ASYLUM BREAKOUT

[-||-]

PROLOG: ABOUT THAT BOY


Tangannya memar, barangkali sudah yang keseratus kalinya. Ia lagi-lagi meninju petugas, kali ini salah satu perawat yang tampaknya membuat dirinya kesal setengah mati. Kalau kau tanya kenapa ia merasa kesal, barangkali alasannya hanya karena muka pria itu terlihat mesum, dan ia membencinya.

Park Chanyeol bukan orang baik, tapi setidaknya ia tidak mesum dan bejat seperti petugas ini.

Ia tidak suka cara pria itu menatap pria lain di hadapannya ini—yang omong-omong tengah terperangah sambil menggigil ketakutan.

"Mesum bangsat," kata pria itu, tubuhnya menjulang tinggi sementara rambutnya berwarna silver terang dan mata gelapnya memancarkan amarah. Pria yang tadinya tengah menggigil dihadapan pria yang sedang berang itu berani bersumpah kalau ia dapat melihat lalapan api neraka dari kilatan matanya.

"Cha-Chanyeol," bisiknya, suaranya bergetar.

Baekhyun, pria pendek yang tengah menggigil itu kini lagi-lagi merasakan sesuatu merambat naik dari punggung hingga tengkuknya. Ia merasakannya, dorongan kuat untuk membasuh tangannya. Ia membenci ketika perawat itu menatapnya atau bahkan menyentuhnya. Ia merasa kotor. Ia ingin membasuh tangannya—tidak, ia ingin membasuh seluruh tubuhnya, menggosoknya kuat-kuat dengan sabun mandi. Sesuatu seperti awan berwarna kelabu berbau busuk merambat naik, berputar-putar di sekitar tangan dan lengannya. Perlahan, ia mengalihkan tatapan dari pria tinggi di depannya dan menatap tangannya yang mengelupas dan kemerahan. Sedikit rasa perih menyengat kulit di sekitar kukunya yang sudah bopengan.

Melihat Baekhyun yang mulai panik, Chanyeol berkata sembari tersenyum, "tidak, tidak apa-apa. Take a deep breath. You'll be just fine."

Baekhyun mengikuti saran Chanyeol, menarik napasnya dalam-dalam. Ia berusaha mengenyahkan pikiran dan perasaan gatal yang terus-terusan membuatnya ingin mencuci tangannya—tidak semudah yang ia pikirkan, tapi setidaknya sedikit bekerja.

Perawat yang menjadi sasaran amukan Chanyeol adalah Lee Sangkyun—perawat yang hari ini bertugas mengawasi makan siang mereka. Chanyeol tahu kalau perawat sinting ini diam-diam sering memandangi Baekhyun dengan tatapan aneh—matanya yang sedikit juling itu seringkali memindai tubuh Baekhyun mulai dari kepala hingga kaki, lalu berhenti pada bokong Baekhyun—oh, ya, Chanyeol tidak mungkin salah. Ia sering memergoki Sangkyun melakukannya, dan ketika ia merasa kedapatan oleh Chanyeol, pria itu hanya akan memutar bola matanya dan bersiul rendah.

Chanyeol sungguh, sungguh tidak menyukainya. Ia merasakan gejolak amarah setiap kali hal itu terjadi—meskipun sebenarnya ia selalu saja merasakan gejolak marah setiap waktu.

Dan hari ini tampaknya adalah hari yang baik bagi Perawat Lee untuk mati, pikir Chanyeol. Ia tertawa sarkastik di dalam kepalanya sendiri.

"Bagaimana dengan mencongkel matamu terlebih dahulu menggunakan sendok makanku, Perawat Lee?" kata Chanyeol, tertawa keras. Ia melompat ke atas meja makan, membuat pasien yang lain bergeser memberi ruang. Sebagian dari mereka menatapnya tertarik, sebagian lagi memindahkan nampan makan siangnya dan makan di pojok ruangan sambil berceloteh pelan.

