanku ketika bepergian keluar rumah."
"Oh, gitu. Aku kira kamu mau menggali kuburanmu sendiri karena keluar malam-malam sendirian seperti ini. Kamu tahukan para zombie masih banyak berkeliaran di kota ini. Padahal walikota sudah menyuruh para warga untuk tetap tinggal di rumah. Tapi, kenapa kamu malah keluar, hah?"
Laki-laki itu menatap Kurumi dengan pandangan yang sangat tajam. Kurumi hanya tersenyum simpul untuk menanggapinya.
"Ya, aku tahu kok. Tapi, aku harus tetap pergi keluar. Soalnya aku mau pergi ke rumah temanku sekarang. Dia sedang sakit."
"Sakit apa?" laki-laki itu tampak penasaran.
"Sakit karena terkena gigitan dari salah satu zombie yang menyerang rumahnya tadi sore. Dia sudah divaksin dengan pelumpuh virus. Tapi, aku sangat mengkhawatirkan keadaannya. Vaksin pelumpuh itu hanya bersifat sementara. Karena itu, aku harus pergi ke rumahnya sekarang juga."
Laki-laki itu manggut-manggut mengerti.
"Oh begitu ceritanya."
"Iya, begitulah," Kurumi mengangguk."Kalau begitu, aku permisi pergi dulu. Sampai jumpa lagi."
Gadis berambut panjang yang diikat dua itu, mulai melangkahkan kakinya. Namun, laki-laki itu mencegahnya.
"HEI, TUNGGU DULU!"
Kurumi melirik ke arah laki-laki itu.
"Ada apa lagi?"
"Aku akan ikut denganmu. Boleh, kan?"
"Eh, kamu mau ikut denganku?" Kurumi tercengang.
"Ya, aku akan menemani kamu. Aku khawatir masih banyak zombie yang masih berkeliaran di sekitar sini. Apalagi kamu pergi sendirian. Kamu harus membutuhkan seorang teman untuk menemanimu pergi. Karena itu, aku akan menemanimu sampai tiba di rumah temanmu itu. Bagaimana? Apakah kamu keberatan?" tawar laki-laki itu.
Kurumi terdiam sejenak. Laki-laki itu menanti jawaban Kurumi dengan sabar.
Sedetik kemudian, Kurumi mengangguk.
"Baiklah, kamu boleh ikut."
"Terima kasih," laki-laki itu menyengir lebar sambil mengulurkan tangannya."Oh iya, kita belum berkenalan. Namaku Uzumaki Naruto. Aku adalah polisi yang ditugaskan untuk memburu para zombie."
Kurumi tersentak kaget mendengarnya.
"Eh, kamu polisi?"
"Ya, begitulah."
"Hm, aku baru tahu. Oh iya, namaku adalah Ebisuzawa Kurumi. Salam kenal ya!"
Kurumi menyambut uluran tangan laki-laki yang bernama Naruto itu. Ia tersenyum kecil.
"Salam kenal juga, Kurumi."
Mereka saling tersenyum bersama untuk mengawali acara perkenalan ini. Lalu mereka melepaskan uluran tangan masing-masing.
Sesaat Naruto memasukkan pistol yang tadi digunakannya untuk menembak para zombie, ke dalam sarung pistol yang terpasang di pinggang kanannya. Setelah itu, ia mengerling ke arah Kurumi.
"Jadi, apakah kita bisa pergi sekarang, Kurumi?"
Kurumi mengangguk cepat.
"Ayo, kita pergi sekarang juga!"
"Hm," Naruto juga mengangguk.
Lantas mereka pun segera pergi meninggalkan tempat itu. Sebelum para zombie bermunculan lagi untuk menyerang mereka. Mereka harus cepat menempuh perjalanan di malam sepi ini. Menuju ke rumah Yuki yang berjarak sangat jauh dari tempat itu.
.
.
.
Sebelum mencapai separuh perjalanan menyusuri jalan-jalan kota, Naruto dan Kurumi kembali berhadapan dengan para zombie yang menghalangi jalan mereka saat berada di jalan setapak yang sepi. Di dua sisi jalan dipenuhi pepohonan rimbun. Sebuah kawasan hutan lebat yang menuju ke arah perumahan penduduk yang berada di tepi kota Konoha.
Para zombie menyeringai dengan seramnya saat menyerang Kurumi. Kurumi memukul para zombie dengan sekop sekuat tenaga.
PAK! BUAK! PAK! BUAK!
Satu persatu zombie melayang-layang di udara sesaat dipukul oleh Kurumi. Mereka pun terpental dan berjatuhan di tanah.
Sedetik kemudian, para zombie yang berjatuhan itu, bangkit kembali untuk berjalan ke arah Kurumi. Kurumi terus menghajar para zombie itu dengan pukulan sekopnya yang terbilang menyakitkan.
Sementara itu, Naruto juga sibuk menghadapi beberapa zombie. Dia menembak satu persatu zombie yang terus datang ke arahnya.
DOR! DOR! DOR! DOR! DOR! DOR!
Satu persatu zombie lenyap tanpa berbekas akibat tembakan pistol dari Naruto. Naruto terus menembak mereka dari segala arah penjuru.
DOR! DOR! DOR! DOR! DOR! DOR!
Para zombie terus bermunculan dari arah dalam hutan. Membuat Kurumi dan Naruto kaget setengah mati melihatnya.
"Mereka semakin banyak, Naruto," sahut Kurumi berjalan mundur menuju ke arah Naruto. Naruto juga berjalan mundur ke arah Kurumi.
