Happy Reading....

.

.

.

.

CHAPTER 1

Suasana kelas 3A tampak hening saat ini. Semua murid tengah sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Mereka tampak fokus, bahkan tidak ada yang berani menengok kearah teman yang berada di sampingnya atau sebuah hukuman lari mengelilingi sekolah Growl High School yang akan menjadi imbalannya. Itu bukanlah sebuah ancaman melainkan hukuman nyata dari seonsaengnim killer, itulah panggilan untuk guru matematika disekolah itu.

Bel berbunyi tanda pelajaran telah usai.

Dan semua murid menghela nafasnya dengan lega.

"Baekhyun?"

"Iya seonsaengnim."

"Bawa semua buku tugas keruangan ku!"

"Baik." Dan baekhyun mulai melangkah dari satu meja ke meja yang lainnya untuk mengambil satu persatu buku tugas teman-temannya.

"Baek.. butuh bantuan?" Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku bisa melakukanya Luhan." Luhanpun mengangguk dan Baekhyun melangkah keluar dari kelasnya.

Langkah mungil Baekhyun terus menelusuri setiap koridor kelas dengan setumpuk buku berada di tangannya. Rambut panjang hitamnya dengan manik sipit dan senyuman manisnya selalu menjadi pemandangan indah bagi yang melihatnya. Namun dari arah berlawanan Baekhyun berpapasan dengan seorang ahjussi tampan. Baekhyun membungkuk sopan namun ahjussi itu hanya mengangguk dan menatap ke manik hitam milik siswi mungil ini, hanya beberapa detik dan melanjutkan langkahnya kembali begitu pun dengan Baekhyun.

"Sebening black diamond." gumam laki-laki tinggi itu dengan sudut bibir yang terangkat.

.

.

.

Baekhyun pun kembali kedalam kelasnya, namun kelasnya tampak berisik saat ini. Ada yang tengah berbisik-bisik dan bahkan bergosip tapi Baekhyun tidak tahu apa yang teman-temannya tengah bicarakan.

"Baek.. kau tahu pemilik GHS datang ke sekolah hari ini?" pekik Luhan.

"Hm.. dia bahkan sangat tampan baek." sambung seseorang dari depan tempat duduknya.

"Benarkah?" sahut Baekhyun yang tampak antusias juga.

"Apa ahjussi itu?" ucap Baekhyun membuat kedua sahabatnya tampak penasaran.

"Apa kau bertemu dengannya Baek?" tanya Xiumin dengan matanya yang membulat.

"Aku hanya tidak sengaja berpapasan dengannya tadi dikoridor sekolah."

"Wohh.. kau beruntung Baek bisa melihatnya dengan jarak yang sangat dekat." ucap Luhan.

"Aku iri pada mu Baek."

"Ishh.. untuk apa kau iri Xiumin?"

"Ahjussi itu bahkan bukan seorang pangeran kerajaan." lanjut Baekhyun dengan kekehannya.

"Kau tidak tahu dia seorang yang kaya raya dan sangat kaya raya!" pekik Xiumin.

"Hm.. bahkan istrinya pun pemilik butik terbesar di Seoul!" sambung Luhan.

"Mereka sangat beruntung terlahir dari keluarga konglomerat." ucap Baekhyun kembali. Luhan dan Xiumin mengangguk tampak setuju dengan apa yang di ucapkan oleh Baekhyun.

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam terlewati. Bel tanda pulangpun sudah berbunyi. Semua murid tampak menghambur keluar dari kelasnya masing-masing. Semuanya saling berlomba kearah dimana gerbang yang menjulang tinggi itu terbuka dengan lebar. Baekhyun, Luhan dan Xiumin berjalan dengan saling berdampingan ditemani oleh canda tawa di tengah-tengah langkah mereka. Hingga tak terasa ketiga siswi itu sampai di halte bus. Tidak butuh waktu lama bus itu pun datang dan semua orang yang tengah menunggu masuk kedalam bus itu.

Hanya butuh lima belas menit untuk baekhyun sampai di tempat tujuannya.

Sedangkan Luhan orang pertama yang turun dari bus itu, lalu Xiumin dan terakhir Baekhyun karena jaraknya yang tidak dekat dengan sekolahnya.

Kaki mungil baekhyun melangkah masuk kerumah sederhana miliknya. Terus berjalan hingga sampai di ruangan kamarnya yang tampak kecil. Baekhyun langsung menjatuhkan tubuhnya begitu saja diatas ranjangnya dengan melonggarkan dasinya. Hingga dengan perlahan mata sipit itu mulai tertutup dengan sempurna.

.

.

.

.

.

Kring..kring..kring..kring

Suara alarm berbunyi dengan dering dari jam weker yang berada di meja nakas miliknya menandakan Baekhyun harus bersiap untuk berangkat kerja seperti biasanya.

