Disclaimer : I don't own Bleach. Hahaha. Terus ide ceritanya berasal dari film Supernatural. XD. Dan di sini gak ada shinigami-shinigami-an ya. Haha

Werewolves

CHAPTER I

"AUUUUU!!" terdengar suara raungan serigala dari bukit. Serigala berambut abu-abu kusam itu berdiri sambil menatap bulan purnama. Pose berdirinya menunjukkan kemenangan. Darah segar merah mengucur dari sela-sela gigi runcingnya. Malam ini, sang werewolf mendapatkan mangsa ke enam-nya setelah lama menghilang selama 3 tahun.

Seorang laki-laki yang sudah tak berdaya berbaring dengan tubuh tercabik-cabik karena gigitan sang werewolf. Laki-laki itu sudah meninggal dunia.

-oOo-

"Pagi-pagi sudah berkumpul begitu. Ada apa?" kata seorang lelaki berambut oranye sambil duduk di tempat duduknya. Teman-temannya yang sedang sibuk mengobrol pun menoleh ke arah laki-laki itu.

"Ohayo, Kurosaki-kun!" sapa Inoue Orihime sambil tersenyum ke arah temannya. Tatsuki berdiri di sebelah Orihime sambil melambaikan tangan tanda ucapan selamat pagi.

"Ohayo, Inoue, Tatsuki," balas Ichigo dengan nada malas-malasan seperti biasa. Kedua tangannya berada di dalam kantung celananya. Ia masih kelihatan ngantuk.

"Yo!" sapa seorang laki-laki berambut merah bernama Abarai Renji. Ichigo hanya cemberut seperti biasa.

"Ichigo, bisa ke sini sebentar?" ujar Chad dengan nada bicara yang seperti biasanya. Ichigo mengangguk lalu segera berjalan ke arah Chad yang sedang duduk mengerubungi sebuah meja dengan anak-anak yang lain.

Di atas meja terdapat sebuah koran. Berita di koran itulah yang membuat murid-murid Universitas Karakura berkumpul di meja murid yang memiliki koran itu.

"Seorang laki-laki tewas tercabik-cabik di atas bukit tadi malam," Ichigo membaca judul berita dengan suara yang keras, tapi tak terlalu keras hanya sampai teman-temannya bisa mendengar. Kemudian kembali membaca beritanya.

Tadi malam, kembali terjadi kasus pembunuhan. Seorang laki-laki yang diperkirakan berumur 18 tahun bernama Shinji menjadi korban kali ini. Terdapat beberapa luka cabikkan dan gigitan di sekujur tubuh korban. Menurut polisi, kasus pembunuhan yang akhir-akhir ini sering terjadi adalah pembunuhan berantai.

Sementara itu, menurut ketua agen FBI yang dikerahkan untuk menangani kasus ini menyatakan bahwa pembunuhan yang sudah terjadi sebanyak 6 kali (dan satu kali setiap bulan) merupakan pekerjaan satu orang tersangka yang sama. Karena cara tewas korban semuanya sama dan mayatnya selalu saja ditemukan di tempat yang sama, yaitu bukit yang berada di dekat hutan. Walaupun mayatnya ditemukan di bukit-bukit dekat hutan yang berbeda.

"Bagaimana menurutmu?" tanya salah seorang di sana, Uryuu Ishida.

"Hmm.. pembunuhan berantai biasa kan?" jawab Ichigo. Teman-temannya hanya diam. Sepertinya sibuk berpikir. Tiba-tiba seseorang dengan rambut putih memecah keheningan itu.

"Jangan bodoh. Laki-laki itu bukan korban pembunuhan berantai biasa," kata Hitsugaya Toushiro dengan nada yang sangat serius.

"Shiro-kun.." gumam Momo sambil memandang Toushiro.

"Coba perhatikan salah satu luka cabikkan yang ada di foto dalam surat kabar itu. Cabikkan itu bukan cabikkan biasa," lanjut si jenius Toushiro.

"Jangan bilang.. pembunuhan kali ini berhubungan dengan roh jahat?" ujar Renji sambil terus menatap foto luka cabikkan yang ada di koran.

Hitsugaya Toushiro mengangguk. "Menurutku," jawabnya.

