Opium
By: Opium420
(Warning!) Penulis masih baru, jadi mohon maklum atas typo dan lain-lain
Character: Luhan, Sehun, Kris, Kai and other member EXO
Genre: Romance, action, mafia-AU, YAOI
Summary: Salah satu obat yang membuatku tetap waras adalah... kamu.
Chapter 1. The Future
.
.
'Hari yang sangat gloomy'
Batinnya.
Tangan lentik dan putih itu menyentuh permukaan jendela yang dingin.
Matanya yang bundar dan berkilau seperti kilauan kristal itu menatap pemandangan di depannya. Kota yang telah lama ia tinggali ini diguyur hujan tiada henti, membuat langit menjadi warna keabu-abuan, kelap kelip lampu kota yang menjadi suram dan... hilangnya matahari sebagai penanda kelamnya malam akan datang.
"My young master, your wish?" seorang laki-laki dibelakangnya berkata. Dengan accent British yang mengalun mulus di lidahnya. Menggunakan pakaian serba hitam seperti dapat ditelan oleh bayangan dan iris matanya yang hitam menatap tajam ke arah pemuda di depannya. Menunggu kalimat perintah selanjutnya.
Pemuda yang dipanggil young master itu menatap pantulan wajah seseorang di jendela. Pemuda itu mendongak, pandangannya jauh menatap ke arah langit abu-abu.
"Bersihkan tanpa meninggalkan sedikit pun jejak" titahnya.
"As you your wish" jawab lelaki itu.
Pemuda itu berbalik yang kini menghadap lelaki serba hitam itu. Mulutnya mendecih, menatap pemandangan di depannya.
'Jika saja aku tidak kalah taruhan dengan Kakek' batinnya.
"Dan Kris, tolong atur ulang jadwal penerbanganku. Aku ingin segera pulang." Matanya masih tidak lepas memandang pekerjaan yang sedang dilakukan oleh laki-laki di depannya.
Kris berhenti dengan aktifitasnya. Menatap pemuda yang ia sebut sebagai young master.
"Jadi, liburan telah usai young master?" Katanya sembari tersenyum.
Pemuda itu tersenyum, matanya masih menatap lelaki di depanya.
"Yes, It's over. Let's end this" katanya.
Dan laki-laki bernama Kris itu berlutut, kaki kirinya yang ia angkat setengah, tangan kanannya ia silangkan di depan dadanya, matanya menatap pemuda di depannya sambil berkata
"Yes Luhan, as your wish".
.
.
.
OPIUM
.
.
.
Ah... Masa sekolah.
Dimana semua pertemuan, perjalanan, dan takdir kita bermula.
Dengan wajahmu yang begitu polos, siapa yang menduga jika kamu menyimpan banyak rahasia.
Garis takdir yang begitu kejam, darah keturunan dari sebuah keluarga mengalir di tubuhmu.
Keindahanmu tiada tara, bahkan bunga mawar saja akan layu bila berada di sebelahmu. Atau, bunga itu bukan merasa malu karena kalah indah akan tetapi ia takut dengan dirimu?
"Kai..." seseorang memanggil. Telihat ragu, tapi ia tetap melajutkan. "Pertemuannya akan segera dimulai. Bukankah pertemuan kali yang paling sangat kau nantikan?" kata pemuda itu.
"Chanyeol, aku baru saja bernostalgia dengan kenangan, Dan kau dengan tidak sopannya mengganggu." Matanya menyipit, auranya gelap dan menakutkan. Orang lain akan ketakutan jika melihatnya, tapi tidak dengan pria dihadapannya ini.
"Kai, jika saja aku tidak mengenalmu selama masa sekolah mungkin aku akan ketakutan dengan dirimu saat ini. Tapi sayangnya aku megenalmu, jadi jangan memberikan aku tatapan dan aura intimidasimu itu padaku karena..." pemuda bernama chanyeol itu tersenyum, lebih seakan senyuman menantang dan kembali berkata "Itu tidak akan berhasil."
"Waw... kemana si humoris Chanyeol selama masa sekolah? Sudah menghilang ditelan kegelapankah? Aku hanya bercanda, easy easy." pemuda bernama kai itu tertawa, ekspresi wajahnya kembali normal, aura gelap itu hilang, tapi sisi dominansinya itu masih terlihat. "Bagaimana aku tidak menantikan pertemuan ini? Karena ia akan datang. Kita akan bertemu. Kita akan bertemu." Kita akan bertemu batinnya.
"Maka dari itu Kai, berhentilah melamun dan segera turun darisana."
Kai kembali tertawa, kakinya melangkah turun dari pinggiran atap gedung sekolah dan berjalan ke arah Chanyeol.
"Kau tidak takut mati ya?" Chanyeol masih menatap Kai.
"Mati? Diriku sudah mati ketika tahu bahwa darah dari keluarga itu mengalir dalam dirinya. Aku tidak akan melepasnya Chanyeol. Kali ini aku tidak akan melepasnya." matanya menatap tajam Chanyeol, kilatan intimidasi itu kembali muncul tapi kali ini diiringi dengan determinasi dan amarah.
"Hey, kau tau ia juga penting untukku. Aku bisa saja menggunakan hukum untuk mencegahnya berpergian bukan?" Chanyeol tersenyum yakin, tangannya menepuk pundak Kai. "Ia adalah berlian Wittelsbach Graf yang perlu dilindungi dari penjahat bukan? Dan siapapun yang mencuri berlian akan dihukum."
"Hahaha... Chanyeol dan rasa keadilannya. Kurasa inilah mengapa kau sangat cocok lahir dalam keluarga Blue Blood*."
Chanyeol tersenyum. "Aku penasaran... apakah itu memang suatu pujian atau cemooh darimu? Mengingat siapa kau sebenarnya."