Lee Sangkyun mundur perlahan, tangannya meraba-raba handy talkie khusus petugas yang tersemat disabuknya, dengan cepat meraih dan berteriak. "Pasien mengamuk di ruang makan!"

Chanyeol memutar bola matanya, berjongkok di atas meja makan dan menggaruk kepalanya dengan sendok. Tampangnya bosan dan tidak tertarik. "Butuh sekali bantuan ya, Perawat Lee? Maksudku, kita sesama pria harusnya saling menyelesaikan urusan secara jantan."

Perawat Lee mulai menaikkan lengan baju seragamnya. "Jangan bertingkah, Chanyeol. Kau baru saja keluar dari kurungan. Apa kau mau dikurung lagi?"

Baekhyun, yang berada tak jauh dari mereka, terkesiap. "Tidak, Perawat Lee!"

Tersenyum sinis, Lee Sangkyun menatap Chanyeol. "Kau dengar kan, kata teman kecilmu ini?"

Chanyeol terkekeh geli. "Tentu saja." Katanya, lalu dalam sekali lompatan, ia menerjang perawat malang itu hingga ia tersungkur, melesat cukup jauh di lantai sambil terbatuk-batuk, membentur meja makan di belakangnya. Chanyeol berdiri pada kakinya, membalas tatapan ketakutan Lee Sungkyun dengan eskpresi wajah yang tenang namun mengerikan. "Bagimana kalau sebelum itu, kubunuh dulu kau?" katanya, lalu ia berjalan dan menduduki pria itu, meraih kerah seragamnya kasar dan meninju wajahnya berkali-kali.

Telinganya berdenging, ia tidak bisa mendengar apapun selain bunyi tumbukan kepalan tangannya yang menghantam wajah perawat itu berkali-kali. Perawat Lee berhenti menggeliat, sepertinya sudah kehilang kesadaran. Darah mengucur dari hidung dan mulutnya.

Chanyeol begitu marah hingga ia sendiri tidak bisa mendengar Baekhyun bersembunyi di bawah meja makan dan memeluk lututnya, mulai menangis.

Baekhyun melihat banyak hal hari itu. Ia selalu melihat sulur-sulur hitam mengerikan merambati tubuhnya—baunya busuk seperti bangkai, dan ia tidak bisa menghilangkan sulur itu kecuali ia mencuci tangannya atau mandi. Biasanya akan baik-baik saja kalau Chanyeol menyuruhnya memejamkan mata dan berhitung, tapi pria itu sibuk mengahajar orang lain dan itu membuatnya takut.

Beberapa petugas dengan tongkat baton kemudian memasuki ruangan makan, membanting pintu kuat-kuat.

Chanyeol sudah selesai dengan urusannya, membiarkan Perawat Lee terlentang dengan wajah dan pakaian yang bersimbah darah. Pria itu duduk sambil terengah, lalu berbalik ke belakang dan menatap Baekhyun yang sedang menangis pelan—Chanyeol tersenyum, ia menampakkan deretan giginya yang rapi, kemudian bergumam tidak apa-apa kepada Baekhyun.

Dalam tangisnya, Baekhyun dapat melihat lebam pada buku-buku jari tangan Chanyeol, yang membuatnya makin merasa buruk.

Seorang pertugas kemudian melayangkan batonnya tepat pada leher Chanyeol, dan dalam sekali ayunan, Chanyeol terjerembab ke lantai. Baekhyun menangis makin keras. Namun Chanyeol masih menatapnya sambil tersenyum. Pandangannya kabur, lalu menggelap, dan satu-satunya hal yang ia lihat sebelum kehilangan kesadaran adalah Baekhyun yang meraung, menangis begitu kuat sehingga hatinya remuk.[]


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

A/N: TADAAAAAAA! So this this the project that I've talked about before. Gimana gimana? Apakah ini membuat kalian tertarik?

Aku belum mutusin genrenya apa tapi HAHAHAHA (apa-apaan pula) but I guess there will be a little bit angst? I am so excited for this one, I hope you guys feel they same way!

Have a nice weekend babies! xoxo