Title : Hate
Disclaimer : Katekyou Hitman Reborn by Amano Akira
Warning : BL, OOC, typo(s), etc! Setting sebelum future arc.
Pairing : Fon x Viper/Mammon
Hope you like it~
.
.
.
Sampai kapanpun, Mammon akan tetap membenci Fon. Selamanya.
Alasan pertama, karena Fon bersikap terlalu lunak, bahkan pada saat Arcobaleno dikumpulkan pertama kali. Dalam keramahan, pria itu menempati posisi kedua setelah Luce. Mammon benci keramahan, baginya itu sikap terpalsu yang manusia punya. Jadi, dengan begini alasan pertama selesai.
Alasan kedua, karena Fon tetap bersikap baik meski ia sudah berusaha keras bersikap kasar pada pria itu. Pria itu tetap memperhatikannya dan memperlakukannya layaknya rekannya yang lain, dan Mammon benci karena setiap langkahnya menjauhi pria itu justru mendekatkan si kempoka padanya.
Alasan ketiga, karena semakin ia membenci Fon, ia semakin memikirkan pria itu—memikirkan bagaimana cara untuk membunuhnya. Mammon membenci si kempoka, itu fakta, mutlak hukumnya. Semakin ia membenci pria berkepang itu, semakin ia harus memikirkan pria itu mulai dari pergerakannya yang gesit, kewaspadaannya yang tinggi, refleksnya yang cukup bagus, tinggi badannya, wajahnya, ekspresi wajahnya—oke, dua yang terakhir harus dicoret, itu tidak benar. Intinya, Mammon tidak suka memikirkan seseorang terlalu sering, apalagi gratis dan tidak dibayar.
Alasan keempat, karena semakin lama, ia justru merasakan lecutan asing yang menyambar dadanya setiap berhadapan dengan pria itu. Jangankan berhadapan, kadangkala hanya dengan memikirkan pria berkepang itu, Mammon sudah merasakan wajahnya memanas. Apapun itu, Mammon tidak suka itu.
Sebenarnya, masih ada banyak alasan yang bisa dibeberkan Mammon dalam list Kenapa Harus Membenci Fon. Tapi, mengingat ia tak punya banyak waktu, ia akan langsung pada alasan terakhir.
Karena, pria Asia itu pandai membunuh.
Ya, kalian tidak salah baca, membunuh. Tanpa disadari, Fon sudah seringkali membunuhnya, membunuh setiap inci dalam dirinya. Menjadikannya seorang zombie hidup.
Bahkan, setelah pria itu tewas karena radiasi Non-Trinisette, pria itu tetap membunuhnya dengan caranya sendiri.
Mammon tahu, sejak awal bertemu dengan pria itu, ia sudah lama dibunuh olehnya.
Saat pertama bertemu, Fon membiarkan rasa penasaran berkecimpungan dalam diri sang ilusionis, membiarkan dirinya menyelidik lebih dalam tentang pria itu dan membunuh kewaspadaannya.
Lalu, semakin lama, Fon kembali berhasil membunuh perhatiannya. Atensinya jatuh sepenuhnya pada pria berkepang tersebut, dan pikirannya semakin terpenuhi oleh sosok itu.
Waktu berlalu, kembali, Fon membunuh fokus pikirannya. Tiada hari tanpa memikirkan pria itu, bahkan nyaris setiap saat, setiap waktu.
Fon juga berhasil membunuh hatinya yang sedingin es. Ia jatuh ke dalam jurang dalam sejak sadar bahwa lecutan asing di dadanya diakibatkan pria sialan itu.
Fon tanpa gagal membunuh pertahanannya. Semua terjadi begitu saja malam itu. Dan saat sadar, Mammon tahu ia tak akan bisa lari dari bayang dan sosok pria berkepang itu.
Fon lagi-lagi membunuh ketakutannya. Segelisah apapun dirinya, begitu mendengar pria itu memanggil namanya, hatinya akan kembali tenang. Genggaman tangan pria itu tanpa gagal membuatnya mengenal kehangatan.
