WHAT IS LOVE
By Byun Min Hwa
.
.
.
Main Cast: Park Chanyeol, Byun Baekhyun (GS), Oh Sehun, Xi Luhan (GS), Kim Jongin, Do Kyungsoo (GS), etc.
Genre : Romance, Drama
Rate : M untuk kata-kata kasar & a little bit sex activity / NC-17!
Length : Chaptered
.
.
.
.
Summary : Baekhyun telah menutup rapat hatinya dikarenakan kejadian yang ia alami di masa lalu. Lalu, apakah Park Chanyeol yang notabene-nya adalah salah satu berandal sekolah mampu menyinari goa yang telah lama tak berpenghuni itu? Karena menaklukkan Baekhyun tak semudah yang ia perkirakan.
Hannyoung High School. Sekolah menengah keatas bertaraf internasional yang dihuni oleh berbagai kalangan atas pula. Letak yang strategis, bangunan kokoh,beserta segala fasilitas mewahnya, dan tentu siswa yang mempunyai kemampuan akademis maupun non akademis diatas rata-rata, seakan menjadikan sekolah ini terlahir tanpa cacat sedikitpun. Sekolah yang berlokasi di Gangdong – Gu, Seoul ini mempunyai reputasi yang sangat baik di daerahnya, karena untuk dapat bersekolah disana bukanlah hal yang mudah. Setiap calon siswa harus mengikuti berbagai macam tes yang ketat dan biasanya hanya sekitar 30% yang berhasil lolos. Sudah bisa terbayang bukan seberapa ketatnya sekolah ini? Hannyoung High School juga sering melakukan pertukaran pelajar di beberapa negara.
Sudah menjadi rahasia umum jika sekolah tersebut menjadi buruan para pejabat tinggi maupun pengusaha kaya raya yang menginginkan putra dan putrinya untuk mengenyam pendidikan disana. Bukan tanpa alasan orang-orang yang bergelimangan harta serta jabatan itu melakukannya, tentu saja. Yang menjadi poin plus dari Hannyoung High School adalah siswa 'terobosan' dari sekolah ini adalah mereka berhasil memasuki universitas bergengsi di Seoul dan berakhir menjadi pejabat serta pengusaha di berbagai bidang mengikuti jejak dari orang tua mereka masing-masing.
.
.
.
.
Awal bulan September menjadi hari pertama bagi para siswa untuk masuk sekolah setelah melewati liburan musim panas. Berbagai macam ekspresi terpampang dari wajah-wajah yang baru saja memasuki kawasan sekolah tersebut. Ada yang menampilkan wajah ceria, dengan diiringi semangat langkah yang mantap untuk kembali ke sekolah, ada pula raut yang terlihat cemberut bahkan sedikit menguap karna rasa kantuk yang melanda. Demi Tuhan, apakah liburan panjang selama 2 bulan masih belum cukup untuk mereka? Ck. Dasar anak muda jaman sekarang.
Beberapa yeoja terlihat keluar dari mobil pribadi mereka kemudian berjalan dengan wajah yang sedikit diangkat, dan memamerkan kecantikan serta kecentilannya untuk menarik perhatian setiap namja yang melintas dihadapan mata. Tak ayal para namja itupun bersiul menggoda para yeoja yang terlihat makin cantik kian harinya itu dengan pandangan kagum serta memuja. Sudah menjadi pemandangan biasa kejadian tersebut terjadi di pagi hari seperti ini. Namun, seketika suara siulan para namja tersebut seakan lenyap berganti dengan suara riuh para yeoja setelah mata mereka menangkap sebuah mobil Sedan berwarna hitam memasuki area parkir siswa yang berjarak 200m di sebelah kiri dari gerbang.
Tak lama muncullah sesosok –ah bukan- lebih tepatnya 3 sosok namja dengan gerakan yang seolah menjadi slow motion keluar dari mobil mewah tersebut. Tak tanggung-tanggung, tiba-tiba semilir angin yang sepoi datang menerbangkan beberapa helai dari rambut 3 sosok tersebut, seakan menambah kesan dramatis yang membuat pupil para yeoja disana tak berkedip sedetikpun.
Bukan. Mereka bukanlah sosok public figure yang setiap harinya muncul di depan layar kaca dengan memerankan sebuah drama yang amat dikagumi kaum yeoja di zaman milenium seperti sekarang . Bukan juga sekumpulan mafia dengan setelan jas ala CEO serta sepasang sepatu hitam mengkilat yang menghiasi kaki mereka masing-masing. Oh, ayolah.. Siapapun yang menjadi penghuni sekolah ini pasti sudah tau dengan jelas siapa mereka sebenarnya. Perlu diperjelas satu persatu? Baiklah, kelihatannya begitu.
