Disclaimer : Junjo romantica dibuat oleh seorang gadis (gadis?)mangaka bernama Shungiku Nakamura...jadi boku hanya fujoshi yang tergila-gila sama nih anime......

Haduh, padahal masii UTS.....

Buruan ngetik, deh! Sebelum my lovely father datang!!

Jaaa, happy reading!


Tangan besar pemuda berambut biru itu merangkai buket bunga dengan cekatan. Setelah selesai, ia memberikan buket bunga itu pada seorang nenek sambil membentuk segaris senyuman di bibirnya.

"Terima kasih banyak. Silakan datang kemari lagi."

Pemuda bernama Nowaki Kusama itu menundukkan kepalanya di hadapan nenek tua itu. Nenek tua itu hanya balas menunduk dan tersenyum. Setelah nenek itu pergi, Nowaki menghembuskan nafas panjang dan kembali bekerja.

Tapi, sebelum ia kembali ke deretan pot-pot bunga itu, tiba tiba lonceng yang menempel diatas pintu keluar berbunyi. Itu menandakan kalau ada seorang pengunjung yang datang. "Selamat datang," ucap Nowaki ramah. Ia mengeluarkan senyum lembutnya.

"Ah….terima kasih..." balas gadis manis berambut coklat panjang itu malu-malu. Tubuhnya kurus dan mukanya kecil. Ia memakai cardigan merah tua dan rok hitam yang menutupi tempurung lututnya. Gadis itu terlihat biasa, tapi semua itu membuatnya terlihat sangat manis.

"Ada yang bisa kubantu?" tanya Nowaki. Gadis itu kelihatan ingin mengatakan sesuatu, tapi terlalu malu untuk mengutarakannya. Gadis itu meremas handle tas laptopnya dan berkata,

"Ano, bolehkah aku bekerja disini?!"

Akhirnya kata yang dipendamnya selama beberapa menit itu keluar dari bibir mungilnya. Matanya menatap Nowaki seakan-akan berkata, 'Boleh kan? Boleh kan?'.

Nowaki menjawab, "Baiklah, kamu akan kubawa pada managerku. Kebetulan dia memang butuh tenaga kerja lebih untuk mengurusi toko bunga ini."

"Ah…iya, siapa namamu?" Tanya Nowaki.

"Tsubaki. Tsubaki Hanazono. Salam kenal!" gadis itu membungkukkan badannya.

"Ya, namaku Nowaki Kusama, salam kenal." Nowaki membuka pintu ruang khusus staff di depannya. "Tsubaki Hanazono. Nama yang bagus untuk seorang penjual bunga, kuharap dia bisa lebih meringankan pekerjaanku dan aku bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Hiro-san." Gumam Nowaki dalam hati.

Tsubakipun memperkenalkan dirinya pada manager. Lelaki paro baya yang sudah mengelola toko bunganya selama bertahun-tahun itu tersenyum, dan berkata, "Baiklah, kau kuterima. Tapi mendengar bahwa kamu belum punya pengalaman di toko bunga sama sekali, mungkin ada sedikit training dari Kusama-kun,"

Nowaki terdiam. Harapannya tak sejalan dengan kenyataan. Dia harus mengurusi pegawai baru di toko bunganya, tapi dia segera berpikir positif.

"Aku mengerti, aku akan berusaha mengajari Hanazono. Mohon bantuannya ya, Hanazono-san." Nowaki tersenyum.

"Aku juga, mohon bantuannya!" lagi-lagi gadis itu membungkukkan badannya dalam-dalam.

Esok harinya, mereka mulai bekerja. Nowaki menjelaskan cara menyambut tamu, memberi tahu nama dari tiap jenis bunga, harga dari tiap bunga, dan cara merangkai bunga.

"Ah, acak-acakan…." Tsubaki berusaha menyusun bunga tulip yang ada di tangannya.

Bunga hasil rangkaiannya terlihat seperti buket bunga yang habis terkena badai atau semacamnya (terbang dong? 0_0). Tapi Nowaki memang terlalu baik, ia menjelaskan cara merangkai bunga dari awal sampai akhir dan mempraktekkannya.

Tiba-tiba, lonceng mungil itupun berbunyi.

