Genre tambahan: Adventure, Tragedy dan Angst (kemungkinan).

Catatan: Typo (s), EYD masih berantakan, Alternate Universe, Beberapa char mungkin OOC sewaktu-waktu dan adegan gore serta kekejian lainnya akan muncul di chapter tertentu.

.

Don't Like Don't Read

.

Chapter 01,

Tiga ratus tahun yang lalu, terjadi perang besar antar Senju dan Uchiha. Perang tersebut memberi dampak negatif bagi wilayah disekitarnya. Tanah menjadi gersang, hasil panen menurun drastis. Ternak mati karna pasokan bahan pakan yang rata dengan tanah akibat pertarungan hebat Hashirama Senju dan Madara Uchiha.

Kini yang berkuasa semakin berjaya, yang lemah semakin tertindas.

Perang yang berlangsung selama 3 hari tersebut usai dengan hasil seimbang. Kedua pemimpin klan memutuskan untuk mengakhiri perang dan menjalin hubungan persahabatan. Sayangnya tidak semua orang berpemikiran sama, sehingga timbullah issue kudeta dari pihak Uchiha.

Untuk mencegah kudeta yang berkemungkinan menciptakan perang kembali, seorang dari klan tersebut membantai klannya sendiri.

Sejarah mencatat; Uchiha dibantai oleh seseorang bernama Itachi Uchiha atas dasar 'mengukur kemampuannya'. Alasan yang membuatnya tercatat sebagai manusia keji dalam sejarah.

Namun, ada satu hal yang memunculkan pertanyaan dalam sejarah tersebut. 'Dimana sang pemimpin klan yang hebat, Madara Uchiha?' Sejarah kemudian kembali mencatat jawaban atas pertanyaan tersebut.

Madara Uchiha juga terbunuh dalam tragedi pembantaian. Akan tetapi dimana kehebatannya yang mampu mengguncang dunia? Segitu mudahkah ia terbunuh oleh seseorang bernama Itachi yang bahkan berhasil dikalahkan Hashirama saingan Madara?

Mungkinkah seorang Madara terguncang atas kematian putra semata wayangnya, sehingga begitu mudah dikalahkan? Dalam sejarahnya, beliau memiliki seorang putra yang tewas tiga hari sebelum pembantaian klan. Kematiannya tidak diketahui apa penyebabnya. Dan anehnya lagi; ketika para sejarawan hendak menyelidikinya, ternyata jasad dalam liang kubur putra Madara tersebut 'kosong'.

Kemana perginya jasad tersebut?

'Sret!'

"Eh? Habis? Heeeeee cuma seginiii?" Kekecewaan menghiasi ekspresi wajah seorang gadis yang baru saja membalik lembar terakhir buku yang ia baca.

"Ada apa, Nona Sakura? Nona sudah temukan yang Nona cari?" tanya penjaga ruang penyimpanan berkas kerajaan api.

Gadis yang diketahui bernama Sakura itu menghampiri sang penjaga sembari menunjukkan halaman terakhir buku yang ia baca. "Lihat ini paman. Sepertinya ada bagian buku ini yang hilang."

Sang penjaga pun menyambut buku tersebut dan mengamati isinya dengan seksama. "Hmm... hm. Tidak ada yang kurang..." ujarnya dengan sedikit nada keraguan.

"Tapi, seharusnya ada keterangan mengenai putra Madara Uchiha 'kan?" Sakura mendesak.

Penjaga itu menutup bukunya dan menaruh diatas meja. "Mungkin Nona benar. Akan tetapi tidak ada yang tau kejadian sebenarnya 300 tahun lalu itu."

"Jadi, kasus itu tidak diselidiki lanjut? Dan tidak ada yang curiga dengan hilangnya jasad putra Madara?"

"Hmm... mencari jasad tidak sama dengan buronan, Nona Sakura. Buronan dapat berkeliaran meski harus sembunyi-sembunyi, sedangkan jasad hanya bergantung pada orang yang membawa dan menyembunyikannya. Dan semua sudah berusaha mencari, hasilnya nihil."