Bisa kita mulai dari …
Park Chanyeol : Sesosok jangkung yang keluar dari kursi kemudi mobil. Biasa disapa dengan sebutan Chanyeol. Tak diragukan lagi ketampanannya, bisa dibilang Chanyeol adalah salah satu pangeran di Hannyoung High School. Wajahnya putih bersih, dengan mata bulat yang menampakkan sorot keangkuhan serta kewibawaan sekaligus, hidung bangir alami tanpa sentuhan operasi, serta rahang tegas yang menambah kesan manly dari seorang Park Chanyeol. Bahkan Dewi Aphrodyte pun akan dengan senang hati bertekuk lutut dihadapannya. Namun, dibalik wajahnya yang tampan dan terkesan angkuh, namja kelebihan kalsium ini tak jarang untuk menampilkan senyum idiotnya yang mampu membuat orang lain ikut tersenyum kepadanya. Tak heran jika Dia diberi julukan sebagai 'Happy Virus'
Kim Jongin : Namja berkulit gelap yang biasa dipanggil Jongin. Dia tidak suka jika ada yang bilang bahwa kulitnya itu hitam. Secara lantang Jongin akan membantah dengan dalih bahwa warna dari tubuhnya itu eksotis dan terkesan seksi, yang jarang dimiliki oleh namja-namja 'produk' dari negara kelahirannya. Kemampuan Jongin di bidang menari atau dance tidak diragukan lagi. Beberapa kali Jongin telah mempersembahkan piala kejuaraan dance tingkat nasional maupun internasional untuk sekolahnya hingga teman-temannya mengatakan Jongin adalah 'Dancing Machine'. Dari kemampuan serta ketampanannya itu tak sulit bagi Jongin untuk menggaet setiap yeoja maupun namja yang diliriknya dengan sekali kedip. Namun Jongin tak pernah seserius itu dalam menjalin hubungan, hingga membuatnya di cap sebagai playboy nan mesum yang bisa menerkam mangsanya kapan saja -_-
Dan yang terakhir…
Oh Sehun : Namja bermarga Oh dengan raut dingin dan datar yang selalu terpampang di wajah tampannya. Bisa dibilang Sehun adalah orang 'paling waras' diantara mereka bertiga. Dengan kulit putih seputih ras albino, mata sipit dan bibir tipis yang menghiasi wajahnya, serta rahang tegas yang seakan sulit untuk dipatahkan membuat Sehun digilai oleh banyak yeoja dan namja disekitarnya. Walaupun Sehun selalu bersikap dingin dan menampilkan poker face andalannya, hal itu tak membuat para penggemar Sehun menyerah begitu saja. Justru mereka menganggap itu adalah daya tarik tersendiri dari seorang Oh Sehun. Dan para penggemar Sehun memberinya julukan sebagai 'Ice Prince'
.
.
.
.
"S-su-sunbae, emm ini terimalah. A-ak-ku membuatkannya khusus untukmu" ucap seorang yeoja imut dengan menyodorkan sebuah kotak coklat berbentuk hati warna merah muda dengan pita yang bertengger manis diatasnya kepada Sehun
Dilihat dari penampilannya yang terkesan polos dan lugu, bisa diketahui jika yeoja ini berada di tingkat 1. Sehun hanya menatap datar sang yeoja bergantian dengan coklat yang dibawanya. Seketika suasana hening terjadi diantara kerumunan tersebut. Ada yang berbisik-bisik mengatakan bahwa yeoja itu terlalu berani untuk mendekati seorang Ice Prince. Ada pula yang menatapnya dengan pandangan menusuk dan menghina.
Hey.. siapa dia berani-beraninya berinteraksi dengan Sehun? Bahkan dia saja masih tingkat 1. Respon dari Sehun yang tetap memasang wajah dinginnya didukung dengan bisikan-bisikan di sekitarnya membuat nyali dari yeoja itu menguap terbawa angin. Yang bisa dia lakukan hanyalah menundukkan kepala dengan menahan air mata yang hampir lolos dari kedua matanya.
"Ehem!" suara deheman husky dari Chanyeol berhasil memecahkan suasana tegang diantara mereka.
"Ahh..jika Sehun tak mau menerima ini, bolehkah aku yang menerimanya nona manis?" Tanya Chanyeol kepada yeoja yang masih berdiri mematung di depan Sehun.
Tak lama yeoja itu mengangkat kepalanya dan segera mengangguk berulang kali dengan cepat saking semangatnya. Apakah dia tidak takut kalau lehernya akan patah detik itu juga?
"T-ten-tu saja s-sun-bae" jawab yeoja itu masih dengan suara terbata-bata.
Dengan segera Chanyeol mengambil kotak coklat dari tangan hoobaenya. Walaupun yeoja tersebut merasa sedikit kecewa karena Sehun tak menerima coklat buatannya, setidaknya dia merasa bersyukur karena Chanyeol dengan baik hati menolongnya di keadaan tersudut seperti sekarang.