"Hei kami masih low profile dan menaati peraturan negara. Jadi tidak perlu repot-repot untuk menangkap kami. Ayo, tadi kau yang sibuk menyuruhku untuk cepat, dan sekarang malah kau yang memperlambatnya."
"Baiklah baiklah."
.
.
OPIUM
.
.
"Tuan Sehun, saya sudah mengosongkan jadwal anda untuk 1 jam kedepan. Setelah pertemuan anda dengan delegasi dari Jepang, sesudah itu jadwal anda terbuka."
"Terima kasih Jungsoo, anda boleh keluar"
"Baik tuan Sehun, saya undur diri." Lelaki itu berjalan ke arah pintu.
"Jungsoo..." Ia mengehentikan langkahnya ketika sebuah suara terdengar.
"Ya tuan?" yang kini telah menghadap kearah tuannya itu.
"Pastikan pengawasannya diperketat, pastikan semuanya sempurna, pastikan semuanya aman." Pria yang dipanggil tuan Sehun masih menghadap kearah jendela kantornya. Menampilkan pemandanngan kota Seoul dihadapannya.
"Baik tuan Sehun."
Terdengar suara pintu yang menandakan pria tadi telah keluar dari ruangannya.
Sehun bangkit dari kursinya, tangan kirinya menyentuh jendela dihadapannya. 'My beautiful flower, Opium' batinnya. Tangannya terkepal, ekspresi wajahnya berubah masam. Ia dapat menaklukkan kota dihadapannya ini, membuat semua menjadi miliknya. Marga Oh dalam namanya yaitu Oh Sehun menjadi penanda bahwa ia penguasa Seoul, bukan, bukan hanya Seoul tapi satu Korea Selatan adalah miliknya. Meninggalkan jejak dengan namanya dimana-mana, investor, pemilik saham, pemilik instansi, dan pengusaha.
Tapi hanya satu yang tidak dapat ia miliki dan selalu ia tunggu hingga suatu saat sesuatu itu berada dalam genggamannya.
Aku seperti remaja yang akan kembali bertemu dengan orang yang diriku suka. Menanti kehadirannya.
Bukan,
tapi kehadirannya yang menarik kembali diriku untuk tetap waras, tetap sadar bahwa aku memiliki kehidupan.
Sebuah nada dering terdengar. 1 pesan masuk yang terbaca pada layar handphone itu.
.
-From: JJ (JerkJongin)-
Yo sehun, kuharap kau mengosongkan jadwalmu tidak seperti pertemuan reuni pada umumnya dimana kau dengan alasan klasikmu yaitu 'aku sibuk'. Tidak ada toleransi kali ini brengsek, kita akan kembali menikmati masa sekolah.
.
Sehun tersenyum miring meremehkan. 'Brengsek Jongin tetap selalu menjadi brengsek' batinnya. Sehun membuka lemari mejanya, mengeluarkan sebuah rokok dan korek dari sana. Lalu tak lama, aroma tembakau yang terbakar tercium.
Ia menghisap rokoknya dalam-dalam. Ah nikotin yang membuat candu
Fuuusshh
Mulutnya menghembuskan asap rokok.
Menikmati masa sekolah ya? Batinnya. Bahkan ia sudah memulainya duluan dengan sebatang nikotin di tangannya.
.
"Sehun! Merokok itu berbahaya, kapan mau berhenti?"
"Sudah candu, susah."
"Kalau begitu ganti kecanduanmu itu."
"Dengan apa? Kau tau satu-satunya yang dapat menggantikannya adalah dengan menghirup aroma tubuhmu itu."
"Dasar mesum!"
"Ah kukira aku bakal berhasil dengan tawaranku."
Pemuda itu berbalik, siap meninggalkan lawan bicaranya sampai sebuah suara menghentikannya.
"Sehun tungggu. Jika hal itu menghentikanmu dari merokok. Lakukanlah."
Dan Sehun menampilkan senyum kemenangannya.
"Aku yakin si brengsek Jongin pasti akan sangat cemburu jika mendengar ini."
"Hei! Jangan katakan apapun padanya kalau begitu."
"Tentu saja tidak, ini eksklusif. Hanya aku seorang yang mendapat izin, dan kau hanya milikku."
Sehun tersenyum miring, sebuah kepingan ingatan baru saja melewatinya. Jika ia dapat mengulang waktu, mungkin sudah ia lakukan dari dulu.
.
OPIUM
.
Bersambung
.
NOTE:
*Blue Blood: mempunyai arti keturunan bangsawan atau keluarga hukum yang dimana anggota keluarganya adalah anggota hukum atau keadilan.
Disini Chanyeol lahir di keluarga hukum, bukan bangsawan ya. kaya di film Blue Bloods itu.
Sebelumnya hai, salam kenal!
Dengan judul yang sama dengan nama aku saya, saya Opium420 baru saja mulai menulis dalam dunia fanfiction yang dimana selama ini hanya sebagai pembaca saja.
Suka Luhan dari jaman era MAMA, dan akhirnya tau tentang Hunhan dan menjadi fans hingga saat ini.
Walaupun Luhan keluar dari EXO, aku masih setia jadi fansnya. Masih setia juga suka Hunhan walaupun mungkin hampir impossible kita bakal ngeliat lagi interaksi mereka berdua.
Tambah klepek klepek pas luhan ngadain konser keduanya kemarin dan dia nyanyyin lagunya adam lavine yang lost star. Dan satu pertanyaan, gimana Luhan bisa awet muda sih? Wajahnya ga berubah :0
Ok, let me know kalau kalian tertarik dengan fanfic ini ya.
Dan saya mohon bagi yang ga suka apalagi dengan genre boyxboy silahkan pergi dan jangan baca please.
