Un, aku kembali dengan fic One Love Two Weddings yang mungkin agak pasaran dan jika tidak berkenan maka akan kuhapus saja #authortidakpercayadiri. Ya sudah aku akan melanjutkan fic ini—

Naruto © Masashi Kishimoto

One Love Two Weddings © Gracia De Mouis Lucheta

Genre : Romance™/ Angst /Drama/Hurt-Comfort

Rated : T-eens (Maybe M for Languages)

Warning : Misstypo, OOC, AU.

Tambahan mungkin ada karakter OC di sini, gomen ^^a

Enjoying for Reading and Review…

~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~0~

-Chapter 1-

*Terinsipirasi dari lagu Ayat-Ayat Cinta by Rossa*

Ada suatu ikatan benang merah yang telah mempertemukan mereka

Dalam situasi berbeda tanpa mereka sadari.

Ada merasa tersakiti oleh pertemuan ini dan berharap kembali lagi di waktu sebelumnya.

Tapi takdir sudah membuat mereka harus menjalani apapun yang terjadi.

Walaupun harus mengorbankan perasaan sekalipun.


.

.

.

Di tengah siang membara dengan sinar matahari menerikkan Negara terbesar yang disebut adidaya di dunia, Negara Amerika Serikat dengan penuh kemewahan dan kekuasaan tertinggi serta keglamouran yang menjadi tolak ukur dalam hal investasi yang menambah devisa.

Suatu universitas yang merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik pertama didunia, Universitas Harvard terdapat berbagai program-program perkuliahan yang berakreditasi A dan berkualitas yang tidak diragukan lagi serta fasilitas yang lengkap menambah kelebihan perguruan tinggi itu.

Selain itu, terdapat banyak tempat-tempat yang sering bahkan ramai dikunjungi oleh sebagian mahasiswa yang menghabiskan waktu luang atau sekedar menunggu jam perkuliahan dimulai. Salah satunya tempat lumayan luas serta memiliki sarana prasarana internet Wifi yang memudahkan para mahasiswa untuk mengakses dalam mempermudah tugas perkuliahan yang diberikan dosen mereka.

Candaan hingga celetukan meramaikan suasana di tempat itu yang para mahasiswa menyebut Les mads et canteen nama yang aneh menurut mereka tapi sudah mengakar dan tidak ada yang berani mengubah nama tersebut. Disana tepatnya ada sekumpulan mahasiswa yang fokus dengan kesibukan masing-masing, ada yang membaca buku Advanced Cardiac Life Support… disebelahnya sedang mengetik tugas… dan yang lainnya membalikkan lembar demi lembar halaman buku yang dipegang oleh mereka.

"Aduhh… kenapa juga dosen itu memberi waktu pendek untuk menyelesaikan tugas laknat ini," keluh seorang perempuan berambut pirang dengan menguncir rambut keatas agak membantingkan buku Business teory hingga meja dihadapannya bergetar.

"Apa yang kau keluhkan,Ino?" tanya pemuda yang merasa terganggu dengan keluhan perempuan yang bernama Ino.

"Shikaa…, coba saja kau membaca buku ini," ucap Ino menggantungkan kata-katanya dan menyodorkan buku itu ke hadapan pemuda bermata Onyx tersebut, "aku nggak ngerti maksud dari tugas dosen itu!" Ino kembali melanjutkan dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kalau kau mengeluh, tidak ada hasilnya. Lebih baik kau pahami dulu baru protes, Ino!" ucap Shikamaru menepuk kepala Ino dengan seyuman yang jarang terpatri dari pemuda itu.

"Of Course my honey…,"ucap Ino membuat teman-teman yang sedari fokus dengan kesibukan hanya menghela napas panjang, pasalnya Shikamaru dan Ino adalah pasangan yang lagi-lagi hangatnya dibicarakan oleh sebagian mahasiswa disana.

Yang hanya tidak bergeming sedikitpun dengan kegaduhan yang dibuat oleh teman-temannya adalah seorang pemuda berambut Dark Blue dengan membaca buku Advanced Cardiac Life Support sambil mendengarkan lagu melalui headset yang bertengger ditelinganya.

"Everbody us…, bantu aku sekarang?" suara bahkan terdengar sebuah teriakan dari seorang pemuda berambut jabrik kuning dengan tumpukkan buku tebal menghentakkan meja hingga memecahkan konsentrasi mereka.

"Dasar Naruto bodoh, kau hampir menumpahkan Mocca ke kertas kerja-ku dan kalau itu sampai jatuh, nilai tugas penghitungan investasiku bisa-bisa dapat C!" geram perempuan berambut cepol dua mengertak kesal dengan pemuda itu.

