Main Cast : YeWook ( Yesung and Wookie)

Kim JongWoon/Yesung & Kim Ryeowook/Wookie

Support Cast : KYUMIN

YAOI,BOY X BOY

Typo Maafkan aku saja... Ok^^~

Wookie Milik Yesung, Yesung Milik Wookie. Mereka berdua Saling memiliki satu sama lain. Tidak ada yang boleh memisahkannya.

Menerima Komentar tapi engga menerima makian.. ~^^

NO COPAS OK!

Copyright: Chan

R&R OK

.

::::YEWOOK COUPLE::::

TwoShoot

.


.

-Story Of Love-

.

Saat kau mengatakan Cinta, Ku sambut dengan bahagia.

Senyumuku menghiasi wajahku, bahagia saat kau mengatakan itu padaku. Langsung.

Bahkan aku tidak sanggup berkata selain tersenyum padamu...

Tapi, semua berakhir.

Saat kau mengkhianati Cinta itu.

Aku tahu hyung, semua ini bagai sebuah drama dalam sebuah naskah.

Aku hanya berperan sebagai pengganggu. Pihak ketiga.

Kini, aku melepasmu. Melepasmu dan Cintamu.

Mungkin bukan aku yang pantas menerima cinta itu.

Aku salah hyung..

Aku kira kau benar-benar mencintaiku.. Seorang.

Tapi...

Sudahlah hyung.

Aku berhenti hyung, aku berhenti membalas Cintamu.

Hiduplah tanpa aku.

Hiduplah menghapus aku dari ingatanmu...

.

.

.

.

.

.

Diluar Sungguh dingin. Namja mungil bersurai coklat merapatkan Jaketnya dan memasukan tangannya kekantung-nya. Berjalan melewati gang kecil dipinggir kota. Tempat tinggalnya sekarang diantara gang-gang kecil itu. Sebuah komplek pemukiman warga yang begitu tenang.

Nyaman, aman dan sunyi. Itu yang ingin didapatkannya untuk seterusnya. Tidak ingin kehidupannya terganggu. Biarkan hidupnya seperti itu. Dia begitu menyukainya, bahkan begitu pas untuk hidupnya sekarang.

Menjauh dari semuanya, menjauh untuk mendapatkan hidup yang lebih tenang ditempat ini.

Kakinya yang mungil bergerak cepat memasuki gang sempit itu, menelusuri gelapnya malam yang terkesan lebih mencekam.

"Ngnn.." menyipitkan matanya. Melihat sesosok yang dikenalnya cukup lama. Sahabat, yang sudah dianggap hyung terbaiknya yang selalu berada disampingnya, dulu. Sebelum dia menghilang. Kakinya berlari menghampiri sosok hyung itu, tersenyum bahagia melihatnya.

"H-hyung..." teriaknya cukup nyaring. Membuat namja yang berada didepannya membalikkan badannya.

"..." tersenyum sangat manis dan merentangkan tangannya. Sesuatu yang dilakukannya saat bertemu dengannya, selalu.

"AH-... Sungmin Hyung.." teriaknya kembali dan menghambur kepelukan hyung-nya tersebut. memeluknya sangat erat. Merindukan tubuh yang membuatnya merasa nyaman berada didekapannya.

Pelukan hangat yang membuatnya kembali menangis didalam dekapan tubuhnya. Tangannya menepuk-nepuk punggungnya dengan pelan. Menenangkan agar dirinya tidak menangis.

"Aku merindukanmu Wookie..." ucapnya pelan. Masih memeluk tubuh mungil itu dengan erat. "Uljima.." ucapnya lagi.

"H-hyung. Aku rindu. Sangat merindukanmu..Hiks!" balasnya dengan air mata berderai dipipi mulusnya.

"kau begitu cengeng Wookie-ah, cengeng sekali..." balasnya. Melepaskan perlukannya dan menatap dari atas hingga kebawah. Tersenyum kecil."kenapa dongseangku menjadi kurus begini? Jadi sangat jelek" ucapnya dengan mencubit pipi Wookie dan menghapus jejak airmatanya.

