Prolog
Yakh, Park Dobby kembalikan sepatu ku." Si pria kecil terus saja melompat-lompat untuk mengambil sepatunya. Tapi semakin ia berusaha semakin tak bisa ia menjangkau sepatunya.
"Hahahaha...Makanya jadi manusia jangan terlalu kecil Byun Pendek." Si Pria yang lebih tinggi terus saja tertawa senang sambil memegang sepatu si pria kecil. Ia akan meninggikan sepatu yang ada di tangannya jika si pria pendek berusaha melompat lebih tinggi untuk mengambilnya.
"Kurang ajar sekali kau Dobby, aku tidak pendek tapi kau saja yang kelebihan kalsium. Dasar tiang listrik." Si pria kecil terus saja mengumpat kepada si pria tinggi. Ia masih berusaha untuk mendapatkan sepatunya kembali.
"apa kau bilang? Dasar pendek." Si pria tinggi tersinggung dengan ejekan dari si pria kecil, lalu ia tanpa fikir panjang langsung melemparkan sepatu milik si pria kecil ke sembarang arah. Dan tanpa di sangka oleh mereka berdua...
"Park Chanyeol!!! Byun Baekhyun!!!" Suara Pekikan sakit dengan nada tinggi terdengar menggelegar di diseluruh koridor sekolah. Mereka berdua melihat ke arah sumber suara yang membuat bulu kuduk merinding.
"Mampus." Gumam Chanyeol dan Baekhyun bersamaan.
~ooOOoo~
"Lu Han presdir memanggil mu. Kau di suruh menemui nya di ruangannya." Krystal memberitahu Lu Han dengan wajah sebal, kenapa presdir mereka selalu memanggil Lu Han lebih sering padahal ia adalah sekretaris nya.
"Baiklah, aku akan ke sana beberapa menit lagi." Lu Han masih sibuk dengan pekerjaan nya dan sama sekali tak menoleh ke arah Krystal sama sekali.
"Se-ka-rang Lu-Han." Krystal memberikan penekanan dan nada yang agak lebih tinggi pada setiap kata yang diucapkannya.
Lu Han mengalihkan pandangannya dari laptop ke arah Krystal yang sudah bersedekap dada dan memasang wajah marah. "Ck... baiklah, aku akan ke ruangan Presdir sekarang." Lu Han bangkit dari kursinya menuju lift untuk pergi keruangan atasannya yang berada di lantai 20.
Lu Han telah sampai di depan ruangan Presdir Oh,Tok...tok...tok... Lu Han mengetuk pintu ruangan Presdir.
"Masuklah." Suara berat dari dalam terdengar mempersilahkan Lu Han masuk kedalam ruangan.
"Ada apa Presdir memanggil Ku?" Lu Han berdiri di depan sang Presedir yang masih sibuk dengan berkas-berkas yang ada di mejanya. Sang presedir mengalihkan pandangannya ke Lu Han.
"Aku ingin kau memeriksa laporan mu yang kemarin. Aku rasa kau membuat banyak kesalahan di sana." Sang Presdir membanting laporan yng di kerjakan Lu Han di atas meja kerjanya.
"Aku rasa aku sudah memeriksa nya berulang kali presdir dan aku rasa aku tak membuat kesalahan apa pun." Lu Han mencoba membela diri.
"Jadi kau ingin membantah ku. Tuan Lu Han." Sang presdir menatap Lu Han dengan tatapan tajam dan dingin.
"Tidak."
"Kalau begitu kau kerjakan laporan mu lagi dan aku tak mau ada kesalahan lagi yang terulang. Aku ingin semuanya sempurna dan ini susun jadwal ku selama sebulan dan aku tunggu lusa bersama dengan laporan perbaikan mu." Sang Presdir membanting sebuah map diatas meja kerjanya.
"Maaf Presdir, untuk susunan jadwal mu itu bukan pekerjaan ku, seharusnya kau menyuruh sekretaris mu untuk mengerjakannya bukan aku." Lu Han menolak dengan tegas perintah atasannya itu. Ia rasa itu sudah sangat keterlaluan untuk menyuruh dirinya mengerjakan pekerjaan orang lain.
"Jadi kau tak mau mengerjakannya Tuan Lu?" Sang Presdir menatap Lu Han tajam dengan aura mematikan yang keluar di sekelilingnya. Lu Han yang merasa sedikit takut akhirnya mengiyakan tugas dari sang atasan. Lu Han pun mengambil map dan laporan yang ada di meja sang Presdir.
"Sekarang kau bisa keluar."
"Baiklah Presdir, saya permisi dulu." Lu Han membungkukan badan kepada sang atasan lalu membalikkan badan menuju pintu keluar karena ia tak ingin berlama-lama berada satu ruangan dengan atasan yang sangat menyebalkan.
"Dasar Oh Sehun, Sialan." Lu Han mengumpat sedikit keras dan tanpa ia sadari ia belum keluar dari ruangan sang presdir.
"Aku mendengarnya Lu." Suara baritone itu membuat langkah Lu Han terhenti dan Lu Han membeku di tempat.
"Mati aku." Lu Han menyumpahi dirinya sendiri.
~ooOOoo~
"Hyung, kau lelah? Ini untuk mu ." Pria berkulit tan memberikan sebotol air mineral kepada pria bermata doe yang masih terduduk di sudut ruang latihan untuk menetralkan nafasnya.
"Tidak, aku baik-baik saja." Sang Pria bermata Doe mengelengkan kepala tanda bahwa ia benar-benar baik.
"Kalau memang kau lelah, kita bisa menyudahi latihan utuk hari ini Hyung." Sang pria berkulit tan mulai khawatir dengan pria bermata doe yang sudah mulai sedikit pucat.
"Tidak Jongin, kita harus tetap latihan. Kau tau kan kita sudah mengharapkan debut sejak lama dan kita sudah berusaha sampai disini. Aku akan berusaha menampilkan yang terbaik untuk debut kita. Kajja kita kembali latihan" Kyungsoo bangkit dari duduknya dan menggandeng tangan Jongin.
"Aku bangga padamu Kyungsoo Hyung. Aku menyayangi mu." Jongin memeluk erat tubuh Kyungsoo dan Kyungsoo pun membalas pelukan Jongin sama eratnya.
"Aku Juga." Kyungsoo tersenyum di sela pelukan hangat mereka.
*
TBC