"Ma-maaf, Tenten,"ucap Naruto seraya menunduk pelan ke hadapan Tenten kemudian berbalik arah kepada para pasang mata didepannya.

"Bantuan apa? Memang laporan penelitian penyakit TBC dikota Boston belum selesai? Perasaan… kita membuatnya berbarengan," gumam pemuda yang sedari fokus dengan bacaan tanpa sedikitpun menoleh kearah lawan bicara-nya.

"File -ku rusak," tangan Naruto seraya menunjukkan laptop-nya, "—teme, bantu aku!" arah mata bola Sapphire mengarah kepada pemegang IP tertinggi di Harvard Medical School.

"Hn," kata ambigu khas Uchiha keluar dari bibir tipisnya.

"Hoii Sasuke, bantu aku!" ucap Naruto menggoyangkan lengan yang membuat Sasuke manatap tajam sahabat itu.

Tanpa menunggu seucap bahkan cerocos Naruto berkoar, Sasuke langsung meletakkan buku dan fokus dengan laptop milik sahabat jabriknya kali ini. "Ck, ini datamu bisa dibuka. Makanya lain kali lihat dulu format datanya baru dibuka, dobe."

Mata sapphire blue berbinar dan hampir memeluk Sasuke, beruntungnya lengan Sasuke menepisnya, "maaf teme—dan makasih sebesar-besarnya untukmu."

"Hn," Sasuke bergumam trademark-nya.

Tampak perempuan berambut merah maroon dengan kacamata bertengger berlari tergesa-gesa dengan keringat bercucuran di pelipisnya, kehadirannya membuat orang dihadapannya kebingungan.

"Ada apa Karin -chan?"

"Hh… Hh… la-laporan penelitian penyakit TBC dikota Boston harus dikumpul paling lambat jam 3 sore…"

Naruto mengerjapkan matanya dan sejenak diam, "a-apa? Kau serius, Karin-chan?"

Karin menganggukan kepalanya dan berbalik menatap pemuda yang bernama Sasuke "Hmm… Sasuke, kau dipanggil oleh Mr. Hashirama se-sekara-ng," ucap bahkan terbata-bata membuat sang empunya berambut Dark Blue menautkan alisnya.

"Hn," ucap Sasuke langsung merapikan beberapa buku kedalam ranselnya dan berpamitan kepada teman-temannya.

Setelah Sasuke pergi, wajah Karin terus memandang pemuda itu dari kejauhan. Ya, Karin menyimpan perasaan kepada Sasuke, tapi dibalik sikap Sasuke merespon dan berkata yang masih diingat dikepalanya, "kau adalah sahabat terbaikku, Karin.'

Sakit, sangat sakit diulu hati Karin karena Sasuke hanya menganggap dirinya adalah sahabat. Sekelebat pikirannya mendengar sedikit pembicaraan dosen terpandang dari kota kelahirannya Jepang membicarakan tentang Pernikahan… dan lebih kaget dosennya itu menyebut nama pujaan hatinya, "baiklah, umm, dengan anak didikanku, oke, namanya adalah Sasuke Uchiha—"

Tepukan membuat Karin kaget, "jangan melamun Karin, mari duduk bersama kami," kali ini pemuda berambut panjang berbicara.

"Ok…," jawaban singkat Karin, dan mereka kembali sibuk dengan kesibukan masing-masing.


Sasuke POV

Pikiranku terus berputar-putar dengan sekelumit pertanyaan yang membutuhkan jawaban sesinkron mungkin, kenapa Mr. Hashirama memanggilku? Apa ada nilai dimata kuliahku ada yang buruk atau aku mendapat hukuman? Atau aku mendapat skors? Oke, singkirkan pikiran itu dan—

Dug… brakk…

Kepalaku sakit dan menatap siapa yang menabrak tubuhku, kuperhatikan seksama… perempuan dengan mata Emerlad serta rambut Pink sengaja ia tutupi dengan topi juga pakaiannya yang—

"Sorry, are you okay?" suaranya membuatku membuyarkan penampilannya, sengaja dia mengulur tangannya kepadaku dan aku langsung menyambut dan berdiri setara dengannya.

"Yes, I am okay. Thanks for your help me,"

Dengan senyumannya kemudian dia langsung berlalu pergi hingga tersadar aku lupa bertanya namanya dan kembali fokus dengan tujuanku—menemui Mr. Hashirama Senju.

Hingga tanpa sadar diriku sudah berada di pintu berbahan mahoni berkualitas dan tertera nama " Senju" tanpa ragu juga aku mengetok pelan dan membuka pintu itu, "bolehkah aku masuk, Mr. Hashirama," nada ucapanku sedikit dipelankan.

