A CUP OF TEA AND A THOUSAND OF BLADE
Cast : Date Masamune, Katakura Kojuuro, Shogun Ashikaga Yoshiteru, Chosokabe Motocika
Genre : General, Drama, slight romance
Rating : K+/T (for safety)
Disclaimer : all characters belong to CAPCOM
Warning : slight pair motochika/masamune, OOC, typo, don't like don't read!
Musim semi, di jaman feodalisme…
Date Masamune duduk di depan meja kerjanya, menghadap ke taman luas di rumahnya. Sinar matahari begitu cerah, menambah terang warna bunga dan rerumputan di tamannya. Beberapa surat perjanjian persekutuan dan kerja sama perdagangan ditumpuk di dekatnya. Mata kirinya membaca dengan teliti isi surat-surat penting itu. Dia akan menggoreskan pena bulunya membubuhkan tanda tangan jika dia setuju dengan isinya. Setelah selesai, dia akan menyuruh beberapa anak buahnya untuk mengirim surat balasan kepada pengirimnya.
Secangkir teh hijau dan 2 potong kue mochi bunga sakura terletak di dekatnya. Sembari melepas penat, dia menyeruput tehnya lebih dulu. Seketika itu dia merasa ketenangan mulai mengalir dalam dirinya. Ditambah pemandangan indah di taman rumahnya, menambah sejuk suasana hatinya. Terkadang dia sangat membutuhkan waktu semacam ini setelah terlibat begitu banyak peperangan di sekitar dan luar Oshuu. Peperangan memperebutkan lahan sedikit membuatnya jenuh. Di musim semi ini, dia meliburkan semua prajuritnya dari tugas-tugas peperangan. Sebagian tinggal di istana, sebagian lagi diizinkan pulang bertemu dengan keluarganya.
Lamunannya kemudian buyar ketika dia mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. "Masamune-sama, apakah Anda sudah selesai dengan tugas administrasi Anda?" tanya Katakura Kojuuro dari luar kamarnya.
"Aku sudah selesai. Masuklah, Kojuuro," jawab Masamune sambil meregangkan otot-ototnya.
Mata Kanan Naga itu kemudian masuk dan menghampiri tuannya. Dia bersujud di belakang punggungnya dan berkata, "Mohon maaf saya tidak sempat mendampingi Anda menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Di ladang sedang ada panen padi cukup banyak. Saya harus membantu rakyat memanen dan menyimpan di gudang beras."
"Not to worry, aku bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Tidak banyak arsip yang diberikan, jadi bisa selesai dengan cepat."
"Masamune-sama, saat saya datang kemari, seorang utusan dari Istana Muromachi datang membawakan undangan untuk apa."
"Istana Muromachi…oh, dari Shogun? Undangan apa?"
Kojuuro mengeluarkan amplop berwarna merah dengan segel berlambang kebesaran Shogun di belakangnya. Amplop itu diserahkan kepada tuannya. Selagi Masamune membaca isi undangan itu, dia berkata, "Ini adalah undangan Festival Musim Semi di Istana Muromachi, Masamune-sama. Undangan ini dikirim kepada seluruh daimyo di Jepang. Seperti yang dikatakan, istana akan dibuka untuk umum. Masyarakat boleh ikut memeriahkan festival ini di dalam istana, terutama di bagian taman bunga sakura."
"Wah, pasti ramai sekali. Festival musim semi ya? Apakah tahun ini Oshuu juga mengadakan festival yang sama, Kojuuro?" tanya Masamune.
"Festivalnya nanti bersamaan dengan acara panen raya perkebunan rakyat, Masamune-sama. Persiapan masih dilakukan sampai 3 hari ke depan. Anak buah kita juga ikut membantu persiapannya."
"Kyoto itu jauh sekali, Kojuuro. Aku lebih ingin menikmati festival di wilayahku sendiri," ucap Naga Bermata Satu itu lesu. Nampaknya dia tidak ingin memenuhi undangan dari Shogun itu.
"Anda yakin tidak ingin datang ke Muromachi, Masamune-sama? Shogun Ashikaga Yoshiteru mengajukan permintaan khusus kepada Anda."
"Permintaan apa?"
"Beliau ingin Anda menjadi penyaji dalam upacara minum teh di taman pribadi keluarga Shogun, Masamune-sama."