Gadis bersurai hitam ini bangkit dan bergegas ke kamar mandi hingga tidak butuh waktu lama untuk Baekhyun bersiap.

Sedangkan jam masih menunjukan pukul 06.30 pm. Gadis mungil ini keluar dengan jaket dan celana jeansnya, melangkah santai kearah dimana halte bus berada.

.

.

.

Disinilah baekhyun sekarang berada di sebuah ruang ganti di tempatnya bekerja. Hanya beberapa menit lagi untuk baekhyun memulai pekerjaannya . Baekhyun melangkah keluar dari ruang gantinya dengan baju lengan pendek namun memamerkan perut putih mulusnya dipadukan dengan jeans hotpans membuatnya terlihat sangat seksi.

Semuanya berteriak saat baekhyun bersiap memulai permainannya.

"Hey ladies and gentlemen.. are you ready?"

"ready~" semuanya berteriak dengan heboh.

"Yeah everybody get ready to jump.. One two three let's go." semua nya berteriak dan menari mengikuti iramanya.

Tanpa Baekhyun sadari seseorang tengah memperhatikannya dari sudut ruangan itu.

"Aku seperti pernah melihatnya?"

"siapa?"

"Gadis itu." tunjuknya.

"Siapa gadis itu?" lanjutnya.

"Dj Bee."

"Apa dia seorang mahasiswi, Sehun?" tanyanya kembali.

"Aku tidak bisa membicarakannya disini, kita bisa mengobrol diruangan ku Chanyeol." sahut laki-laki yang bernama Sehun itu.

.

.

.

.

.

Pagi telah menjelang...

Suara teriakan dari luar rumahnya lagi-lagi terdengar. Bukan suara indah dari kicauan burung yang menyambutnya dipagi hari. Bahkan suara itu terus berteriak dan menggebrak-gebrak pintu rumah miliknya. Baekhyun bangkit dari tempat tidurnya dengan decakan kesal disetiap langkah kakinya.

"Beri aku waktu lagi." ucap baekhyun. Namun hanya dengusan yang gadis itu dapatkan.

"Aku sudah memberi mu jangka waktu yang cukup lama gadis cantik."

"Satu bulan lagi." lanjut Baekhyun namun orang itu malah berdecak kembali.

"Baiklah aku memberi mu waktu satu minggu. Jika kau masih tidak bisa membayarnya kau tahu rumah ini akan ku ambil dan tubuh indah mu~" orang itu mengeluarkan seringaiannya dengan lidah yang menjilati bibirnya sendiri.

"Bercinta denganku saat ku butuhkan!" Baekhyun berdecak kesal yang benar saja ia disentuh diatas ranjang oleh ahjussi jelek, gendut dan tua seperti dia. Bahkan Baekhyun tidak sudi mendesah dibawah ahjussi jelek itu. Baekhyun menutup pintunya dengan keras dan mengacak rambut hitamnya dengan frustasi.

"Aku bisa gila!" desis Baekhyun.

Tapi beruntunglah hari ini hari libur sekolahnya, Baekhyun bisa sedikit mengistirahatkan isi kepalanya.

Baekhyun tengah berbaring diatas ranjangnya kembali dengan pikiran yang penuh dengan ucapan ahjussi tua tadi. Helaan nafas kasar terus keluar dari gadis mungil itu dengan decakan-decakan jengkelnya.

"Darimana aku bisa mendapatkan uang 250 jt itu?" gumam Baekhyun.

"Hanya orang bodoh yang mau meminjamkan uang sebanyak itu pada seorang siswa SHS." lanjut Baekhyun dengan senyuman kecutnya.

"Orang itu benar-benar membuat ku gila. Kenapa jadi aku yang menanggung semuanya!" desisnya lagi.

Drrtt...Drrrtt...

Hingga suara dering dari ponselnya menyadarkan Baekhyun dari luapan emosinya.

[Halo..]

[Baek.. kemarilah.]

[Memangnya kemana kekasih mu , Luhan?]

[Dia sedang menemui temannya.]

[Tunggu aku satu jam lagi.]

Pippp...

Sambungan itu pun terputus.

Baekhyun melangkah kekamar mandinya untuk bersiap-siap ke tempat sahabatnya, 'Luhan'.

.

.

.

.

Sedangkan di tempat lain...

Dua orang laki-laki tampan tengah mengobrol dengan secangkir kopi di hadapannya masing-masing.

"Jadi dia seorang murid di GHS yang bekerja di klub mu demi untuk membayar hutang pamannya?" Sehun mengangguk sebagai jawaban.

"Dia sudah bekerja pada ku hampir dua tahun lebih itupun karena Luhan yang memaksaku untuk memberinya pekerjaan."

