ChanBaek Stories : NoseBleed
Cast :
Byun Baekhyun
Park Chanyeol
And other Cameo
Rated : K+ to T
Genderswitch and Pedo
OOC and Typo
If You DON'T LIKE so DON'T READ
This PLOT is Mine. Don't Copy and paste, right? Jangan jadi pencuri.
.
.
Park Chanyeol. begitulah nama lengkapnya. Ia adalah namja tampan nan populer yang saat ini telah menjejaki tingkat 2 di Seoul International High School. Namun di balik wajah tampan dan kepopulerannya, Chanyeol memiliki otak yang luar biasa cerdas dan amat sangat bisa di banggakan.
Chanyeol juga termasuk namja yang ceria dan suka membuat lelucon kapanpun dan dimanapun ia berada. Baik dalam bidang akademik maupun non akademik, Chanyeol sangatlah jenius dan selalu terlihat mempesona. Jadi wajar saja kan kalau banyak yeoja di sekolahnya yang menyukainya.
Namun meski begitu, sampai detik ini belum pernah sekalipun Chanyeol memiliki kekasih. Padahal entah sudah berapa yeoja yang menyatakan perasaannya pada Chanyeol namun namja tampan itu tidak pernah menerima pernyataan cinta dari yeoja-yeoja itu. sungguh, Chanyeol benar-benar unik dan berbeda dari namja-namja sempurna pada umumnya.
"Hei, Yeol!" Sapa Kris sambil menepuk bahu Chanyeol keras. Chanyeol yang awalnya sedang berpikir serius tentang sebuah lirik lagu pun jadi tersentak kaget. Ingin rasanya Chanyeol memukul wajah tampan Kris yang saat ini tengah terkekeh sambil menatapnya dengan tatapan mengejek. Namun sayangnya, Chanyeol tidak ingin mengotori tangannya hanya untuk memukul seorang Wu Yi Fan yang menyebalkan.
"Wae?" tanya Chanyeol dengan nada tajam. Namja itu pun mengalihkan tatapannya dari Kris lalu mulai memetik gitar yang sejak tadi ada di pangkuannya.
"Tadi pagi kau menolak Choi Sulli ya?"
"Eumm..." respon Chanyeol pendek.
"Lalu saat istirahat tadi kau menolak Nana?"
"Iya."
"Ckckck..." Kris menggeleng tak habis pikir pada sahabatnya ini.
Sebenarnya sekarang sudah jam pulang sekolah, namun berhubung Kris sedang malas pulang jadi ia memilih untuk mengganggu sahabat anehnya ini yang pasti akan selalu ada di ruang musik ketika pulang sekolah.
"Jangan mulai lagi Kris." Cibir Chanyeol tak suka. Sejak tadi namja dengan ketinggian di atas rata-rata itu terus saja memetik gitarnya untuk membuat suatu irama tanpa ada senandung sedikitpun.
"Sebenarnya aku bangga bisa berteman denganmu Yeol. Tapi disisi lain, aku juga malu." Ujar Kris dengan nada angkuhnya. Namja itu mengeluarkan ponselnya ketika ia merasa benda tersebut bergetar. Ada pesan masuk.
"Apa maksudmu?" Chanyeol mendelik kesal.
From : Nae Baekhyunnie
Oppa...
Kris tersenyum tipis membaca pesan singkat yang ternyata berasal dari adik kesayangannya. Sejak kecil, adiknya itu memang tinggal di China bersama Haelmoni dan Harabojinya. Terkadang saat liburan, pasti Kris akan pulang ke China untuk menemui adik yang selalu di rindukannya itu. sedangkan Kris sendiri, ia tidak boleh tinggal jauh dari Appanya. Hei! Kris harus selalu siap kapanpun ia akan di angkat untuk menjadi pengganti Appanya untuk mengurus perusahaan. Jadi namja itu memang harus selalu berada di sisi Appanya.
To : Baekhyunnie
Wae Hyunnie-ah?
Lalu Kris kembali melirik ke arah Chanyeol. dan ternyata namja itu sedang menatap tajam ke arahnya.
"aku malu karena sahabatku gay. Hahahahaha..." Kris tertawa puas. Sedangkan Chanyeol sudah benar-benar mengangkat gitar miliknya dan siap memukul kepala Kris dengan gitar tersebut.
"Yang benar saja. Kau selalu bicara begitu." Chanyeol benar-benar sewot dan memasang wajah berangnya.
"Oke-oke Yeol. Sabar ne? Jangan rusak wajah mahalku dengan gitar murahmu itu."
"Ini bukan gitar murah. Ini gitar pemberian Appaku." Protes Chanyeol yang semakin merasa kesal dengan kata-kata Kris yang seenaknya.
"Oopss, aku salah bicara. Mian! Baiklah, bagaimana aku tidak mengatakan kau 'gay' kalau kau sendiri saja tidak pernah menerima para yeoja itu. sungguh Yeol, kenormalanmu itu memang harus di pertanyakan." Ujar Kris dengan kata-katanya yang berlebihan.
"Aku bukan kau yang bisa berpacaran dengan gadis manapun Kris. Aku menghargai yeoja-yeoja itu, makanya aku tidak bisa menerima mereka."
