Title: The Best Treasure

Angel Beats! (c) Maeda Jun

Rated: K

Genre: Hurt/Comfort

Summary: Inilah perasaanku yang sebenarnya... perasaan dimana diriku yang sedang kesepian, bersedih, senang, gembira, dan perasaan semenjak dirimu muncul di kehidupanku. Akan kupersembahkan, lagu terakhir... untuk dirimu.

NB: Senpai = Hinata-senpai = Hinata Hideki

.

.

...~oOo~...

.

.

Akan kupersembahkan, lagu terakhir... spesial untuk dirimu...

Ichiban no Takaramono –

.

.

Kao o awashitara kenkashite bakari...

Sore mo ii omoide datta...

.

Hinata-senpai... kautahu? Di dunia afterlife itu, aku tak menyangka bisa bertemu Senpai, aku baru menyadarinya... di saat kaumuncul dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan diriku. Namun, sebelum Senpai mengatakan hal yang mengejutkan itu, setiap bertemu Senpai, kita selalu berantam, 'kan? Selalu berkelahi padahal itu hanyalah persoalan yang kecil, ya, persoalan yang konyol dan sepele. Namun, aku bahagia, entah mengapa... aku bahagia. Itulah salah satu memori dan kenangan yang aku miliki bersama Senpai di masa-masa aku masih berada di dunia afterlife. Dan itu sudah membuatku bahagia dan senang.

.

Kimi ga oshiete kuretan da... mou kowakunai

Donna fujiyuu de mo shiawase wa tsukameru... dakara

.

Senpai juga mengajarkan sesuatu padaku, mengajarkan... bahwa diriku tidak perlu takut lagi. Dan Senpai juga mengajarkan jangan pedulikan apa penyakit yang aku idapkan ini. Senpai bilang, pasti ada hikmah di balik kecelakaan ini. Di balik semua penderitaanku ini. Senpai juga membuatku percaya, bahwa masih ada yang membutuhkanku... ya, Okaasan dan Senpai, mereka berdualah orang yang membutuhkanku, dan aku juga menyayangi mereka. Sangat, sangat sayang pada mereka. Terlebih lagi, Senpai membuatku menjadi lebih tegar. Itulah... itulah sebabnya.

.

Hitori de mo yuku yo... tatoe tsurakute mo

Kimi to mita yume wa... kanarazu motteku yo

.

Mungkin jika diriku selalu sendirian dan kesepian, ditambah lagi penyakit yang kurasakan sekarang ini, pasti rasa sakit yang berada di dalam relung hatiku ini juga akan terus bertambah dan penyesalanpun juga akan semakin bertumpuk-tumpuk dan berlapis-lapis. Bahkan mungkin saja aku bisa pergi dan menghilang dari dunia ini, dengan cara yang sangat dilarang, yang tidak diperbolehkan, kalian pasti tahu 'kan? Benar-benar... sangat sukar menjalani kehidupan dengan perasaan gelisah macam ini. Namun, karena ada Okaasan yang selalu merawat diriku yang selalu terbaring lemah di tempat tidur ini, itulah... mengapa diriku tidak kesepian. Okaasan-lah seorang yang selalu menjaga dan merawatku, aku benar-benar sangat berterima kasih padanya. Hingga muncullah Senpai yang benar-benar tidak diduga olehku. Sampai-sampai Senpai yang sebenarnya tidak kukenal... selalu ke kamarku di Rumah Sakit hanya untuk menjengukku. Suatu hari, pasti aku akan bermimpi indah tentang Senpai... aku yakin.

.

Kimi to ga yokatta... hoka no dare de mo nai

Demo mezameta asa... kimi wa inain da ne

.

Suatu hari kubermimpi indah tentang Senpai... sungguh, sangat, sangatlah indah. Rasanya mata ini tidak ingin aku bukakan, sebab... aku takut tidak bisa melihat mimpi seindah itu lagi. Seseorang yang berharga bagiku selain Okaasan, hanyalah Senpai seorang... tidak ada seorangpun, tidak ada orang lain, ya, hanya Senpai. Dan di saat mataku terbuka, pagipun sudah datang menyambut hari baru, sinar mentari yang mulai menampakkan cahayanya kembali sedikit menyilaukan mataku. Dan di saat aku sadar... ternyata tidak ada Senpai. Iya, pasti Senpai belum datang ke sini... lagipula, ini 'kan masih pagi, akan kutunggu kedatangan Senpai, kapanpun akan kutunggu.

.

Zutto asondereru... sonna ki ga shiteta

Ki ga shite ita dake... wakatteru

.

