Disclaimer = Naruto punya Masashi Kishimoto
Genre = Romance, Tragedy
Pairing = NaruHina
SELALU DI HATIKU
_Hinata POV
Disini, 100 hari kepergianmu, untuk sebuah pertarungan abadi. Disini, di hutan Konoha yang dua kali sempat porak poranda dihantam letusan peperangan. Dua peperangan yang selalu melibatkan dirimu. Peperangan pertama, kau dan Pain. Dan yang terakhir untukmu, kau dan Sasuke. Rival sekaligus sahabatmu.
Masih disini, kedua mata putihku menatap sebuah lahan di antara rimbunnya dedaunan dan pepohonan hutan. Lahan yang sengaja tak di tanami, lahan dimana tempatmu meninggalkanku dengan kesendirian. Selamanya…
_FLASHBACK ON
_Normal POV
"Rasengan…!"
"Chidori…!"
DUAARRR!
Kedua pemuda itu terpental ke belakang, menabrak belasan pohon yang langsung roboh saat terhempas punggung mereka. Pemuda pertama adalah seorang sannin sempurna, seorang jinchuriki kyuubi, dan seorang hokage yang mengemban tugas mempertahankan desanya dari segala serangan yang datang.
Sedangkan pemuda kedua adalah seorang super missing-nin dengan kemampuan sharingan tingkat tinggi, dan juga sebagai seorang yang ingin menghancurkan peradaban konoha, pemuda yang lahir dari klan Uchiha, Sasuke Uchiha.
"SASUKE !" teriak Naruto. Darah tak pernah absen dari tubuhnya yang penuh luka pertempuran. Ikat kepala berlambang konoha yang hampir lepas, ia kencangkan. Memberi tekad kuat untuk terus berjuang mempertahankan desa sekaligus menyadarkan sahabatnya yang sekarang sedang bertarung dengannya.
"Cih, Konoha bangsat!" teriak Sasuke tak kalah kencangnya, sembari mengusap darah yang bercampur dengan peluhnya. Sama seperti Naruto, Sasuke pun menderita luka-luka fisik yang tak sedikit.
Perlahan, mata sharingan miliknya menutup sejenak, lalu terbuka kembali dengan mode mangekyou sharingan. Gerakan tangannya cepat membentuk segel-segel untuk sebuah jurus yang akan dia gunakan. Sekejap kemudian, ia dengan lantang berteriak.
"Susano'o!"
Sebuah sosok hitam besar mengerikan yang mirip tengkorak tiba-tiba muncul di belakangnya. Sosok mengerikan itu semakin melangkah mendekati Sasuke, hingga akhirnya Sasuke terbungkus dalam diri sang Susano'o.
Naruto terbelalak kaget menyaksikan betapa kekuatan dahsyat yang ia rasakan benar-benar menyebarkan aura kegelapan dan kematian yang kental. Mata birunya beredar ke arah Sasuke yang tersenyum sinis ke arahnya, menatap tajam. Kedua pemuda itu beradu death glare sejenak.
Sang rokudaime menghela nafas berat. Cakranya sudah hampir habis. Dan dalam mode sannin seperti sekarang ini, ia tahu, cakra Sasuke juga tak kalah sedikit daripadanya.
'Saatnyakah menggunakan jurus ini?' batin Naruto bicara. Ia tak mungkin menggunakan cakra kyuubi. Tak mungkin. Mengingat betapa porak poranda desanya dulu saat ia nekat untuk melepas bijuu dalam tubuhnya itu. Selama ia masih berpikir, Sasuke selalu menyerangnya, dan ia hanya bisa menghindari itu.
Akhirnya, dengan sekali lagi menarik nafas, ia memperkuat tekadnya. Kedua tangannya membentuk segel, lalu berteriak lantang
"Hiraishin no Jutsu*" kemudian, sesosok makhluk yang lebih pantas di sebut setan neraka muncuk di belakangnya. Penampilannya tak kalah mengerikan dari perwujudan Susano'o milik sasuke. Sebilah belati tergigit di mulut sang dewa kematian, seringai dan tatapannya buas meminta tumbal nyawa.
Susano'o dan Dewa kematian. Dua setan tergelap di dunia ninja yang akan segera beradu kekuatan. Saling mengincar nyawa. Pertarungan sengit terjadi, antara Naruto dan Sasuke. Taka dan Madara yang juga ikut bertarung, melawan para ninja yang ada di desa. Tak terkecuali para anggota Rokkie 12.
TRAANG! SREEK!
CRIING! DUAAAR!
Gemuruh suasana pertarungan yang menegangkan pun tak bisa dielakkan. Bau anyir darah tercium dimana-mana. Satu-persatu dari pihak lawan maupun konoha rubuh. Namun, tekad ingin bertahan, membuat para ninja konoha bangkit kembali.
"DEMI KONOHAAA…!" teriak seorang pria tambun yang ukurannya menyerupai raksasa. Akamichi Chouji.
Teriakan itu menggemuruh, menyesakkan dada setiap pejuang konoha yang mendengarnya. Haru. Semangat itu kembali berkibar. Berjuang. Sampai mati.
"Jyuuken!"
"Kagemane no Jutsu!"
"Konoha Senpu!"
"Shintenshin No Jutsu!"
CRAAATT! TRIING!
Tanpa di duga, bala bantuan dating dari pihak lawan. Entah darimana asal mereka. Yang jelas perjuangan para ninja konoha semakin berat.
Seorang ibu dengan membawa bayinya berlari tak tentu arah, mencoba menuju kearah yang aman untuk berlindung. Namun, seorang ninja berpakaian serba hitam yang dating dari pihak lawan, mencegah ibu itu berlari. Sebilah kunai tergenggam erat di jemari kanannya. Siap meneteskan darah.
"Hahahahaha…" tawanya sadis, membuat sang ibu mengkerut di tempat. Didekapnya bayinya yang sedari tadi mengangis lebih erta dalam dadanya. Mencoba memberi ketenangan.
"Mati kau, Hya!"
"Jyuuken!"
BRAAK!
Tepat saat unai itu akan menancap ke punggung sang ibu, seprang gadis dari klan mata putih dating. Memeberikan sentuhan lembut yang mematikan pada sang lawan yang langsung terkapar tak bernyawa lagi.
Merasa aneh karena tak ada rasa sakit di punggungnya, sang ibu mendongak. Matanya menemukan seorang gadis berambut panjang yang tersenyum manis kearahnya.
"Anda tidak apa-apa?" kata gadis itu lembut. Tangannya terulur untuk membantu sang ibu berdiri.
"Saya akan mengantar anda ke rumah sakit Konoha, disana aman." Sambungnya.
"Te-terima kasih…" jawab sang ibu.
Mata putih gadis itu masih menyiratkan rasa gelisah. Namun, konsentrasinya terus ia pusatkan pada jalan menuju rumah sakit.
'Berjuanglah… naruto-kun.'
-TBC-
