Beyond The Beyond
A Hikaru No Go fan fiction
By Preciousrena
Author's Note:
Finally! My first fanfic!
Akhirnya di tulis juga ini ff hikago, muter muter otak nyari apaaaa ya yang bisa dibikin ff? Akhirnya menyerah sama manga karangan Hotta dan Obata sensei dah…
Anyway, maaf kalo ada kata – kata yang kurang pas, karena aku masih author baru yang naif, imut – imut, dan belum menyumbang apa – apa di ffn ini.
My last word, ENJOY.
Disclaimer : Hikago bukan punya saya :hiks: karakternya juga, saya hanya pinjem ceritanya.. T_T
Summary :
Sai tidak hilang. Sai selama ini terus berdiam diri di goban yang ditungguinya. Dia ditarik dari pikiran Hikaru, karena keinginan Hikaru yang ingin melanjutkan kehidupan Pro nya berlawanan dengan tujuan Sai tinggal di dunia ini, yaitu ingin meraih langkah dewa. Sai masih menunggu orang yang membiarkannya main igo, seperti torajiro.
Chapter 1 : Pertemuan Kembali
"wah, ada goban baru ya?" Kumiko, 17 tahun, anggota klub igo di SMA Haze merespon Akari yang masuk keruang klub membawa goban tua.
"iya, aku dikasih sama kakek Hikaru kemarin. Beliau mau pindah rumah, tapi barang barangnya ngga bisa dibawa semua, jadilah ini milikku. Dan sekarang.." Akari meletakkan goban itu dimeja lab dan melapnya "sekarang ini milik kita." ujarnya puas. Fujisaki Akari, ketua klub igo di sekolahnya. "aku harus berjuang keras, sekolah kita baru mempunyai sedikit anggota." keluhnya. Kumiko tertawa kecil. Dia sudah menemani sahabatnya, Akari, dari SMP saat mereka masuk klub igo. Dan sekarang dia menemaninya lagi membangun klub igo di SMAnya.
"kamu sudah berjuang keras kok, Akari." Puji Kumiko. Ya, Akari sudah sangat berjuang keras melestarikan permainan ini.
"Ya, aku ngga akan menyerah membangun klub ini!" kata Akari semangat. "Gimana? Ada anak kelas satu yang bisa diajak bergabung?"
Kumiko tersenyum simpul dan menggeleng. Sudah setahun ini klub mereka hanya beranggotakan Akari dan Kumiko saja. Akari cemberut. "Kita harus memulai promosi lagi nih. Hh.." Dia menatap nanar pada penghargaan satu satunya diruang klub itu.
"Pasti nanti ada yang mau bergabung kok." Kumiko menenangkan Akari. "Apalagi Akari kan sudah pernah menang turnamen." Memang, waktu mereka kelas satu, Akari memenangkan turnamen single dikejuaraan igo se-SMA dan karena itulah, sekolahnya mau mengabulkan permintaan Akari untuk membangun klub ini.
"Ya, tapi aku ingin mengikuti turnamen bereguuuu" rengeknya. Akari rindu masa masa saat dia ikut turnamen beregu waktu SMP.
"hahaha.. baiklah, besok kita promosi lagi ke anak – anak kelas satu." Kumiko tersenyum "Ayo Akari, main satu game denganku."
Preciousrena
"haah.. Membosankaaaaannn" Gerutu Minami Meirina, 16 tahun, anak kelas satu SMA haze. "Apa disekolah ini tidak ada yang menarik yaa..."
Ctak.
Ctak.
"Hoh? Bunyi apa itu?" Meirina yang penasaran membuka pintu lab kimia, dan jrengg... Terlihatlah Akari dan Kumiko yang sedang serius bermain igo. Menyadari ada yang membuka pintu lab, dengan penuh harap Akari melihat kearah pintu dan menemukan sesosok gadis yang melihat kearah mereka dengan tatapan heran. Mengira yang punya mata adalah anak kelas satu yang mau masuk klub, Akari lompat dari tempat duduknya dan langsung sprint kearah Meirina.