Saat diriku masih di dunia afterlife bersama Senpai... aku menyadari perasaanku. Perasaan yang hangat, membalut dalam hatiku. Sepertinya, aku perlahan-lahan tahu perasaan itu... perasaan yang tak seperti biasanya. Namun, karena diriku begitu polos, aku seperti berusaha menutupinya dengan melakukan hal-hal konyol dan tak jelas pada Senpai, tapi itu masih membuatku senang, kok. Aku selalu hiperaktif, ceria, dan semangat. Pokoknya aku suka melakukan hal-hal yang baru jika aku tertarik melakukan sesuatu itu. Pokoknya selama diriku masih berada di dunia afterlife... aku akan selalu main, akan selalu melakukan apa yang aku senangi juga sukai. Sering juga menjahili Senpai, lalu bercanda-canda dengan Senpai. Hingga akhirnya aku menyadari perasaan ini. Itu saja.

.

Umarete kita koto... mou koukai wa shinai

Matsuri no ato mitai... sabishii kedo sorosoro yukou

.

Sebenarnya... aku juga tak menyesal jika terlahir kembali menjadi seseorang yang berbeda. Namun... sepertinya itu tidak bisa, ya. Hal yang sangat mustahil. Kata Senpai, kita boleh berharap ke depan, namun tak boleh berharap ke belakang atau sesuatu yang waktunya sudah lewat terlalu lama. Jika dipikir-pikir, memang benar apa yang dikatakan Senpai. Aku selalu berharap agar bisa bergerak lagi... apa itu harapan untuk ke depan? Atau malah harapan yang sudah terlewat waktunya? Harapan yang sia-sia? Aku tidak mengerti. Tapi... aku begitu sayang pada Senpai, aku tidak ingin kehilangannya. Coba saja, jika bola baseball itu tidak mengenai kaca jendela kamarku di Rumah Sakit, mungkin aku tidak akan pernah bertemu Senpai. Rasanya mungkin seperti bagaikan festival yang akan segera berakhir, pasti tempatnya lama-kelamaan akan menjadi kembali sepi nan sunyi. Rasanya ingin pergi dan menghilang saja... namun, aku mungkin masih ada rasa keberuntungan karena bisa bertemu Senpai. Apa ini juga salah satu takdirmu, Kamisama? Entahlah.

.

Doko made mo yuku yo... koko de shitta koto

Shiawase to iu yume o kanaete miseru yo

.

Saat di dunia afterlife... aku telah mempelajari bermacam-macam hal yang sebelumnya aku tak pernah mempelajarinya di dunia nyata. Dengan pelajaran-pelajaran itu, mungkin aku bisa bebas pergi kemana-mana, iya 'kan? Walau hanya di dunia afterlife... tapi itu sudah membuatku cukup puas dan senang. Apalagi bertemu kembali dengan Senpai, membuatku tambah bahagia. Waktu itu juga aku pernah bermimpi sungguh indah tentang Senpai... tadinya aku tak ingin membukakan mataku karena takut tidak bisa melihat mimpi indah itu lagi. Tapi... setelah dipikir-pikir, sepertinya aku bisa mewujudkan mimpi itu. Ya, aku bisa membuat mimpi indah itu menjadi kenyataan. Namun, tidaklah sekarang, suatu hari nanti... tak jelas kapan, pasti akan ada waktunya mimpi itu benar-benar menjadi nyata. Karena aku sudah memutuskan untuk menunjukkan bahwa aku bisa membuat mimpi indah itu menjadi realita yang disebut dengan... kebahagiaan, selamanya.

.

Kimi to hanarete mo... donna ni tooku natte mo

Atarashii asa ni... atashi wa ikiru yo

.

Aku juga tidak tahu kapan dan berapa lama aku akan berpisah dengan Senpai suatu hari nanti, entahlah. Tidak ada yang tahu. Aku memang tidak peduli pada yang lainnya, di kehidupanku terdahulu, aku hanya peduli pada Senpai dan Okaasan. Kemudian, aku telah memutuskan sesuatu yang aku yakin, aku sudah menetapkannya, aku akan mewujudkannya, mimpi indah itu... akan kubuat nyata, dan menjadi kata 'kebahagiaan'. Jadi walaupun aku akan berpisah dengan Senpai, aku akan selalu yakin... kami akan selalu terhubung, kami akan selalu bersama... walau aku tidak bisa bergerak lagi, bahkan berjalanpun aku tak bisa, aku percaya Senpai menyayangiku. Jika aku masih hidup, hidup ini hanyalah untuk Senpai dan Okaasan, karena masih ada... hari esok.

.

Hitori de mo yuku yo... shinitaku natte mo

Koe ga kikoeru yo... shinde wa ikenai to

.

