LOVE CONTE
Part 1
Kageyama Tobio x Hinata Shouyou
Original story: Haikyuu! by Furudate Haruichi
- primroselin -
.
.
.
.
"Aku menyukaimu, Hinata."
Hinata membeku. Ingusnya tersangkut di tengah hidung tanpa dia mau. Matanya melebar sebesar pingpong dan kepalanya terangkat otomatis kepada sumber suara.
Kageyama Tobio,
Yang kini sedang duduk di sampingnya dengan sedikit canggung. Mereka memang berdampingan, tapi tak berpandangan satu sama lain. Pemuda itu menatap jauh ke arah yang berlawanan dengannya. Namun Hinata dapat melihat dengan jelas adanya rona merah di kulitnya yang sawo matang. Bercampur dengan semu.
"Eh…?"
"Aku menyukaimu."
Otak Hinata bereaksi lambat. Cukup lambat untuk menyadari secara langsung bahwa Kageyama sedang menyatakan perasaanya.
Adalah sebuah pernyataan cinta yang mendadak. Terlalu mendadak untuk hubungan mereka sebagai pasangan solid dalam tim bola voli di sekolahnya. Terlalu asing untuk didengar oleh sepasang telinga milik bocah tengil seperti dirinya. Juga terlalu nyeleneh untuk diucapkan saat cuaca panas di mana mereka beristirahat setelah latihan.
Keduanya baru saja berdebat ringan. Jujur saja memang Kageyama terasa aneh hari ini. Tidak biasanya dia mengomel tanpa jelas arah dan tujuannya. Hinata sempat berpikiran kalau ada yang sedang mengganggu pikirannya. Dan memang ada. Tapi Hinata menyangka barang sedikitpun kalau hal itu adalah dirinya.
Membeku oleh kata-kata Kageyama, kepala Hinata yang sedari tadi dipenuhi omelan yang akan dia lontarkan kepada pemuda itu mendadak kosong tanpa sisa. Seolah kalimat barusan menjadi gembok sakti yang mengunci semua kata Hinata di dalam otaknya. Melumatnya jadi debu halus dan meniupnya habis.
Hinata gugup bercampur bingung. Ia sempat berpikir kalau Kageyama sedang bercanda. Tapi pemikiran itu cepat disadarkan kenyataan bahwa Kageyama bukan tipikal orang yang suka bercanda, terutama untuk hal seperti itu. Hal yang baru saja terjadi memang kenyataan. Bukan candaan, juga bukan mimpi. Kageyama memang baru saja menyatakan rasa sukanya padanya.
"Ah.. eh.. itu.."
"Tak perlu dijawab."
Seolah dapat mengerti kebingungan sang surai jeruk, Kageyama memotong dengan cepat. Hinata kembali mendongak. Kali ini terlalu cepat sampai rahangnya sedikit sakit.
"Aku hanya ingin memberitahumu. Itu aja."
Tak ada yang bisa Hinata lakukan ketika si pemuda jangkung berdiri dari tempatnya. Dia berjalan pelan ke arah pancuran. Mencuci mukanya sedikit lagi. Nampak sedang berusaha mendinginkan mukanya yang memerah.
Sejenak matanya melirik Hinata. Hinata kembali terkisap. Tapi tak ada reaksi lebih yang dilakukannya. Lebih tepatnya, tidak bisa. Karena sang raja baru saja berhasil membuat tubuhnya kaku tak bergerak.
Sampai akhirnya, suara dari sang kapten kembali menariknya paksa ke dunia nyata.
