Title : I'm Sorry

Cast : HunHan, pair official EXO. GS for Uke

Genre : Humor, Drama

Chapter : 1-END

Disclaimer : Cast asli itu punya Tuhan, dan atas izin Tuhan juga pheo bisa mengupdate ff ini, typo bertebaran.

.

.

.

Oh Pheonix present

.

.

.

"Luheeeeennnnnnnnn!"

"YA! BYUN BAEKHYUN!"

Begitulah pagi di Inha Senior High School, diawali dengan sapaan nyaring dari gadis mungil bereyeliner pada sang gadis bermata rusa yang sedang menatapnya garang. Yang ditatap hanya menunjukkan senyum lebarnya.

"Sudah berapa kali kubilang namaku Xi LuHan! Xi. Lu. Han." Ucap Luhan –sang gadis bermata rusa- sinis, "Mama ku akan memotong lehermu saat tahu kau mengganti namaku, Baek," dengusnya lagi.

Baekhyun tertawa lebar, "Itu panggilan kesayanganku, Lu. Terima saja."

"Terserah!" balas Luhan tak perduli, "Mana Kyun-"

"LUHANNIEEEE! BAEKHYUNNIEEEE!"

Ah! Satu lagi suara nyaring terdengar dari ujung koridor, kedua gadis itu segera menoleh dan mendapati seorang gadis bermata buat yang porsi badannya tak jauh beda dari Baekhyun. Do Kyungsoo.

"Kau lama sekali," sungut Baekhyun, Kyungsoo sedikit terengah sebelum melempar senyum manis pada dua sahabatnya.

"Mianhae, Jongin terlambat bangun pagi lagi."

"Yasudah, ayo." Baekhyun segera menggandeng kedua lengan temannya dan berjalan riang menuju kelas mereka. Tapi dibelokan pertama ketiga gadis itu dicegat oleh seorang namja berkulit pucat yang wajahnya tak pernah jauh dari kata datar.

"Kupinjam temanmu." katanya tanpa basa-basi dan langsung menarik Luhan keluar dari gandengan Baekhyun.

"Ya ya ya! Albino!" pekik Baekhyun nyaring, tak terima temannya diseret begitu saja. Sedangkan Luhan sudah berontak lepas dari pria yang dipanggil Albino itu.

"Lepas, Sehun!"

Sehun –sang namja- menoleh dan melempar pandangan tajam pada Luhan yang dibalas tak kalah tajam.

Keduanya saling beradu pandang beberapa lama sebelum akhirnya Sehun buka suara.

"Kenapa kau tidak menungguku menjemputmu?"

"Untuk apa?"

"Dengan siapa kau berangkat?"

"Kris." jawab Luhan cuek, namun satu nama itu mampu membuat aura wajah Sehun semakin keruh.

"Sebut namanya sekali lagi." ujar Sehun dingin, Luhan masih berusaha melepas cengkraman tangan Sehun. Namun yang ada Sehun malah mendorongnya ketembok dan menyudutkannya.

"YA!"

"Sebut namanya sekali lagi. Didepanku."

Luhan mendongak saat menyadari nada suara pria didepannya semakin menusuk. Dilihatnya wajah Sehun yang semakin dingin dan kilat matanya yang tajam, seakan menguliti Luhan saat itu juga.

"K.R.I.S." eja Luhan, Sehun menggeram.

"Kau berani pergi dengan lelaki lain disaat kekasihmu menunggumu didepan rumahmu? Oh, manis sekali."

"Lalu apa namanya jika kekasihnya tiba-tiba membatalkan janji bertemu hanya untuk gadis lain?" sindir Luhan balik, Sehun sempat mematung sesaat sebelum kembali menatap Luhan.

"Xi Luhan.."

"Kau marah-marah padaku hanya karena kau takut aku membahas pembatalan janjimu kemarin yang tiba-tiba? Mau melemparkan kesalahanmu padaku?" ujar Luhan sarkatis, menyentak dengan keras cengkraman pria itu dan mendorongnya.

Belum dua langkah Luhan berjalan, Sehun kembali mencekal tangannya dan menghimpit gadis itu diantara tembok dan dirinya.

"Kita belum selesai bicara."

"Apalagi?" balas Luhan jengah.