"..." mengerucutkan bibirnya yang mungil. Tanda bahwa dirinya sedang kesal mendapat pujian yang tidak menyenangkan.

"kenapa tinggal ditempat seperti ini, aku bahkan hampir putus asa mencarimu..." ucapnya dengan menggelengkan kepalanya.

"hmm.. bukankah bagus hyung. Berarti jika aku hilang dari dunia ini. Kalian bener-benar tidak dapat menemukanku..." ucapnya dengan tersenyum.

"Cih-, apa yang kau katakan. Aku hampir gila karena kau pergi begitu saja. sekarang kau yang sangat merindukanku, bukan? tempat macam apa yang bisa membuatmu tidak ditemukan dikota seoul ini?" matanya menyapu sekeliling tempatnya berada. Perumahan yang begitu sepi. Bahkan jarang ada manusia yang lewat. "kau tinggal dikota mati yah Wookie..?" ucapnya dengan nada menakutkan.

"haha.. hyung, kau berlebihan.."

"kau sehatkan , Wookie? apa kau kekurangan makan. Kenapa tidak kembali?" tanya Sungmin, namja yang dianggap Hyungnya itu.

Menganggukan kepalanya dan memeluknya kembali. "bukankah kau lihat hyung, aku sangat sehat bahkan bahagia..."

"kau bohong..." tuduhnya.

"H-hyung. Aku tidak ingin mengungkit masa lalu. Bukankah kau datang untuk mencariku dan merindukanku...? sekarang ceritakan bagaimana keadaanmu, hyung..."

"buruk, bahkan sangat buruk saat kau pergi meninggalkanku.." ucapnya dengan nada kesal.

"haha.. aku tahu, kau begitu menyayangiku. Kau yang telat hyung. Kau Pabo, tempat ini saja kau tidak bisa menemukannya..."ucapnya dengan mengejek, Menjulurkan lidahnya.

"Yakk.. KIM RYEOWOOK. Kau bilang hyungmu ini Pabo. Dongsaeng macam apa kau...!" teriaknya merenggut kesal.

"H-hyung, kalau kau marah begitu cantik. Pantas Kyuhyun begitu senang menggodamu.." jawabnya pelan. "Kyu tidak ikut kesini...?" tanyanya mencari sosok yang selalu mengikuti Sungmin kemanapun berada.

"tidak.."

"Kau sendiri hyung..?" kalau begitu kita masuk kedalam rumah saja. Lebih baik kita bicara didalam. Aku buatkan masakan untukmu. Kau lapar kan?" ucapnya dengan semangat.

Ditariknya Sungmin dan masuk kedalam rumah yang berukuran kecil. Rumah yang begitu sunyi tapi begitu tenang. "kau tinggal disini..?" tanyanya melirik sisi kanan dan kiri rumah ini.

"..." menganggukan kepalanya dan kembali menarik hyungnya tersebut.

.

Nama namja mungil itu Kim Ryeowook. Tinggal di pinggir kota seoul. Menikmati dunia yang dibuatnya kini. Terkesan begitu tenang, tapi apakah dia merasa senang?

Seolah menghindar dari kehidupan. Menghidar dari kehidupan atau ada hal yang lain?

Mungkin memang menghindar..

Namja mungil yang begitu sangat manis dan imut. Begitu lincah jika dilihat dengan seksama. Postur tubuhnya yang begitu mungil sangat kontras dengan wajahnya yang begitu baby face.

Sungmin menatapnya kembali, saat Wookie sibuk dengan urusan masaknya. Tangannya yang lincah memotong dan mamasukan satu persatu bahan makanan yang dibuatnya. Sungmin berjalan perlahan dan menyenderkan tubuhnya ke dinding tembok dapur itu.

.

"Wookie-ah.." panggilnya memecah keheningan.

"ne..." jawab Wookie yang masih sibuk dengan dunianya.