"Masuklah Sasuke, ada yang kubicarakan padamu."

Akupun masuk dan duduk dikursi yang membuat diriku face to face dengan dosen yang kukagumi dengan ketegasan dan ketelatenan mengajar mata kuliah Ilmu farmakologi, salah satu mata kuliah favoritku.

"Aku tidak membicarakan masalah akademis padamu, kau tahu sendiri… nilaimu sangat memuaskan di universitas ini bahkan kau akan mendapat beasiswa khusus untuk mahasiswa berprestasi sepertimu—" terdengar suara ketokan pintu membuat Senju menghentikan pembicaraan denganku, "oh, masuklah…"

"DAD…" suara ini… aku pernah mendengarnya, aku tolehkan kebelakang dan alangkah terkejutnya, aku bertemu dia lagi.

"Oh Sakura, kemarilah, duduklah disampingku," panggil Hashirama kepada anak perempuannya yang membuat diriku tidak berkedip sekalipun dengannya.

Masih dengan senyumannya itu dia sudah berada di samping Mr. Hashirama dan menatap balik arah mata Onyx-ku, "Hi, nice to meet you again."

"Sakura, dia juga dari Jepang sama seperti kita. Jadi pakailah bahasa biasa—tapi apakah kau lama tinggal di Inggris tidak lupa kan dengan bahasamu?"

Dia mencengir dan menggeleng kepalanya, aku yang sedari mematung tanpa berucap kata-kata membuka pembicaraan terlebih dahulu, Hn, tak biasanya aku memulainya duluan.

"Maaf , sebernanya apa yang ingin dibicarakan sekarang?"

Mr. Hashirama tersenyum kecil, "terlebih dahulu aku memperkenalkan anak kesayanganku… namanya Sakura, dia berkuliah di Inggris tepatnya Universitas Cambridge."

"Perkenalkan namaku Sakura… Sakura Senju, aku mengambil Social and Developmental Psychology di Universitas Cambridge, senang berkenalan denganmu,"ucap Sakura sambil mengulur tangannya kepadaku.

"Hn, namaku Sasuke Uchiha, aku mengambil Harvard Medical School," menahan kegugupan bersalaman dengannya.

"Oke, daripada berlama-lama aku kali ini berbicara serius denganmu, Sasuke."

Akupun meneguk ludah karena tatapan dosen Mr. Hashirama mengarah ke mataku dan agak tajam.

"Aku sebernanya berniat menjodohkan kalian berdua, tapi aku tidak memaksa, apakah kalian tidak keberatan?"

Sejenak aku berpikir, apakah ini sebuah keberuntunganku atau sesuatu yang lain? Karena yang namanya perjodohan itu terkesan agak memaksa tapi kulihat dari raut wajah Sakura begitu nama perempuan di hadapanku tampak menunjukkan persetujuan dengan perjodohan ini.

Tanpa sadar mulutku berbicara, "Dengan senang hati aku menerimanya…" ha' apa? Kenapa kata-kata itu yang berhasil aku ucapkan dan terdengar kikikan kecil dari mulut Sakura.

"Kau betul-betul kaku, Uchiha-san. "

Akupun menundukkan kepalaku karena menahan rasa malu.

"Sekali lagi Sasuke, apakah kau menerima perjodohan kali ini hanya sebuah penghormatan atau sesuatu yang lain?" pertanyaan dari membuat lidahku berkelu menjawab apa, kemudian aku memikir sepuluh detik dan bertatap langsung dengan kedua pasang mata dihadapanku.

"Sementara ini aku bingung, . tapi sepenuh hati aku menerima perjodohan ini."

"Sebaiknya kau pikirkan keputusanmu itu dan bicarakan pada orangtuamu di Jepang."

Aku mengangguk dan melihat jam terpanpang di dinding menunjukkan arah jam dua siang, diriku ingat dengan mata kuliah Mrs. Stevanie tanpa menunggu lama aku berpamitan dengan Mr. Hashirama dan Sakura.

Beberapa langkah aku keluar, ada suara yang menghentikanku sejenak, "Uchiha-san… err—"

"Panggil aku Sasuke."

"Err—Sasuke, jika kau keberatan dengan perjodohan ini tidak apa-apa kok. Aku tidak memaksa, sebetulnya kita perlu mengenal satu sama lain, karena Dad -ku menginginkan aku cepat menikah, maka dia menjodohkanku. Tapi saat bertemu denganmu, aku rasa kita memang sengaja dipertemukan dan aku harap jangan ragu-ragu dengan keputusanmu."

