Jinakkan Mereka

.

.

.

.

Disclaimer : Dance with Devil © Samako Natsu

Konnichiwa, kembali bersama saya Yuka-chan yak.

Kali ini Yuka-chan pengen membuat fanfic fandom Dance With Devil lagi nih tapi yang ini semua tokoh laki lakinya maen, ( Kalo di fanfic sebelumnya hanya ada Ritsuka, Rem, Lindo saja ) Agar para penggemar Dance With Devil dan melihat tokoh utama tecintanya bermain di fanfic ini.

Kenapa aku kasih judul "Jinakkan Mereka" karena disini Ritsuka akan menjinakkan keempat iblis agar tidak mengusai kotanya dan seluruh dunia. Bagaimana cara melakukannya?

Daripada penasaran terus ayuk, langsung saja discroll dibawah guys

.

.

.

(Peringatan : TYPO, Cerita Karakter Gaje, Salah Kata, OOC, Salah EYD, dsb)

Good Reading

.

.


.

.

"Ehm..., aouw..., hoaaaam..ngantuk..., aku dimana ya?" diriku terbangun, berusaha mengembalikan ragaku sehabis tertidur lelap, aku terbangun karena mendengar suara keributan diluar...

Aku membuka mataku sambil mengamati sekitarku, "Hah, ternyata aku masih di dalam kelas!" suasana kelas sepi tidak satupun murid berada disini, juga dari balik jendela sudah menunjukkan matahari terbenam.

"Aku tidak menyangka bisa kecapekan gara gara tugas remedi sampai ketiduran disini" batinku sambil merapikan buku-bukuku ke dalam tas bersiap siap mau pulang. Aku heran kenapa kelas disini gelap, apa sedang mati lampu ya.

Oh ya tadi saat aku sedang mengerjakan remedi di kelasku, kakak kelasku sekaligus gebetanku mampir ke kelasku, aku berusaha berpenampilan rapi dan bersikap biasa setelah sebelumnya tadi mengeluh beberapa kali karena aku tidak dijinkan pulang.

Nama dia adalah Kaginuki Rem, dia satu angkatan diatasku, bertubuh tinggi tegak, berwajah tampan dan tegas, berjabat sebagai ketua OSIS di sekolahku. Aku dekat dengannya karena kami adalah teman masa kecil. Meskipun dia jarang tersenyum, dia sangat peduli padaku dan sosok kakak bagiku saat kakak kandungku sedang pergi kuliah di luar negeri.

Tetapi perlahan aku mulai merasa menyukainya, ada keinginan ingin mengungkap perasaan ini padanya namun aku takut hubungan kita sebagai sahabat sekaligus kakak adik tandas jika kita putus setelah pacaran. Lagipula aku nyaman dan senang berada di dekatnya meskipun tidak sesering dulu.

Dia kebetulan berjalan di depan kelasku dan penasaran apa yang sedang aku lakukan di dalam kelas sendirian, aku menjelaskan soal aku ikut remedi gara gara tidak sempat belajar di rumah, lalu kami berdua mengobrol di kelas. Meskipun dia kakak kelasku namun ia tidak malu mengunjungi kelasku hanya untuk menyapa atau mengobrol denganku.

Setelah kami mengobrol cukup lama, ia pamit pulang karena ada les privat setelah menyemangatiku mengerjakan remedi. Aku merasa terhibur karenanya. Akan tetapi karena aku terlalu asyik mengobrol sampai lupa menyelesaikan tugasku, membuatku harus pulang agak sore malah sampai malam gara gara aku ketiduran.

"Guk...,guk...,guk" aku mendengar suara anjing di kelasku, aku mencoba mencari asal suara. Ia terus menggonggong sampai aku menemukannya di bawah meja guruku. Aku menggendongnya, anjingnya imut sekali rasanya ingin memeluk dan memeliharanya.

"Hey, Kau jangan memelukku erat-erat!" tiba tiba anjing ini berbicara sontak aku kaget dan langsung melemparnya menjauhiku. Anjing itu terlempar ke meja, aku melihatnya tergeletak tidak berdaya diatas meja.

"Waaah..., kau tidak apa apa" tanyaku kuatir, anjing ini terlihat pingsan, aku takut dia mati karena ulahku.