Baru saja Kris ingin membalas kata-kata Chanyeol, ia merasa ponselnya kembali bergetar. Kris melirik ponsel yang masih ada di genggamannya dan langsung tersenyum lebar melihat siapa sosok yang menelpon. Tanpa berlama-lama lagi, Kris langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Oppa..." Sebuah suara cempreng yang masih terkesan sangat kekanak-kanakan langsung saja menyapa indra pendengaran Kris. Entah kenapa ketika mendengar suara bocah berumur 7 tahun itu, hati Kris pasti langsung terasa hangat.
"Baekhyunnie... ada apa?"
"Kapan Oppa pulang?" Tanya bocah yang di seberang telpon dengan nada merajuk.
"Wae? Oppa belum libur, Hyunnie-ah. Jadi belum bisa ke—"
"Pulang ke rumah Oppa. Bukan rumahnya Haelmoni." Potong Baekhyun cepat.
"Maksudmu ap—MWO? Jangan katakan kau ada di Seoul? Jinjja?" Kris yang baru tersadar akan suatu hal pun langsung bertanya dengan nada berapi-api.
"Ne. Baekhyunnie sedang ada di rumah. Karena itu, Oppa cepat pulang." Suara imut itu kembali merajuk lagi.
"Baiklah. Oppa akan segera pulang. Kau tunggu Oppa, ne?"
"Eummm... cepat pulang ya Oppa. Hyunnie tunggu. Muachhh..."
"Muachhh..." balas Kris.
Chanyeol yang sejak tadi memperhatikan Kris pun langsung mengernyit dan menatap namja blasteran itu dengan tatapan jijik.
"Wae? Ini adikku. Jangan berpikir macam-macam. Dan satu lagi, hatiku sudah tertaut pada satu yeoja yaitu Tao-ie. Tidak ada yeoja yang lain lagi. Oke! Aku pulang dulu. Adikku sudah menunggu." Setelah itu Kris langsung melesat pergi meninggalkan Chanyeol dalam kesendiriannya.
"Aku itu tidak gay." Dengus Chanyeol lalu kembali memosisikan gitarnya seperti awal tadi. "Mengganggu saja orang itu."
.
.
Hari minggu, sudah menjadi rutinitas wajib bagi Chanyeol untuk pergi ke rumah Kris dan mengajak namja China-Kanada itu untuk bermain basket.
Ting Tong...
Chanyeol menekan bel rumah keluarga Wu. Namja tinggi itu sedikit mengernyit bingung karena tak kunjung di bukakan pintu. Biasanya, para maid keluarga Wu sangat sigap jika bel pintu rumahnya berbunyi. Namun kenapa sekarang terasa sangat sepi.
Kalau Kris sih jangan di harapkan. Namja itu pasti masih pulas di balik selimutnya.
Ceklekk...
"Jeongmal mianhae tuan muda Park. Kami sedang sibuk memandikan nona muda tadi. Silakan masuk." Ujar seorang maid yang baru saja membukakan pintu. Chanyeol hanya mengangguk acuh lalu melangkah masuk ke dalam. Memang keluarga Chanyeol sudah tidak asing lagi bagi seluruh penghuni rumah ini. Apalagi mengingat Appa Chanyeol dan Appa Kris adalah rekan bisnis dan merupakan sahabat karib. Begitupun juga kedua putranya.
Baru saja Chanyeol menjejakkan kakinya di lantai rumah Kris yang mengkilat, Chanyeol langsung di kejutkan oleh sesosok mungil yang berlarian dalam keadaan TELANJANG.
A-oh... demi apapun.
Bolehkah Chanyeol menyebut sosok mungil itu malaikat? Astaga...
"Aduuhhh... Nona muda, jangan lari-larian seperti itu. nanti anda terjatuh." Maid yang tadi membukakan Chanyeol pintu, sekarang sudah berlari tergopoh-gopoh mengejar—ekhemm—malaikat nakal yang sedang berlarian kesana kemari itu.
"Astaga... mataku kotor." Batin Chanyeol nelangsa namun matanya sama sekali tidak bisa di tahan untuk melihat sosok mungil itu.
"Ayo, Hyorin Eonnie kejar aku." Sosok mungil itu berseru dengan gembira sambil tetap berlari. Bisa Chanyeol liat kalau ada sekitar 4 sampai 5 maid yang mengejar-ngejar sosok mungil itu.
Srettt... percaya atau tidak namun Chanyeol mulai merasakan kalau hidungnya terasa panas dan mulai ada cairan yang keluar.
"Apa ini?" Chanyeol menyentuh bawah hidungnya. Ia menatap tak percaya.
Seorang Park Chanyeol... apa perlu kutekankan? PARK CHANYEOL, yang selama ini menolak sekian banyak yeoja-yeoja cantik yang sebaya dengannya, kini justru mimisan hanya karena melihat gadis kecil berusia 7 tahun yang tidak memakai baju.
"Oh Tuhan... ada apa denganku?" Chanyeol benar-benar frustasi sekarang.
.
.