"Nah, sekarang kau.." Chanyeol sedikit menjeda perkataannya saat melihat name tag yang tersemat di seragam yeoja itu, "..Kim Saeron, segera masuk ke kelas karena bel masuk akan berbunyi. Arrachi?"
"Ne sunbae. Gamsahamnida." Ucap Kim Saeron sembari sedikit membungkukkan tubuhnya didepan Chanyeol.
"Apa yang kalian tunggu? Sudah bubar sana. Tidak ada tontonan gratis lagi." Jongin yang sedari tadi hanya memandang khidmat kejadian tersebut akhirnya buka suara.
Sebelum kerumunan di area parkir siswa itu membubarkan diri, mereka membuka akses jalan bagi ketiga namja pangeran sekolah tersebut. Park Chanyeol berjalan memimpin paling depan dengan tangan menggenggam coklat yang diberikan oleh hoobaenya tadi. Sehun menyusul dengan wajah yang masih tetap datar dan memandang lurus ke depan. Jongin berjalan perlahan paling belakang dengan tangan kanan yang dimasukkan di saku celananya.
Ketika melewati seorang yeoja dengan name tag Kang Seulgi disampingnya, Jongin berbisik di telinga yeoja tersebut dengan suara berat nan seksi ―
"Dadamu boleh juga" ucap Jongin dengan mengerlingkan mata dan seringai yang terpatri di bibirnya. Seketika membuat Seulgi mimisan di tempat. Ck. Kau berulah lagi Jongin -_-
.
.
.
Sepanjang koridor yang dilalui oleh ketiga namja tersebut tak sedikit yang terus memandang ke arah mereka, pandangan memuja tentunya. Karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan musim panas, kehadiran dari ketiga namja itu tak bisa dipungkiri adalah hal yang paling dinanti-nanti oleh seluruh penggemar dari ketiga namja tersebut.
Sudah lama mereka tak memandang wajah-wajah tampan itu yang tidak kalah dari seorang model papan atas. Tak hanya tampan, kemampuan Chanyeol, Sehun, dan Jongin di bidang akademis maupun non akademis membuat para penggemar mereka merasa tidak sia-sia untuk mengidolakan sang 'Trio Bangsad'.
Bahkan di kalangan guru pun, nama ketiga namja itu sudah tidak asing lagi. Sebenarnya bukan hanya karena prestasi yang diraih oleh masing-masing yang membuat mereka terkenal di kalangan para guru, tetapi juga karena ketiga namja itu terdapati beberapa kali membolos dan akan masuk ke kelas dengan seenak pantatnya.
Entah karena sudah biasa atau merasa muak dengan makhluk-makhluk tersebut, para guru akhirnya menyerah untuk memperingatkan mereka lagi. Setiap perkataan yang keluar dari mulut guru yang menegur hanya seperti nyanyian pengantar tidur bagi mereka bertiga. Toh mereka tetap dapat berprestasi dengan baik dan tidak mencoreng nama sekolah, begitulah yang terlintas di benak para guru, setidaknya sampai saat ini.
.
.
.
"Bukankah terlalu membosankan jika kita langsung masuk ke kelas?" Tanya Jongin yang dibalas anggukan kepala oleh Chanyeol dan Sehun.
"Kau benar. Apakah kita harus ke tempat biasa?" balas Chanyeol dengan seringai dari bibirnya.
"Bukankah tak perlu diperjelas lagi? Ayo kita kesana" ucap Sehun final mengakhiri pertanyaan dari kedua 'partner in crime'-nya.
.
.
.
Suasana kelas XII-2 tampak riuh walaupun bel sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Beberapa masih berkeliaran di area kelas dengan berlari-lari kesana kemari. Sebuah sapu dan alat pel pun tak luput dari tangan-tangan jahil para namja untuk mereka gunakan sebagai 'senjata' dalam memerankan sebuah aksi yang lebih tepat untuk dimainkan oleh anak TK.
Jika para namja sibuk dengan kegiatan mereka dalam bermain layaknya pahlawan dari tokoh yang sering kali adik mereka lihat di layar televise, maka beda halnya dengan kerumunan para yeoja.
Tentu saja mereka tak mau memegang sapu dan pada akhirnya hanya akan mematahkan kuku-kuku cantik yang selama ini telah mereka rawat dengan begitu lihainya. Mereka lebih memilih untuk membentuk sebuah kelompok sendiri dan mulai membicarakan hal-hal yang tidak akan jauh dari kaum yeoja. Apalagi kalau bukan fashion, gossip terhangat, serta drama favorit mereka masing-masing. Terdengar nama Lee Jong Suk serta Lee Minho yang sedang diperdebatkan masalah tingkat ketampanan dari kedua actor tersebut didalam kerumunan.
