A/N: Fic yang tiba-tiba terpikir... Sangat random jadi mungkin tidak pasti arah fic ini akan kemana, apalagi saya lebih terbiasa menulis dalam . Stay tuned...
Summary: Naruto, Sasuke, Sai, dan Shikamaru, empat orang yang kadang ngenes kadang tidak, dihadapi situasi yang membuat mereka merasa tidak nyaman. Randomness yang menyebalkan. Side: NaruHina, SasuSaku, SaiIno, ShikaTema.
Disclaimer: Naruto adalah hak milik Masashi Kishimoto, dan cerita ini hanyalah fiksi penggemar.
-/-/-/-
Random I: Kunjungan
Suatu ketika, di kediaman Uzumaki, tempat dimana pasangan NaruHina tinggal, terjadi sebuah insiden yang bisa membuat Naruto kejang-kejang.
Alkisah pada waktu itu, Naruto mengundang Sasuke, Sai, dan Shikamaru untuk datang ke rumahnya. 'Yah, itung-itung ngumpul.' Pikir Naruto.
Jadi, ketika sampai di rumahnya yang tidak terlalu besar. "Heh, besar." Gumamnya.
"Apanya?" Tanya Sai.
"Itu..." Naruto lalu mempunyai cengiran yang aneh di wajahnya. "Anunya."
Demi menghentikan kekonyolan ini, Sasuke menyela. "Rumahnya."
"Jadi, kapan kita masuk?" Akhirnya Shikamaru juga ikutan.
"Masuk ke mana?" Dan dengan mukanya yang rata, Sai bertanya lagi.
"Ke itu." Lagi-lagi Naruto.
"Rumah." Sasuke lagi.
Shikamaru menggeram.
Naruto nganga.
Sasuke bermuka datar.
Sai melongo.
Akhirnya setelah bengong beberapa menit, mereka masuk.
"Jadi, mana sakenya?" Yang pertama bertanya adalah Sai.
"Di anu." Naruto.
Shikamaru menampar wajahnya sendiri. Kemungkinan berpikir tentang dosa apa saja yang telah ia perbuat sampai mendapat teman seperti ini. Tetap saja ia telah menyempatkan diri untuk bersumpah akan menjadi orang yang lebih baik lagi, walaupun itu merepotkan.
Sasuke berhela, sangat ingin sekali memakai sharinnegan atau rinne sharingan atau sharingan rinnegan atau saringan atau apalah. Sangat ingin sekali dia memanggil Susano'o dan menghipnotis Naruto. Apa daya, dia tidak boleh membuat medan perang yang baru di kediaman Naruto. Akan ada bahaya yang besar dari Hinata- jangan lupakan Sakura, istrinya yang juga sahabat si bodoh itu - jika itu sampai terjadi.
"Kau..."
"Hmm?" Dengan wajah tidak berdosa, Naruto tersenyum lebar, kemungkinan tahu tentang apa yang sedang Sasuke pikirkan. "Ada apa -ttebayo?" Apalagi, ia telah menggunakan akhirannya yang khas itu. Biasanya itu hanya terjadi jika ada hal yang buruk.
Sasuke tau hal buruk disini menguntungkan si idiot itu.
"Berhenti bercanda, waktuku tidak banyak," Ujar Sasuke, wajah nampak tenang dan cool, walau nadanya berbicara sebaliknya.
"Ayolah teme, kau tidak harus serius setiap saat!" Naruto melingkarkan tangan kanannya ke leher pria Uchiha itu dan mengacak rambutnya dengan tangan yang satunya.
"Kau... Dasar bodoh!"
"Hoo! Pertarungan! Ayo!"
Dan mereka berdua tidak menghiraukan kedua teman mereka yang lain dan bertengkar layaknya anak-anak.
"Sasuke-san, Naruto-san, mana sakenya?"
"Berisik kamu Sai! Kami sibuk!"
"Di kulkas Sai,"
Sai pun pergi.
Shikamaru pundung. Lagi-lagi merenung mengapa ia memiliki teman-teman seperti ini, dan mengapa ia menerima ajakan Naruto. Seharusnya ia pergi dengan Kiba, Lee, Chouji, dan Shino untuk makan dan minum sepuasnya di kedai Yakiniku yang biasa. Ia sangat menyesali keputusannya akan tidak pergi ke kedai Yakiniku.
Bahkan, si penasehat Hokage itu sudah bisa membayangkan sahabatnya Chouji melahap semua daging Yakiniku yang masih panas, ditambah daun bawang diatasnya, sementara Kiba dan yang lainnya protes karena tidak kebagian. Lalu mereka tambah nasi- Sialan, dia justru menjadi lapar karena itu.
Lain kali, mungkin ia akan berjalan ke adik iparnya, lalu berbisik ke telinganya, 'Kankuro, tolong takut-takuti Hokage ketujuh dengan bonekamu itu.' Ya, itu seharusnya ampuh. Karena Naruto sangat takut akan hal yang berbau horror. Shikamaru terkekeh sendiri.
Situasi seperti ini tidak bertahan lama karena Sai kembali bersama beberapa botol sake. Keempat pria itupun memabukkan diri dan melakukan hal-hal yang Sasuke dan Shikamaru anggap gila- itupun bila mereka waras- berjam-jam.
-/-/-/-
Hinata membuka pintu rumahnya dengan perlahan, takut akan mengganggu suaminya yang berencana mengundang beberapa temannya.
"Aku pulang..."
Hinata berjalan pelan, berusaha untuk ke ruang tamu dan mungkin mengucap 'halo' pada yang lainnya.
Namun, ketika Hinata menginjakkan kakinya di ruangan itu, dia tidak bisa berkata apa-apa karena terdapat banyak perkamen dengan tinta hitam tumpah ruah, juga botol-botol sake dan baunya yang tidak enak, tidak lupa akan empat orang yang telentang tanpa busana yang sekarang ini mendengkur.
Hinata hanya tersenyum dan berjalan keluar.
Pada akhirnya, tiga lainnya kembali ke rumahnya setelah ditarik pulang oleh istri masing-masing.
Keempatnya menerima sebuah ceramah yang panjang dan lebar yang bervariasi dari istri mereka.
Dan hari itu berakhir dengan buruk.
Koreksi. Sasuke, Sai, Shikamaru, dan Naruto semua mengalami kejang-kejang akibat peristiwa itu.