"Hai! Anak baru yaa? Mau masuk klub igo? Ayo ayo silakan masuk!" Tanpa menunggu respon Meirina, Akari menariknya masuk dan mendudukkannya dikursi lab. "Nah. Silakan isi formulir ini ya. Kita latihan tiap hari sepulang sekolah, tapi kalau ga dateng juga ga-papa kok, kita ga pentingin absen, tapi yang penting adalah latihan buat turnamen!" Akari nyerocos menggebu gebu sementara Meirina mangap ngeliatin senpainya yang dia ga tau siapa, dan demi Tuhan dia ngga ngerti ini mereka main apaan.
Meirina melihat sekelilingnya. Lalu terlihatlah permainan Akari dan Kumiko yang belum selesai diatas goban.
"...Kalian... Main othello?" Kata Meirina "Aku baru tahu loh, SMA Haze punya klub othello." Kata Meirina innocent. Nyawa Akari serasa mau keluar begitu mendengarnya.
"Bukan." Sela Kumiko "ini klub igo." Katanya kalem. Meirina mangap lagi.
"Terus? Dimana anggota yang lain?" Tanya Meirina. Kumiko tersenyum.
"Ga ada, Cuma kita berdua." Jawab Akari. "Tapi sekarang bertiga kan?" Akari memasang death glare yang seakan berkata awas-lo-kalo-kabur-nanti-gue-pites nya kearah Meirina. Meirina menelan ludahnya.
"Euh.. i.. iyaa..." Meirina pasrah. Toh dia juga belum masuk klub apa apa. Dia juga malas ikut klub yang menghabiskan banyak energi seperti klub olahraga atau apapun itu. Orangnya pemales sih.
"Bagus~~~" Kata Akari kesenengan. "Kita bisa ikut turnamen beregu!"
"Asik! Makasih ya ..." Kumiko terdiam sebentar "eh ngomong ngomong nama kamu siapa?"
"Oh iya ya. Belum kenalan. Namaku Akari, Fujisaki Akari. Dia Kumiko." Akari mengenalkan dirinya dan anggotanya.
"Aku Meirina. Minami Meirina. Kelas 1-D." Kata Meirina "Tapi senpai, aku sama sekali ngga tau apa – apa soal igo, hehehe..."
"Ga-papa, nanti kan bisa sambil belajar. Ketua klub kita pernah menang turnamen loh." Kumiko promosi.
"Ah itu udah lamaaaa" Akari kepedean. Dia seneng banget akhirnya bisa ikut turnamen beregu lagi. "Kumiko, keluarkan goban yang tadi baru aku bawa. Aku mau mengajari Minami. Yaa?" Pinta Akari. Kumiko langsung menyiapkan goban dan biji – bijinya. Lalu menyilahkan Meirina duduk.
Meirina ga langsung duduk, dia menatap goban itu dengan tatapan mata jijik.
"Kalian abis motong hewan atau bunuh orang diatas papan itu?" Tanya Meirina jijik. Dia paling jijik dengan noda darah. "Setidaknya, bersihkan dengan baik dong!"
"Apa sih?" Akari bingung. Dia meneliti goban itu sekali lagi. "Baru kubersihkan tadi. Dan sama sekali kita ga pernah bunuh siapapun dan apapun diatas goban ini."
"Tapi ini kotoooorrr!" Meirina maju dan menunjuk papan itu dengan telunjuknya. "nih, disini ada noda darah."
"Manaaaaaa? Ga adaaaaa" Akari frustasi. Dulu Hikaru juga pernah seperti ini. Kemudian dia pingsan. Oh my god. Jangan sampe ini anak pingsan! Batin Akari memperingatkannya.
Kamu bisa melihatnya?
"Daritadi juga aku uda bilang ada nodaaaaaaaaaa" Meirina mengoceh sendirian.