Tanpa sadar aku mengenggam tangannya, "aku janji tidak ragu dengan keputusanku untuk menerima perjodohan ini. Dan baiklah jika kau menginginkan kita mengenal satu sama lain, aku tunggu di—"

"Aku akan menemuimu nanti jam empat sore tepatnya didepan fakultasmu."

"Hn," akupun meninggalkan dia dan mengejar waktu untuk masuk ke mata perkuliahan Mrs. Stevanie.

End Sasuke POV


Dengan langkah tergesa-gesa, Sasuke masuk kedalam kelas , beruntung beliau belum masuk dan dia menghampiri sahabat blondenya yang sudah duduk dan menepuk kursi kosong tepat berada disebelahnya.

"Duduk sini, teme."

Sasuke langsung duduk dan menghempaskan pikirannya sejenak hingga terlihat nampak melamun.

"Hoii, teme. Tumben kau melamun, tadi apa yang kau bicarakan dengan dosen Mr. Hashirama?"

"Nanti aku akan ceritakan padamu—" ucap Sasuke mendengus sebal.

Naruto mengerucutkan bibirnya, "Oke, tapi jangan lupa!"

"Sejak kapan aku lupa, dobe?"

Kali ini Naruto diam karena dosen Mrs. Stevanie memasuki kelas dan mata kuliahpun dimulai…

.

.

.

Tak terasa jam mata kuliah Mrs.Stevanie selesai seiringnya tugas penelitian penyakit TBC dikota Boston dikumpul. Dan tanpa, Sasuke sadari tangannya sudah ditarik oleh sahabat blondenya, beruntung Sasuke sudah membawa tas jinjingnya.

"Bisakah kau tidak menarikku, dobe!"

"Tidak bisa, aku tidak ingin kau kabur kali ini."

"Eh, Sasuke. Kenapa kau ditarik oleh Naruto hm?" tanya Shikamaru.

"Tanyakan sendiri dengan dia," Sasuke melepas tarikan Naruto dan menatap sangar kearah mata Sapphire Blue milik Naruto.

"Ada sesuatu hal penting. Oh ya, mereka menunggu dimana sekarang?"

"Mereka sudah menunggu kita didepan fakultas."

"Ayoo…"

Tak berselang lama, mereka bertemu dengan teman-temannya. Raut wajah Sasuke sempt kebingungan karena dia ada janji dengan Sakura jam empat sore dan sekarang jam tangannya menunjukkan lima menit lagi.

"Teme, apa yang kalian bicarakan bersama dosen Mr. Hashirama?" tanya Naruto dengan nada serius membuat Sasuke agak kaget dengan nada ucapan sahabatnya kali ini.

Dengan satu tarikan napas, Sasuke mengucapkan kalimat yang agak mengejutkan, "aku dijodohkan dengan anak dosen …," dia menggantung kalimatnya dan menatap beberapa pasang yang mengintimidasinya, "—dan aku menerimanya."

"K-kau serius dengan keputusanmu ini, Sasuke. Menurutku terkesan terburu-buru, tapi apapun keputusanmu. Ya—well, terserahmulah,"ucap Shikamaru.

"Yakinkan dirimu dengan keputusan yang kau buat," ucap Naruto menepuk pundak Sasuke membuat dia lega karena keputusan itu adalah resiko untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Semua tampak kaget sekaligus mengucapkan motivasi untuk sahabatnya, kecuali Karin, memegang dada yang sakit… ini rasa sakit melebihi penyakit jantung yang terkenal pembunuh nomor satu tapi perasaan cintanya berasa bertepuk sebelah tangan karena pujaan hatinya dengan raut tanpa keraguan menjawab iya akan perjodohan dengan anak dosen .

Tin… Tin…

Suara mobil membuat mereka agak terkejut dan lebih lagi seorang perempuan keluar dengan anggunnya dari pintu mobil.

"Maaf, Sasuke. Apakah aku menganggu?"

Sasuke menoleh dan beradu tatap dengan Sakura, "tidak."

"Sasuke, siapa dia?"tanya Neji, ya nama dari pemuda berambut panjang cokelat itu.

"Dia adalah perempuan yang dijodohkan olehku namanya—"

Sakura memotong ucapan Sasuke dan mendekat kearah mereka, "—namaku Sakura… Sakura Senju, salam kenal."

Dan mereka terpaku dengan kecantikan dan keramahannya kecuali Sasuke, tanpa sadar sebuah tatapan penuh harap dan menyakitkan.

"Ini semuanya bohongkan… bangunkan aku dari mimpi ini, aku mohon."

.

.

TBC


Gracia De Mouis Lucheta

Saturdar, 04 Mei 2012 at 00.07 a.m.

Please Rnr OK*

Jika tidak berkenan dan membosankan saya sepenuh hati menghapus fic ini