Ada juga yang berkumpul untuk membahas seputar kegiatan liburan musim panasnya yang diisi dengan kegiatan menyenangkan, seperti berlibur dengan keluarga misalnya. Jika ada yang hiperaktif, tentu saja ada siswa yang kelewat pasif dan memilih untuk membaringkan kepalanya diatas meja dengan menutup mata, mencoba untuk berisirahat.
Benar-benar, dari sini bisa dipertanyakan, bagaimana bisa siswa yang terlihat malas dan tidak ada semangat untuk hidup bisa masuk di Hannyoung High School? Entahlah, mungkin memang otak mereka kelewat cerdas sehingga bisa dengan mudah lolos seleksi. Dan siswa yang lain memilih untuk tetap duduk tenang di kursinya sembari menunggu guru yang akan datang.
"Hhh..kenapa Siwon Saem belum datang juga." Ucap salah satu siswa yeoja bermata bulat yang terlihat seperti mata burung hantu dengan helaan nafasnya.
"Entahlah, mungkin ia sedang dalam perjalanan kesini" sahut yeoja bermata rusa yang duduk disampingnya.
"Padahal sudah sepuluh menit berlalu. Aku hanya tidak suka suara gaduh seperti ini."
"Sabarlah Kyung, sebentar lagi pasti Dia datang." Jawab Luhan, sahabat Kyungsoo yang sedari tadi diajak bicara.
Tap… tap… tap…
BRAK!
Debuman keras dari suara pintu yang dibanting seketika membuat seluruh siswa diruangan itu mengalihkan atensinya menuju pada sumber suara. Kelas bagian depan. Tentu mereka sudah tau siapa pelakunya. Seketika suasana hening. Mereka yang tadinya berkeliaran bak ayam kehilangan induknya segera berlari menuju tempat duduk masing-masing.
Kerumunan yeoja yang sedang asik bergosip pun sudah membubarkan diri semenjak suara debuman terdengar. Sedangkan siswa yang tadinya sempat tertidur segera menegakkan tubuh dengan mata yang sedikit merah saking terkejutnya. Dia mengutuk dalam hati orang yang sudah mengganggu mimpi indahnya pagi ini, walaupun tidak akan dijabarkan secara langsung.
"Selamat pagi anak-anak" sapa guru yang diketahui bernama Choi Siwon.
"Selamat pagi Saem." Jawab para siswa dengan kompak dan nada yang sedikit malas.
"Hey.. siapa yang menyuruh kalian untuk bermalas-malas seperti itu. Ini hari pertama kalian kembali ke sekolah. Bukankah liburan kemarin sudah lebih dari cukup? Bersemangatlah mulai hari ini. Arraseo?!"
"Neeee seongsaenim!" sahut seluruh penghuni kelas dengan suara keras -yang dipaksakan- supaya terlihat bersemangat.
"Aku akan segera memulai pembelajaran.. tapi, tunggu dulu! Dimana tiga berandal itu?" Tanya Siwon sembari mengarahkan dagunya kearah tiga bangku yang masih kosong di deretan paling belakang.
Sontak seluruh siswa hanya bisa saling berpandangan satu sama lain. Mereka sebenarnya sudah tau ketiga berandal itu kemana. Kemana lagi kalau bukan membolos? Mereka hanya merasa malas untuk menjawab pertanyaan dari gurunya. Karena kejadian seperti ini sudah biasa dialami oleh mereka dan akan mendapat respon dari para guru seperti ―
"Sudahlah, biarkan saja. Mungkin mereka masih berjemur untuk membakar kulitnya. Sekarang buka buku kalian dan kita mulai pelajaran hari ini."
Pelajaran berlangsung dengan suasana tenang meliputi. Siwon Saem masih fokus menulis beberapa rumus trygonometri beserta beberapa soal di depan kelas, sedangkan para siswa sibuk berkutat dengan alat tulis masing-masing.
Merasa bosan dan sedikit pegal karena terlalu lama mencatat, Luhan meregangkan otot tangannya dengan menarik kedua tangannya ke atas disertai pijatan-pijatan kecil pada jari-jari mungilnya hingga sedikit terdengar suara 'kretek' yang berhasil membuat Kyungsoo menoleh ke arahnya.
Merasa diperhatikan, Luhan segera menghentikan aktifitasnya dan memandang balik ke arah Kyungsoo.
"Apa?" Tanya Luhan
"Tidak apa-apa. Aku hanya takut jarimu akan patah jika kau menyiksanya seperti itu." Jawab Kyungsoo dengan sedikit menahan senyum dari bibirnya dengan mata kembali menatap ke papan tulis
"Sialan. Ini sehat, kau tau? Memangnya kau tahan terus menerus mencatat rumus memuakkan itu? Tulangmu itu perlu sedikit refleksi Kyung." Kilah Luhan menanggapi pertanyaan Kyungsoo.