Mendengar ini, Masamune kemudian terdiam dan memandang kosong ke cangkir tehnya. Uap panasnya masih mengepul dari permukaannya. "Upacara minum teh…" gumamnya. Pikirannya kemudian melayang kembali ke masa kecilnya. Dia pernah diajarkan oleh Kojuuro bagaimana menjadi penyaji di upacara minum teh. 5 tahun sebelum dia menjadi penguasa di Oshuu, dia mempraktekkannya di depan keluarga besarnya. Masamune yang masih remaja saat itu melakukan kesalahan kecil yang kemudian diketahui oleh ibunya. Dia lupa membersihkan wadah bubuk tehnya. Karena kesalahan itu, Masamune dilarang menjadi penyaji, dikhawatirkan dia akan membawa kesalahan itu di upacara minum teh berikutnya. Sampai sekarang dia menjadi pemimpin paling disegani di Oshuu, dia tidak pernah menjadi penyaji di upacara khidmat itu. Jika ada tamu atau acara-acara tertentu di negerinya, dia akan menyuruh orang lain atau Kojuuro sebagai penyaji.
Banyak hal yang dia pertimbangkan saat ini. Dia enggan pergi ke Kyoto karena jaraknya sangat jauh. Oshuu juga sedang mempersiapkan festival yang sama dalam 3 hari ke depan, bersamaan dengan panen raya perkebunan rakyat. Dia juga tidak ingin memenuhi permintaan khusus dari Shogun karena dia sudah lama tidak terlibat dalam upacara minum teh. Jika dia melakukan kesalahan lagi, dia akan mempermalukan dirinya sendiri, Shogun, dan para tamu undangan lainnya.
"Tapi jika aku tidak hadir, atau jika aku tidak menyuruh siapa pun perwakilan dari Oshuu datang ke istananya, aku akan menjatuhkan nama baik Oshuu dan klan Date," kata Masamune kemudian memecah keheningan.
"Anda memang harus datang ke sana karena ini adalah undangan langsung dari Shogun," kata Kojuuro. "Mungkin Anda tidak perlu memenuhi permintaan khusus dari beliau. Yang penting Anda tetap hadir di sana."
"Kenapa harus di Kyoto, Kojuuro? Bisakah mereka mengadakan di tempat yang lebih dekat dengan Oshuu? Musim dingin baru saja berlalu, udara di luar sana pasti masih dingin," gerutu Masamune sambil meletakkan kepalanya di atas meja kerjanya. "Lagipula Yang Mulia Shogun adalah tuan rumahnya. Mengapa dia tidak menyuruh orang di istananya menjadi penyaji di upacara minum teh? Mengapa harus aku?"
Kojuuro tersenyum melihat tuannya mendadak lesu dan kehilangan semangatnya. Demi memunculkan semangatnya lagi, dia mendekati tuannya dan berkata, "Duduklah yang tegak, Masamune-sama. Saya pijat bahu dan tangan Anda."
Masamune pun menurutinya. Dia duduk membelakangi Kojuuro dan mengizinkannya memijat bahu dan tangannya. "Kojuuro," katanya kemudian. "Aku memang sudah lama ingin bertemu dengan Yang Mulia Shogun. Dia tidak pernah muncul ke khalayak ramai. Jika ada orang yang ingin bertemu dengannya, harus datang ke sana dulu. Aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk bertatap muka langsung dengannya."
"Apa yang akan Anda lakukan jika sudah bertemu dengannya, Masamune-sama?" tanya Kojuuro.
"Banyak hal yang ingin kubicarakan padanya. Dia pemimpin tertinggi di negeri ini. Aku ingin tahu kebijakan apa saja yang akan dia berikan kepada para tuan tanah. Bagaimana pandangan dia terhadap peperangan yang kami lakukan untuk memperluas wilayah kekuasaan kami? Aku tahu, Kojuuro. Dari balik tembok istananya, duduk di singgasananya, dia memperhatikan peperangan kami. Mungkin dia menikmatinya sebagaimana dia sedang bermain catur. Kami, para daimyo, adalah pion-pionnya."
Kojuuro merentangkan tangan kanan Masamune dan memijatnya dari lengan sampai ke pergelangan tangan. Dia berkata, "Lalu bagaimana dengan Anda, Masamune-sama? Apakah Anda menikmati peperangan ini?"