Fon banyak membunuh segala hal yang ia punya.
Hingga ketika nyawa mereka berada di ujung sabit dewa kematian dan mereka diberi dua pilihan; salah satu harus berkorban atau keduanya akan berhadapan dengan kematian, Fon tanpa pikir panjang memilih pilihan pertama, menjadikannya pengorbanan untuk hidup sang ilusionis.
Fon membunuh ketakutannya untuk hidup seorang diri di dunia.
Mammon tak menerimanya, ia benci terus membiarkan dirinya dibunuh tanpa perlawanan. Ia memaki, berteriak—melakukan segala hal yang ia bisa. Ia mengingatkan si kempoka tentang tujuan utama si pria Asia selama ini; menciptakan dunia yang damai—satu lagi tujuan mulia pria Asia itu yang tolol.
Namun, Fon tetap pada keputusannya. Ia membungkukkan badannya sedikit, menjajarkan wajahnya dengan wajah Mammon, mengelus pipi sang ilusionis yang telah basah oleh air mata dengan lembut, dan mengatakan hal terampuh yang berhasil membunuh Mammon:
"Dunia idealku tidak akan sempurna tanpamu. Dan dunia tanpamu adalah dunia di mana eksistensiku tak akan tinggal."
Dan Fon mencium bibirnya lagi, membunuhnya entah untuk keberapa kali.
Fon lalu melepaskan ciumannya, kemudian menyunggingkan senyum lembut yang biasa terukir dibibirnya.
Senyum yang lagi-lagi berhasil membunuhnya.
Dan ketika pria itu berbalik menjauhinya, Mammon tahu bayang punggung itu akan menjadi hantu yang membunuh pikirannya untuk selamanya.
"Bersikap sok pahlawan sama sekali tidak cocok untukmu, Sialan!" Mammon meneriaki pria yang telah menjauhinya kala itu.
Fon menghentikan langkahnya, kemudian berbalik dan menggerakkan bibirnya, Mammon menahan napas, mengerti apa yang dikatakan si kempoka padanya meski suaranya tak terdengar oleh telinganya;
"Mammon …,"
—Panggilan itu membunuhnya.
"… aku mencintaimu."
—Pernyataan cinta itu juga sukses membunuhnya.
Kembali, Fon melempar senyum lembut khasnya padanya.
—Senyum itu pun membunuhnya—kewarasannya, kemanusiaannya, cintanya, semuanya.
Dan hal terburuk dari semuanya, Fon berhasil membuatnya menjadi zombie berjalan yang hidup dalam bayang-bayang pria berkepang tersebut, seorang zombie yang mengharapkan kematiannya yang sesungguhnya.
Sampai kapanpun, Mammon akan tetap membenci—dan mencintai—Fon. Selamanya.
.
.
.
END
.
.
.
A/N : YEEYYY saya bisa kembali bikin penpik FM lagi /gelar syukuran/ /ei. Ini buat ngebut sekitar sejam yang lalu :")) BTW, saya habis UTS saudara-saudara, dan saya mau curhat masa UTS saya kepala 6 semua hiks. Tapi saya bingung juga, soalnya pas ngisi soal terus ngecek jawabannya di buku bener, kok bisa cuma dapet 6 itu kan aneeh. Kayaknya sih masalah pensil hikz, doakan saya bisa ngejar rapot semester ini ya /cari doa /yang doain saya doain balik jadi ganteng /dibuang.
Terus, saya ada hasrat buat mendalami fandom pinggiran nih, jadi kayaknya bakal nggak grepe-grepe penpik di sini dulu /dibuang. Doakan saya lagi yaa /o/
Ada yang bingung sama isi penpiknya? Kalau ada jangan sungkan ditanyakan di kotak review ya! Saya bingung mau ngejelasin apa hehehe /digebok. Terima kasih juga untuk semua yang telah membaca penpik ini, saya tunggu review kalian. Dan bagi yang mau fav serta tetek bengeknya juga terima kasih banyak yaa /o/ Sampai jumpa di karya saya selanjutnya!
-Salam-
Profe Fest