"Terserahlah." Jawab Kyungsoo dengan mengedikkan kedua bahunya.
"Hey Kyung.."
"Hm"
"Kyuunggg" sahut Luhan tak mau menyerah.
"Hmm." Dan tetap dijawab hanya dengan gumaman dari Kyungsoo.
"Kyungsoo-ah tatap wajahku!" ucap Luhan dengan gemas karena Kyungsoo terus mengabaikannya sedari tadi.
Mau tak mau akhirnya Kyungsoo menoleh ke arah Luhan dengan gerakan yang malas.
"Nah begitu kan aku lebih jelas untuk melihatmu. Hey Kyung, kira-kira..trio bangsad itu kemana ya?" jemarinya terarah ke dagu dengan kepala menoleh ke atas seolah memikirkan keberadaan tiga orang tersebut.
"Mana aku tahu. Kau pikir aku ibunya yang harus mengikuti mereka setiap saat? Yang benar saja." Jawab Kyungsoo dengan tegas dalam satu helaan nafas.
"Ya! Aku kan hanya bertanya. Kenapa kau jadi nyolot seperti itu kepadaku?" sungut Luhan tak mau kalah dari Kyungsoo.
"Terserah apa katamu." Kyungsoo meletakkan bolpoinnya sebelum kembali melanjutkan..
"Mereka mati dimakan buaya pun aku tak peduli. Memangnya kenapa kau menanyakan mereka? Merindukan Ice Prince-mu itu ya? Cih." Jawab Kyungsoo dengan menambahkan decihan di belakangnya.
"Ice Prince pantatku! Lagian apa tadi kau bilang? Merindukannya? Cih. Yang benar saja, Kyung. Aku hanya penasaran dimana lagi tiga berandal itu berulah. Lagipula, jika memang nanti hanya dia namja yang tersisa di muka bumi, aku tak akan sudi untuk menerimanya. Lebih baik aku mati saja." Bahkan Luhan tak sadar sudah sedikit meninggikan suaranya dan membuat orang-orang di sekitarnya melirik dengan tatapan jengkel
"Kau yakin? Tapi kurasa kau menyukainya Xiao Lu.." jawab Kyungsoo dengan nada menggoda untuk membuat Luhan marah.
"Mw-mwo?! Aku tidak menyukainya!"
"Kau iya." Sahut Kyungsoo dengan suara tenang dan kembali fokus pada catatannya.
"Aku tidak!" wajah Luhan mulai merah padam
"Kau iya, Luhan-ah.." Kyungsoo kembali menggoda Luhan, dan.. berhasil! Tampaknya Luhan sudah tidak bisa menahan emosinya.
Tanpa sadar Luhan mencoba berdiri dan menimbulkan suara berisik yang berasal dari kursi yang didudukinya menjadi berderit dan Luhan berkata ―
"AKU TIDAK MENYUKAINYA!" jawab Luhan final dengan suara yang bisa dibilang nggak nyante. Membuat atensi seluruh penghuni kelas beralih kepadanya.
Seketika Luhan merasakan firasat buruk di sekitarnya. Dan, gotcha! Sekarang semua pasang mata dari penghuni kelas menghujam tepat ke arahnya. Luhan mulai mengeluarkan keringat dingin dan tidak tau harus berbuat apa. Dia sedikit merutuki kebodohannya sendiri yang telah dengan mudah jatuh ke perangkap sahabatnya, Do Kyungsoo. Luhan hanya bisa meringis tanpa dosa kepada orang-orang yang sedang menatapnya seolah telah mengulitinya hidup-hidup di tempat.
"XI LUHAN MAJU KE DEPAN DAN CEPAT KERJAKAN SOAL DI PAPAN!" suara Siwon sontak menyadarkan Luhan dari kejadian yang baru saja diperbuatnya.
Luhan melirik Kyungsoo yang sedang menahan tawa geli karena berhasil mengerjainya. Sahabat sialan, awas kau Do Kyungsoo!
Kyungsoo hanya mengedikkan kedua bahunya dan menjulurkan lidah ketika Luhan memberinya deathglare sebelum Luhan maju ke depan untuk mengerjakan soal dari Siwon Songsaenim. Haha, kena kau rusa nakal!
.
.
.
.
Angin berhempus sepoi-sepoi menerbangkan butiran debu yang menimbulkan suara gemerisik hasil dari pergesekan debu-debu tersebut dengan lantai dari rooftop Hannyoung High School. Langit yang berwarna biru cerah dengan hiasan berbagai bentuk awan itupun bisa dibilang sedikit memanjakan mata. Ya, setidaknya untuk menciptakan suasana tenang di hati ketiga namja yang sedari tadi sudah mengawali paginya di atap sekolah mereka.