"Aku tidak apa apa" anjing yang bisa berbicara ini tiba tiba bangkit diikuti suara gonggongan. Syukurlah dia tidak apa apa meskipun dia aneh bisa berbicara tapi dia terlalu imut untuk mati. Aku mendekatinya...

"Pergi menjauh.." katanya sambil menunjuk mimik muka serius anjingnya, Kyaa dia imut banget.

"Tunggu dulu.., pertama beritahu aku, kau siapa, darimana asalmu, pemilikmu siapa, dan bagaimana kau bisa bicara padahal kau anjing?" aku menyela pembicaraan anjing itu, aku penasaran sama anjing imut ini dengan memberi beberapa pertanyaan padanya.

"Pertama kau jangan peluk aku lagi dan ijinkan aku merubah diriku terlebih dahulu..." setelah dia berkata demikian, seketika muncul asap asap putih yang menyelimutinya, kemudian diapun berubah menjadi seorang laki laki berambut biru, memakai pakaian pangeran, dan tingginya sama denganku. Wajahnya juga lumayan tampan.

"Wah... ternyata kau pangeran rupanya"kagumku melihat sosok barunya. Aku berpikir apakah dia sama seperti seorang pangeran katak yang dicium seorang putri lalu berubah menjadi sungguhan. Tapi tadi tidak sempat menciumku..

"Heheheh, Keren'kan, tapi sayangnya aku ini hanya seorang pelayan kerajaan" jawabnya lesu

"Pelayan, dia adalah pelayan dengan pakaian sebagus ini apalagi pakaian pangeran atau raja disana." Batinku memikirkan yang nggak nggak

"Untuk menjawab pertanyaanmu tadi, perkenalkan namaku Roen. Aku berasal dari Kerajaan Blue Wind kau tidak perlu tahu dimana itu. Pemilikku sekaligus majikanku adalah seorang Raja kau tidak perlu tahu siapa dia, Bagaimana aku bisa berbicara dalam wujud anjing karena aku asalnya adalah manusia" ia menjawab pertanyaan tadi dengan satu nafasan. Hebat juga pelayan ini...

"Oh begitu ya..." tanggapku sambil melipat tanganku di depan dadaku.

"Maafkan aku tapi sekarang aku sudah tidak ada waktu, aku harus segera pergi, eh tunggu dulu kau manusia'kan?" tanya Roen yang mau pergi lewat pintu

"Iya aku manusia, memang ada apa?" pertanyaan yang aneh, tapi dia juga mahkluk yang aneh.

"Kau tidak tahu apa yang terjadi disini sekarang" pertanyaannya membuatku sedikit penasaran. Memang apa yang terjadi saat aku tertidur?

"Hah, apa maksudmu?"

"Kau tidak tahu ya, daerah yang kamu injak ini sedang dalam bahaya" jawab Roen

"Apa? Yang kau maksud kota ini?" aku tidak tahu apa yang ia katakan bahkan aku tidak percaya dengannya tapi setelah melihat wajahnya yang serius kurasa dia tidak main main

"Benar, ada yang mengambil alih sementara pusat kota ini, membuat semua kegiatan kota ini terhambat" sambungnya lagi. Berarti mereka juga mengambil alih listrik kota, aku bisa melihat dari balik jendela kota sekarang benar benar gelap gulita.

"Itu masalah gawat"aku kaget dan aku mulai kuartir dengan kondisi keluargaku dan teman temanku sekarang, apakah mereka baik baik saja.

"Dan lagi, warga kota juga dikendalikan oleh salah satu pemimpin mereka" sambungnya lagi

"Salah satu pemimpin mereka..., eh berarti pemimpin mereka lebih dari satu?"

"Benar, ada empat pemimpin yang mengendalikan semua ini dan di jaman kami mereka disebut empat iblis, jadi awalnya mereka disegel di tempat rahasia di kerajaan kami, akan tetapi karena ada kekuatan gerhana bulan membuat mereka tidak bisa dikendalikan dan melarikan diri menuju kota ini, dan tugasku disini adalah memata-matai mereka" jelas Roen panjang.

"Mengapa mereka menuju kemari Roen?" aku semakin penasaran...

"Bagaimana aku tahu, mungkin aku rasa mereka tertarik dengan sesuatu di kota ini" ia tidak tahu alasan mereka datang meskipun dia tahu tentang asal muasal mereka.