"kau tidak merindukannya...?" tanya Sungmin menatap sendu. Menatap tubuh Wookie dari belakang.

"Tidak.." jawabnya cepat.

"kau bohong tahu kau bohong..." ucap Sungmin dalam hati. Tidak percaya dengan apa yang diucapkan Wookie kali ini. Mulut bisa berbicara dan berbohong tapi hati tidak bisa berbohong.

"dia sangat terluka Wookie..."

"aku bahkan yang sangat terluka hyung.." jawabnya kembali.

"kau tahu, dia mencoba bunuh diri saat kau pergi meninggalkannya.." ucap Sungmin kembali berjalan mendekat kesamping Wookie.

"benarkah? Dia begitu bodoh rupanya. Bukankah yang terluka itu aku...? Kenapa dia yang harus mengakhiri hidup...?" jawabnya dengan pelan. Memindahkan masakannya dan menyuapai hasil masakanannya tepat ke mulut Sungmin. "bagaimana rasanya hyung, masih enak bukan...?" ucapnya tersenyum dan mengerjap imut.

"..." Sungmin hanya menganggukan kepalanya.

Kata itu berakhir seperti itu. Wookie enggan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Dia sudah mengatakan itu adalah akhir dari kehidupannya. Kehidupan awal akan dibukanya kembali. Dan melupakan masa lalunya.

.

.

.

.

.

-Story Of Love-

.

.

"hyung, mau tidur malam ini disini?" tanya Wookie menghempaskan tubuhnya disofa ruang tamu dirumah itu.

"Kyu menungguku Wookie-ah. Aku harus kembali dan aku akan selalu kesini. Kau tidak akan pergi lagi kan?" tanya Sungmin menatap Wookie yang hanya tersenyum melihatnya.

"entahlah, hyung. Kalau aku bosan, yah aku pindah kembali. Kita main kucing-kucingan.. hehe" jawabnya dengan menunjukan dua jarinya membentuk V.

"kau menghindar Wookie..."

"aku tidak menghindar hyung. Aku hanya ingin hidup bahagia. Aku tidak ingin menjadi pengganggu dalam kehidupan orang lain lagi.."

"kau bukan pengganggu, Wookie. Kau salah. Yesung ingin menjelaskan semuanya. Tapi kau terburu mengambil resiko..."

Wookie menutup kupingnya, saat nama yang enggan untuk didengarnya kembali. "jangan sebut namanya hyung. Aku sudah lelah. Biarkah aku bebas hyung. Aku sudah terlepas,aku juga sudah melepasnya..." jawab Wookie menutup kupingnya kembali dengan rapat.

"kau bahkan tidak ingin mendengar bukan, Yesung lah yang menemukanmu disini. Mungkin sekarang dia berada didepan rumah ini. Mendengar suaramu. Dia begitu menyayangimu Wookie. Kenapa kau tutup kupingmu..." ucap Sungmin sendiri.

"Hyung..." panggil Wookie. "sudah?" ucapnya tersenyum dan melepas tangannya dari kupinganya.

"sudah, aku bahkan sudah menghinamu tadi. Kau tidak dengar. Baguslah.. " jawab Sungmin cuek.

"benarkah? Kau menghinaku hyung..? apa yang kau hina untuku hyung...?" tanya Wookie penasaran dan berlari mendekat ke kursi Sungmin, duduk disamping Sungmin, mengajak sungmin bercanda dan menggelitik tubuhnya.

"yah.. jangan sentuh aku. Haha.. Geli, dongsaeng Pabo.." ucap Sungmin menutup mulutnya dan tertawa kembali.

.

.

.

.

"aku pulang dan aku akan kembali lagi.." pamit Sungmin

"..." Wookie melambaikan tangannya dan memeluk Sungmin lagi malam ini. "diluar dingin hyung. Kau hati-hati diluar. Wajahmu bikin orang ingin menculikmu. Kau lihat daerah ini sepi, jadi kau hati-hati..." Wookie terkikik geli mengucapkan kalimat itu.