Atap ini jarang sekali dikunjungi oleh para penghuni sekolah atau bahkan tidak pernah ada yang mengunjunginya, selain tiga makhluk yang menjadikan atap ini menjadi basecamp mereka secara tidak langsung. Entah bagaimana cara mereka agar dapat menerobos akses menuju ke tempat terlarang ini.
Padahal, sebelum mereka berhasil menjebol pintu yang menuju ke arah tempat persembunyian ini pintu tersebut selalu terkunci rapat dengan beberapa gembok dan rantai yang terpasang di pintu tersebut. Tapi, hey.. kalian tidak lupa 'kan siapa mereka? Apapun bisa mereka lakukan demi memenuhi keinginannya. Dan menjebol akses untuk menuju ke atap bukanlah perkara yang sulit untuk dilakukan.
Terdapat sebuah sofa tua berwarna coklat gelap yang terletak di sudut kiri atap dengan menghadap ke arah barat. Entah sofa tua itu berasal dari mana, saat pertama kali Chanyeol, Jongin, dan Sehun berhasil menerobos ke tempat ini sofa itu sudah tergeletak disana. Tak peduli darimana asalnya, selama bisa digunakan untuk bersantai maka benda itu tak perlu untuk disingkirkan.
Jika menolehkan kepala sedikit saja ke arah kiri, sudah bisa dipastikan mata kita akan langsung 'dimanjakan' dengan pemandangan hiruk pikuk lalu lintas kota Seoul di pagi menjelang siang seperti sekarang. Terlihat beberapa pejalan kaki yang sedang melintas untuk menyebrang jalan disaat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah bagi para pengendara.
Chanyeol hanya duduk di sofa sembari memakan coklat yang diterimanya tadi pagi. Persetan dengan Sehun, toh coklat ini memang resmi menjadi miliknya semenjak Sehun menolaknya secara tidak langsung dengan tatapan dinginnya.
Di tengah atap terdapat ring basket buatan yang bersandar pada tembok bangunan tersebut. Jangan tanya benda ini berasal dari mana. Chanyeol yang membawanya kemari beberapa bulan yang lalu karena merasa atap ini terlalu hampa. Ya, hitung-hitung bisa sebagai menyalurkan hobinya yang memang suka bermain basket secara bebas tanpa gangguan dari siapapun.
Duk… duk… duk…
Suara bola basket yang didrible oleh Jongin terdengar menggema karena memang tak ada peredam suara apapun disana. Jongin menghentikan aksinya mendrible bola basket tersebut dan bersiap utnuk memasukkan bola itu kedalam ring.
Dengan kaki yang sedikit berjingkat dan bola basket yang sudah tergenggam di kedua tangannya, Jongin menjatuhkan titik berat tumpuan tubuhnya ke arah depan dan.. shoot! Bola basket itu berhasil masuk dengan mulusnya melewati ring dan langsung terjatuh ke lantai atap.
Merasa lelah dengan permainan solonya, Jongin segera melangkah menjauhi ring dan menghampiri Chanyeol yang duduk di sofa, sedang menikmati sebuah coklat dengan tenangnya.
"Hhh... lelah sekali." Ucap Jongin dengan menyeka keringat yang mulai mengucur di dahinya.
Seragam yang dipakai pun sudah tidak serapi saat tadi pagi. Dua kancing atas terbuka dengan dasi yang sengaja dilonggarkan oleh pemiliknya.
"Payah, baru begitu saja kau sudah kecapaian. Bagaimana jika kau mengikuti turnamen basket sepertiku?" balas Chanyeol dengan senyum mengejek dan menyombongkan diri yang sudah ahli dalam memainkan benda bulat berwarna orange tersebut.
"Terserah. Lagipula aku memainkan benda itu hanya karena bosan. Tidak seperti kau dan teman se-timmu yang bodoh itu. Berlari-lari di lapangan untuk mengejar sebuah bola. Ck. Menggelikan." Jongin menghela nafas pelan.
"Setidaknya aku bisa melihat paha-paha mulus yang meneriaki namaku di pinggir lapangan." Chanyeol semakin melebarkan senyum idiotnya.
"Cih, lebih baik aku mengejar yeoja sexy kemudian ku tangkap dan membuatnya mendesahkan namaku dibawahnya." Jongin menampilkan seringaian yang tak kalah menjengkelkan dari Park Chanyeol.
"Pfftt! Kau memang bajingan mesum kkamjong. Aku bangga padamu." Jawab Chanyeol dengan menepuk-nepuk pundak Jongin dan kemudian mengusak rambutnya.
"Cih. Singkirkan tanganmu dariku Park, kau membuatku merinding." disingkirkannya tangan Chanyeol dari atas kepalanya dengan bahu bergidik ngeri.
