The Betrayal

Cast

Kim Mingyu

Jeon Wonwoo

Choi Seungcheol

And many more

Pairing

Temukan sendiri

Warning

Boys Love, Typo(s), ff absurd,

Don't Like Don't Read

.

.

.

Tap Tap Tap

Suara langkah kaki terdengar nyaring dilorong yang sepi. Suara yang berasal dari ketukan sepatu Kim Mingyu yang beradu dengan lantai. Berjalan menyusuri lorong panjang dengan pencahayaan yang minim. Dinding berwarna merah dan lukisan-lukisan antik yang dipanjang didinding membuat lorong itu menjadi terlihat lebih mencekam.

Dua buah daun pintu berdiri kokoh dihadapannya. Tanpa mementingkan sebuah sopan santun, Mingyu membuka kedua pintu tersebut dan melanjutkan langkahnya memasuki ruangan. Wajah angkuh dan dinginnya sama sekali tak berubah. Langkah kakinya benar-benar berhenti disebuah meja yang berada dekat dengan jendela. Dengan seseorang yang sedang duduk membelakangi dirinya. Memandangi indahnya langit malam kota Seoul.

"Kau kembali lebih cepat dari perkiraanku," suara tersebut memecahkan keheningan yang tercipta.

"Itu karna aku sudah selesai melakukan tugasku," jelas Mingyu dengan tetap mempertahankan wajah dinginnya.

Seringai tercipta dibibirnya saat mendengar penjelasan dari anak buah kepercayaannya atau bisa dibilang anak emasnya.

"Sepertinya kemampuanmu semakin meningkat," Namja itu memutar kursinya. Menghadap kearah Mingyu. Memperhatikan Wajah dingin dari anak buahnya. "Tak sia-sia aku melatihmu langsung," lanjutnya.

Mingyu melemparkan sebuah kotak beludru kecil berwarna biru keatas meja.

"Itu benda yang kau inginkan Seungcheol hyung," jelas Mingyu.

"Kau memang yang terbaik Kim," lagi-lagi seringai muncul dibibir Seungcheol.

Diambilnya kotak tersebut dan membukanya. Senyum puas terpampang menggantikan seringainya tadi. Dia sangat yakin benda ini akan kembali ketangannya dengan cepat.

"Kau membuang waktuku hanya karna sebuah berlian kecil yang dibawa kabur oleh anak buahmu," kesal Mingyu.

"Ini bukan hanya berlian biasa Gyu, ini Blue Diamond. Berlian terlangka dan satu-satunya didunia," jelas Seungcheol. "Kau tak mengerti hal ini sebaik kau mengerti cara memusnahkan seseorang," ejek Seungcheol.

"Ck, itu tak penting untukku,"

"Apa kau sudah membereskannya?" Seungcheol menyimpan kotak tersebut kedalam kantong Jasnya.

"Tentu saja aku sudah membereskannya. Dia terlalu lemah, membuatku tak berselera untuk bermain lebih lama," jawab Mingyu.

"Ya, Ya, Ya, aku tahu kemampuanmu memang lebih hebat dari pada si pengkhianat busuk itu,"

Seungcheol tahu kalau Mingyu tak memerlukan tenaga yang besar hanya untuk memusnahkan satu orang pengkhianat yang dengan beraninya mencuri benda berharganya. Seungcheol paling tak suka dengan orang yang mengkhianatinya. Hukuman mati pasti akan dia berikan kepada siapapun yang berani mengkhianatinya. Termasuk kepada Mingyu sekalipun.

"Baiklah kau bisa menikmati waktu liburmu Gyu, aku membebaskanmu dari semua tugas selama 3hari," ujar Seungcheol.

"Sebenarnya aku lebih suka kau memberiku mangsa daripada kau berikan hari libur," keluh Mingyu. "Tapi karna kau sudah dengan baik hatinya memberiku libur, maka aku akan menikmatinya sebisa mungkin," lanjutnya.

"Bagus kalau begitu, sekarang kau boleh pergi," suruh Seungcheol.