Sepintas, aku pernah memikirkan kenapa Kamisama tidak adil padaku? Mengapa semua yang ingin kurasakan seperti gadis lainnya Kaurenggut? Apa Engkau membenciku, Kamisama? Apa ini takdir? Apakah ini... rencanaMu? Padahal aku sudah berpikir untuk mengutuk diriku sendiri, dan membenci Kamisama. Lebih parahnya, aku pernah mengatakan di dalam benakku, mengapa tidak Kau ambil saja nyawaku ini? ...Tidak, jangan! Aku baru menyadari... jika itu terlalu cepat, jika saja Okaasan tahu perkataanku seperti ini, mungkin Okaasan bakalan kecewa berat. Tetapi... Okaasan akhirnya membuatku sadar, aku masih mempunyai orang-orang yang penting yang aku sayangi, hargai, dan cintai. Setelah melihat perjuangan Okaasan dalam menjaga dan merawatku yang tak bisa bergerak ini, dengan tabah dan sabarnya sambil bercucuran keringat karena letihnya. Itulah yang membuatku sadar, inilah kehendak Kamisama. Walau tak bisa bergerak, aku masih bisa tertawa dan tersenyum manis jika Okaasan tertawa, itu sudah membuatku sangat-sangat senang dan bahagia. Aku sayang sekali pada Okaasan. Dialah Pahlawanku, yang telah merawat dan menjagaku pada saat beliau terjaga. Walau diriku tidak bisa bergerak lagi, dan hanya terbaring lemah di tempat tidur sambil menonton TV, terkadang aku juga terkagum-kagum pada bakat-bakat mereka yang sangat keren itu di televisi, ingin rasanya meniru salah satu bakat dan talenta mereka, tapi apa daya... seluruh anggota badanku tak bisa digerakkan, aku hanya pasrah menghadapi cobaan ini. Pokoknya, yang terpenting, di dunia ini... yang paling sangat berharga dan kusayangi hanyalah Okaasan.

Sampai suatu hari ada bola baseball yang mengenai kaca jendela kamarku di Rumah Sakit, aku tidak menyangka, datanglah waktu yang tidak terduga itu. Bola baseball itupun jatuh ke lantai di samping tempat tidurku. Tiba-tiba, Okaasanpun muncul bersama seorang lelaki berambut biru lengkap dengan seragam baseball-nya yang sepertinya lebih tua beberapa tahun dariku. Ya, itulah Senpai, Hinata Hideki-senpai. Aku tak menduga bisa bertemu dengannya, orangnya juga ramah dan murah senyum, makanya jika Senpai tersenyum, aku pun membalas senyumannya. Namun, lama-kelamaan, yang tadinya aku tak mengenal Hinata-senpai, tanpa disadari sudah menjadi akrab dengannya. Setiap hari, walau jam datangnya tak menentu, Senpai selalu menjenguk dan melihatku setiap hari. Rasanya, bahagia sekali. Ternyata... diriku mempunyai seseorang yang berharga lagi setelah Okaasan, yaitu... Hinata-senpai.

Sebelum bertemu Senpai-lah, aku mendengar suara seseorang di dalam hatiku yang saat itu aku sedang dalam fase sedih-sedih menyakitkan seraya suara itu berkata, 'sebenarnya kau tidak harus mati karena keadaan seperti ini, pasti Kamisama telah merencanakan sesuatu yang spesial untukmu'. Sempat terpikir, apakah itu suara Senpai? Entahlah, mungkin hanya Kamisama-lah yang tahu. Dengan ini, aku mendapat pelajaran... karena aku ternyata mempunyai dua orang yang berharga yang sangat aku sayangi dan cintai.

.

Tatoe tsurakute mo... sabishisa ni naite mo

Kokoro no oku ni wa... nukumori o kanjiru yo

.

Bahkan di saat diriku sedang sulit, sedang menangis karena kesepian yang sangat-sangat menyakitkan itu. Tapi aku bisa merasakan kehangatan pelukannya Okaasan. Bahkan, aku juga bisa merasakan kehangatan di dalam hatiku karena... karena Senpai. Begitu hangatnya, hingga rasanya ingin meneteskan air mata bahagia. Karena... karena aku... terharu, menangis bahagia.

.

Megutte nagarete... toki wa utsuroi da

Mou nani ga atta ka... omoidasenai kedo

.