Masamune mendengus tertawa dan berkata, "Kau tahu sebutan apa yang sering kuucapkan untuk segala peperangan yang kulalui, Kojuuro? Party! Bagaimana mungkin aku tidak menikmatinya? Hanya saja aku pernah berpikir, di luar peperangan ini pasti ada seseorang atau pihak yang sedang memperhatikan kami. Entah kenapa, aku langsung berpikir bahwa orang itu adalah Ashikaga."
Merasa sudah cukup puas, Masamune mengangkat satu tangan sebagai isyarat bagi Kojuuro untuk berhenti memijatinya. Dia lalu berdiri dan berkata, "Kojuuro, perintahkan seseorang atau 2 orang untuk pergi ke kota. Aku butuh setelan kimono musim semi paling bagus di negeri ini. Aku akan memakainya ke festival di istana Ashikaga."
"Laksanakan, Tuanku!" jawab Kojuuro tegas.
"Siapkan persembahan untuknya. Cinderamata, hasil bumi, apa pun yang khas dari wilayah kita untuk diberikan kepadanya. Kirim surat balasan kepada Shogun kalau aku sanggup memenuhi permintaannya. Ada syarat yang harus dia penuhi. Aku akan mengatakannya saat tiba di istananya nanti."
-000-
Istana Muromachi, Kyoto. 3 hari kemudian…
Hamparan bunga sakura di taman besar istana Shogun terlihat begitu indah. Karena istana sedang dibuka untuk umum, suasana Festival Musim Semi di dalam komplek istana pun sangat meriah. Pasar rakyat digelar, berbagai barang dagangan diperjualbelikan mulai dari hasil bumi, kerajinan tangan, pakaian, perhiasan, dan masih banyak lagi.
Menjelang sore hari, rombongan Klan Date tiba di istana. Kedatangannya disambut sangat meriah oleh pihak istana. Karena tidak sedang berperang, hanya sedikit prajurit yang dibawa untuk mengawal keberangkatan Masamune dari Oshuu. Seperti biasa, Daimyo Bermata Satu itu mengendarai kuda dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya. Dia mengenakan setelan kimono musim semi lengkap dengan paduan warna biru, emas dan putih. Semua orang di kiri kanan jalanan istana menyerukan namanya dan mengucapkan selamat datang.
Melewati 2 lapis tembok istana, akhirnya rombongan Date tiba di komplek terdalam istana Muromachi. Para prajurit pengaman istana membantu para prajurit Date yang membawa cinderamata dan persembahan untuk Shogun Ashikaga Yoshiteru. 2 orang prajurit istana kemudian mengantar Masamune dan Kojuuro menghadap pemimpin nomer 1 di Jepang itu di dalam pelataran istana. Di dalamnya sudah hadir beberapa orang daimyo besar yang tidak asing lagi di mata Masamune. Dia pernah bertanding melawan orang-orang ini di peperangan perebutan lahan. Meski di medan perang mereka selalu bersitegang, namun di pertemuan resmi macam ini mereka harus bisa menjaga wibawa sebagai pemimpin di masing-masing wilayah. Sebisa mungkin mereka tidak membahas apa pun isu politik dan peperangan demi menjaga perdamaian di dalam istana.
"Selamat datang, Tuan Besar dari Oshuu. Sahabatku Dokuganryu, Date Masamune," sapa Shogun Ashikaga Yoshiteru sambil berjalan turun dari singgasananya.
Membuang segala sifat tinggi hatinya, Masamune berlutut dan membungkuk memberi hormat kepada Shogun. Dia berbicara dengan bahasa halus, "Terima kasih atas segala sambutannya, Yang Mulia Shogun."
"Perjalanan yang sangat jauh bukan? Kau pasti lelah. Aku harap kau tidak menemukan halangan rintangan apa pun di perjalanan."
"Gladly, saya dan rombongan dari Oshuu menempuh penjalanan panjang dengan selamat tanpa ada halangan rintangan apa pun. Apakah saya terlambat, Yang Mulia?"
"Tenang saja, Sahabatku. Kau datang di saat yang sangat tepat. Orang-orangku sudah selesai mempersiapkan ruang minum teh di taman pribadi istana."
"Bicara soal itu, Yang Mulia, Anda tentu tidak lupa bahwa ada syarat yang ingin saya ajukan kepada Anda."
"Oh, tentu saja aku ingat! Baiklah, katakan padaku apa syaratmu?"
Masamune menyeringai dan berkata, "Saya ingin menantang Anda berduel pedang."