"Luhan!" Luhan dan Sehun menoleh saat mendengar panggilan nyaring Kyungsoo dan Baekhyun. Rupanya keduanya kekeuh mencari Luhan yang diseret oleh Sehun.

Dengan segera Luhan mendorong jauh-jauh tubuh Sehun dan berlari menghampiri kedua sahabatnya. Sebelumnya ia sempat memberi tatapan tajam pada Sehun dengan mata rusanya sebelum menggamit lengan Baekhyun dan Kyungsoo berjalan menjauhi Sehun.

"Kalian bertengkar?" tanya Kyungsoo begitu mereka berada dikantin, keduanya baru sempat bertanya saat jam istrirahat seperti sekarang karena pada saat tiba dikelas pagi tadi sang guru dijam pertama sudah masuk kedalam kelas.

"Dia yang mulai," sahut Luhan acuh. Dua gadis mungil saling menatap heran kearah temannya yang malah asyik dengan kimbapnya.

Maklum saja, Luhan dan Sehun jarang bertengkar, walaupun Sehun sangat. Ani! Teramat sangat posesif pada Luhan, namun Luhan seperti tidak mempermasalahkan sifat Sehun yang satu itu. Luhan adalah gadis yang penurut, tidak pernah membantah omongan Sehun. Dan Luhan akan sangat manja bila sudah didekat Sehun. Tapi sekarang?

"Memang apa masalahnya sampai kalian bertengkar? Tidak biasanya." kali ini Baekhyun yang bertanya, gadis itu memang selalu blak-blakan dan ceplas-ceplos.

"Dia tiba-tiba membatalkan janji bertemu denganku kemarin sore dan malah mengantar gadis lain entah kemana." Satu lagi sifat Luhan, polos dan jujur. Mungkin itu salah satu alasan Sehun sangat protektif pada rusanya.

"Gadis lain? Nugu?"

"Jongin bilang namanya Seulgi."

"Jadi si Kamjjong itu bekerja sama dengan Sehun?" todong Kyungsoo langsung, dan Luhan mengangguk.

"YA! KIM JONGIN!" suara lima oktaf Kyungsoo langsung memenuhi seluruh arena kantin begitu melihat siluet kekasihnya didepan pintu utama kantin, bersama seorang pria lain bertelinga lebar.

Jongin yang mendengar teriakan nyaring gadisnya langsung melambai riang dan berjalan menghampiri meja tiga serangkai itu bersama pria tinggi disampingnya.

"Hai, Kyungsoo-ku..." sapa Jongin manis sembari mengerling kearah Kyungsoo yang sedang manatap garang padanya.

Pria tinggi disebelah Jongin juga tersenyum manis pada ketiga gadis itu dan mengedip genit pada Baekhyun, yang dibalas tatapan 'cepat-duduk'.

"Dimana Sehun?" tanya Baekhyun, mencoba mengambil alih pembicaraan sebelum Kyungsoo mengamuk. Percayalah, meskipun mempunyai wajah imut dan kepribadian yang tidak terlalu heboh, Kyungsoo bisa menjadi seperti ibu tiri jika sudah marah apalagi mengamuk.

"Sedang menemani Seulgi diperpustakaan." jawab Chanyeol santai, tidak menyadari tatapan terkejut dari ketiga gadis itu dan malah mengambil satu kimbap dari piring Luhan.

"Siapa sebenarnya Seulgi itu?" tanya Kyungsoo tajam, sekilas melirik Luhan yang menatap kimbapnya dengan pandangan kosong.

"Memang Sehun tidak cerita padamu, Lu?" Jongin melempar pertanyaan itu pada Luhan sembari mengernyit, "Kupikir kau tahu,"

"Jawab saja, Kamjjong!" sela Baekhyun.

"Well, Seulgi itu teman kecil Sehun, sekaligus cinta pertamanya. 3 tahun lalu dia pindah ke Jepang karena ayahnya ditugaskan disana, baru seminggu yang lalu dia pindah dan bersekolah disini." jelas Jongin sambil lalu, kemudian beralih menatap Baekhyun, Kyungsoo dan Luhan bergantian. "Kalian kenapa?" tanyanya saat melihat perubahan wajah ketiga gadis itu.