"Roen, bagaimana cara menghentikan mereka?" tanyaku polos

"Apaa?, kau itu manusia, bagaimana kau akan menghentikan empat iblis yang bahkan susah dikalahkan oleh pasukan kerajaan kami"marah Roen mendengar pertanyaanku

"Aku akan berusaha, aku ingin menyelamatkan semuanya, dan.., dan..., aku ingin menyelamatkan Rem-senpai, jadi beritahu caranya" aku berkata seperti itu dengan kaki gemetaran dan air mataku mulai menetes.

"Jika hanya aku sendiri yang memang masih hidup di kota ini, aku ingin membalas dendam atas kematian mereka" sambungku lagi sambil berteriak, air mataku semakin banyak keluar.

Roen terdiam melihatku menangis karena hampir semua warga kota dikendalikan oleh empat iblis itu, aku tidak mau hal buruk terjadi pada semua orang, teman temanku, keluargaku, dan Rem. Bahkan jika mereka memang mati, aku akan berjuang mempertahan hidupku dan membalaskan dendam mereka. Ia menghela nafas lalu bangkit berdiri.

"Ada satu cara menghentikannya namun cara ini hanya mitos saja selain mengalahkan mereka dengan senjata yaitu kau harus menjinakkan mereka" jawab Roen setelah ia luluh dengan air mataku.

"Hu..hu..hu.., Menjinakkan mereka?" tanyaku disela-sela menangisku

"Kau harus mengalahkan mereka dengan menyerang kelemahan mereka"

"Lalu, apa kelemahan mereka?"

Roen berjalan ke dekat jendela sambil mengintip dari balik jendela, ia menghela nafas dan memandang ke arahku, "Menurut buku kuno yang ada, terdapat empat kata kunci yaitu 'Putus' 'Hangat" 'Cahaya' dan 'Hati' yang merupakan kelemahan mereka. Juga mereka diwujudkan sebagai Kupu-Kupu, Ular, Malaikat jatuh, dan Domba"

"Kalau kalian tahu kelemahan mereka, kenapa kalian masih susah payah mengalahkan mereka dengan senjata?" aku heran dengan mereka, apakah empat iblis itu sekuat itu sampai sudah diketahui kelemahannya, para pasukan kerajaan masih kalah dengan mereka.

"Eeh.., manusia, itu hanya mitos saja, tidak ada sampai sekarang yang tahu maksud dari kata kunci itu, kalau kami sudah tahu artinya, kami pasti sudah mengalahkan mereka tanpa menyegelnya dari dulu" ia marah lagi mendengar pertanyaanku, benar benar pelayan yang emosian.

"Benar juga ya"

"Sudahlah itu saja yang aku tahu, sisanya kau selesaikan sendiri, aku berdoa semoga kau masih hidup manusia" remehnya kemudian ia naik keatas jendela

"Aku tidak akan mati" kataku menatapnya dengan yakin

Ia juga membalas tatapanku dan tersenyum licik, "Cih Baiklah..., sampai jumpa lagi"

Pelayan itu menghilang, sekarang aku sendirian di kelas. Aku tidak tahu dia hanya bercanda atau tidak namun yang harus aku pikirkan sekarang. Bagaimana aku bisa mengalahkan empat iblis itu dan hanya bermodal kata kunci itu saja?

Saat aku sedang bingung tiba tiba terdengar suara aneh dari balik jendela, suara kembang api dan orang-orang bernyanyi diiringi alunan musik. Aku mengintip sedikit apa yang terjadi diluar...

.

.


.

.

TO BE CONTINUE

Untuk pertama kali Yuka-chan pengen membuat fanfic bergenre fantasy nih, jadi maaf kalo ada unsur unsur yang masih gaje disini yang berasal dari ide gila saya, Yuka-chan akan berusaha lebih keras lagi kok.

Nah bagian penjelasannya, disini Ritsuka terbangun di kelasku dan ternyata kotanya sedang dalam bahaya, lalu ia bertemu dengan seekor anjing yang ternyata seorang pelayan kerajaan yang bertugas sebagai mata mata bernama Reon. Ritsuka bertanya pada Reon bagaimana mengalahkan musuh yang menjajah kotanya yang berwujud sebagai empat iblis. Apakah dia dapat mengalahkannya nanti dan bagaimana wujud empat iblis itu? Tunggu wae chapter selanjutnya...

Itu saja salam penutup saya, jangan lupa difollow, favorite, di-share, dan di-review juga yak... Arigatou minna