"Setanku akan marah jika aku diculik. Bahkan mereka akan takut, jika setanku sudah berubah menjadi setan-setan yang lain..." jawab Sungmin tertawa

"Setan? Siapa yang kau katakan hyung. Kyu..? Hahaha..." Wookie menutup mulutnya menahan kotrol tawanya. "Kyu memang setanmu hyung..." ucap Wookie.

"aku antar sampai depan jalan Raya deh. Aku tak ingin kau diculik, hyung..."

Wookie terus berjalan disamping Sungmin. menceritakan hal yang didapatnya setelah setahun dia pindah ketempat ini. Membuat Sungmin tertawa mendengarnya dan antusia mendengar cerita Wookie yang begitu menyenangkan.

.

.

"Jaga Dirimu Wookie-ah.. namdongsaengku.." ucap Sungmin memeluk Wookie.

"..." Wookie hanya menganggukan kepala dan melepaskan pelukan Sungmin.

"Yesung tahu tempatmu..." ucap Sungmin pelan.

Wookie menatap Sungmin dengan diam. "aku tahu hyung, dia pasti yang memberitahumu tempat ini bukan? mungkin kalau dia muncul. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin kalau aku ingin tidak ditemukan olehnya bukan dengan cara seperti ini..." jawab Wookie. "MATI! baru aku tidak akan bertemu dengannya..."

"Aku yang akan membunuh Yesung jika kau melakukan itu..." jawab Sungmin marah. "aku tidak ingin mendengar kau bicara itu. Hyung tidak akan memaafkanmu..." kata Sungmin pergi meninggalkan Wookie sendirian.

Wookie berjalan manatap langit malam ini. Menangis yang bisa dilakukannya untuk menumpahkah betapa sakit hatinya untuk kesekian kali. Merasakan dadanya terasa sesak bagai dipukul palu dengan kuat, sangat Sakit.

Menangis dan terus menangis. Hidup tidak indah seperti yang dibayangkan.

.

.

.

"Wookie-ah..." suara bariton menusuk gendang telinga Wookie. Kakinya seolah mati rasa untuk berlari atau berjalan menjauh.

"Kim Ryeowook.." panggilnya.

DEG-

Tangan itu melingkarkan ke pinggang mungil wookie. Memeluknya dari belakang. Menghisap wangi tubuhnya. Merasakan kehangatan yang dulu dirasakannya saat mereka bersama. Mempererat pelukannya ditengan malam yang disinari bulan.

"Wookie-ah..." desahnya pelan.

Wookie memejamkan matanya. Airmatanya sudah mengalir sejak tadi dan sekarang semakin mengalir deras keluar dari matanya yang indah. Tubuhnya bergetar hebat akibat tangis dan sosok yang berada dibelakangnya, yang memeluknya erat tidak akan terlepas begitu saja,

"h-h-hy-ung.." ucap Wookie terbata

"aku begitu merindukanmu..." ucapnya pelan ditelinga Wookie.

"H-hyung, lepaskan aku..." lirih Wookie.

"Tidak akan pernah..." jawab Yesung masih memeluk Wookie dengan erat.

"Kau mau apa? Aku tak akan pernah kembali padamu..." jawab Wookie pelan sambil terisak.

"aku hanya mau kau, Kim Ryeowook.." kata Yesung membalikan tubuh Wookie menghadap padanya.

Wookie tidak bisa berbuat apa-apa, saat tangan kekar itu memutar tubuhnya dan kembali memeluknya lebih dalam. Tidak memberikan celah untuk dirinya bisa lepas dari kekangan tubuh itu.

.

.

Disini sekarang mereka, rumah Wookie yang ditempatinya.

Wookie hanya diam saat tangannya ditarik Yesung masuk kedalam rumahnya. Tangan Yesung begitu kuat menggenggamnya sehingga percuma untuk dirinya meronta.

Yesung mengunci rumah itu dan melepas genggamannya ditangan Wookie.