"Pria albino itu sepertinya tidak memberitahu apa-apa pada gadisnya, Jongin-ah." Chanyeol menyahut saat melihat tatapan mata Luhan berubah sendu. "Dan jelas saja dua gadis kita tidak tahu apa-apa."

"Mau mati rupanya," desis Kyungsoo saat kembali melihat siluet seorang namja yang sedang dibicarakan tengah berjalan kearah mereka dengan... menggandeng tangan seorang gadis.

Belum sempat Sehun dan gadis itu menghampiri meja sahabat-sahabatnya, Kyungsoo sudah berdiri lebih dulu dan menunjuk Sehun dengan jari telunjuknya.

"Diam disana, Tuan Oh."

Jongin, Chanyeol, Baekhyun dan Luhan mendongak saat mendengar suara Kyungsoo yang begitu sinis, keempatnya menoleh dan mendapati Sehun membalas tatapan datar dan juga gadis disampingnya yang menampilkan raut wajah bingung.

"Sehunnie.." panggil gadis itu, sedikit menarik ujung kemeja Sehun.

Pandangan Luhan seketika berubah datar, ia kembali berkutat dengan makanannya tanpa menggubris tatapan Sehun.

"Sehunnie?" ulang Baekhyun sarkatis, "Setahuku hanya gadis ini yang memanggilmu begitu." lanjutnya sambil melirik Luhan.

Sehun menatap bergantian satu persatu temannya, Jongin dan Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya pelan saat Sehun menatap mereka dengan penuh tanda tanya.

"Bisa jelaskan siapa dia?" tanya Kyungsoo lagi, menatap sekilas gadis disamping Sehun yang parahnya sekarang tengah memeluk lengan kanan pria itu.

"Annyeong, Kang Seulgi imnida... aku murid pindahan disini. Bagapseumnida..."

"Aku tahu kalau itu, Nona." gubris Kyungsoo, "Yang kumaksud hubunganmu dengan pria albino itu."

"Oh, Sehun?" tanya Seulgi, "Dia teman kecilku, tapi sudah seperti pacarku, hihihi."

"MWORAGO?"

Keempat pemuda pemudi itu sontak memekik bersamaan saat mendengar penuturan Seulgi, tak beda jauh dengan Sehun yang sekarang menatap tajam 'teman kecil' nya itu, hanya Luhan yang masih tak perduli dengan keadaan sekitar, tapi jika ditelisik, kedua mata rusanya sudah memerah menahan tangis.

"Seulgi-ya," interupsi Sehun, Seulgi menoleh dengan senyum manis.

"Kau tidak tahu kalau 'Sehunnie' mu itu punya kekasih?" tanya Baekhyun curiga, maksud dalam artian ini curiga pada Sehun yang tidak terus terang pada Luhan.

Dan sepertinya dugaan gadis bereyeliner itu benar, karena detik selanjutnya Seulgi menampilkan raut wajah bingung dan menatap Baekhyun dan Sehun bergantian.

"Kekasih? Dia tidak pernah menceritakan seorang gadis pun padaku." tuturnya jujur. Baekhyun melotot dan menatap tajam Sehun yang masih mempertahankan wajah datarnya.

"Ayo, Lu. Kita kekelas," ujar Kyungsoo, menyadari bahwa gadis rusa itu ingin menangis. Dengan segera ia menarik lengan Luhan dan menatap tajam Sehun sebelum meninggalkan kantin bersama dua sahabatnya.

Jongin dan Chanyeol hanya bisa menatap pasrah kepergian kekasih-kekasih mereka dan mendelik pada Sehun.

"Kau baru saja membuat masalah besar." Ujar Chanyeol, entah dia menujukan pada Sehun atau pada Seulgi.

Sehun hanya melempar pandangan dingin pada dua kawannya dan beralih menatap Seulgi yang ternyata sudah menatapnya lebih dulu.

"Kau punya kekasih?" tanya Seulgi, Sehun mengangguk pelan.

"Apa dia ada diantara tiga gadis tadi?"

"Ya," kali ini Jongin yang menjawab, jika boleh jujur ia memang tidak terlalu suka dengan Seulgi. Gadis itu selalu menempeli Sehun kemanapun, dan Sehun diam saja.