Terkejut mendengar tuannya berbicara demikian, Kojuuro secepat mungkin mencegahnya dan berkata, "Masamune-sama! Apa yang-"
"Aku belum selesai bicara, Kojuuro," Masamune langsung memotong kata-kata Kojuuro. Dia melanjutkan berbicara kepada Shogun, "Yang Mulia Shogun, saya dengar Anda adalah salah satu pemain pedang terbaik di negeri ini. Saya sudah setuju untuk menjadi penyaji di upacara minum teh. Kini giliran saya yang mengajukan permintaan khusus kepada Anda."
Ashikaga tertawa dan berkata, "Sahabatku Dokuganryu, aku memang sudah menduga tidak akan semudah ini aku mendapat persetujuan darimu menyanggupi permintaanku. Meski aku adalah pemain pedang terbaik di negeri ini, aku belum pernah ditantang atau menantang siapa pun beradu pedang denganku."
"Kalau begitu, jadikanlah saya sebagai lawan main Anda, Yang Mulia Shogun. Oh, Anda tidak perlu repot-repot menyiapkan pedang karena saya membawa pedang saya sendiri."
"Kau begitu bersemangat ingin menantangku beradu pedang, Sahabatku," senyum di wajah Ashikaga bertambah lebar. Dia melanjutkan, "Kau yakin bisa menjadi lawan yang setimpal untukku?"
"Ha! Jangan khawatir, Your Highness! Saya bisa menjanjikan pertandingan yang sangat menarik dan memuaskan untuk Anda. Anda tidak akan bosan bertanding dengan saya."
"Pertandingan kita harus disaksikan banyak orang. Kau setuju denganku, Sahabatku?"
"Why not! Semua orang harus melihat Yang Mulia Shogun menampilkan keahilannya bermain pedang. Percuma Anda memegang gelar Shogun jika tidak punya sesuatu yang bisa dibanggakan. Hahaha…" tawa Masamune pun disahut oleh tawa Ashikaga.
Shogun berwajah tegas itu menyuruh 2 orang pengawalnya mengantar Masamune pergi ke ruang minum teh yang terletak di taman pribadi keluarga Shogun. Kojuuro juga ikut mengantar karena dia masih enggan berpisah dari tuannya sebelum nanti akan menjadi tamu di upacara minum teh.
Taman pribadi keluarga Shogun tidak sebesar yang terletak di komplek luar istana. Pepohonan rimbun dan rerumputan mendominasi lahan kecil ini. Melewati jalan setapak di taman itu, Masamune sengaja memperlambat langkahnya karena dia ingin menikmati pemandangan indah di taman ini. Naga Bermata Satu itu kemudian berkata kepada Kojuuro, "Katakan padaku, Kojuuro. Bagaimana menurutmu?"
"Anda membuat saya kehilangan kata-kata, Masamune-sama," jawab Kojuuro.
"Kau ingin tahu mengapa aku menantangnya?"
"Jika Anda berkenan menjelaskan…"
"Mudah saja. Karena dia tidak pernah muncul di peperangan mana pun. Dia Shogun, jabatannya di atas para daimyo. Bahkan seorang Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi pun tunduk padanya. Apa yang membuat dia disegani? Karismanya? Wibawanya? Kekuatannya? Aku yakin para daimyo pun ingin mencoba kekuatannya. Dia layak disebut Shogun apabila dia jauh lebih hebat daripada kami."
"Anda akan menjadi orang pertama yang menantangnya bertanding pedang, Masamune-sama. Berhati-hatilah, kita tidak tahu kekuatan apa yang dimiliki Shogun."
"Don't worry, Kojuuro. Daripada aku bosan di festival ini, lebih baik aku menciptakan kesenanganku sendiri. Aku tahu bahwa Shogun itu juga bosan berada di istana sepanjang hari. Duduk di singgasananya membuat bokongnya bertambah lebar," lalu Masamune tertawa. Dia melanjutkan, "Usianya juga tidak lagi muda. Beberapa masa lagi dia akan lengser dari singgasananya. Dia butuh pengganti, benar? Aku ingin dia melihat seberapa layak aku menjadi penggantinya."
"Memang cita-cita Anda adalah menjadi penguasa di negeri ini. Saya, Katakura Kojuuro, akan terus mendampingi Anda sampai keinginan itu tercapai, Masamune-sama…"
-to be continue-
Chapter 2 coming up next!
