Pertama, Fiction ini didedikasikan untuk:

1. Hadiah ulang tahun WhityPearl-san yang minta fic romance KuroPika, dan

2. KuroPika Week Festival yang jatuh pada tanggal 22-29 Jamuari 2012 dengan Kiyui Tsukiyoshi-san dan WhityPearl-san sebagai panitianya.

Yosh! Tanpa berlama-lama lagi, kita mulai saja~


Hunter X Hunter and characters those mentioned here are belongs to Yoshihiro Togashi

Original story by Miyuki Kobayashi, "Present for You", 2002.


*Birthday Present: Chapter 1*

"Kurapika, maaf ya. Hari ini kita juga nggak bisa pulang sama-sama."

Di belakang pintu kelas 3-A, Kuroro mengatakan hal itu dengan wajah yang tampak menyesal.

"Apa? Hari ini juga?" Tanya Kurapika dengan nada terkejut. Dia tidak menyangka, ini sudah hari kesekian mereka tidak pulang bersama. Bahkan hari ini juga…

"Ya… Ada sesuatu yang ingin kuperiksa dengan anak-anak yang payah itu."

"Oh, begitu ya? Wah, aku kecewa…"

Tanpa sadar, kepala Kurapika langsung tertunduk lemas. Dipandanginya ujung sepatunya dan sepatu Kuroro bergantian.

"Sekali lagi, aku minta maaf ya, Kurapika? Nanti kuganti, deh. Hari agar kita bisa berjalan dan mengobrol berdua." Kuroro berusaha menyenangkan hati gadisnya itu. Dengan lembut ia mengusap-usap rambut Kurapika yang lembut dan berkilauan itu.

"Kuroro, kamu sadar tidak? Akhir-akhir ini, kamu selalu ngomong seperti itu, lho." Seru Kurapika dengan kepalanya yang masih tertunduk.

"Kurapika…?"

"Eh? Ah, ya… anu… maafkan aku, ya?" Kini giliran Kurapika yang meminta maaf. Panggilan Kuroro barusan sedikit menyadarkannya. Astaga, apa yang baru aku katakan pada Kuroro barusan? Tanya Kurapika dalam hatinya.

"Kurapika?" Kuroro masih sedikit bingung. Namun, dari pernyataan yang baru saja Kurapika sampaikan, Kuroro sedikit menyimpulkan bahwa Kurapika saat itu tengah melamun.

"Saat ini, kamu sedang sibuk-sibuknya melatih adik kelas yang akan bertanding kan, Kuroro?"

"Kurapika, maaf ya… Aku kurang memperhatikan kamu gara-gara urusan itu." Kuroro menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Sebenarnya, ia juga tidak ingin membiarkan Kurapika pulang tanpanya. Namun, mau bagaimana lagi? Saat ini, hubungan mereka harus mengalah dulu dengan tugasnya saat ini.

"Ah, kamu nggak perlu minta maaf kok, Kuroro… Pokoknya, kau sendiri jangan lupa istirahat, oke?"

Perlahan, Kurapika mengangkat kembali wajahnya, lalu berusaha untuk memberikan senyuman yang manis pada Kuroro.

"Sampai besok ya, Kuroro!" Seru Kurapika sambil melambaikan tangannya pada Kuroro. Kemudian ia berbalik, dan setengah berlari meninggalkan kelas. Terdengar suara Kuroro dari belakang.

"Maaf Kurapika, hati-hati!"

xXx

Kurapika Kuruta. Gadis tomboy yang lincah, kuat, cerdas, dan galak, cepat naik pitamnya. Gadis yang padahal cantik, namun entah mengapa sangat tidak suka berdandan. Saat ini, duduk di kelas tiga SMU. Usianya sudah menginjak tujuh belas tahun.

Laki-laki yang diceritakan barusan bersamanya adalah Kuroro Lucifer, ketua klub bela diri di sekolah itu, dan kekasih Kurapika. Ketika kelas satu, di bulan Desember, tepat di hari ulang tahun Kuroro, Kurapika membulatkan tekadnya untuk membuat pengakuan atas perasaannya kepada Kuroro, dan akhirnya mereka berdua jadian. Dan bulan Desember ini, hubungan mereka sudah memasuki tahun kedua. Wah, cukup lama juga, ya?

Hubungan Kurapika dengan Kuroro, yang notabenenya adalah murid yang punya cukup banyak penggemar siswi di sekelilingnya, merupakan suatu hal yang diluar dugaan bagi siswa-siswi lainnya.

Semenjak mereka berdua jadian, hal itu menjadi berita besar di sekolah. Tetapi, setelah itu, mereka akhirnya memahami juga perasaan mereka berdua. Walaupun terkadang… mereka masih sering berdebat, tidak benar-benar rukun seperti yang dilihat oleh siswa lain.