"Kira-kira, mahkluk apa yang melakukan semua ini?" tanya Tatsuki. Semuanya hanya terdiam, tak ada yang menjawab pertanyaan Tatsuki hingga Rukia menjawabnya.

"Werewolf.. Itu perbuatan werewolf," ujar Rukia dengan suara yang sedikit gemetar. Terus memandang ke arah koran yang ada di meja, tidak memandang teman-temannya.

"Werewolf?" ulang Tatsuki sambil memicingkan mata tak percaya. Renji menatap Rukia yang bertingkah aneh. Suara Rukia tadi bergetar seakan menunjukkan rasa takut. Tubuh Rukia pun bergetar. Jelas ada yang aneh dengannya, dan Renji mengetahui apa masalahnya.

"Ya. Dari luka cabikkannya, itu benar-benar perbuatan werewolf," jawab Rukia datar. Tubuh Rukia bergetar lebih kencang. Orihime yang berdiri di sebelah Rukia (yang sedang duduk) pun dapat merasakannya.

'Kuchiki-san…' batin Orihime dalam hati.

"Kuchiki benar. Itu pekerjaan werewolf. Dan karena itu pekerjaan mahkluk halus, itu berarti.. Kita harus melakukan hal 'itu'." kata Toushiro dengan nada yang lebih serius dari pada yang tadi. Ichigo menaikkan satu alis.

"Berburu maksudmu?" tanya Ichigo Kurosaki. Toushiro mengangguk. Renji menarik nafas panjang.

"Setelah 3 tahun tidak berburu? Kau yakin mau melakukannya lagi?" sahut Renji dengan nada yang sedikit bersemangat.

"Ya." jawab Toushiro singkat. Momo memandang Toushiro dengan sedikit khawatir.

"Si pendek benar. Kalau bukan kita yang menghentikan si werewolf ini.. Kalau begitu siapa? Tak ada pilihan lagi selain berburu kan?" tambah Ichigo. Toushiro memberikan Ichigo pandangan dengan aura pembunuh karena mengatainya pendek.

"Haha.. lucu juga ya.." Tatsuki sedikit terkekeh.

"Apa yang lucu, Arisawa-san?" tanya Uryuu pada Tatsuki sambil menaikkan kaca matanya.

"Nggak. Cuma lucu aja ngebayangin kita berburu lagi kayak dulu.. Padahal waktu itu kita udah janji gak mau berhubungan dengan yang beginian lagi kan?" jawab Tatsuki. Orihime tersenyum melihat sahabatnya itu.

"Kalau begitu ayo lakukan," ujar Rukia yang dari tadi hanya diam. Orihime kembali tersenyum.

Toushiro memandang teman-temannya lalu mulai angkat bicara—"Kita tak bisa asal bergerak dengan modal 'mau berburu'. Kita harus buat strateginya terlebih dahulu.. Lalu mulai bergerak," Toushiro mempelototi Ichigo karena Ichigo mulai menunjukkan tanda-tanda kalau ia bosan mendengarkan celotehannya.

"Dan untuk melakukan rencana ini, akan dibagi tugas-tugas," lanjut Hitsugaya Toushiro lagi. "Aku akan menanyakan Ukitake tentang ini." tambahnya.

"Kuchiki! Abarai! Kurosaki! Kalian mencari segala informasi tentang werewolf," ujar Toushiro sambil menatap Renji, Ichigo, dan Rukia. Renji, Ichigo, dan Rukia pun mengangguk setuju.

"Inoue, Ishida, Arisawa, Sado! Kalian tanyakan dan minta saran kepada Urahara dan Yoruichi," perintah Toushiro kepada ke-3 temannya. Orihime, Uryuu, Tatsuki, dan Chad pun mengangguk.

"Dan Momo…" Toushiro menunduk dan diam sejenak. Hinamori Momo memandang temannya itu sambil menahan tangis.

"Istirahatlah," ujar Toushiro, lalu segera meninggalkan teman-temannya. Pergi meninggalkan ruangan.