"Tanpa kau suruh pun aku akan pergi," balas Mingyu, "Jangan menghubungiku sampai tiga hari kedepan, See you Hyung," dan Mingyu berjalan meninggalkan Seungcheol sendiri diruangan tersebut.

"Sepertinya aku juga harus pergi," dan Seungcheol berdiri dari singgasananya. Berjalan keluar ruangan menuju sebuah tempat yang selalu membuatnya terbuai.

.

.

.

Semilir angin menerbangkan poni dan anak rambutnya. Dengan mata terpejam, namja itu mencoba menikmati angin sejuk dimalam hari. Dengan kemeja putih tipis yang kebesaran ditubuhnya, Namja itu masih betah berdiri dibalkon.

"Kau sudah datang hyung?" pertanyaan retoris keluar dari mulutnya saat meresakan seseorang memeluk pinggangnya dari belakang.

"Ne, Baby. Aku sudah datang," jawab Seungcheol sambil dengan usil meniup telinganya.

"Eunghhh Hyung," desahan tak terbendung lagi saat Seungcheol meniup titik sensitif miliknya.

"Kau menggunakan kemejaku lagi, Baby," ujar Seungcheol.

"Ne, Hyung, kau tak keberatan kan?" tanyanya.

"Kk~ tentu saja aku tak keberatan," dengan iseng Seungcheol membuka satu kancing teratas kemeja yang membalut tubuh namjanya. "Aku malah suka melihatnya Wonwoo baby~" dan menggigit bahu putih yang terpampang didepannya.

"Hyunghhh~ hentikhann~"

"Baby," Seungcheol berbisik, "Aku kesini untuk menagih janjimu," dan Seungcheol mengakhirinya dengan sebuah jilatan ditelinganya.

"Ummm, Janji apa hyunghh?" Wonwoo sekuat tenaga menahan desahannya.

"Janji untuk ini," dan Seungcheol menunjukkan sebuah kalung dengan bandul Blue Diamond.

"Woahhh kau mendapatkannya kembali hyung," ujar Wonwoo takjub.

"Tentu saja aku mendapatkannya, itu mudah untukku~" Seungcheil beralih memakaikannya dileher Wonwoo.

"Ini indah Hyung," Wownoo masih berbinar memandangi Blue Diamond.

"Kau lebih indah dari itu sayang," Seungcheol mencengkram lembut dagu Wonwoo dan membawa wajah itu menghadap kearahnya. "Jadi? Apa aku bisa mendapatkan hadiahku?" tangan jahilnya membelai bibir merah didepannya.

Wonwoo tersenyum manis memandang wajah Seungcheol, melepas cengkraman didagunya dan beralih mengalungkan lengannya dileher Seungcheol.

"Kau bisa menikamati hadiahmu, Master~" Wonwoo mencium bibir Seungcheol sekilas lalu mengalihkan lidahnya menyusuri rahang tegas namja didepannya, "Sepuasnyahhh~" dan diakhiri dengan sebuah bisikin mengandung desahan.

Seringai kembali tercipta dibibir Seungcheol. Tak tahu sudah keberapa kali dirinya berseringai hari ini.

"Aku akan bermain dengan sangat kasar hari ini," tangannya dengan nakal meremas kedua pantat milik Wonwoo. "Jadi aku tak akan berhenti sebelum aku puas,"

"Aku tak akan memintamu berhenti hyung," Wonwoo membawa kedua kakinya mengalung dipinggul Seumgcheol. Membuat posisinya seperti anak koala.

"Kau benar-benar membuatku bergairah Baby," dan Seungcheol mempertemukan bibirnya dengan bibir Wonwoo.

Berjalan memasuki kamarnya dengan ciuman yang sudah berubah menjadi lumatan panas. Membaringkan tubuh Wonwoo dan bersiap untuk menghabiskan tubuh putih mulus yang berada dibawah kungkungannya.

.

.

.

TBC

Or

End

.

.

.

Ini buruk sungguh buruk. Tiba-tiba terlintas ide ff ini. Aku ga tau ini ff bagus atau jelek. Jadi mohon tanggapan kalian ya. Lanjut atau tidak tergantung respon kalian. Tapi aku ga yakin kalau ff ini bakal lanjut.

Mind to Review