Kamu bisa mendengarku?
Dheg! Meirina merasa ada yang aneh. Dia menoleh kearah senpai senpai nya dan menemukan kalau ternyata mereka berdua sedang dalam pose berpikir dan tidak ada yang mengoceh menimpalinya. Meirina akhirnya merinding disko sendirian.
"OKE." tiba tiba Akari mengagetkan mereka semua. "Baiklah, Kumiko, simpan lagi goban itu!" perintah Akari. Kumiko menurut. "Kamu pucat, Minami?" tanya Akari cemas. Kouhainya itu memang terlihat pucat.
"hee? i.. iya sih..." Kata Meirina "Emang agak sedikit pusing..."
Akari menghela nafas. Yaah, setidaknya kouhai nya itu tidak sampai pingsan seperti Hikaru. "Yasudah, kamu pulang saja. Istirahat dirumah. Besok datang lagi ya."
"...ya.." Meirina mengangguk. Enak aja dateng lagi! Bisa bisa gue jadi tumbal buat itu papan igo lagi. Batin Meirina. Entah kenapa dia merasa ngga enak dengan goban itu.
Preciousrena
Meirina menunggu keretanya di peron. Dia merenungi lagi kejadian yang baru saja dia alami di klub igo tadi.
Kok bisa ya, ada noda darah yang jelas jelas mencolok gitu tapi pada kaga liat? Apa mata gue yang salah? Meirina membatin. Tapi dia tidak menyangka ada yang menimpali pernyataan dari batinnya.
Maaf ya... Tapi akhirnya aku bisa kembali ke dunia ini. Kamu mungkin orang yang dipilihkan Tuhan untukku.
Dhegg! Meirina merinding lagi. Omaygat. Pasti gue cuma berhalusinasi. Ya, HALUSINASI.
Bukan kok, aku memang nyata ada dipikiranmu. Maaf kalau aku jadi pengganggu kehidupanmu, tapi aku mohon terima aku..
NOOOOO! PASTI HALUSINASI!
Namaku Sai Fujiwara.
GA TANYAAAAAAAAAA
Jangan kasar begitu dong. Aku tidak memilih kamu untuk jadi "tumpangan"ku. Tapi takdir yang mempertemukan kita.
NOOOOO! GUE GA PERCAYA TAKDIR! HATI GUE MILIK GUEE! GA SUDI GUE BERBAGI SAMA MAHLUK YANG GA JELAASSS. Meirina histeris menyadari "sesuatu" memasuki pikirannya, kesadarannya yang selama ini dia anggap aman untuk mengatakan hal hal terdalam dari dirinya.
Maaf ya, kalau aku mengganggu kamu...
Pergi kamu! Perintah Meirina.
Mana bisa... Aku belum mencapai tujuan ku... Aku belum bisa pergi untuk sementara ini.
Sementaranya itu sampai kapannnn? Aaarghhh kumohon pergilaaaahhh!
Sementara itu, Meirina merasakan sesuatu menyentuh tangannya. Dan begitu dia menoleh, terlihat sesosok laki laki berambut panjang warna ungu dan memakai pakaian jadul. Mata Meirina membesar. Sekan tidak percaya dengan penglihatannya, diapun pingsan.
Preciousrena
"Meirina... bangun..." Suara Mamanya Meirina membangungkannya dari pingsannya. Ternyata dia pingsan dikereta, lalu orang orang memanggil ambulan dan Meirina segera dibawa kerumahnya.
"uhh.." Meirina bangun, mengusap usap keningnya. Oke. Anggap aja itu mimpi yang aneh, Meirin... Meirina membatin.
Bukan mimpi kok... jangan tolak aku lagi ya... tadi kamu menolak aku ada di pikiranmu, dan itulah akibatnya...
Apaaa? Jadi kamu jahat yaa? Membuatku pingsann? Meirina histeris begitu mendengar suara yang ada didalam mimpinya lagi.