Dulu, Kuroro memanggil Kurapika dengan nama keluarganya, Kuruta. Tetapi setelah berjalan setengah tahun berpacaran, ia mulai memanggil dengan nama kecilnya, Kurapika. Pada saat Kuroro memanggil namanya dengan nama kecilnya, Kurapika merasa sangat senang, karena seakan jarak di antara mereka berdua mulai menciut.

Tapi, akhir-akhir ini, hubungan mereka sedikit terganggu. Ya, itu karena Kuroro ditugaskan untuk melatih siswa kelas satu yang akan mengikuti pertandingan bela diri tidak lagi.

xXx

"KURAPIKA! Semangat dong!"

"Ng… Tapi, Neon…"

Karena merasa diabaikan oleh Kuroro, Kurapika memutuskan untuk pergi ke kafe bersama teman akrabnya, Neon, pada hari itu seusai sekolah. Walaupun Neon bersikap kekanak-kanakan, ia adalah seorang pendengar yang baik. Ia mau mendengarkan bermacam-macam keluhan Kurapika.

"Apa boleh buat? Sebentar lagi, klub bela diri kita akan mengikuti perlombaan, kan?" Sahut Neon sambil mendesah. Tidak tahan juga gadis ini melihat sahabatnya dalam keadaan bete seperti itu.

"Iya sih… Tapi tetap saja sebal!"

"Sekaranglah saatnya kamu harus menunjukkan kesabaranmu, Kurapika."

"Tapi…"

"Mengertilah keadaan Kuroro sedikit saja, hanya untuk kali ini, Kurapika. Kuroro pasti sedang repot saat ini. Ditambah adik kelas yang akan bertanding itu kemampuannya masih sangat jauh dibawah siap."

"Tapi sikap Kuroro akhir-akhir ini dingin sekali padaku, Neon. Dia jarang mau pulang bersamaku lagi."

Neon kembali mendesah, sambil mengaduk pelan teh yang ada di gelasnya. "Apa yang bisa kita lakukan, Kurapika? Ini tugas langsung dari kepala sekolah, pasti sulit ditolak, iya kan?"

"Apa saat ini Kuroro lebih senang melatih adik-adik kelas itu sambil melihat jika ada yang lebih baik dari aku, ya? Daripada berjalan bersamaku? Mungkin saja kan, Kuroro merasa bosan?" Hipotesis Kurapika kali ini akhirnya sukses membuat Neon kehabisan kesabarannya

"Bodoh sekali sih kamu ini?" Seru Neon sembari menjitak keras kepala temannya itu.

"Aduh! Sakit, tahu?" Omel Kurapika kemudian mengusap-usap kepalanya.

"Habisnya… Bisa-bisanya kamu berpikiran seperti itu. Coba saja kalau Kuroro mendengar perkataanmu barusan, Kurapika? Dia pasti akan benci kepadamu."

"Neon! Kamu jahat sekali, sih!"

"Siapa yang jahat? Justru Kuroro sangat memperhatikan kamu, tahu tidak?"

Kurapika amat terkejut mendengar pernyataan Neon barusan. Ia menaikkan sebelah alisnya sembari bertanya dengan nada tidak percaya, "Oh ya?"

Neon hanya menjawab dengan ekspresi datar. "Kamu ini memang keterlaluan ya? Padahal kamu sudah punya pacar yang serius dan setia…" Dan sekali lagi mendesah untuk mengakhiri kalimatnya.

"Iya, sih… Tapi, sekarang dia tidak terlalu memperhatikanku. Hanya latihan dan latihan yang ada di otaknya saat ini."

"Kamu ini bagaimana? Cemburu kok sama keperluannya?" Tanya Neon sambil menggembungkan pipinya.

"Soalnya… Soalnya…"

Tanpa sadar, suara Kurapika meninggi seperti anak kecil. Saat ini kedudukan sedang terbalik. Jika biasanya Neon yang bersikap kekanakan dan Kurapika yang lebih dewasa, kali ini tidak. Kalimat Kurapika terputus ketika ia mengalihkan pandangannya dari Neon menuju jalanan dengan penerangan yang tampak berkilauan. Beberapa cahaya yang bersumber dari lampu di jalan itu jatuh menyilaukan mata, dan rambutnya yang makin membuatnya terlihat seperti emas daripada helaian rambut. Kota terlihat bagaikan pertunjukkan Natal bagi Kurapika, pertunjukkan Natal yang berkilauan.