Wookie hanya menatap datar Yesung yang berada didepannya dan menatap wajahnya. Mata Yesung begitu tajam menatap Wookie.

"..." Wookie menghempaskan badannya ke sofa miliknya dan memejamkan matanya. Ingin sekali dia berdoa agar saat matanya terbuka Yesung tidak ada dihadapannya, hanya sebuah halusinasi.

"Chagi..." panggil Yesung sayang. Tangannya meraba pipi Wookie yang sedikit tirus dan mengecup kening Wookie begitu lembut, menumpahkan kerinduannya selama setahun tidak bertemu.

Wookie membuka matanya dan mendorong dada Yesung pelan. "jangan sentuh aku hyung, aku bukan lagi milikmu yang bisa kau sentuh..." ucap Wookie menatap tajam ke Yesung.

Tuli, Yesung seakan tuli mendengar perkataan Wookie. Dia tidak pernah melepas Wookie sampai kapanpun.

"kau masih milikku..." jawab Yesung.

"TIDAK.." ucap Wookie keras. "saat aku tahu kau menjalin hubungan dengan mantanmu, dibelakangku. Kurasa aku sudah tidak menjadi kekasihmu saat hari itu..." jawab Wookie.

"..."

"kau yang membuatku tidak normal, menerima cinta dari seorang namja sepertimu..."

"..."

"tapi, akhirnya kau kembali menjalin hubungan dengan Yeojachingumu. Kau benar hyung, kau tidak salah. Mungkin kita berdua memang harus hidup normal. Kau dengan Yeoja itu, dan aku harus mencari yeoja juga bukan?.." ucap Wookie dengan suara tenang. "mari mulai hidup kita yang baru, aku sudah melepasmu. Bahkan merelakanmu..."

"tidak akan..!" jawab Yesung kesal.

"kau egois hyung.." jawab Wookie cepat.

.

"aku melihatnya,kau bergandengan tangan dengannya. Aku juga melihatmu menciumnya tepat dibibirnya.." ucap Wookie mengarahkan telunjuknya dibibir merah Yesung

"Di-d-dia..-"

"Ssss... tak usah dilanjutkan hyung, jika tidak menemukan jawaban yang tepat..." ucap Wookie

.

"..." Yesung menarik nafas panjang." Dia mengatakan itu sebagai permohonan terakhirnya..."

"permohonan terakhir? Seperti dia akan mati hari itu.." jawab Wookie berdiri dari tempatnya dan melangkah masuk ke kamarnya. Lelah menantinya.

"dengarkan aku dulu Wookie-ah..." Yesung berjalan mengikuti Wookie yang masuk kedalam kamarnya.

"keluar hyung, aku lelah. Terserah kau mau apa dirumah ini, asal jangan mengangguku..." mohon Wookie membalikan badannya dan menghempaskan dirinya dikasur miliknya, memejamkan mata rapat.

"dengarkan aku.." lirih Yesung mensejajarkan tubuhnya dikasur Wookie dan terduduk dilantai. Wookie masih memejamkan matanya. Biarkan Yesung bicara dan itu dianggap dongeng tidurnya.

"..."

"Wookie-ah, dengarkan aku dulu. Buka matamu.. kumohon" ucap Yesung menggenggam tangan kecil Wookie.

"aku sudah tahu semuanya. Aku tidak perlu mendengar kembali..."

DEG-

"..."

"Tubuhku dengan yeoja itu sangat berbeda. Dia sangat sexy, putih dan itu yang diimpikan seorang namja untuknya..." ucap Wookie membuka matanya dan menghadap Ke Yesung, airmatanya mengalir tiba-tiba, tanpa persetujuan darinya."kau mencumbu-nya, H-hiks." Wookie menangis dan mendorong tubuh Yesung, menjauh darinya.

"aku tidak melakukan itu Wookie-ah, percaya padaku.. kumohon percaya padaku..."jawab Yesung memohon, airmatanya juga mengalir menahan sakit. "aku tidak melakukannya..." "Tidak melakukannya Wookie.."

.