Momo segera berlari ke kamar mandi. Ia tak bisa lagi menahan air matanya. Orihime yang melihat sahabatnya seperti itu, langsung menyusulnya ke kamar mandi. Tatsuki mengikuti Orihime. Rukia tetap di tempatnya.

-oOo-

Ichigo dan teman-temannya dulu merupakan pemburu hantu saat SMA dengan kemampuan yang berbeda-beda. Uryuu dapat membunuh hantu dengan busur panahnya. Ichigo menggunakan senapan hantu, kemampuan Ichigo memainkan senjata sangatlah hebat. Selain itu, Ichigo merupakan yang terkuat dibandingkan teman-temannya yang lain.

Renji memiliki kemampuan yang tak berbeda jauh dengan Ichigo. Hanya saja Renji tak memiliki kekuatan sekuat Ichigo dalam memburu dan melawan hantu.

Chad memiliki kekuatan tangan yang bisa membunuh hantu. Chad juga bisa merasakan keberadaan hantu dengan lebih mudah dibandingkan yang lain.

Toushiro adalah yang paling jenius dibandingkan dengan yang lain. Kemampuan berpikir dan pemecahan masalahnya sangatlah hebat. Tatsuki sangat pandai berkarate. Ia juga kuat dan penuh semangat.

Orihime memiliki kekuatan bisa membaca pikiran orang-orang tertentu. Tak semua pikiran orang dapat dibaca olehnya. Hanya beberapa orang saja. Rukia memiliki kekuatan spelling (mantra) yang hebat.

Sementara Momo tidak banyak memiliki kelebihan, tetapi ia dapat melihat batas kematian orang-orang tertentu. Hanya beberapa orang saja. Momo adalah anak yang malang karena sejak 3 tahun yang lalu, Momo divonis mengidap penyakit leukemia. Hidupnya mungkin sudah tak lama lagi.

-oOo-

"Momo-cha~n!" Orihime memanggil Momo yang berada di kamar mandi Universitas Karakura lantai 3.

Momo berdiri di depan kaca. Ia menangis mendengar kata-kata Toushiro. Bukannya karena tak boleh ikut memburu, tapi karena Momo tak mau teman-temannya kembali berburu. Ia khawatir. Sangat khawatir.

"Momo-chan.. Tak apa-apa," ujar Orihime sambil menepuk pundak Momo. Tatsuki berdiri di sebelah Momo juga.

"Orihime-chan, aku takut terjadi apa-apa pada kalian," ujar Momo sambil menahan tangis. Orihime menunduk. Berburu adalah hal yang berbahaya dan mereka sudah vacum berburu selama 3 tahun dan kini akan kembali berburu lagi, bukanlah hal yang mudah.

Tatsuki menarik nafas panjang lalu berkata, "Momo, dengar. Kalau bukan kita yang menghentikan werewolf ini.. Lalu siapa lagi?"

"Tatsuki-chan.. Aku tahu," ujar Momo sambil terus menunduk. Orihime mencoba tersenyum lalu berkata.

"Momo-chan, kata-kata Hitsugaya-kun benar. Istirahatlah, jika werewolf ini sudah kita kalahkan, semua akan kembali seperti semula! Percaya deh," ujarnya.

"Sebaiknya, kamu istirahat dan teruslah berobat.. Kamu pasti bisa sembuh," tambah Tatsuki yang men-support Momo. Kata-kata Tatsuki dan Orihime benar, itulah yang ada dipikiran Momo saat ini.

Momo tersenyum pada temannya lalu mengangguk. Tatsuki juga tersenyum.

"Arigatou," gumam Momo kecil. Lalu mereka semua kembali ke ruangan dimana teman-temannya berada.

'Hitsugaya-kun.. Aku bisa melihat batas kematianmu dan kematianmu belum dekat.. Masih jauh..' batin Momo dalam hati saat ia terus melangkahkan kaki untuk kembali.

-oOo-

Seusai kuliah, Rukia, Renji, dan Ichigo mencari segala informasi tentang werewolf. Mereka pergi ke rumah Rukia untuk berunding bersama. Di rumah Rukia yang besar itu, terdapat perpustakaan mewah dan besar yang memuat banyak buku pengetahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan supernatural.

"Sudah 3 tahun aku tak berkunjung ke sini," ujar Ichigo. Renji hanya menaikkan satu alis.