Ya, semester kedua tahun ini akan berakhir sebentar lagi. Biasanya, pada saat-saat seperti ini Kurapika merasa senang sekali. Karena, pada bulan Desember ada Natal. Kemudian, tanggal 1 Januari Kuroro dan Kurapika selalu pergi ke kuil bersama-sama dengan penuh semangat. Dan hari itu adalah hari ulang tahun Kurapika, ulang tahun di tahun baru. Tunggu! Mungkinkah kebodohanku ini gara-gara ulang tahunku itu? Pikir Kurapika.

Tapi, aku kesal pada musim dingin tahun ini. Soalnya, Kuroro sama sekali tidak memperhatikan aku! Tampiknya lagi. Betapa senangnya kalau musim semi segera tiba. Betapa senangnya jika lomba itu segera berakhir…

"Hei Kurapika! Kamu kenapa? Kok wajahmu cemberut begitu?" Tiba-tiba ada yang memanggil nama Kurapika. Kurapika lantas tersadar dari lamunannya dan mengangkat wajahnya. Dilihatnya Leorio yang sudah berdiri di samping mejanya dan Neon.

"Eh, kamu Leorio."

Lalu tiba-tiba Leorio duduk di kursi yang tersisa dengan seenaknya. Setelah itu ia memanggil pelayan untuk memesan kopi.

"Ada perlu apa kamu?" Tanya Kurapika ketus.

"Eh? Anu… Itu…" Jawab Leorio yang gelagapan sambil tersenyun-senyum penuh arti. "Ngomong-ngomong, bagaimana kabar Kuroro? Kulihat akhir-akhir ini kalian jarang terlihat berdua."

Pertanyaan itu sukses membuat Kurapika kesal kembali. "Kamu jangan suka ikut campur urusan orang lain, dong! Saat ini, Kuroro sedang sibuk dengan persiapan lomba klub bela diri, tahu!"

"Kalau aku, tak akan membuat Kurapika bersedih seperti ini. Kamu juga bodoh sih, kenapa gak pacaran sama aku saja? Pasti menyenangkan, deh!"

Pipi Kurapika langsung bersemu merah. "Ah! Kamu ini nggak pernah berubah, Leorio! Kamu sendiri, bagaimana dengan urusanmu?"

"Kalau aku sih, semua urusan yang berhubungan denganku sudah terurus. Lagipula tidak ada urusan yang mendesak di ekskul Palang Merah, jadi tidak ada masalah."

"Huh… Gayamu itu…"

"Sekali-sekali santai dong! Iya, kan? Hei, Kurapika! Bagaimana kalau hari ini kau kencan denganku saja?"

BUAGH!

Dengan sekali hantaman dari kekasih sang ketua klub olahraga itu, darah mengalir dari hidung Leorio. Pengunjung kafe yang lain, dan Neon juga, hanya bisa merinding melihat aura hitam yang keluar dari tubuh Kurapika.

"Wah gawat! Singa pirang ini mulai mengamuk!" Seru Leorio sambil tersenyum kecil, kemudian mengusap bawah hidungnya yang berdarah. Leorio sudah biasa menerima bogem mentah dari Kurapika, jadi tidak menjadi masalah besar baginya.

"Kamu ini kenapa sih, Leorio? Kamu bermaksud melawak ya? Gaya bicaramu hari ini sama sekali tidak lucu, tahu!

"Tenanglah Kurapika! Aku hanya bercanda kok! Kamu ini, enggak berubah ya? Cepat naik darah seperti biasa."

Huh… Pusing kepalaku memikirkan tingkah orang ini…Pikir Kurapika sambil mengusap-usap rambutnya.

Ya… Seperti itulah Leorio, teman seangkatan Kurapika yang sikapnya selalu easy going. Dia merupakan cowok pesolek, bertubuh tinggi dan berambut berdiri, atau kata lainnya jabrik. Dia pernah melakukan kesalahan, yaitu menggangu hubungan Kurapika dengan Kuroro. Jadi Kurapika harus selalu waspada terhadap sikap Leorio. Walau begitu, Leorio juga memiliki sikap yang baik. Sejak Kurapika berpacaran dengan Kuroro, dia sering bilang begini dan begitu. Walaupun demikian, dia selalu mendukung hubungan Kurapika dan Kuroro.

Neon, yang selama itu hanya diam mendengarkan, tiba-tiba berkata dengan suara takut-takut. "Hei… Kurapika…."

"Ng? Ada apa sih?"

"Anu, hari ini, aku boleh pulang duluan?"

"Hn. Ada perlu apa?"

"Anu… Kami… mau berkencan."

"Eh? Kami? Kami siapa maksudmu, Neon?"

"Ah Kurapika… Jangan belagak tidak mengerti seperti itu, dong!" Kali ini Leorio angkat bicara.

Kemudian, Kurapika memandangi wajah Neon dan Leorio bergantian. "Tunggu! Jangan bilang… Hei, kalian ini… Tiba-tiba saja. Sejak kapan kalian-?"

