YAHOOOOOOOO! LAMA TAK BERJUMPA LAGI FFN!maaf lama ngg apdet! TT ^ TT

mampet ide euy!

Nah, karna sekarang dah full-of-my-narsis-ide(?) aku mo kasih tw, Fanfict berseri!

Ada dua series, yaitu dari anime Fullmetal Alchemist dan kedua Hetalia Axis Powers

Yang mo lihat series FMA silahkan lihat di FFn Fullmetal Alchemist dengan bahasa, rating, dan judul yang sama.

Nah, sekarang kita mulai fict pertama dari series Hetalia, dengan pairing : NetherxFem!Nesia

nah, biar ngg lama-tanpa-susu-nasi-basi-bgt-sih (?) kita mulai aja XD


Goed Slapen…Nesia…

Disaat pemerintahan Netherlands sedang sibuk dengan pembuatan jalan dari Anyer sampai Panarukan, cuaca akhir-akhir ini menghambat semuanya. Sudah sebulan terakhir, hujan dan badai membanjiri kota jajahan.

Ia mendesah kesal. Ia menatap dari jendela , hujan mengguyur rumah serta kotanya. Matanya yang berwarna hijau zambrud masih menatap ke jendela. Suara decitan pintu kamarnya yang berwarna putih, memecahkan keadaan sunyi itu. Ia berbalik dengan cepat, di hadapannya ada seorang anak kecil berukuran chibi, dengan mata hitamnya yang beruraian air mata.

"Nesia? Ada apa kesini? Kau belum tidur?" Tanya Nether sambil mendekat ke Nesia

Memang, jam sudah menunjukan jam 10 malam. Sudah waktunya anak kecil tidur ke pangkuan mimpi.

"A..aku…takut…sendirian tidur…hiks…di kamarku…petirnya…membuatku takut…" jawabnya sambil berusaha menahan air matanya. Aku mengelus kepalanya. Ini sebuah kewajaran. Ia pun tersenyum dan menggendongnya ke tempat tidur.

"Tidurlah disini sampai kau merasa tenang, Nesia."

Sambil menunggu Nesia terpulas, aku membaca novel yang baru kupinjam dari Jendral Deandels*. Superior-ku itu adalah pencetus ide membuat jalan dari Anyer sampai Panarukan. Rakyat pribumi banyak melihat sebelah mata tentang superior-ku itu. Sebenarnya dia orang yg bijak dan suka menolong orang lain.

Petir menyambar-nyambar daerah rumahku. Kutatap Nesia yang makin tidak bisa tidur. Ia meringkuk di di bantalnya sambil menangis. Aku berinisiatif mengelus rambut hitamnya yang lembut.

"Apa yang kau takutkan, Nesia?" bisikku di telinganya. Kulihat mukanya sedikit memerah padam. Aku tersenyum geli.

"A..aku takut…suara gemuruh..yang…meingatkanku pada…orang tuaku…"

"Kenapa mereka?" tanyaku penasaran

Ia menyeka sedikit air matanya. "Mereka…meninggal..saat…peristiwa gunung Merapi…saat aku masih bayi…" Aku sedikit tertegun. "mereka tidak sempat menyelamatkan diri…mereka membawaku ke bukit di banu oleh kerabatku…tapi…mereka…"

Aku menyentuh bibir merah mudanya. Arti kalau aku sudah mengerti cerita kelanjutannya.

"Mau..kunyanyikan sesuatu agar kau bisa tidur?" tawarku sambil mencium pipinya. Menganguk pelan.

sia sia slapen ..

slapen ... ooh ...

zo niet gebeten door een mug bed…

Oohh sia sia .. gaan slapen ..

sia sia slapen ..

slapen ... ooh ...

zo niet gebeten door een mug bed…

Setelah menyanyikan lagu itu berkali-kali, Nether melihat kea rah Nesia. Ia melihat Nesia seperti muka malaikat kecil dengan innocent-nya. Nesia sudah . Netherlands tersenyum puas.

Nether yang tadinya akan melanjutkan novelnya, mulai menutup buku pinjaman dari superior-nya itu. Ia menarik selimut kearah tubuh mungil Nesia, serta mengecup keningnya. Ia melihat kembali malaikat kecil yang tertidur pulas di sampingnya.

Goed Slapen…Nesia…

Fin~


note 1:

*Jendral Hermann William Deandels : Gurbernur di Indonesia sejak tahun 1806. Tugas utama Deandels di Indonesia adalah mempertahankan Jawa dari serangan Inggris a.k.a Arthur!
Deandels termaksud gurbenur terkejam selama masa penjajahan Belanda

note 2:
lagu yg di nyanyiin netherland itu lagu nina bobo, tp bhs belanda XD (ng kreatif)