Namaku Sai.
Whatever.
"Kenapa nak? Kamu ngga enak badan ya?" Tanya Mama cemas.
"Ugh... ga-papa kok ma.. Cuma agak ga enak badan aja." Meirina tersenyum
"Mama keluar aja. Aku mau istirahat." Mamanya menatap heran. Namun akhirnya keluar juga, karena Meirina ga mau cerita apa – apa.
Setelah mamanya keluar, Meirina kembali membatin. Kau ini apa? Maumu apa? Kenapa merasuki ku?
Aku Sai.
Udah dua kali kamu sebut nama. Bodoh ah. Jawab pertanyaanku! Siapa kamu?
Aku mengajar igo pada kaisar di istana Heian.
Hah?
Intinya, aku pemain igo. Udah. Titik. Ga pake koma. Aku cape ngejelasin ini.
Yeeee... ternyata kamu pemalas juga.
Penjelasannya panjang. Orang tipe seperti kamu pasti akan tidur kalau mendengarnya.
Oh, oke oke. Jadi intinya, kenapa kamu ada disini? Ga disurga atau dineraka? Dimana saja boleh deh, asal jangan dipikiranku. Meirina membatin kesal.
Aku bunuh diri, karena dicurangin orang. Karena obsesi untuk mencapai langkah dewa belum tercapai, aku masih tinggal didunia...
Oh.. arwah penasaran toh? Terus kamu baru ngerasukin aku doang apa uda sering?
Sudah dua orang yang pernah kutemani...
"temani" hah? Yasudah lanjut. Lalu? Kemana orang orang itu?
Yang pertama kali adalah Honinbo Shusaku... lalu yang terakhir adalah Shindo Hikaru.
Huuh... terus kenapa sekarang malah ngerasukin aku?
Torajiro sudah meninggal. Sedangkan Hikaru... dia melangkah sendiri...
Wah? Jadi kamu dibenci ya?
"hughhh" Meirina terbangun dari sikap tidurnya dan bergegas ke kamar mandi. "HOEEKKKHHH"
"Meirina? Kenapa nak?" mamanya cemas dan berlari kearah Meirina yang berjongkok dikamar mandi yang sedang mengosongkan isi perutnya.
APA YANG KAMU LAKUKAN, BRENGSEEEKKK!
Ahh... maaf... Hanya saja perasaanku sangat sedih, dan itu berdampak pada kondisi tubuhmu.. apa mungkin aku beneran dibenci sama Hikaru?
GA MAUU TAUUUUU! POKOKNYA JANGAN LAKUKAN INI LAGI ATAU AKU BAKAL KE DUKUN DAN NGUSIR KAMU DARI PIKIRANKUUUUU
Yah.. jangan dong?
"Mei.. Meirina udah ga-papa kok ma... tadi tiba – tiba aja mual..." kata Meirina lemah.
"Besok kamu istirahat aja Meirina. Mama khawatir kalau kamu belum sehat..." kata mamanya sambil menuntun Meirina kembali kekamarnya.
Wah, asik deh dapet liburan gratis! Pikir Meirina.
Jangan jadiin aku alasan bolos dong…
Salah sendiri bikin aku pingsan terus muntah! Hohohohoho
"Meirina mau tidur dulu deh ma... ngantuk..." kata Meirina manja. Mamanya menatap anaknya dengan cemas.
"ya sudah. Istirahat ya nak" kemudian Mama Meirina keluar.
Keesokan harinya, Meirina merasa sangat sehat. Tapi dia tetap tidak pergi kesekolah. Malas. Mamanya hanya geleng geleng melihat anak gadisnya yang super pemalas itu.
"Kamu ga kesekolah, tapi kenapa keluyuran? Ga takut sakit lagi?" tanya mamanya Meirina saat melihat putrinya itu mau keluar.
"Ga-papa ma. Cuma jalan jalan sebentar. Kan bosen dirumah. Ga akan sakit lagi kok" Ujar Meirina meyakinkan.