Chanyeol hanya terkekeh melihat reaksi Jongin. Benar-benar dua manusia aneh bin absurd. Yang satu idiot, yang satu lagi mesum. Apakah mereka ini benar-benar manusia? Atau makhluk astral dari planet luar yang tersesat di bumi dan tak tau arah jalan pulang? Mana ada manusia waras yang membanggakan keidiotan serta kemesummannya? Demi Tuhan, tenggelamkan saja mereka ke dasar Samudra Pasifik *eh jangan -_-*
Dari awal sudah aku bilang 'kan? Yang 'paling waras' diantara mereka bertiga ialah Oh Sehun. Lalu, dimana dia? Ah.. disitu rupanya. Oh Sehun sedang berbaring di lantai dengan posisi terlentang dan wajah yang menatap jauh ke langit. Satu tangannya ia sampirkan di atas wajahnya untuk menghalau sinar matahari yang sedikit membuat matanya silau. Pandangannya menerawang, larut dalam pikirannya.
Yang jelas dia hanya diam tanpa mengucapkan satu kata pun. Bahkan dia tidak peduli dengan ocehan dua sahabat idiotnya yang selalu memperdebatkan masalah tidak penting. Jika dilihat secara sekilas, Sehun terlihat seperti orang melamun. Tapi, tidak. Sehun sama sekali tidak melamun. Ada satu hal yang mengganggu pikirannya saat ini.
"Hey, Yeol. dia kenapa?" dagunya bergerak menuju kepada Sehun
"Entahlah. Sejak aku menghampirinya di rumah dia sudah seperti itu." Jawab Chanyeol seadanya.
"Ahh... begitu. Sudahlah, lupakan. Sebentar lagi akan istirahat. Aku haus Yeol, kajja kita membeli minuman ke kantin!"
"Kau duluan saja Jongin, aku masih betah berada disini." Ucap Chanyeol sembari menatap Jongin yang sudah mulai berdiri dari sofa.
"Baiklah, kau urusi manusia es itu."
Jongin melangkahkan kakinya menuju ke pintu pembatas akses untuk menuju atap. Meninggalkan Chanyeol dan Sehun yang masih sibuk dengan kegiatan masing-masing. Menit demi menit pun berlalu, namun tetap kesunyian yang menemani kedua namja tersebut. Sampai akhirnya Chanyeol tak tahan dan melangkahkan kedua kakinya menuju Sehun untuk kemudian berbaring tepat disamping kanan tubuh Sehun.
"Apa yang kau pikirkan?" mata Chanyeol memandang lurus ke arah langit mengikuti Sehun.
"…" belum ada sahutan dari Sehun.
"Apakah ini tentang dia?"
"Aku tidak apa-apa, Yeol." Hanya itu yang dapat Sehun ucapkan.
"Aku tidak akan memaksa jika kau belum mau menceritakannya. Tapi kau bisa datang padaku dan berbagi apapun itu kapan saja kau mau." Ia tolehkan kepalanya kepada Sehun.
"Kau memang yang terbaik Yeol." Sahut Sehun dengan menampilkan sedikit senyum mahalnya.
"Ya, aku memang yang terbaik." Tak ayal ucapan Chanyeol membuat Sehun terkekeh dan meninju lengannya.
Namja bertelinga layaknya peri ini memang pantas disebut 'Happy Virus', dia selalu berhasil menjadi mood maker orang-orang di sekitarnya.
.
.
.
.
KRIIIIINNGGGG
Tepat pukul 11.00 KST bel sekolah berbunyi menandakan istirahat telah tiba. Wajah-wajah yang tadinya terlihat kusut dengan mata merah mulai menampakkan raut ceria diiringi senyum lebarnya. Istirahat memang menjadi salah satu moment yang ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa sekolah. Selain bisa mengistirahatkan otak barang sejenak, mereka tak sabar untuk kembali mengisi perut yang sedari tadi telah meronta. Tak terkecuali bagi Luhan, dia sudah bersiap untuk mengajak Kyungsoo menuju kantin sekolah.
"Kyungsoo-ah, kajja kita ke kantin! Perutku sudah lapar sekali." Ucap Luhan dengan nada yang dibuat manja.
"Aku malas, Lu…" sahut Kyungsoo.
"Ya! Setidaknya menurutlah padaku sekarang!" Luhan menghembuskan napas kasar "Kau tak ingat sudah mengerjaiku tadi pagi? Kau harus menraktirku hari ini!" lanjutnya sambil membuang muka.
"Shireo! Sudah sana, pergi saja sendiri."
"Kyunggg…." Luhan mulai menggeret-geret tangan Kyungsoo yang menjadi bantalan kepala Kyungsoo untuk tidur.
Kyungsoo menepis tangan Luhan dan semakin membenamkan wajah diantara kedua lengannya. Luhan mulai kehabisan akal untuk membujuk Kyungsoo. Sahabatnya yang satu ini memang termasuk orang yang sulit untuk dibujuk.
