CatLuckKyu mempersembahkan :
.
.
"Addicted"
.
.
.
.
Bagaimana sikapmu jika suatu hari teman lamamu datang berkunjung ke apartemenmu dan menginap untuk satu minggu di saat kau sedang mengalami patah hati?
oOo
Pohon cemara tumbuh tinggi seperti pohon lain yang juga tumbuh diantaranya. Mereka adalah pohon natal yang indah. Pucuknya seperti puncak gunung yang jauh. Saat natal tiba, pohon itu dikelilingi oleh kehangatan keluarga yang berkumpul.
Kibum sudah lama tinggal tanpa keluarga. Keluarganya sudah lama meninggal satu persatu. Ia kini sebatang kara yang cukup sukses. Namun, ia memiliki teman-teman yang berharga. Walaupun ia baru saja batal bertunangan seminggu yang lalu, ia tetap melanjutkan mensyukuri hidupnya walau kesepian menemani.
Kemarin sore kira-kira pukul tiga, teman lamanya menelepon. Ia adalah Cho Kyuhyun, si jenius matematika teman sekelasnya sewaktu di Paran high school. Mereka cukup dekat, namun sudah jarang berkomunikasi setelah kelulusan. Mereka terlalu sibuk melanjutkan hidup dan pendidikannya. Tetapi mereka masih mengingat satu sama lain. Mereka terlibat obrolan yang singkat di telepon. Lalu Kyuhyun setuju untuk mengunjungi Kibum di apartemennya hari ini.
Kedatangan Kyuhyun hari ini adalah sebuah kejutan besar untuknya. Ia berharap lukanya segera menghilang dengan kedatangan teman lama. Bayangkan, mereka tidak pernah lagi bertemu setelah tujuh tahun. Kemudian tiba-tiba, ia mendapatkan sebuah telepon dari orang yang tak disangka-sangka sebelumnya. Mereka selama ini hanya berkomunikasi lewat telepon itupun terakhir kali kira-kira tiga bulan yang lalu.
Kibum sudah menyiapkan dengan baik bermacam masakan rumah buatannya sendiri untuk menyambut si teman lama. Hidup mandiri setelah sekian lama mau tak mau membuat Kibum harus mampu melakukan hal apapun sendiri. Ia tak ingin membebani orang lain. Di luar pekerjaan sebagai pengacara, Kibum tak pernah memiliki pembantu rumah tangga. Ia membersihkan apartemennya yang minimalis dengan perabot yang sedikit menggunakan tenaganya sendiri. Hingga wanita yang seharusnya ia nikahi tahun depan hadir di hidupnya dan membantunya mengurus apartemennya. Namun, kini ia mengurus rumahnya sendiri lagi.
Bel apartemennya berbunyi. Itu pasti Kyuhyun. Kibum segera melepas apronnya yang terlihat manis dan cocok dengan badan atletisnya, lalu mengelap tangannya yang sedikit licin menggunakan serbet yang ia tinggalkan begitu saja di atas meja makan karena tak ingin membuat Kyuhyun menunggu terlalu lama di luar. Ini bulan Desember dan bersalju. Hari Natal sudah berlalu kemarin. Udara dingin dan salju pasti membuat Kyuhyun kesulitan kemari.
Kibum membuka pintu. Tercengang.
He. Was. Shocked. Like. Hell.
Memandangi Kyuhyun dari atas kepala hingga kaki. Kibum bingung akan berkata apa, mulutnya membuka lalu menutup kembali. Kyuhyun berada di depan pintunya seperti boneka. Menggunakan jaket tebal, sarung tangan tebal, syal tebal, kupluk tebal yang menutupi hingga matanya, penutup telinga yang manis, celana tebal yang ketat membalut kaki panjangnya, lalu sepatu boot yang pas di kakinya.
Pipi putihnya memerah juga ujung hidungnya. Dingin menjadi penyebabnya.
"Wow!" Kibum kagum. Hanya satu kata yang mampu ia lontarkan setelah mengatasi keterkejutannya. Ia tak menyangka Cho Kyuhyun, teman lamanya yang dulunya sama keren dengan dirinya, sudah bertransformasi menjadi namja imut yang kedinginan di depan pintu rumahnya dengan gigi bergemeletuk.
"Bukan 'Wow'. Aku kedinginan di luar. Biarkan aku masuk dulu, tuan rumah Kim." Kyuhyun merangsek masuk, menyingkirkan Kibum yang tersenyum-senyum melihatnya.