"Selagi kamu mabuk kepayang dengan Kuroro, kami juga jadian, loh!"

Dengan cepat Kurapika menoleh ke arah Neon, lalu menatapnya dengan tatapan yang tajam. Dan Neon melanjutkan penjelasannya.

"Ng… Begini, aku tahu ini memang terdengar aneh… A,Aku, sejak dulu, selalu mengganggap Leorio itu… baik. Hehehe."

Neon tersenyum dengan pipi yang memerah, senada dengan warna rambutnya. Wah, aku jadi tertarik juga. Jadi begitu ya, Neon ini…

Kurapika kembali mengarahkan pandangannya kepada Leorio. "Hei, Leorio! Kalau kamu berbuat yang tidak-tidak kepada Neon, awas ya!"

"Yang tidak-tidak itu seperti apa sih, Kurapika?"

"Huh! Jangan sok polos kamu, Leorio!"

"Ah, jangan-jangan, kamu sudah melakukan yang tidak-tidak kepada Kuroro, ya?"

"Tentu saja tidak! Dasar bodoh!"

"Aku Cuma bercanda,Kurapika. Kamu manis deh, kalau sedang ngotot begitu."

Leorio masih saja menggoda Kurapika, padahal Neon ada bersama mereka. Untung Neon hanya menanggapi itu sebagai lelucon Leorio semata. Jika tidak, Leorio akan berakhir dengan hidung kembali berdarah. Leorio menghabiskan kopinya, lalu bangun dari kursinya.

"Kalau begitu, sampai nanti ya, Kurapika!" Serunya sambil melambaikan tangan kirinya, ditambah dengan senyuman khasnya.

"Hn." Balas Kurapika sambil memandang dingin serta curiga ke arah Leorio.

"Jangan memandangku seperti itu dong, Kurapika! Aku serius kok, berpacarang dengan Neon. Aku pasti akan menjaganya dengan baik! Jadi kamu tidak usah mencemaskannya, ya?" Sambil berkata demikian, Leorio memberikan senyuman lembut ke arah Kurapika, tidak seperti biasanya.

"Oh iya! Kamu juga jangan mengganggu Kuroro dulu, ya? Kamu hanya harus bersabar sampai perlombaan itu selesai!"

"Ah? Baiklah…" Kurapika menggangguk serius mendengar kata-kata Leorio barusan. Kemudian melihat Leorio dan Neon meninggalkan kafe dengan akrab. Tak kusangka, ternyata mereka sudah menjalin hubungan. Aku sama sekali tidak menyadarinya, benar-benar telmi aku ini. Pikir Kurapika sambil terus memperhatikan tindak-tanduk Leorio dan Neon.

Leorio dan Neon terlihat sangat mesra. Kemudian Kurapika menyadari bahwa Leorio melepaskan syalnya, lalu melilitkannya di leher Neon. Mereka juga berpegangan tangan sambil pelan-pelan membuat mereka tidak terlihat di keramaian orang-orang. Terlihat sangat menyenangkan.

Tiba-tiba, Kurapika langsung merasa iri melihat pasangan Leorio dan Neon. Tetapi Kurapika hanya bisa menghela nafasnya. Aku juga ingin, berjalan bergandengan dengan Kuroro. Aku ingin berjalan bersamanya menyusuri kota…

Akhir-akhir ini, setelah sekolah usai, mereka selalu melakukan kegiatan yang berbeda. Bahkan pada hari Minggu pun, mereka hampir tidak pernah berkencan lagi.

Bruk!

Kurapika menyandarkan punggungnya ke kursi, kemudian melamun kembali. Kuroro! Aku betul-betul kesepian! Aku juga merasa agak cemas dengan keadaan ini…

"Kamu harus bersabar sampai perlombaan itu selesai!"

Kata-kata Leorio barusan diulang-ulang dalam benak Kurapika, seakan tengah menasihati dirinya sendiri.


A/N:
Huff... Yes! Akhirnya chapter ini selesai diketik! Awalnya, fic ini spesial aku bikin buat WhityPearl-san yang lagi ulang tahun *sekaligus hukuman, hehe*. Tapi minggu ini kebetulan lagi spesial KuroPika Week juga, jadi momennya pas banget ya? Satu cerita buat dua acara *ketahuan malesnya*.

Oh iya, satu catatan lagi. Cerita ini sedikit banyak aku ambil dari kumpulan cerpen karya Miyuki Kobayashi. Tentu saja di-edit lagi biar suitable sama HunterXHunter.

Notenya segini dulu deh buat chapter ini. Kalau ada typo atau pemilihan kata-kata yang gak pas, mohon diberitahu di review dan mohon maaf yang sebesar-besarnya... .