"Gadis berambut coklat madu yang tadi duduk disampingku, itu kekasihnya." lanjut Jongin, gadis itu tampak terkejut.

"Kau tidak bilang padaku kalau kau punya kekasih." Ujar Seulgi pelan,

"Mianhae, aku baru mau mengenalkannya padamu tapi ternyata malah salah paham seperti ini." sahut Sehun, pikirannya menerawang pada gadis rusanya yang pasti tengah menangis sekarang. Luhan itu sangat sensitif, dan Sehun sedikit banyak menyesal tidak pernah bercerita tentang Seulgi. Dia berpikir bahwa Seulgi hanyalah masa lalu dan Luhan masa depannya. Tapi tidak disangka Seulgi kembali ke Korea.

Sehun memang sudah tidak punya perasaan apapun pada teman masa kecilnya itu, ia hanya mencintai Luhan. Namun ia belum sempat atau belum siap menceritakan siapa Seulgi pada Luhan, karena takut Luhan marah. Kejadian dimana Sehun membatalkan janji mereka berdua karena Seulgi bilang orang tua gadis itu ingin bertemu dengannya dan keluarganya, sekedar reuni teman lama. Tidak disangka malah akan berbuntut panjang seperti sekarang.

Seulgi pun tidak jauh beda, ia berpikir dengan kembali nya dia ke Korea bisa kembali mengumpulkan benih-benih cinta yang dulu sempat ada diantara mereka sebelum gadis itu berpindah negara. Tapi nyatanya Sehun sudah punya kekasih.

Chanyeol menatap Sehun dan Seulgi bergantian, "Kalian masih mau berdiri disana? Bel sekolah sudah berbunyi." interupsinya, dan langsung berjalan meninggalkan dua sejoli itu bersama Jongin.

"Kita bicarakan ini sepulang sekolah," ujar Seulgi dengan senyum yang dipaksakan dan langsung berjalan meninggalkan Sehun sendirian.

.

.

"Jadi?" kejar Seulgi begitu mereka ada diatap sekolah, keduanya memang sepakat bertemu disana setelah bel sekolah berbunyi. Tadinya Sehun sempat ingin menolak karena khawatir dengan Luhan. Namun Luhan malah sudah pulang lebih dulu sebelum bel –Chanyeol yang memberitahunya setelah mendengar dari Baekhyun. Dan sekarang ia berniat menyelesaikan masalahnya dulu sebelum pergi kerumah Luhan.

"2 tahun," ujar Sehun, Seulgi menoleh dan mengernyit, "Aku sudah bersamanya selama 2 tahun." lanjut Sehun lagi.

Seulgi menatap pria disampingnya dengan sendu, 'benar-benar tidak ada harapan.' batinnya.

"Kau sangat mencintainya?"

"Ya." jawab Sehun singkat, namun didalamnya ada nada ketegasan dan kemantapan yang sangat kuat.

Sehun mengalihkan pandangannya kearah gadis itu dan menatapnya dalam-dalam, "Mianhae.."

"Tidak, tidak. Tidak perlu meminta maaf padaku, Sehun."

"Aku tahu kau berharap besar padaku, Gi-ya... dan aku minta maaf karena membiarkan itu." ujar Sehun lagi.

Satu liquid bening lolos dari gadis bermata sipit itu, dengan gerakan reflek Sehun segera mendekat dan menghapus lelehan bening yang keluar dari sana.

"Jangan menangis, aku seperti laki-laki berdosa membiarkan seorang gadis menangis..."

"Boleh aku meminta satu permintaan padamu, Sehun-ah? Aku janji setelah itu akan menjaga jarak denganmu agar kekasihmu tidak salah paham." Bisiknya terisak, tanpa pikir panjang Sehun mengangguk.

"Cium aku," lirih Seulgi, Sehun membulatkan kedua matanya, "Aku mohon... sekali ini saja..."

"Gi-ya, aku-"

"Aku mohon, Sehun..." desak Seulgi lagi.

Sehun menghembuskan nafasnya dengan perlahan, "Baiklah," putusnya setelah lama terdiam dan berpikir.