"Lihat. Lihat. Siapa yang baru saja memasuki sarang namja dengan paksa. Kukira kau wanita tersesat tadi, Kyuhyun." Kibum hampir tak mengenali namja manis seperti Kyuhyun yang tiba-tiba berada di depan rumahnya dan memencet belnya. Kibum mengekori Kyuhyun di belakangnya, seraya membantu melepaskan jaket tebal Kyuhyun yang melindunginya dari dingin.
Kyuhyun tak menyahuti Kibum dengan kata-kata, melainkan mengeluarkan jari tengahnya. Kibum terkekeh kecil.
"Tidak ada perapian karena ini apartemen, jadi tunggu sebentar. Aku akan menyalakan penghangat lagi. Kau bisa memanggang tubuhmu di depannya sementara aku akan membuatkanmu kopi." Kyuhyun mengangguk, ia setuju dengan idenya. Kibum menggantikan jaket Kyuhyun yang dikotori oleh salju dengan selimut tebalnya untuk Kyuhyun. Membawanya duduk mendekat ke mesin penghangat ruangan. Seperti katanya, Kibum pergi dari Kyuhyun setelah membuat Kyuhyun duduk nyaman untuk membuat dua gelas kopi. Satu untuknya dan satu lagi untuk Kyuhyun.
"Di luar saljunya hampir mengubur kakiku, Kibum. Untungnya aku setuju dengan ide kakak perempuanku memakai sepatu boot. Kendaraan benar-benar tak bisa bergerak." Kibum masih memasang senyumnya mendengar keluhan Kyuhyun soal salju di luar.
"Lalu kau kemari menggunakan apa?" Kibum merasa perlu penasaran karena Kyuhyun bilang, kendaraan tak bisa bergerak karena terjebak salju yang tebal.
"Tentu saja jalan kaki. Aku berjuang keras untuk sampai ke dalam sini. Rumahmu jauh sekali dari stasiun. Kau benar-benar perlu membayar perjuangan kerasku dengan makanan yang enak, Kibum." Kyuhyun merapatkan selimutnya, menggeser tubuhnya semakin mendekatkan diri pada pemanas ruangan. Salju benar-benar yang terbaik untuk membuat tubuhnya hampir membeku.
"Baiklah. Ini kopimu. Minumlah selagi panas. Tenggorokanmu perlu dicairkan dulu sebelum kau bercerita lagi." Kyuhyun tersenyum lucu. Membuat Kibum ingin sekali mendaratkan tangannya untuk mencubit pipi gembil putihnya yang masih memerah. Kyuhyun benar-benar gorgeous dan imut seperti bayi.
"Gomawo." Kibum balas tersenyum. Ia mendengar Kyuhyun menyeruput kopi miliknya dengan keras. Tanda menghargai hasil kerja keras Kibum meracik kopi untuknya.
"Mmm. Ini enak. Darimana kau belajar membuatnya, Kibum?" Kyuhyun masih memegang kopinya. Menghangatkan tangannya pada mug putih bergambar kucing lucu. Tangannya benar-benar beku.
"Dari... seseorang. Yeah. Dari seseorang." Kibum menimbang dulu sebelum menjawab. Ia masih enggan menyebut mantan kekasihnya yang mengajarkannya membuat kopi yang enak.
"Kopinya benar-benar enak. Aku menyukainya. Kau harus mengajarkanku membuatnya, Kibum. Kurasa kau tak keberatan aku tinggal sedikit lebih lama." Raut wajah Kibum yang tadi sempat berubah keruh, kini kembali tersenyum mendengar Kyuhyun akan tinggal.
"Benarkah? Kau boleh. Tentu saja kau boleh tinggal dan menginap disini sesukamu. Aku jadi memiliki teman berbagi dan tak kesepian lagi." Ups, sepertinya saking semangatnya Kibum menjawab, ia sampai kebablasan mengatakan bahwa ia pria kesepian.
"Kau mengakui dirimu kesepian, Kibum? Lalu mana tunanganmu? Tiga bulan yang lalu aku ingat kau akan bertunangan." Kyuhyun memajukan tubuhnya, mendekati Kibum walau mereka masih terpisah jarak karena meja. Tetapi, tatapan Kyuhyun menyipit, seperti mengintimidasi Kibum di ruangan kecil dan kosong.
Kibum menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. Ia menyeruput kopinya keras-keras untuk mengulur waktu agar ia bisa memikirkan jawaban atas pertanyaan Kyuhyun.