Dan tiba-tiba muncul ide nista dari otak cerdasnya. Seakan muncul lampu terang imajiner yang berada di atas kepalanya, Luhan menampilkan senyum lebar ala devil. Dia yakin idenya yang satu ini akan berhasil untuk membuat Kyungsoo tak menolak.
"Jika kau tak mau menraktirku makan siang, akan ku bakar boneka pororo milikmu yang masih tertinggal di rumahku!"
Sontak Kyungsoo menegakkan tubuhnya saat mendengar perkataan Luhan. Aura hitam telah mengelilingi tubuh Kyungsoo. Tapi Luhan tak peduli, hanya ini yang bisa dia lakukan agar Kyungsoo menurutinya.
"Andwae! Baiklah aku mengalah. Kau pergi duluan, aku mau ke toilet dulu." Kyungsoo mulai beranjak dari tempat duduknya.
"Call! Awas jika kau tak datang menyusulku!" ucap Luhan dengan memelototkan matanya yang sama sekali tidak terlihat seram -_-
Kyungsoo hanya berdecak sebal menanggapi Luhan. Ia melangkahkan kakinya menuju keluar kelas dan berniat untuk pergi ke toilet. Luhan yang berjalan berbeda arah dari Kyungsoo terkikik geli dengan tingkah Kyungsoo. Tentu Luhan hanya bercanda tentang akan membakar boneka pororo milik Kyungsoo. Dia tak akan setega itu pada sahabatnya.
Ketika Kyungsoo telah menunaikan 'hasrat'nya untuk buang air kecil di toilet, ia bergegas untuk segera menyusul Luhan ke kantin. Bisa pedas telinganya jika mendapat omelan dari Luhan karena menunggunya terlalu lama. Namun baru dua langkah dia beranjak dari tempat, Kyungsoo mendengar suara-suara aneh di dalam toilet tersebut.
Bulu kuduknya meremang. Kyungsoo bergidik ngeri. Apakah toilet ini ternyata berpenghuni? Tapi mana mungkin hantu muncul di siang bolong seperti ini, begitu pikirnya. Kyungsoo semakin menajamkan pendengarannya untuk mencari sumber suara mengerikan itu. Kyungsoo mulai menggerakkan kakinya menuju salah satu bilik yang berada di toilet tersebut.
Saat tubuhnya telah berdiri tepat di hadapan pintu dari salah satu bilik, suara itu terdengar semakin jelas. Kyungsoo yakin suara itu berasal dari bilik yang ada tepat di depannya. Dia bingung harus melakukan apa. Menimang-nimang untuk membuka pintu itu atau tidak. Dan akhirnya ia memutuskan untuk membuka pintu tersebut. Persetan dengan hantu, rasa penasarannya lebih penting sekarang.
Tangannya gemetaran saat memegang knop pintu dari bilik di depannya. Dengan perlahan, Kyungsoo menggerakkan knop itu ke arah bawah untuk membukanya dan ….
CKLEK
"Kau!"
.
.
.
.
.
.
TBC
[A/N]:
Kau! Kau! Kau apa thorr apaan ? :3
Kekeke mian yak readers-nim si tbc malah udah nongol ._.v
Ada yang nanya kenapa Byuncabe belom muncul padahal dia main cast? *kayanya engga ada yg nanya-.-
Mamih Baek masih aku umpetin di keteknya Tao :v mwahaha engga sih. Ya pokoknya Baekhyun tetep cast utamanya kok, tenang aja.
Buat yang penasaran sama ni epep boleh pencet fav/follow, dan soal kekurangan+kelebihan dari ni epep silahkan keluarin dah tu semua unek2 kalian di kotak ripiuw :D , jelas banyak kurangnya sih ya wkk :3 *pundung*
Anu. . . itu… buat yang minta sequel epep REAL FUTURE HUSBAND sabar ne, masih proses chingu ^^
Buat yg belom baca tu epep bisa open di story list-ku ya mwihihi :3
[PENTING] :
Satu lagi, semoga kalian berkenan baca ini. Aku bilang gini karna dicurhatin sama temenku yang sesama author. Dia sedih karyanya yang riview sedikit padahal viewersnya lumayan. Ok, dari pengalaman itu gini ya, bukannya aku maksa. Tapi cobalah kalian untuk menghargai karya orang lain dengan cara menyumbangkan sedikit kritik & saran dari kalian. Serius, kalian say hello aja kita udah jingkrak2. Karna kritik & saran dari kalian itu jadi motivasi buat para author untuk terus berkarya. Don't be a freak silent reader again 'kay? *cium tangan satu2*
Jeongmal saranghae chingu :* , tolong diambil positipnya aja ya dari pesanku ini :)
Maap buat boldnya yang bikin mata sepet :3
Oke cukup sekian, see you next chap chingu :*
~Byun Min Hwa