"Berapa hutangnya?"

"Yang kutahu sekitar 250 jt." Chanyeol tampak mengangguk mengerti. Baginya jumlah uang itu tidak seberapa namun bagi gadis mungil itu mungkin jumlah yang sangat banyak.

"Kenapa pamannya meninggalkan hutang sebanyak itu dan melimpahkannya pada keponakannya?"

"Saat pamannya masih hidup dia hanya sibuk mabuk dan berjudi." jelas Sehun.

"Aku bisa membantunya!" ucap Chanyeol begitu saja membuat Sehun menaikan sebelah alisnya.

"Jangan bilang..." Sehun nampak membolakan matanya dan Chanyeol hanya mengangguk mengerti dengan apa yang Sehun katakan.

"Yang benar saja Chanyeol. Dia bahkan masih gadis SHS!" desis Sehun.

.

.

.

.

.

Baekhyun kini tengah ditempat Luhan dengan kaki yang berselonjor santai diatas bulu karpet yang tebal ditemani oleh minuman dingin dan cemilan yang banyak. Dua gadis ini tengah sibuk menonton acara Drama favoritnya Moonlovers: Scarlet heart ryeo.

"Aku baru tahu ada pangeran semanis dan seimut Wang Eun." ucap Luhan dengan kekehannya.

"Hm.. dia terlalu cantik untuk ukuran seorang laki-laki." sahut Baekhyun dan diangguki oleh Luhan.

"Apa xiumin tak menghubungi mu?" lanjut Baekhyun bertanya pada Luhan.

"Kau tahu Xiumin harus membuat seribu alasan pada eomma nya agar dia di ijinkan keluar rumah untuk bersenang-senang." sahut Luhan dengan decakannya.

Baekhyun dan Luhan kini melanjutkan acara menontonnya kembali dengan mata yang tampak fokus kearah tv lcd itu dengan cemilan yang berada dipelukannya masing-masing. Hingga sesekali terdengar pekikan dan teriakan heboh dari keduanya.

Pintu utama terbuka dan seperkian detik tampaklah sosok tinggi dengan kulit layaknya mayat hidup itu 'sehun' si pemilik Apartemen ini. Saat Sehun melangkah kearah dua gadis itu ia berdecak saat melihat bungkus cemilan dimana-mana dengan beberapa minuman dingin yang bahkan hampir kandas.

"Astaga kalian mengacaukan Apartemen ku lagi?" cibir Sehun.

Luhan hanya menanggapinya dengan kekehan begitupun dengan Baekhyun, sedangkan Sehun hanya menggelengkan kepalanya dan ikut bergabung menonton drama favorit dua gadis itu.

.

.

.

Hingga Sehun kini tengah berbaring dengan lelap diatas sofa. Sedangkan Luhan dan Baekhyun masih sibuk dengan acara menontonnya, hingga suara Baekhyun memecahkan kefokusan Luhan.

"Lu.. apa yang harus aku lakukan?"

"Maksud mu, Baek?"

"Aku gila dengan semua hutang paman ku!"

"Aku mempunyai tabungan Baek, aku bisa meminjamkannya padamu walau tidak sebanyak itu." tapi Baekhyun malah menggelengkan kepalanya tanda ia tidak setuju dengan penawaran sahabatnya itu.

"Aku hanya ingin cerita padamu Lu, bukan untuk meminjam uang mu."

"Berapa lama orang itu memberi mu waktu lagi?" tanya Luhan.

"Hanya satu minggu dan kalau aku tidak bisa membayarnya dalam waktu seminggu, kau tahu apa yang dia katakan?"

"Mengambil rumahmu!" desis Luhan.

"Hm.. dan bahkan dia bilang akan bercinta dengan ku selama dia membutuhkan tubuhku itu benar-benar membuatku gila yang benar saja bercinta dengan ahjussi tua, jelek dan gendut seperti dia." desis Baekhyun.

"Bahkan aku tidak bisa membayangkannya Baek. Kau berada dibawah ahjussi gendut itu dan mendesahkan namanya." Luhan berucap dengan tampak raut jijiknya sedangkan Baekhyun hanya terkekeh mendengarnya.

Dan kini Luhan memeluk sahabatnya itu dari samping dan mengelus punggung Baekhyun dengan lembut. Namun tanpa mereka sadari Sehun mendengar apa yang dua gadis itu bicarakan.

.

.

.

.

.

TBC

Hallo.. author back again dengan akun baru dan FF yang pernah author publish sebelumnya. Ada yang pernah baca?

Ini hanya Up ulang dengan sedikit perubahan kata yang author perbaiki. Karena author sadar diawal semuanya berantakan banget.

Happy reading readers..

jangan lupa tinggalkan jejak and big love for readers or siders.