SET!
Naruto dan Kurumi saling beradu punggung. Mereka kini terjebak dalam kepungan para zombie yang semakin banyak dan jumlahnya semakin tidak dapat terhitungkan.
Naruto menatap tajam para zombie itu.
"Kamu benar, Kurumi. Mereka semakin banyak saja," Naruto segera merancang siasat penyerangan selanjutnya."Sepertinya kita harus melakukan sesuatu."
Kurumi mengedarkan pandangannya ke segala arah. Di mana para zombie meringkih dengan wajah yang sangat menyeramkan.
"Kita harus melakukan apa, Naruto?" tanya Kurumi menoleh ke arah Naruto.
Naruto tersenyum tanpa menunjukkan wajahnya ke arah Kurumi.
"Tenang saja, Kurumi. Cara yang harus kita lakukan sekarang ini adalah kamu harus memegang tanganku sekarang."
"Apa?" Kurumi kaget mendengarnya."Kenapa aku harus memegang tanganmu?"
"Ikuti saja. Ayo, cepat! Para zombie mulai mendekati kita!"
Kurumi mengangguk cepat.
"Ba-Baiklah!"
Segera saja Kurumi menggenggam tangan Naruto dengan erat. Naruto menyipitkan kedua matanya seraya memasukkan pistol ke dalam sarung yang terpasang di pinggang kanannya.
Kemudian salah satu tangannya yang bebas, mulai mengeluarkan semacam energi jingga yang berkilauan dan membentuk seperti bola yang bercincin. Kemudian Naruto mengarahkan tangannya ke atas.
SRIIING!
Cahaya jingga berbentuk bola bercincin itu terbang ke arah langit dan sangat menyilaukan mata yang memandangnya. Terutama Kurumi yang sangat kaget saat melihatnya.
"Eh, cahaya apa itu?" Kurumi ternganga.
Cahaya jingga bola bercincin itu mulai jatuh ke bawah. Saat bersamaan, Naruto menarik tangan Kurumi untuk segera meninggalkan tempat itu sebelum cahaya jingga bola bercincin itu mencapai ke tanah. Naruto membawa Kurumi pergi secepat kilat dari sana seperti gerakan teleport.
DHUAAAAR!
Tiba-tiba tempat itu meledak hebat. Ledakan cahaya yang menghancurkan semua zombie yang berkeliaran di hutan itu. Para zombie musnah tanpa tersisa sedikit pun.
Sementara itu, Naruto dan Kurumi tiba di suatu tempat yaitu di atas perbukitan yang tak jauh dari lokasi ledakan cahaya tadi. Mereka menyaksikan pemandangan ledakan cahaya tersebut dari atas sana.
Terlebih bagi Kurumi. Dia merasa heran dan bingung dengan apa yang terjadi sekarang ini. Lalu mengenai Naruto, mendadak ia membawa Kurumi terbang seperti angin dan sampai di puncak bukit dalam sekejap mata. Kurumi syok sekali.
"Apa yang telah terjadi?" ucap Kurumi sambil melirik Naruto dengan tajam."Sebenarnya kamu itu siapa?"
Naruto menoleh ke arah Kurumi. Ia tersenyum simpul.
"Maaf, jika kamu kaget dengan semua yang telah terjadi. Aku akan menceritakan siapa diriku sebenarnya padamu," jawab Naruto dengan tampang yang serius.
"Ya, katakan siapa kamu sebenarnya. Kenapa kamu bisa mengeluarkan kekuatan sebesar itu? Kamu pasti bukan manusia yang biasa."
Naruto terus tersenyum. Membuat kening Kurumi semakin mengerut.
"Aku memang bukan manusia biasa. Aku memang seorang polisi yang ditugaskan untuk memburu dan memusnahkan para zombie. Lalu mengenai kekuatan yang aku tunjukkan tadi, kekuatan itu kudapatkan secara mendadak sejak sebulan yang lalu. Saat aku terinfeksi virus yang disebabkan oleh gigitan zombie."
Kurumi terperanjat mendengar penjelasan Naruto itu.
"Ja-jadi, kamu pernah terinfeksi virus zombie itu?"
"Ya, begitulah. Bahkan aku sudah menjadi zombie sekarang."
Kurumi terperanjat lagi mendengarkannya.
"APA? KA-KAMU ADALAH ZOMBIE?!"
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
A/N:
Cerita pesanan buat Raihan Namikaze sudah update nih!
Gimana Raihan? Apa kamu suka dengan ceritanya?
Cerita ini saya ambil dari inspirasi langsung dari anime Gakkou Gurashi itu sendiri. Saya harus meneliti dan memahami benar bagaimana jalan ceritanya dan para karakternya. Jadi, maaf jika lama banget buatnya. Lalu baru sekarang saya bikin ceritanya dengan ide langsung dari otak saya sendiri.
Cerita ini sebenarnya mau dibuat one shoot. Tapi, dari segi ceritanya bergenre misteri dan ada unsur supranaturalnya maka saya putuskan untuk membuatnya menjadi cerita bersambung. Jadi, kayak The Guardian of Sacred Book ya? Hehehe ... ^^
Oke, bagaimana pendapatmu tentang cerita ini?
Berminat mereview cerita ini?
Cerita ini hanya dibuat sampai 3 chapter saja. Jadi, nggak usah panjang-panjang.
Dari Hikari Syarahmia
Sabtu, 3 Oktober 2015
Cerita pesanan kalian semuanya satu persatu bakal saya update kok. Tunggu aja ya.