"Hoh, jadi kau merindukan rumahku Ichigo?" Rukia menyeringai.

"Heh, untuk apa aku merindukan rumahmu? Hanya meningatkanku pada Byakuya." ujar Ichigo dengan nada menghina. Rukia yang mendengar nama Byakuya, raut muka Rukia berubah sejenak. Renji hanya memperhatikan Rukia.

"Bodoh," Rukia mencoba membalas perkataan Ichigo. Terlihat raut bingung pada wajah Ichigo. Ada yang aneh dengan ekspresi Rukia.

"Ngomong-ngomong, dimana Byakuya?" tanya Ichigo sambil meminum teh yang sudah disediakan. Rukia sempat tersentak lalu menjawab dengan gugup.

"N- Nii-sama sibuk," ujar Rukia sedikit gugup. Ichigo memandang temannya itu dengan bingung.

"Menanyakan Byakuya seperti itu.. Kau rindu padanya, huh?" ujar Renji yang mencoba mencairkan suasana yang tak enak tadi. Lalu mulailah mereka bertengkar seperti biasa.

Rukia menarik nafas panjang lalu berbicara, "Hoi, hentikan! Kalau kalian terus bercanda seperti itu, kapan kita bisa mencari informasi?" Rukia sudah siap dengan laptopnya.

Ichigo memandang Renji dengan sinis, begitu juga Renji. Mencari buku yang berkaitan dengan werewolf dan mencari artikel-artikel lewat internet, itulah cara kerja mereka.

-oOo-

"Jadi jika ia melihat cahaya bulan purnama, maka ia akan bertransformasi menjadi serigala lalu lupa kan dirinya dan dapat membunuh siapa saja? Begitu?" ujar Ichigo. Matanya tertuju pada buku yang dipegang Renji.

Renji mengangguk setuju. Rukia hanya diam.

"Lalu, ketika bulan sudah bergeser, ia kembali menjadi manusia biasa. Bagaimana kita bisa membedakannya?" tanya Ichigo, masih memandang buku itu.

"Darah werewolf berbeda dengan darah manusia biasa. Darah werewolf berwarna hitam," lanjut Renji.

"Huh?"

"Renji benar. Werewolf memiliki darah berwarna hitam. Dan orang yang digigit werewolf tetapi tidak dibunuh, akan berubah menjadi werewolf juga," ujar Rukia sedikit gemetar. Renji memandang Rukia dengan khawatir.

"Lalu? Ada lagi yang kau tau tentang werewolf? Yah misalnya cara membunuhnya atau mengembalikannya menjadi manusia lagi? Informasi di buku ini hanya sedikit," balas Ichigo yang sudah mulai capek mencari. Rukia mengangguk.

"Bodoh. Werewolf tak bisa kembali ke manusia biasa lagi. Gak ada yang bisa merubah werewolf jadi normal lagi." jawab Rukia sambil memandang Ichigo serius.

"Oh.. Kalau begitu, cara membunuhnya?"

"Tusuk atau tembak saja. Dia pasti mati," jawab Rukia. Renji memperhatikan Rukia dari tadi.

"Kamu tahu banyak tentang werewolf rupanya," Ichigo menghina Rukia. Ia hanya ingin membuat Rukia kesal.

"Kenapa? Kau meremehkan jaringan informasiku, Kurosaki?" balas Rukia dengan nada jengkel.

"Yah.. Begitulah," jawab Ichigo senga.

WHAAAAACK!!

Kaki Rukia mendarat tepat di atas kepala Ichigo. Jangan main-main terhadap Kuchiki Rukia. Terkadang tendangannya menyakitkan.

"Katakan itu sekali lagi, Kurosaki!" kata Rukia sambil menahan-nahan emosi.

"Yah.. Begitulah," ujar Ichigo sebelum ia ditendang lagi oleh Rukia. Renji hanya memperhatikan 2 sahabatnya dengan wajah lelah.

'Hah.. Bertengkar lagi.. Dasar,' ujar Renji dalam hati.