Ya, ga akan begitu lagi kok. Kan udah bikin perjanjian semalem sama Sai. Ya ga Sai?
Huuh.. iya aja deh.
Semalam, Sai dan Meirina sepakat akan satu hal.
"oke. Aku akan bantu kamu main igo. Tapi kamu jangan ganggu aku dalam masalah percintaan dan lain lain. Oke?"
Dan semalam Sai hanya bisa pasrah saja menghadapi gadis yang sekarang menjadi "tumpangan"nya itu.
Hari ini mereka juga sepakat, mau jalan jalan ke klub igo yang di pinggir pinggir jalan, menjajal kekuatan Sai.
Oi Sai. Mau masuk klub yang mana?
Terserah kamu saja Meirina. Kan kamu yang punya badan. Dari nada bicara Sai yang menyindir, sukses bikin Meirina bete.
Oke kalau itu maumu. Tantang Meirina. Dia seenaknya mengambil kereta dan berhenti disebuah stasiun.
Sai tertegun. Dia ingat ini dimana. Dulu, dia dan "tumpangan"nya juga pernah kemari.
Oi Sai. Disini oke?
Eh? Eh?
Disini aja gimana? Mau ga?
Eh? Iya deh...
Ah, kamu tuh ya.. plinplan banget sih jadi hantu. Yaudah ya, aku masuk.
Meirina menggeser pintu klub go yang akan dia "jajal".
"selamat datang! Silahkan masuk!" sang penjaga klub igo itu, a.k.a Ichikawa menyambut Meirina. "kamu baru ya? Isi data dulu ya disini"
"uhm... baik baik..." Meirina mematuhi Ichikawa dan menulis datanya.
Wah? Level? Berapa levelmu Sai?
Eh? Manakutahu?
"Bzz..." Meirina menggeram pelan.
"Kenapa? Ada kesulitan?" tanya Ichikawa.
"humm... aku tidak tahu levelku. Aku masih termasuk baru bermain igo. Aku Cuma lagi persiapan mau ikut turnamen aja." Karang Meirina. Ah, tidak bohong kok. Itu sungguhan kan?
"wah? Berarti sangat pemula dong ya?" tanya Ichikawa.
"engg... ga tau deh yaa" Meirina jadi bingung. Tiba – tiba pintu terbuka. Lalu masuklah seorang pemuda berambut bob hitam dan menyapa Ichikawa.
"Siang Ichikawa-san... Ah. Pelanggan baru ya? Selamat datang" cowok itu menyapa Meirina juga. Meirina tiba – tiba blushing dan mangap kearah cowok itu.
Wuaaaahhh ganteng bangeeeettt! Seru Meirina dalam hati
Hegh? Dia kan...
He? Kamu kenal dia Sai?
Eh? Ih.. iya..
KENALIIIIN! Meirina menggebu gebu, Sai jadi eneg juga.
"Minami-san?" panggil Ichikawa "Minami-san!"
"ehhh... iya iya... kenapa?" gagap Meirina. Ichikawa tersenyum maklum.
"silahkan masuk... jadi mau main igo kan?" tanya Ichikawa. Meirina mengangguk.
"eh eh tapi... yang cowok tadi itu siapa ya?" tanya Meirina setengah berbisik. Ichikawa mangap. Ya ampuunnn ternyataaaa... jangan jangan dia jatuh cintrong sama si Akira lagiii? Pikir Ichikawa.
"ohh... itu anaknya yang punya klub igo ini. Namanya Touya Akira." jelas Ichikawa rada bangga dikit. Meirina manggut manggut ngerti.
"dia juga main igo yah?" tanya Meirina polos. Ichikawa makin mangap. Ya Tuhan ini anak beneran main igo kaga siiiihh? Masa kaga kenal Touya Akiraaa?
Mencoba bersabar, Ichikawa menjawab "Iya kok. Dia juga main igo"
Mata Meirina bersinar ganjen.
