Title: JIB /HOUSE

Author: Jeon Nami

Main Cast: BTS

Genre: Family

Rated: T

Disclaimer: Semua cast milik diri mereka sendiri, Tuhan, Orangtua mereka dan Bighit ENT. Ide dan cerita milik author. jika ada kesamaan plot cerita, maka hal itu bukan karna unsur kesengajaan.

( italic = flashback)

HAPPY READING

1st september

"kooki-ah saengil chukkae"

Ucapan itu terdengar, hari ini ulang tahunku yang ke 17, eomma membuatkanku sup rumput laut dan menyiapkan cake. Kami duduk melingkar dan saling bercanda.

"sepatu yang kau inginkan" – jhope

Hyung tertuaku menyodorkan hadiahnya padaku.

"kook coba tebak taetae membelikanmu apa? Kaos polos berwarna putih yang sangat kau suka. Aku membeli 10 untuk menambah koleksimu" – taehyung

cengiran aneh tertampang jelas.

"hikseu hikseuu adik kecilku cepat sekali tumbuh~ ini semua salah eomma yang memberimu makanan setiap 3 jam sekali dulu huwaaa" – jimin

Abaikan saja, dia memang selalu begitu setiap ulang tahunku. Dan lagi – lagi dia memberiku iron man (hadiah yang dia berikan selalu sama sejak jungkook 2 tahun). Dan membuatku menjadi kolektor iron man karna memiliki figure nya lebih dari 40. Semua itu pemberian dari jimin hyung.

" kau sudah makin dewasa kook, appa harap kau menjadi anak yang baik" – namjoon

Appa memberiku petuah, dan memberikan buku sejarah. Kali ini sejarah kerajaan joseon.

" dariku sebuah instrument yang akan aku mainkan bersama piano khusus untuk dongsaengku" – suga

Tuts piano terdenger setelah suga hyung memainkannya, terasa begitu dalam dan nyaman. Aku suka semua hadiah yang di berikan padaku.

"appa, hyung, terima kasih atas kasih sayang kalian padaku. Aku bersyukur karna lahir dikeluarga ini" setitik air mata menetes. Aku terlalu bahagia di hari ulang tahunku.

"ssttt, anak eomma tak boleh menangis dihari ulang tahunnya" – seokjin

eomma memelukku dengan erat, mengusap kepalaku. Kehangatan eomma dan wangi tubuhnya, membuatku tenang.

"sekarang giliran permintaanmu pada eomma, ingin kado apa eum?"

"eum, eomma aku ingin sekolah di tempat umum."
"eh? Kenapa tiba – tiba menginginkan itu? Sebelumnya kooki tak pernah mengeluh homeschooling dengan appa."

aku mengusap tengkuk dengan kaku, memang aku tak pernah mengeluh, selama ini aku selalu menuruti apa yang diinginkan orangtuaku. Katanya dunia luar berbahaya bagiku. Tapi sekarang aku sudah dewasa, aku pasti bisa menjaga diriku sendiri. Lagi pula aku juga ingin berteman secara real dengan orang lain tidak hanya di chat online seperti yang selama ini kulakukan.

Karna permintaanku yang tak biasa aku jadi dipandangi oleh semua hyungku.

"kooki, apa bermain dengan kami saja tidak lagi menarik?"
mata jimin hyung berkaca – kaca

"bukan begitu hyung, aku hanya ingin mencoba hal baru. Aku selalu senang bermain dengan kalian"

Aku menunduk,bagaimanapun aku jadi merasa tak enak.

"baiklah,nanti eomma bicarakan dulu dengan appamu ya?"
eomma memelukku kembali. Aku lihat jimin hyung menangis dipelukan suga hyung. Kenapa pandangan hyung – hyungku sulit diartikan?

Padahal yang aku inginkan hanya sekolah umum.

WINGS

Hujan deras dengan petir yang menyambar, malam ini begitu menakutkan, bukan karna cuaca diluar tapi karna insiden jatuh dari tangga yang menyebabkan jin harus dioperasi untuk mengeluarkan bayinya yang baru berusia 7 bulan. namjoon diluar ruang ICU sudah menunggu selama 4 jam tapi pintu itu tak kunjung terbuka. Jhope duduk tenang disamping appanya dan suga asik memainkan mobil- mobilan berwarna hitam yang dia bawa kemana – mana tanpa tau bahwa eommanya sedang mempertaruhkan nyawa didalam sana. sedangkan taehyung dan jimin sudah tertidur pulas di paha appa mereka. Banyak hal negatif yang masuk kedalam fikiran namjoon yang sebenarnya tak ingin dia fikirkan. Kenapa istrinya harus jatuh dari tangga dan mengalami pendarahan? Bagaimana kalau jin - … ah tidak! Dia tak boleh berfikir begitu. Jin orang yang kuat dan akan bersamanya sampai mereka berdua keriput.

"paa, kenapa eomma lama sekali didalam? Apa uri kookie nakal?"
j-hope tiba – tiba berbicara. Perkataan polos bocah berusia 8 tahun itu terdengar.
"tidak hobi-ah, adikmu itu baik, tunggulah sebentar lagi. Eomma pasti bisa bertahan bersama adikmu."
namjoon mengusap lembut kepala j-hope sayang. Setidaknya pikirannya agak sedikit tenang karna senyuman yang j-hope berikan.

Pintu itu terbuka menampilkan dokter dengan bajunya yang berwarna hijau. Namjoon buru – buru menghampiri,
"tuan kim, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi anak anda benar – benar lemah. Kami akan merawatnya di ruang khusus."
"lakukan apapun dokter, asal anakku akan baik – baik saja"

setelah seminggu jin mulai pulih, tak ada yang perlu dikhawatirkan kecuali sang magnae. Tubuh merahnya yang kecil dengan banyak sekali kabel yang menopang hidupnya. Jin dan namjoon hanya bisa mengamati dari luar. Isakan jin begitu menyayat hati. Kookienya masih terlalu kecil, namjoon hanya bisa memeluk jin sambil menatap miris.
tangisnya belum terdengar sama sekali. Bahkah dia jarang bergerak, tak seperti saat dalam kandungan. Dokter bilang kalau kookie akan memiliki daya tahan tubuh yang lemah tapi untungnya organ dalamnya tak bermasalah. Dia berjanji akan merawat kookie dengan ekstra.

setelah lima bulan kookie sudah banyak perkembangan. Dia menangis bahkan bergerak lincah. Tubuhnya juga tak sekecil dulu. Setelah nya dia boleh dibawa pulang dan keluarga namjin menjaga jungkook dengan sangat hati – hati.

END/TBC

NOTE:
ide nya datang gitu aja makanya dipost XD semoga ada yang suka dan baca. review walaupun satu itu penting mau kritikan ataupun saran :3 agar kedepannya saya bisa membuat ff yang lebih baik . terima kasih.