-oOo-

Uryuu, Chad, Orihime, dan Tatsuki pergi ke Urahara Shoten untuk bertemu dengan Kisuke Urahara dan Yoruichi. Mereka ingin menanyaka segala hal tentang kejadian yang terjadi di kota kahir-akhir ini.

Urahara dulunya juga pemburu hebat namun sudah bukan lagi. Yoruichi adalah peramal, ia bisa membaca takdir orang-orang yang minta diramal. Saat Ichigo dan kawan-kawan menjalankan tugas berburu tiga tahun lalu, Kisuke dan Yoruichi biasa memberikan mereka intruksi. Pengetahuan mereka tentang supernatural sangatlah tinggi.

Kisuke Urahara, Ishida Ryuuken, Kurosaki Isshin, dan Yoruichi dulunya adalah kelompok pemburu hantu di zaman mereka, kemudian tugas mereka sempat digantikan oleh Ichigo dan kawan-kawan yaitu 3 tahun yang lalu.

Sejak kejadian 3 tahun yang lalu (1), tak pernah ada roh jahat yang menghantui dunia ini lagi. Tetapi akhir-akhir ini, Kisuke dan Yoruichi bisa merasakan aktifitas roh jahat kembali, yaitu aktifitas werewolf.

"Kami datang ke sini untuk meminta pendapat Yoruichi-san tentang pembunuhan berantai itu," ujar Orihime sopan. Yoruichi dan Urahara duduk di depan Orihime, Tatsuki, Chad, dan Uryuu.

"Oh itu. Kalau kalian berpikir itu perbuatan roh jahat. Kalian benar," jawab Yoruichi serius.

"Werewolf?" tanya Uryuu sambil menaikkan kaca-matanya yang turun.

"Tepat sekali, Ishida-san." jawa Kisuke dengan tenang. Yoruichi mengangguk lalu angkat bicara lagi.

"Kalian belum pernah menghadapi werewolf sebelumnya kan?" tanya Yoruichi. Tatsuki, Chad, Orihime, dan Uryuu mengangguk.

"Aku mengerti. Besok, datanglah ke sini lagi bersma yang lain. Aku dan Kisuke akan memberikan kalian pengarahan. Sekarang ini, kembalilah ke rumah masing-masing. Kalau bisa, siapkan alat berburu kalian," Yoruichi memerintah ke-4 murid Universitas Karakura itu.

Orihime, Uryuu, Chad, dan Tatsuki pun pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka akan kembali berburu.. sejak tiga tahun tidak malakukan hal itu.

-oOo-

Urahara Shoten kembali sepi. Tessai, Jinta, dan Ururu sudah pergi tidur. Sementara Yoruichi dan Kisuke masih dalam percakapan yang serius.

"Ini pasti ada apa-apanya kan?" tanya Yoruichi.

"Ya. Ada yang memanggil kembali werewolf lagi sejak kita mengirimnya ke neraka 3 tahun yang lalu," jawab Kisuke sambil meneguk secangkir teh hangat.

"Tiga tahun lalu ya.. Hmm.. Lalu.. Kuchiki Rukia bagaimana?" Yoruichi berkata sambil terus menatap Kisuke tajam.

"Kuchiki-san… Aku sendiri tak bisa membayangkan perasaannya.. Pasti.. Menyeramkan sekali.." jawab Kisuke sambil melepas topinya.


Werewolves, also known as lycanthropes, are mythological or folkloric humans with the ability to shapeshift into wolves or wolf-like creatures, either purposely, being bitten by another werewolf or after being placed under a curse. This transformation is often associated with the appearance of the full moon.

T-B-C


Author's note: Wah maaf kalau masih belum jelas. Jadi, Ichigo dkk itu dulunya pemburu hantu 3 tahun lalu (mereka masih SMA) tapi ada suatu kejadian yang membuat mereka berhenti berburu. Lalu ada yang aneh dengan Rukia dan keanehan itu berkaitan dengan werewolf.

Terakhir, yang bagian darah werewolf warna hitam itu saya ngarang. Hahaha. Sebenernya saya gak begitu ngerti tentang werewolf juga. Haha.

(1) Kejadian 3 tahun yang lalu : Akan ada di chapter-chapter mendatang.

Yosh, Review ya!! Hahaha : D