"Dear Seokjin"

A BTS fanfiction

Top!Namjoon x Bot!Seokjin

Mostly fluff and romance stuff

Boys Love

Don't like don't read

BTS and all the members belong to

God, their family and BigHit Ent

Inspired by

"Hellogoobye - Dear Jamie"

and

"Mocca - Secret Admirer"


"Dear Seokjin

Halo, ini dengan penggemarmu yang biasanya. Semoga kau masih sehat dan bahagia ketika kau membaca surat ini.

Ohiya, pagi ini aku membaca papan pengumuman para mahasiswa yang lulus ujian untuk dapat mengikuti student exchange keluar negeri selama satu semester penuh, dan aku menemukan nama mu disana. Ku harap kau memang pemilik nama itu.

Jika iya, aku turut bersuka cita membaca pengumuman itu. Semoga kau memang mendapatkan universitas di Negara yang kau inginkan. Mungkin akan sepi dan hari ku tidak akan secerah biasanya selama satu semester kepergian mu nanti, tapi biarlah. Karena kebahagiaanmu juga menjadi kebahagiaan ku.

Di jalan pulang kemarin aku menemukan sebuah kafe kecil yang sepertinya baru saja buka. Mungkin kau ingin mencoba nya? Ah tapi aku lupa apa namanya, mungkin sebelum kau berangkat kita bisa bertemu disana dan mencoba nya bersama?

Aku tidak bisa menulis sepanjang biasanya karena aku harus pergi melakukan sesuatu. Ku harap kau juga menyukai permen susu yang kuselipkan dengan surat ini. Sampai bertemu di surat berikutnya! Aku akan menanti balasanmu di penjaga perpustakaan seperti biasanya.

Best regards,
Your one and only

Pengagum rahasia mu"


Seokjin tersenyum lebar, membuat pipinya terangkat lucu. Ia membuka bungkus permen susu yang terdapat di dalam amplop itu dan melahap satu butir sebelum meletakkan kembali surat itu ke dalam amplop dan lokernya sebelum Ia menyadari bahwa permen susu itu begitu enak.

"Ahh apa ini merek nya? Aku harus membelinya lagi~" ujar Seokjin senang seraya memperhatikan bungkus permen susu itu sebelum seseorang menepuk bahunya dan membuatnya menoleh ke belakang.

"Kau terlihat begitu senang, ada apa?" seseorang bernama asli Lee Jaehwan itu pun merangkul bahu Seokjin dan dibalas dengan senyuman Seokjin yang makin melebar.

"Ahh kau pasti mendapat surat dari penggemarmu lagi ya?" Seokjin mengangguk senang sebelum menutup dan mengunci lokernya.

"Yah kurasa dia akan kesepian selama aku pergi nanti. Atau malah menemukan orang lain yang lebih memukau" ucapan terakhir yang diucapkannya justru membuat hati Seokjin berdenyut sakit meski hanya beberapa detik.

"Ah sudahlah, kau harusnya merayakan kelulusan mu untuk bisa belajar di Den Haag. Jangan murung hanya karena seseorang yang belum jelas rupanya. Ayo makan! Jam makan siang sudah hampir habis~" Ken pun menuntun Jin ke kantin menjauhi lokernya. Jin berniat untuk membalas surat itu hari ini juga.

"Ah, Hoseok-ah! Tunggu sebentar!" Seokjin memanggil dari ujung koridor seraya berlari ketika Ia melihat Hoseok yang sedang mengunci pintu perpustakaan dan bersiap untuk kembali ke asrama.

"Oh hyung! Kau ingin ke perpustakaan? Atau kau ingin menitipkan balasan surat?" Seokjin yang terengah pun menyodorkan sebuah amplop pada adik kelasnya itu. Hoseok pun menerimanya dan tersenyum.

"Jika kau datang 5 menit lebih lama kau harus menunggu hingga Jumat depan, hyung" keduanya pun tertawa. Seokjin bersyukur Ia sempat memberikan balasan suratnya hari itu juga.