"Dia... dia pergi bersama pria kaya raya. Yeah. Cerita singkatnya kira-kira seperti itu." Kibum tertawa, menghibur dirinya sendiri di ujung kalimatnya.
Kyuhyun mengeratkan pegangangannya melingkari mug dengan sempurna. "Oh, I'm so sorry, man. Mungkin dia bukan jodohmu. Tenang saja. Kau pasti bisa mendapatkan yang lebih baik darinya." Hibur Kyuhyun. Ia sendiri sudah lama tidak menjalin hubungan dengan siapapun. Terakhir having sex untuknya itu, sekitar dua bulan yang lalu.
"Yeah. Well... kau benar. Mungkin aku sedikit belum beruntung. Ah, segera habiskan kopimu sebelum dingin. Aku sudah memasakkan sesuatu untuk penyambutan. Mari kita rayakan." Kibum berdiri dan menggandeng Kyuhyun ke meja makan setelah ia menghabiskan kopinya.
"Woah... aku tak menyangka ada banyak makanan lezat disini. Apa ini kau yang membuatnya sendiri, Kibum?" Kyuhyun memutari meja dan mengambil tempat duduk yang ia suka. Mengambil sumpitnya dan mencicipi salah satu.
"Tentu saja. Hey, kau belum cuci tangan, Kyuhyun." Kibum bisa melihat pipi penuh Kyuhyun yang bergoyang-goyang, mengunyah makanan di dalamnya. Bibirnya melengkung kebawah mendengar ia harus mencuci tangan lebih dulu.
Kibum menggiring Kyuhyun untuk menemukan dimana wastafelnya.
"Masakanmu benar-benar enak! Jongmal!" Kyuhyun memberikan dua thumbs up pada Kibum yang tersenyum bangga. Ia menepuk dadanya seperti anak kecil yang baru saja berhasil memukul bola sejauh dua puluh meter.
"Makanlah yang banyak. Aku sengaja memasak sebanyak ini karena aku tahu kau suka makan." Kyuhyun tertawa disela kunyahannya. Kibum yang sekarang terlalu baik dibandingkan yang dulu.
"Well... kurasa aku akan betah tinggal disini dengan masakanmu."
"Hanya masakanku?" Kibum menggoda, sebenarnya dulu waktu masih jaman sekolah mereka lebih akrab dibanding yang sekarang. Mungkin faktor mereka baru pertama kali bertemu setelah tujuh tahun.
"Iya. Hanya masakanmu. Satu lagi, kopi." Kyuhyun kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya dengan antusias. Baginya makanan enak tidak boleh menunggu lebih lama. Mereka harus dilahap habis selagi hangat.
"Yeah. Kau boleh tinggal selama mungkin selagi kau membayar uang sewanya." Kibum tertawa. Ia melihat wajah lucu Kyuhyun lagi yang merengut dengan pipi penuh.
"Aku akan membayarnya dengan tubuhku."
"Uhuk!" Kibum terbatuk kaget, makanan di mulutnya sampai keluar kemana-mana. Untung saja tidak merusak selera makan Kyuhyun yang sedang baik. Kata-kata Kyuhyun benar-benar bermakna hingga membuatnya terkaget-kaget.
"Maksudku aku bisa melakukan pekerjaan rumah. Seperti membetulkan genteng yang bocor, oh iya, apartemenmu tidak punya genteng, ah mengelap jendela dan bersih-bersih. Kau pasti sedang memikirkan yang seperti ini ya?" Kyuhyun membuat tangannya seperti menggenggam sesuatu yang ia naik-turunkan. Sedangkan lidahnya menyodok pipi dalamnya berulang-ulang. Gestur yang menggambarkan orang sedang melakukan blow job.
Kyuhyun menertawakan Kibum yang mukanya memerah karena batuk dan juga tebakan Kyuhyun yang benar.
"Kau benar-benar sudah berubah, Kyuhyun. Aku tidak semesum yang kau pikirkan." Kyuhyun hanya bisa memutar matanya malas. Kibum mengiranya ia sedang berbicara serius. Padahal Kibum juga tahu kalau Kyuhyun tidak pernah suka suasana tegang di atas meja makan. Mungkin Kibum lupa soal itu.
Kyuhyun tiba-tiba teringat sesuatu. Ia bangun dari duduknya dan pergi dari meja makan meninggalkan Kibum dengan raut penuh tanda tanya.
"Aku lupa memberikan ini. Kado natal untukmu." Kyuhyun kembali duduk bersama kantong besar dan menyodorkannya pada Kibum.