"KAU PEMBOHONG HYUNG... HIKSS!"

"Wookie, kumohon. Dengarkan aku..." Yesung menangkupkan tangannya dipipi Wookie

"Kau, kau, ka.. hiks, kau telah mencumbunya dan jangan pernah menyentuhku kembali, LEPAS.." teriak Wookie.

"aku tidak pernah mencumbunya, kau salah Wookie-ah, kau salah. Aku tidak pernah melakukannya selain denganmu, Wookie"

"DIAM..." teriak Wookie keras.

"percayalah padaku..."

"kau mencumbunya, kau melakukannya. Aku muak melihatmu..."ucap Wookie lirih. "kau mencumbunya hyung.. aku sangat membenci dirimu, sangat..."

"..." Yesung naik kekasur dan memeluk Wookie dengan erat di atas ranjang itu. "aku tidak melakukannya, tidak..."

"kau mencu-"

"..." Yesung menekan bibir tipis Wookie, menekannya dengan kuat agar suara Wookie tidak mengatakan hal yang sama. Dia sudah jujur mengatakan, Yesung tidak melakukan hal itu. Memang dia mencium mantannya, kerena itu hari terakhir dia bertemu dengannya. Dia pergi selamanya dari bumi ini, itu permohonan terakhirnya merasakan kehadiran Yesung saat mereka bersama. (horee, mati)

Yesung menolaknya, tapi hari itu dia tidak bisa menolak. Mantannya mengajaknya pergi ketempat kenangannya saat mereka masih bersama, meminta menggandeng tangannya dan wanita itu meminta permohonan terakhir, meminta Yesung menciumnya sebagai hadiah perpisahan darinya.

Saat itu Wookie melihatnya, Wookie membuntuti Yesung dan melihat Yesung menciumnya dengan begitu panas tepat dibibirnya dan masuk kedalam sebuah apartement. Dan pemikiran Wookie berhenti saat itu. Yesung melakukannya, Yesung mengkhianati cintanya.

"Dia telah pergi dari dunia ini, dia telah tenang disana. Aku menciumnya sebagai permintaan terakhirnya. Maafkan aku, maafkan aku tidak mengatakan padamu chagi.."

"Aku lelah hyung, aku lelah.. hiks, biarkan aku sendiri, biarkan aku, Hiks.." Wookie menangis sangat kencang, menumpahkan semuanya ditubuh Yesung. Sakit, sangat sakit.

Yesung memeluknya dengan erat, membiarkan Wookie menangis dipelukannya, membiarkan Wookie menumpahkan semuanya. Memukulnya, memakinya atau marah padanya.

"Aku lelah.."

Wookie menutup matanya dan tertidur dalam pelukan Yesung.

.

.

.

.

.

.

.

.

-Story Of Love-

"Wookie..." panggil Yesung, pagi ini sosok namja itu telah hilang kembali dari hadapannya.

"kau meninggalkan aku kembali..." lirih Yesung.

Yesung berlari keluar dari rumah ini, saat dilihatnya lemari baju Wookie telah kosong.

Klik-

"Sungmin ah, Wookie hilang kembali.. hiks"

.

.

.

.

.

.

.

"Yakk, apa-apan kau..." Ucap Wookie kesal saat segerombolan bertopeng hitam memaksanya masuk kedalam mobil saat dia kabur dari rumahnya.

"LEPAS, Aku tidak punya harta. Buat apa kau menculik aku..." ucap Wookie marah dan meronta.

"BERISIK.." jawab seorang yang bertopeng hitam itu dengan bentakan keras.

"CIH... LEPASSSSSSSS..." teriak Wookie melengking.

.

.

.

.

"Selamat datang..." ucapnya tersenyum manis.

"yakk, apa-apan kau hyung..." ucap Wookie kesal dan membenarkan bajunya.

"aku tahu, kau akan kabur lagi. Jadi aku menyuruh Kyu dan teman-temannya menculikmu sebelum kabur lebih jauh..." ucapnya tanpa dosa.