Dengan gerakan lambat Sehun menundukkan wajahnya agar sejajar dengan wajah gadis yang sedang memejamkan matanya, pasrah dengan perlakuan Sehun. Detik selanjutnya kedua belah bibir itu bertubrukan dengan lembut dan menempel sempurna. Sehun hanya menempelkan bibirnya diatas bibir Seulgi, hati dan pikirannya dipenuhi bayang-bayang wajah Luhan.

"Se-sehun..."

DEG!

Baik Sehun maupun Seulgi sama-sama terlonjak kaget saat mendengar suara yang begitu lirih didekat mereka, dengan segera Sehun menarik wajahnya dan menoleh kearah pintu atap. Luhan berdiri disana dengan air mata yang sudah mengalir.

"Lu..."

Luhan menutup mulutnya dan menggeleng pelan, hatinya teriris saat melihat orang yang dia cintai mencium gadis lain, dada nya sesak menahan sakit.

"Ini salah paham, Lu.. dengarkan aku dulu.." ujar Sehun panik, mencoba mendekat namun Luhan malah memundurkan langkahnya dan membanting pintu dengan keras.

"LUHAN!"

"Kejar dia, Sehun-ah." Ujar Seulgi tak kalah panik, Sehun menoleh dan menatap Seulgi.

"Aku tidak apa-apa, cepat kejar dia." desak Seulgi, Sehun terdiam sebentar dan kemudian mengangguk.

"Akan kuhubungi kau nanti."

Seulgi mengangguk dan menatap kepergian Sehun dengan sendu, "Mianhae, Sehun-ah.." bisiknya parau.

Sehun berlari menuruni tangga secepat yang ia bisa, mencoba mengejar Luhan yang sekarang sudah menghilang entah kemana, dikoridor dekat pintu gerbang sekolah ia malah bertemu dengan Jongin dan Kyungsoo.

"Kemana Luhan?" tanyanya terengah,

"Pergi dengan taksi." jawab Kyungsoo ketus. "Sudah kubilang langsung temui Luhan, kenapa kau malah menemui teman kecilmu itu?"

"Aku harus menyelesaikan permasalahanku dengannya dulu baru bertemu dengan Luhan." jawab Sehun, Kyungsoo mendengus sementara Jongin hanya menatap keduanya dengan bingung.

Sehun mengatur nafasnya sesaat sebelum merogoh saku celana nya, mendial nomer seseorang.

"Yeobseo?"

"Yeobseo, eommonim.. apa Luhan sudah pulang?" tanya Sehun pelan.

"Luhan? Ya, dia baru saja pulang.. ada apa, sayang?"

"Ani, gwenchana... Aku ada latihan klub, jadi tidak bisa mengantarnya pulang... Syukurlah jika dia sudah pulang." jawab Sehun, sedikit meringis karena ia membohongi Heechul, ibu kandung Luhan.

"Ah, begitu... Baiklah, jangan terlalu lelah, Sehunnie..." jawab Heechul lembut, dia memang sudah menganggap Sehun sebagai anaknya sendiri.

"Ne, eommonim.. kalau begitu ku tutup dulu. Annyeong."

"Nde~"

Sehun kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celana, tak menyadari tatapan garang Kyungsoo.

"Kau membohongi Heechul umma?" tanyanya tak percaya, Sehun menoleh dan kembali memasang wajah datarnya.

"Aku tidak mungkin memberi tahu kalau kami sedang berselisih paham, aku akan menemuinya besok disekolah. Dia mungkin butuh waktu sendiri sekarang."

"Baiklah, terserah padamu. Jangan menyesal." Sehun mengangguk dan berjalan kembali menuju sekolah sementara Jongin dan Kyungsoo kearah parkiran.

..

..

Nyatanya keputusan Sehun untuk tidak menyusul Luhan kemarin adalah sebuah kesalahan besar yang dia perbuat. Dia sudah menghampiri Luhan dikelasnya saat istirahat namun rusa kecilnya itu tidak masuk sekolah, dia malah mendapatkan berita mengejutkan dari Baekhyun dan Kyungsoo.

"Dia pergi! Ini semua salahmu!" pekik Baekhyun, menuding Sehun dengan telunjuknya. "Luhan pergi! Luhan pergi, Oh Sehun!"

Sehun merosot duduk ditempat yang biasa Luhan duduki dengan wajah syok, Jongin dan Chanyeol yang ikut mengantar Sehun kekelas Luhan sekaligus bertemu kekasih mereka hanya bisa menatap kasihan pada sahabatnya yang satu itu.