Asseeekkk... ayo Sai! Kita lawan diaaa! Batin Meirina semangat 45. Sai sweatdrop ngeliat prilaku "tumpangan"nya itu.
Aku uda pernah ngelawan dia sebelumnya tau.
Heh? Yaudah lawan lagi!
Hahhh... yauda deh...
"aku bisa main sama Touya-kun ga?" Tanya Meirina lagi. Ichikawa mangapnya makin menjadi jadi. Eh sumpe luuu... amatir aja blagu nantangin Touya Akiraaaa! Mana manggilnya kaga pake sensei lagi!
Mencoba tersenyum, Ichikawa menjawab "Boleh kok.. tapi tanya aja orangnya sendiri."
"Ouhh..." Meirina manggut manggut. Tanpa pikir panjang dia langsung nyelonong kedalem dan menghampiri cowok tadi.
Akira mendongak kaget. Dia lagi belajar dari kifu tapi tiba – tiba merinding disko gara – gara ada si Meirina dateng.
"Hai?" Sapa Meirina. Akira hanya tersenyum, lalu balik lagi ke goban didepan mukanya.
Idih sok cool abis! Gerutu Meirina dalam hati. Sai cekikikan.
Diem kamu Sai! Ayo sekarang kita main! Kalahin dia Sai!
Kamu naksir Touya ya? Tanya Sai Iseng. Meirina makin bete.
Huuh, tapi aku berubah pikiran gara – gara dia sok cool! Ayo Saiii hancurkan diaaaaaa! Meirina udah on fire, rasanya dia mampu ngelindes Akira saking bete nya dicuekin.
"Hei." Sapa Meirina lagi. "Main bareng dong. Jangan dingin aja." Meirina menggembungkan pipi nya.
"Eh? Oh.." Gumam Akira.
SIAL! Dikiranya gue angin apa? Dicuekin lagi! Meirina gondok setengah idup, Sai udah ngakak guling guling. Yaahh... Sai kan pernah "kenal" dengan Akira Touya yang ini, dan pernah di kejar juga sama dia.. tapi kalau dilihat dari prespektif Sai sekarang, dia merasa lucu.
Oh, rupanya Meirin ga dicuekin banget kok. Karena dengan berat hati, Akira membereskan biji igo nya dan mempersilakan dia duduk.
"Silahkan" kata Akira sambil memberikan senyum simpul gratisan ke Meirina. Tapi sekarang Meirina udah kebal, ga mempan mau Akira senyum kek, nyengir kek, kharismanya uda ngefek buat Meirina.
Grekkk Meirina menarik kursinya kasar lalu duduk. Untung klub go waktu itu sepi. Selain mereka berdua, Cuma ada tiga orang lain dan ichikawa yang menjaga pintu di depan. Jadi tidak terlalu banyak perhatian kearah mereka berdua.
"oki-ishi?" tawar Akira. Meirina mangap ga ngerti.
Handicap maksudnya neng. Terang Sai. Bilang aja ga perlu.
"Ga perlu." jawab Meirina singkat. Akira kaget juga. Sebenernya Akira males ngeladenin pemain yang uda lemah, tapi sok sok kuat. Kayak gini nih. Tapi demi kesopanan dan harga diri atau apalah itu, Akira mau juga ngelayanin Meirin tanpa bacot.
"nigiri..." Akira memberitahu Meirin untuk segera nigiri. Yah, meirin kan kaga tau apa apa...
Sai yang uda pusing dengan ke-mangap-an Meirin, cuma merintah merintah dia aja. Taruh aja dua biji item di atas goban. Kata Sai. Meirin menurut. Setelah itu , Akira menghitung bijinya, lalu dia berkata "aku biji putih. Baik, komi-nya 5,5 moku ya..."
Hegh? Terus gimana Sai? Tanya Meirina.
OK. Follow me...
-ToBeContinued-