"Maaf ya Yeol... kau pasti sedikit kaget melihat tontonan dadakan tadi pagi." Ujar Kris yang merasa sedikit tidak enak. Sebenarnya Kris sudah bangun tadi, namun ia masih bergelung di ranjang sambil mengirim katalk ke kekasih tercintanya. Hitung-hitung sambil menunggu Chanyeol datang.
Ia juga memilih acuh dengan kegaduhan di lantai bawah yang sudah dapat di pastikan siapa pelakunya. Justru kedengarannya terasa lebih menyenangkan karena biasanya, rumah Kris pasti akan sangat sepi jika di pagi hari.
"Dia ini Baekhyun. adikku yang sering kuceritakan itu. Sekarang dia akan tinggal di Seoul bersama kami karena Haelmoni dan Haraboji ingin keliling eropa untuk beberapa waktu ke depan. Mengingat Baekhyun harus tetap sekolah jadi tidak bisa di ajak. Ya kan Baekhyunnie?" Kris menatap wajah adik manisnya yang sekarang sudah duduk manis di pangkuannya. Sedangkan Chanyeol sendiri tidak terlalu fokus mendengarkan Kris. Ia justru menatap Baekhyun dengan tatapan intens. Sedangkan Baekhyun, gadis berumur 7 tahun itu hanya sibuk bermain dengan gadgetnya.
"Eumm... kata Haelmoni aku harus tetap sekolah. jadi untuk sementara aku akan sekolah di Seoul sampai Haelmoni kembali." Ucap Baekhyun dengan nada imutnya. Gadis itu sedikit mengangkat kepalanya dan tersenyum manis pada Chanyeol.
"astaga..." Chanyeol menyentuh hidungnya. Menekan sedikit keras disana, dengan sedikit usaha untuk menahan sesuatu yang ingin keluar. Tidak lucu kan kalau dia kedapatan mimisan karena melihat wajah imut bocah yang lebih muda 10 tahun darinya. Demi Tuhan, bukannya tertawa, Kris justru akan membunuhnya. Mengingat betapa protektif dan sayangnya Kris pada Baekhyun.
"Oppa, dia teman Oppa ya?" tanya Baekhyun sambil sedikit menengadah untuk menatap wajah Kris.
"Ne. Dia sahabat baik Oppa. Karena itu kau harus bersikap baik padanya, ne?" ucap Kris sambil mencubit pipi chubby adiknya.
Baekhyun mengangguk dengan semangatnya.
Perlahan Baekhyun turun dari pangkuan Kris lalu berjalan mendekat ke arah Chanyeol. demi apapun, melihat Baekhyun yang saat ini mengenakan kaos pink bergambar strawberry dengan rok mini berwarna senada, benar-benar terlihat sangat manis. astaga, kalau sudah besar gadis ini pasti akan luar biasa cantik.
"Annyeong Oppa. Wu Baekhyun imnida." Baekhyun mengulurkan tangannya seolah mengajak Chanyeol untuk berkenalan.
Chanyeol melirik tangan mungil Baekhyun ragu namun akhirnya ia ikut mengulurkan tangannya dan membalas jabatan tangan Baekhyun.
"Tangannya lembut sekali."
Demi Tuhan, belum pernah sekalipun Chanyeol jatuh cinta pada seorang gadis. Meski dirinya populer dan di gilai banyak yeoja, namun belum pernah Chanyeol merasakan yang namanya berdebar ataupun menjalin suatu hubungan dekat dengan seorang gadis.
Jadi apa ini saatnya Chanyeol merasakan yang namanya 'Cinta' ? astaga, bahkan satu kata itu terasa sangat tabu bagi seorang Park Chanyeol. Dan semuanya terasa semakin konyol karena Chanyeol harus merasakan hal tersebut pada seorang bocah.
Oh tidak. mungkin ini yang namanya karma. Akibat dari dirinya yang berkali-kali menolak para gadis-gadis yang menyukainya, hingga akhirnya ia harus merasakan cinta yang tidak masuk akal ini. Ia menyukai seseorang yang mungkin akan sangat sulit untuk di raihnya.
Mungkin ini akan menjadi cobaan super berat bagi Chanyeol untuk menjalankannya. Kita lihat saja nanti kelanjutannya.
"Jangan memasang wajah konyol seperti itu Park! Adikku baru 7 tahun." Seru Kris sambil menarik kembali adik kesayangannya agar tidak terlalu dekat dengan Chanyeol.
Tuh kan benar. ini tidak akan mudah.
END
words : 1.629
Published : 09/04/14
Mau ada lanjutan? Harus Review dulu. kalau yang review banyak maka aku akan dengan senang hati meng-update lanjutannya.
ini project baruku dimana aku akan membuat FF Series dengan konflik yang bisa dikatakan ringan dan di penuhi Fluff. antara Series yang satu dengan yang lain memiliki ikatan ya. semua series kubuat oneshot dengan judul beda-beda tapi sebenarnya itu satu cerita. Namun ingat, dalam satu chapter tuh ga panjang. Ga kyak FFku yang lainnya. jadi jangan protes tentang panjang ceritanya. OKe?
jadi mau ada series selanjutnya atau ga nih?