Setiap detik, setiap menit, dan setiap jam... waktu terus berputar. Hingga aku terdampar di dunia afterlife. Namun karena dunia inilah, aku bisa bergerak dengan bebasnya tanpa hambatan yang tidak seperti di kehidupanku di dunia nyata saat itu. Waktu itu juga... aku sempat lupa dengan kehidupanku yang terdahulu. Tetapi, lama-kelamaan aku mengingatnya... semakin hari, aku semakin mengingatnya. Lalu semakin jelaslah ingatan itu. Ternyata... aku merindukan pelukan hangat dari Okaasan, tapi.. di dunia afterlife aku berusaha menutupi kesedihan di kehidupanku yang dulu dengan cara tetap bersemangat, ceria, hiperaktif, dan selalu bergerak kesana-kemari sebebasnya! Sampai bertemu dengan Senpai untuk kedua kalinya di dunia afterlife... namun aku tetap selalu menutupinya, karena takut dan belum siap untuk ditiadakan dari dunia afterlife itu.

.

Me o tojite mireba... dareka no waraigoe

Nazeka sore ga ima ichiban no takaramono

.

Dengan begini, sepertinya di kehidupanku yang dulu di dunia nyata, walau tadinya kelam karena kecelakaan yang mengakibatkan diriku tidak bisa bergerak bebas, ternyata memiliki makna yang dalam dan hikmah tersendiri yang terkandung... yaitu... aku masih mempunyai dua orang yang berharga bagiku, Okaasan dan Senpai. Inilah kehendak Kamisama, maafkan aku yang sebelumnya pernah mengatakan hal yang sungguh salah besar, Kamisama.

Lalu, setelah melewati hari-hari di dunia afterlife, aku juga merasa bahagia. Karena bisa bergerak bebas dengan sesuka hati, bisa melompat ke sana-sini, berlari-lari, dan sebagainya. Apalagi aku bisa menjadi vokalis di suatu band bergenre rock yang menggantikan vokalis sebelumnya, Girls Dead Monster, itu juga membuatku bahagia! Kemudian... dibantu dengan Otonashi-senpai, aku bisa melakukan atraksi seperti pesumo-pesumo yaitu German Suplex, lalu bermain bola, dan terakhir... bermain baseball. Satu hal lagi yang ingin aku capai adalah... menikah. Ya, puncak kebahagiaan seorang wanita adalah menikah. Tak disangka-sangka pula, muncullah Hinata-senpai yang mengatakan hal yang mengejutkanku. Senpai mau menginginkan aku sebagai pendamping hidupnya, dengan seriusnya, Senpai mendekatiku, membuat diriku percaya akan ucapan Senpai. Hatiku mendadak merasa bergetar. Karena kata-katanya, aku baru menyadari perasaanku... apakah perasaan ini... cinta? Ya, kuharap begitu. Pantas saja saat aku bercanda dan melakukan hal konyol pada Senpai, aku merasakan sesuatu yang lain dari biasanya, ternyata... itulah perasaan cinta. Perasaan yang bisa membuat seseorang menjadi senang, walaupun berdebar-debar. Hah, aku baru mengerti sekarang. Senpai, aku pegang janjimu, ya... bahagiakanlah aku, dan Okaasan-ku.

Seketika itu juga, aku memejamkan mataku, melihat masa laluku di kehidupan nyata yang sebenarnya bahagia itu... dan mendengar orang tertawa, yang suaranya sangat kukenal... Senpai... dan juga... Okaasan. Aku pun ikutan tertawa dan tersenyum manis.

Dan saat terakhir-terakhirku, aku benar-benar berterimakasih pada Okaasan, aku sangat menyayangi Okaasan. Dan untuk Senpai, aku... aku... benar-benar mencintai Senpai, kumohon Senpai bisa membahagiakanku dan Okaasan-ku. Karena Okaasan dan Senpai adalah.. harta terbaik dan paling berharga bagiku.

Aku sudah merasa bahagia sekarang, aku pun menutup mataku, meneteskan air mata terakhirku, dan kemudian... menghilang. Menghilang kekal. Hidup abadi di akhirat sana.

Arigatou Okaasan, Arigatou Senpai.

Sayonara...

...Owari

Gomen kalau tidak jelas, ini hanya perasaan Yui yang diwakilkan oleh sang Author. Mungkin ada yang berbeda sedikit dengan yang aslinya (mungkin), tapi tidak apa-apalah, 'kan tidak masalah juga. Sebab... saat menonton episode 13, saat Yuzuru akan kehilangan Kanade, tangis Author pun pecah dan akhirnya mengeluarkan air matanya, setelah melihat ending episode 13, Author langsung melihat ending episode 10 dimana Hinata akan berpisah dengan Yui... di situlah Author tambah histeris tangisnya. Oke, gomen kalau Author jadi curhat. Maaf juga kalau kata-katanya berbelit-belit, tapi intinya satu itu, kok. Mind Review? Silahkan.

R

E

V

I

E

W

Arigatou Gozaimasu. :')