"Nah, itu ada pengunjung yang datang. Ucapkan 'selamat datang', lalu tersenyum," bisik Nowaki ke telinga mungil Tsubaki.

Tsubaki mengangguk kuat. Ini pertama kalinya dia menyambut tamu secara formal. Tubuhnya gemetar dan jantungnya berdegup kencang (kayak yang mau confession love aja -_-)

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Tsubaki tersenyum pada pengunjung itu.

Betapa kagetnya Nowaki saat menatap pengunjung itu. Alisnya…mulutnya dan hidungnya…tidak asing lagi bagi dirinya (wueh, bahasanya! _)

"Ya, terima kasih…." Ujar pengunjung yang tak lain adalah Hiroki. "Aku mau satu buket mawar yang biasa saja."

"Baik, akan segera kusiapkan. Mohon tunggu sebentar," Tsubaki bergegas pergi ke deretan pot-pot bunga itu. Meninggalkan Nowaki dan Hiroki berdua.

"Tumben kau datang kesini, Hiro-san," Nowaki tersenyum lembut. "Apa kau…ingin melihat keadaanku?"

"Siapa juga yang mau melihat kamu? Aku cuma disuruh professor Miyagi membelikan buket mawar untuk ulang tahun ibunya," jawab Hiroki ketus. Padahal, sebenarnya dia ingin melihat Nowaki, tapi gengsinya terlalu besar -_- "Mentang-mentang aku tidak ada jadwal mengajar, dia jadi seenaknya menyuruhku."

Nowaki cuma tersenyum mendengar curhatan uke-nya itu. Walau wajah Hiroki memang selalu cemberut, tapi sebenarnya ia sangat manis (itu kata Nowaki, bukan kata author lho _)

"Yak, sudah selesai! Ano…apa ini cukup bagus, Kusama-senpai?" Tsubaki memperlihatkan buket bunga yang dibuatnya dengan susah payah. Alis Nowaki mengkerut saat melihat rangkaian bunga yang tidak bisa dibilang bagus itu.

"Yang begini kau bilang bagus? Mungkin kamu mesti banyak latihan," Hiroki mulai berkomentar.

"Maaf…." Tsubaki menunduk.

"Ya sudah, ini kan baru permulaan, biar kuajari lagi ya. Ayo ikut denganku," Nowaki tersenyum sambil mengusap-usap punggung Tsubaki. "Hiro-san, tolong tunggu sebentar."

Adegan tadi sedikit menusuk dada Hiroki. Apalagi saat ia melihat Tsubaki dan Nowaki yang sedang merangkai bunga bersama. Bahkan Nowaki sempat memegang tangan Tsubaki saat mengajari cara menyusun posisi bunga.

"Maaf, sudah menunggu lama!" Tsubaki menghampiri Hiroki dan memberikan buket bunga yang dipesannya. "Semuanya jadi 4000 yen."

"Terima kasih." Setelah memberikan uang, Hiroki pergi begitu saja tanpa basa-basi.

"Silakan datang kembali…" Tsubaki hanya termenung menatap pengunjung pertamanya yang langsung pergi begitu saja.

"Kusama-senpai, kau kenal pengunjung tadi, ya?" Tsubaki bertanya dengan polosnya.

"Ya, dia adalah….temanku." jawab Nowaki tenang.

"Aku baru tahu kalau melayani pelanggan begini menyenangkan! Aku akan berusaha lebih baik lagi!" Tsubaki mengeluarkan senyumnya yang paling kawaii.

Nowaki hanya tersenyum garing. Pikirannya melayang entah kemana (nggak mendarat-mendarat ya, bu? 0_0) Dia khawatir kalau Hiroki merasa cemburu pada Tsubaki. Tapi baginya….Tsubaki cuma seorang kouhai yang masih butuh bimbingannya.

to be continued....


That's all i can type....

Boku belum ngetik nih...masih UTS, jadi boku ketik yang boku bisa ^_^

Btw, ini fic junjo pertama indonesia ya? Boku jadi malu....bokulah yang pertama kali ngepost nie fanfic buah pikiran boku! (prok...prok....prok...)

Ia ampun, datar banget sih tepuk tangannya? T_T

Thanks for reading, and don't forget to review!! (boleh saran, kritik, cacian, makian, PUJIAN juga boleh!!)