"Kyu, pasti dia tadi yang membentakku..." jawab Wookie memperhatikan wajah bertopeng itu satu persatu. "Kau... Buka topengmu" ucap Wookie kesal

Manusia yang bertopeng itu membukanya dan tersenyum menghadap ke Wookie. "Ah, Wookie.. hallo.." ucapnya dengan tersenyum

"Kau, Kau membentakku tadi..."

"Ani!" jawab Kyu cuek. "aku hanya menyuruhmu diam. Hehe" jawabnya lagi dengan tertawa tanpa bersalah.

.

-Klik

"Dia disini hyung, bersamaku.."

.

.

.

"Yah.. apa-apan kau, hyung. Aku pergi.." jawab Wookie dengan berlari. Sayang, Kyu lebih cepet manariknya masuk dan menguncinya dirumah milik Yesung itu.

"Kau bersekongkol.. aku membencimu, aku membencimu juga hyuuuuuuungg..." teriak Wookie nyaring didalam rumah itu.

Sungmin menggelengkan kepala dan acuh mendengar teriakan Wookie. Sedangkan Kyu lebih memilih duduk disamping Wookie dan mengapit tubuh Wookie disofa dengan menyandar ditubuhnya dan bermain PSP tersayangnya. "Yak, berat. Kau pikir tubuhmu ringan Kyu.. " Wookie menggerakan badannya. Sedangkan Kyu, masa bodoh dalam hal itu. "Sungmin hyung, jauhkan setanmu dari tubuhku..." Sungmin hanya mengangakat bahu dan ikut merebahkan tubuhnya disamping Kyu. "HUWAAAA... aku semakin sasak" tariak Wookie kembali.

.

.

.

"Yesung sudah menceritakan semuanya bukan. Wanita itu telah Mati (sadis), jadi maafkan Yesung, Wookie-ah, dia menderita tanpamu..." ucap Sungmin.

"dia hampir saja menyusul mantan-nya gara2 mu Wookie, dia memakan obat tidur limabelas butir. Aku tidak habis pikir, apa dia melihat permen saat memakan itu..." ucap Kyu juga. "dia tersadar dua hari kemudian, dan menangis seperti anak kecil. Merepotkan.." ucap Kyu kesal.

"siapa yang kau katakan...? aku tidak kenal sepertinya.." jawab Wookie menutup kupingnya kembali.

"DIA-" ucap Kyu. "itu orangnya, hyungku yang paling bodoh..." tunjuknya melihat Yesung masuk kedalam rumah dengan berlari.

.

.

"beri aku kesempatan.." ucap Yesung bersimpuh dihadapan Wookie.

"tidak..." Wookie menggelengkan kepala dan berjalan ketaman dibelakang rumah Yesung. Mengambil selang dan menyiram kembang-kembang itu yang tampak layu, sejak ditinggal setahun yang lalu olehnya. "hmm.. kau mau mati juga, tapi aku tidak mengizinkanmu mati cantik. Aku akan merawatmu kembali, mekarlah kembali.." ucap wookie menatap bunga-bunga dalam pot itu yang nampak tidak terurus.

Yesung mengikutinya dan memeluknya dari belakang. Menyandarkan dagunya dipunggung Wookie. Sedangkan Wookie seperti tidak terusik dalam kegiatan Yesung dibelakangnya.

"Aku mencintaimu. Sungguh.." ucap Yesung masih memeluk Wookie yang sedang sibuk menyiram bunga-bunga itu dengan semangat.

"..." Wookie menyiram air ke tubuh Yesung dan berjalan masuk kedalam rumah. Yesung hanya menghela nafas dan tersenyum memandang Wookie.

"beri aku kesempatan Wookie..." teriak Yesung lagi.

"..." Wookie membalikan badannya dan menggerakan telunjuk tangannya ke kanan dan kiri. Tidak jawabannya.

.

.

.

.

.

.

.

T.B.C


R&R
Thanks

YeWook Love ^^

Chan

Follow me : KimChan