"Baiklah terima kasih sudah mengantarkan balasanku selama ini. Aku pergi dulu!" sebelum Hoseok sempat mengucapkan apapun, Seokjin telah melesat pergi. Hoseok pun menatapnya hingga Seokjin menghilang dari pandangannya. Ia pun menghela napas dan tersenyum sebelum membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali menuju kamar asramanya.

"Kalian ini dua orang yang unik. Padahal kalian bisa bertukar pesan lewat email tapi kalian masih menggunakan surat. What an old school couple~"

Melihat room mate nya yang tengah asyik dengan handphone nya di tempat tidur, Hoseok pun melempar surat dari Seokjin tepat ke atas dadanya.

"Ini.. surat balasan?" room mate itu segera duduk tegap dan membuka amplop yang dilempar Hoseok tadi, melewatkan Hoseok yang bergumam menjawab 'iya'.

"Kau tidak mau menunjukkan wajahmu padanya? Sampai kapan kau akan begini terus? Bagaimana jika Ia sudah jatuh hati pada orang lain?" Tanya Hoseok beruntun sembari membereskan baju ganti dan menuju kamar mandi. Sementara yang diajak berbicara sedang asyik di dunianya sendiri.


"Dear penggemar rahasia,

Semoga kau juga sehat dan bahagia ketika kau membaca surat ini.

Dan ya, nama yang kau lihat di papan pengumuman itu memang namaku. Aku sangat senang bisa menjadi salah satu mahasiswa yang beruntung dapat bertukar pengalaman di Negara lainnya. Jika saja aku bisa membawa mu dengan ku agar aku tidak kesepian disana. Pasti menyenangkan bisa menghabiskan waktu dengan mu dan mencoba berbagai hal yang tidak bisa kita temui disini.

Terima kasih permen susunya! Aku sangat menyukainya! Permennya sangat enak! Apa kau pernah mencoba nya? Aku sampai langsung pergi ke supermarket untuk membeli lebih banyak lagi hehehe

Kafe baru ya? Sepertinya menarik. Jika kau ingat namanya beritahu aku ya? Bisa jadi aku yang menunggu mu lebih dulu di sana hehehe~

Ohiya, sebelumnya kau bilang kaki mu terkilir, bagaimana sekarang? Semoga lebih baik dari kemarin. Aku akan mulai sibuk mengurus dokumen dan keperluan pertukaran pelajar ku, jadi mungkin aku tidak bisa segera membalas surat mu seperti biasanya. Itu juga kenapa aku segera mengirimkan surat balasan ini ketika aku membaca suratmu.

Aku juga harus menyelesaikan urusan – urusan klub teaterku. Doakan aku agar semuanya lancar ya?

Salam hangat,
Kim Seokjin"


Namjoon melompat riang dari kasurnya, sejenak melupakan kakinya yang masih dibebat sebelum sakitnya menyusul dan Ia kembali tersungkur di kasurnya seraya mengaduh kencang.

"Hoy kenapa itu? Apa yang kau lakukan diluar?" seru Hoseok dari dalam kamar mandi. Ia khawatir teman sekamarnya itu melukai dirinya. Lagi. Seperti biasanya. Padahal kakinya saja belum benar – benar sembuh.

"Aku- Baik – baik saja!" jawab Namjoon sambil sesekali meringis mengelus kakinya yang terbebat, berharap dapat mengusir dan mengurangi rasa sakitnya walau sedikit saja.

Ia segera berdiri dan mendudukkan dirinya di meja belajar, mengambil sebuah pulpen dan secarik kertas untuk kemudian mulai menulis surat balasan, tentunya dengan senyuman yang cukup membuat dimple kebanggaannya muncul.

"Dear Seokjin.."


Mun talk :
I AM BACK WITH NEW STORY!
Sorry to say I have to discontinue some of my multi chaptered fics ;;

But I'll be uploading the last chapters of Monochrome Days soon so please bear with me
Rate and Review will always be apreciated. Thank you!

Best regards,
Anderson