"Bahkan tidak ada namanya disejarah, apa-apaan buku ini pamannnn?"

"Uchiha, klan yang sangat tertutup, sehingga sangat sedikit orang yang mengenal nama mereka secara pribadi kecuali sesama Uchiha sendiri. Ditambahkan lagi, tragedi pembantaian terjadi sebelum namanya sempat diukir pada nisannya."

"Namanya belum diukir?"

"Nisannya hanya tertulis 'Putra Madara', itu yang ditemukan para sejarawan."

"Tunggu tunggu tunggu. Jika tidak sempat mengukir bukankah setidaknya tuliskan saja namanya? Kenapa yang ditulis justru 'Putra Madara'?"

"Tidak ada yang tau, Nona."

"Arghhhh menyebalkan. Apa cuma ini informasi yang bisa ku dapat, hufffttt!"

"Hem." Penjaga ruang penyimpanan berkas kerajaan api tersebut mengendikkan bahunya, "kenapa Nona sangat ingin tau?"

"Itu karna... klan Uchiha adalah klan yang sangat kuat, setara dengan Senju. Jika kekuatan kayu milik Hashirama Senju saja diteliti dan dikembangkan, kenapa tidak dengan kekuatan yang dimiliki Uchiha?"

"Hm..."

"Entah kenapa, aku ingin Uchiha kembali di dunia ini."

"Hmm, itu sangat mustahil."

Memang mustahil, Sakura tidak menyangkalnya. Tapi bukan berarti tidak bisa, benar 'kan? Para penduduk Uchiha memang tidak mungkin hidup kembali. Akan tetapi, kekuatan mereka yang khas bisa saja diperoleh dengan metode penelitian seperti yang dilakukan pada klan Senju.

Setelah membaca semua berkas dan buku mengenai Uchiha kemarin, Sakura memutuskan untuk melihat sendiri keadaan di desa peninggalannya. Rumah-rumah penduduk sudah banyak yang rusak dan roboh. Dedaunan dan ranting pohon berserakan layaknya hutan tak terawat.

"Disini... Kuil Nakano. Aku pernah membacanya dibuku."

Kuil yang dimaksud itu juga sudah rusak dan sebagian besar pondasinya juga telah roboh. Wajar saja, bangunan disana sudah terlantar sejak 300 tahun yang lalu.

'Crackk!'

"Hemm?" Ada retakan di lantai kuil yang di injak oleh Sakura.

"Tunggu! Apa mungkin... ruang rahasia?" batinnya mengira.

"Hmm aku jadi penasaran, kira-kira ada apa saja di dalam sana. Baiklah! Aku hanya perlu memberi sedikit dorongan untuk membuat lubang."

Sakura mengepalkan tangan kanannya dan, "hyahhhhh!"

'Bammnnn! Crakkkkk!'

'Hap! Hap!' Dua lompatan mundur agar tidak ikut jatuh beserta reruntuhan. "Tadi itu nyaris saja, fyuhh."

Sakura menghembuskan nafas lega setelah berhasil menghindar. Biasanya ia tidak akan ceroboh seperti itu. Tapi sepertinya karna ia begitu semangat, sehingga tadi hampir saja ikut terjatuh bersama reruntuhan.

"Wah spertinya ruang ini cukup luas." Sakura mulai menuruni reruntuhan yang ia buat dan masuk kedalam sana. Jarak pandangan tidak begitu bagus, karna di dalam sana hanya berbiaskan cahaya dari lubang yang dibuat Sakura.

"Apa... itu?"

Sebuah peti yang mirip dengan peti mati tergeletak di depan sebuah batu prasasti. Apa isi di dalamnya?

.

To Be~

A.N: Saya tau fic ini tak ada bagus-bagusnya, bahkan membosankan dan bikin ngantuk bacanya. Hoammmm~