"Dia pergi kemana?" tanya Jongin pelan, secara tidak langsung menyuarakan isi hati Sehun.

Kyungsoo mendelik dengan mata memerah menahan tangis, "Dia kembali ke China..."

DEG!

"APA!?" pekik Chanyeol dan Jongin bersamaan.

"Tadi pagi Heechul umma datang kesekolah dan menitipkan ini pada kita." ujar Kyungsoo lagi sembari mengacungkan sebuah amplop berwarna biru muda. "Tolong bacakan untuk mereka bertiga, Baek."

Baekhyun mengambil alih surat yang dipegang oleh Kyungsoo dan membukanya. Ketiga pria itu menyimak dengan seksama setiap tulisan yang dibacakan oleh gadis mungil itu.

Annyeong, Kyungie, Baekhyunnie... Jongin dan Chanyeol juga ^^

Maafkan aku karena pindah secara mendadak, aku benar-benar minta maaf.

Aku tahu kalian akan marah padaku, tidak apa-apa, aku mengerti.

Aku akan pulang ke Beijing hari ini bersama baba ku, dan mungkin aku akan menetap disana bersama nenek dan kakekku, kau tahu bukan jika Minseok jie juga ada disini, aku tidak tahu kapan akan kembali ke Korea.

Maaf tidak memberitahu kalian secara langsung, ada alasan kenapa aku pindah secara tiba-tiba. Aku mohon maaf.. semoga kalian selalu bahagia. fighting! ^^

p.s : Sehunnie, semoga kau juga selalu bahagia, aku mencintaimu...

Xi Luhan

Jongin, Chanyeol dan Sehun menghela nafas hampir berbarengan. Terlebih Sehun yang makin mengeruhkan air mukanya, melihatnya membuat Kyungsoo tak tahan memukuli pria albino itu.

"Ini semua salahmu, Oh Sehun! Salahmu! Luhan pergi karena salahmu!" teriaknya sambil memukul Sehun membabi buta.

"Kyung, sabar dulu. Hey hey hey! Sehun bisa mati." Bujuknya panik, Kyungsoo mendelik pada kekasih hitamnya itu.

"Bagaimana bisa dia kembali ke China? Kau tidak- Aish, ya! Oh Sehun! Mau kemana kau!?"

Sehun tak menggubris omongan Chanyeol dan berlari keluar kelas menuju ferrarinya yang terparkir dihalaman samping sekolah.

..

..

Brak!

Dengan tidak sabaran Sehun segera membanting pintu mobilnya begitu sampai didepan rumah keluarga Xi, ia segera memencet bel rumah itu, tidak lama kemudian seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda keluar dari gerbang dengan seulas senyum manis.

"Sehunnie? Ada apa sayang?" tanya Heechul begitu melihat 'calon menantu' nya berdiri didepannya dengan raut wajah gusar.

"Luhan..."

"Luhan? Dia sudah berangkat tadi pagi-pagi sekali sayang, penerbangan pertama. Kenapa bisa lupa, hm?"

"Apa?" tanya Sehun tak pasti, Heechul mengernyit melihat ekspresi kebingungan lelaki muda itu.

"Luhan bilang pada umma kalau kau sudah tahu jadwal penerbangannya dan bilang tidak mengantarnya. Makanya baba yang mengantarnya sampai disana." Jelas Heechul, "Kau kenapa sayang?" tanyanya lagi saat melihat Sehun makin gelisah.

"Eommonim, apa benar Luhan menetap disana?"

Heechul makin mengerutkan kedua dahinya saat mendengar pertanyaan Sehun, "Bukankah kau sudah tahu? Kenapa bertanya pada umma?"

Sehun mengusap wajahnya dengan kasar dan menopang kedua tangannya didepan pinggangnya, Heechul mendadak curiga.

"Kalian bertengkar ya?"

..

"Luhan bilang pada umma kalau kau sudah tahu perihal dia pergi ke China, makanya umma tidak curiga apapun saat dia bilang mau pindah kesana karena kau sudah setuju. Luhan juga bilang kau akan mengunjunginya sebulan sekali. Aish, anak nakal itu, bisa-bisanya membohongiku." decak Heechul kesal, saat ini keduanya tengah berada dikamar Luhan, Sehun diam saja saat dibawa kekamar gadisnya.