"Woah... gomawoyo. Aku bahkan tak ingat untuk memberikanmu kado natal." Kyuhyun menggeleng. Ia tersenyum menaikkan pipi gembilnya dan mengeluarkan lesung pipi kecil di bawah bibirnya.
"Kau sudah memasakkan makanan yang enak. Aku anggap itu sebagai kado natal untukku. Gomawo Kibum. Aku tahu seorang pengacara adalah orang yang sibuk." Kibum membalas senyum Kyuhyun. Ia merasa nyaman dengan kehadiran Kyuhyun. Ia juga merasa berterimakasih Kyuhyun sudah mengerti keadaannya walaupun mereka baru saja bertemu hari ini. Rasanya mereka kembali mengulang masa-masa sekolah dulu. Ia jadi kembali merindukan keluarganya.
"Boleh kubuka kadonya sekarang?" Kyuhyun mengangguk dengan senyum lucu. Ia yakin Kibum pasti suka dengan kado natal darinya. Melihat Kyuhyun sangat antusias, Kibum jadi semakin penasaran. Ia jadi menebak-nebak apa kira-kira kado natalnya ini.
"Woah! Daebak! Kucing kecil yang lucu! Kyuhyun. Ini benar-benar kado natal terindah untukku. Aku sangat menyukainya kau tahu." Kyuhyun tersenyum lima jari. Ia kembali memasukkan banyak makanan sekaligus hingga mulutnya penuh.
"Tapi kenapa aku tak mendengar suaranya dari tadi?" Kyuhyun mengangkat bahu.
"Mungkin kau lelah." Sahut Kyuhyun asal. Kibum mencernanya dengan baik. Apa yang dikatakan Kyuhyun mungkin memang benar.
"Kau masih ingat rupanya kalau aku sangat suka kucing. Gomawoyo Kyuhyun-ah. Aku akan merawatnya dengan sangat baik." Kibum membawa anak kucing jenis leopard itu ke dalam pangkuannya dan mengelus-elus bulu lembutnya.
"Yeah. Agar kau tidak kesepian lagi." Kyuhyun tertawa mendengar perkataannya sendiri. Seperti ia tidak saja. Kesepian karena belum memiliki kekasih lebih tepatnya.
Kibum tak menghiraukan Kyuhyun, ia kini fokus pada kucing barunya.
"Hey, apa kau sudah makan? Siapa namamu, manis?" Dengan gentle, Kibum membawa kucingnya ke depan wajahnya dan menciumnya.
"Dia belum punya nama. Kau bisa menamainya Kyuhyun agar kau selalu mengingatku." Kyuhyun kembali tertawa, menggoda Kibum.
"Kalau aku menamainya Kyuhyun, aku baru saja menciumnya. Apa kau tak keberatan, Kyuhyun?" Kibum balas menggoda Kyuhyun. Ia masih fokus pada kucing lucunya.
"Tidak masalah. Asal kau bisa membedakan mana yang kau cium sungguhan mana yang tidak. Mana bibir yang bisa memuaskan mana yang tidak. Lagipula bibirku ini berharga." Kibum membeku mendengar perkataan gamblang Kyuhyun. Ia tidak menyangka Kyuhyun yang sekarang lebih berani ketimbang dulu. Kibum melirik hati-hati pada Kyuhyun yang masih dengan santainya mengunyah makanannya.
Berbicara soal bibir, Kibum mendadak melarikan tatapannya pada pemilik bibir marun yang tengah mengunyah masakannya. Bibir itu terlihat berminyak dan bertambah merah. Ditambah lagi bisa ia saksikan ada kuah yang mengalir melewati bibir kissable itu. Membuat Kibum meneguk ludah susah payah. Terbesit pikiran untuk menguasai bibir itu di dalam mulutnya menyesapnya hingga membengkak, membelit lidahnya mengajak bertarung di dalam rongga yang hangat lalu.. lalu.. Kibum seketika membuang tatapannya dari muka Kyuhyun atau ia akan benar-benar dibenci oleh Kyuhyun karena melakukan hal yang tidak seharusnya sesama teman lakukan.
"Namanya... -"
.
.
.
.
.
.
.
Tbc deh .v.
.
Ada yang berharap ini berlanjut? Well... silahkan tinggalkan komentar ne?
Oh iya, Terimakasih untuk review di JonQuil. Klo Fi senggang kemungkinan itu juga dilanjut hahaha tapi ga yakin. Tunggu mood sama ide.
So, mind to review this one?