Heechul membelai puncak kepala pria itu dengan sayang, "Sebenarnya ada apa dengan kalian, hm?"

Sehun mendongak dan menatap manik mata Heechul dengan sedih, "Kami salah paham, eommonim..."

Heechul mengangguk paham, wanita itu melirik jam dinding hello kitty dikamar Luhan dan tersenyum tipis, dengan segera ia mengambil ponselnya dan mendial nomer suaminya. Dan beruntungnya ponsel Hangeng –sang suami- sudah aktif.

"Yeobseo?"

"Yeobo!" sapa Heechul riang, "Kalian sudah sampai?"

"Sudah, aku baru saja keluar dari bandara. Ada apa?"

"Berikan ponselnya pada rusa nakal itu," ujar Heechul setengah menggertak, Sehun kembali mendongak saat mendengar rusa-nya disebut. Heechul melirik sekilas dan tersenyum manis.

"Mama? Ada apa?"

Begitu mendengar suara Luhan diseberang telpon, Heechul dengan segera menyodorkan ponselnya pada Sehun yang dibalas tatapan penuh tanya.

'Luhan.' Katanya tanpa suara,

Sehun sempat terdiam sebentar memandangi ponsel Heechul, sejenak ragu. Namun Heechul dengan segera menyodorkan ponsel nya pada Sehun dan memberi gestur keluar dari kamar.

"Mama?"

Pria albino itu mendengar suara Luhannya yang mungkin bingung karena 'Mama' nya tidak menjawab nya, namun detik itu masih berjalan tanda jika teleponnya masih tersambung.

"L-lu..." suara Sehun tercekat, tak berbeda jauh disana Luhan mematung karena bukan mamanya yang menyahut, melainkan suara seorang pria yang tak ingin dia dengar suaranya.

"Jangan ditutup teleponnya, Lu.. aku mohon..." ujar Sehun lagi, Luhan masih mematung dengan ponsel yang masih setia ditelinganya.

Hangeng yang sedari tadi disampingnya melirik dengan kening berkerut, pasalnya Luhan tidak berbicara apapun dan malah terdiam.

Luhan berdehem pelan dan mengatur suaranya senormal mungkin, "Kenapa?"

"Kenapa kau meninggalkanku?" tanya Sehun lagi.

"Aku pikir semuanya sudah jelas, Oh-ssi."

"Aku akan menjelaskannya padamu si-"

"Tidak perlu," potong Luhan, "Aku sudah mendengarnya kemarin."

"Tapi kau juga tidak bisa meninggalkanku begitu saja!" teriak Sehun frustasi.

"Maaf, Sehun. Tapi aku memang harus pergi. Kututup teleponnya."

"LUHAN!" teriak Sehun lagi begitu mendengar sambungan terputus secara sepihak, lelaki keluarga Oh itu menatap ponsel ditangannya dengan tatapan tak percaya, "AARRRGGHHHH!"

..

..

"Sehun yang menelpon?" tanya Hangeng begitu Luhan menyodorkan ponselnya, Luhan hanya menggumam tak jelas dan melempar pandangannya keluar jendela.

Hangeng menatap Luhan dengan sedikit sendu, ia berpikir mungkin putrinya itu sedih karena terpisah jarak oleh kekasihnya, atau mantan kekasihnya, pikirnya.

Luhan masih menerawang melihat pemandangan diluar mobil yang akan membawa mereka kerumah orang tua Hangeng, kakek dan nenek Luhan. 'Selamat tinggal, Sehunnie...'

..

..

..

..

..

To Be Continue

Holaaaaaaaa *kibar bendera HunHan* apa kabaarrrr? Hehe pheo dateng nyeret dua kesayangan yaitu HunHan buat maen drama di skenario yang udh pheo bikin *lirik ff diatas*

Gimana gimana? Ff ini akan dilanjut jika responnya memuaskan dan review lebih dari 20, mungkin chap selanjutnya akan dishare setelah "Look At Me!" tamat. Berminat dilanjut? Review yang banyak ^^ annyeoooongggggg..

.

.

Oh Pheonix 2016