Characters ;
- Lee Jeno of NCT
- Na Jaemin of NCT
- Huang Renjun of NCT
Note ; Ini adalah fanfict NCT Boyslove alias BxB alias Yaoi.
WARNING! Kalau tidak suka, tidak perlu membaca. Kalau suka, terimakasih banyak~
Selamat membaca!
Aku menyukai Lee Jeno,
Aku menyayangi Lee Jeno,
Aku mencintai Lee Jeno.
.
.
Namaku Na Jaemin,
Laki-laki,
Tinggal di Seoul, Korea Selatan,
Siswa SMP Kelas 3.
Semenjak aku masih kecil, aku dibesarkan di keluarga yang normal.
Tidak ada masalah sama sekali.
Kalaupun ada masalah, mungkin hanya karena aku malas pergi ke sekolah.
Atau aku lebih memilih untuk bermain bersama teman semasa kecilku, Lee Jeno.
Lee Jeno.
Kedua orangtua-ku tidak pernah melarangku untuk bermain dengan lelaki yang mempunyai eye smile paling manis di dunia ini.
Hanya saja, tetap ingat—sekolahmu! Jangan bermain dengan Lee Jeno terus.
Untuk Lee Jeno pun sama—jangan lupakan sekolahmu!
Hari-hari yang kuhabiskan bersama Lee Jeno saat kami masih berada di playgroup hingga SD. Semua terasa begitu indah dan cepat.
Aku pun teringat oleh kata tetanggaku yang sangat menggemari hal-hal berbau sastra—waktu akan cepat berlalu kalau terasa begitu indah.
Pertama kali mendengarnya, aku tidak paham. Tetapi, kini aku paham. Ketika kami berdua akhirnya menjadi murid SMP.
Semenjak playgroup sampai SD, aku selalu bersekolah di sekolah yang sama dengan Lee Jeno. Dan sekarang pun, ketika kami menjadi murid SMP, aku juga masuk ke sekolah yang sama dengan Lee Jeno.
Aku sangat bahagia saat itu.
Tetapi, tidak untuk Lee Jeno.
Kedua orangtua Lee Jeno—bercerai.
Karena ibu Lee Jeno, berselingkuh.
Dan ayah Lee Jeno yang sudah terlalu sakit hati—membuang semuanya.
Termasuk Lee Jeno, yang merupakan anaknya sendiri.
"Aku tidak mau membawa anak yang memiliki darah dari wanita murahan sepertimu!"
Hari itu, aku mendengar ayah Lee Jeno berteriak dan melempar sebuah vas bunga ke arah Lee Jeno.
Karena kejadian itu, Lee Jeno harus dibawa ke Rumah Sakit untuk melakukan perawatan.
Setelah semua yang terjadi, ayah Lee Jeno menghilang. Meninggalkan luka yang membekas di hati maupun tubuh Lee Jeno.
Ibunya, yang merupakan akar dari kehancuran keluarganya, tidak bisa diharapkan.
Ia tidak bisa menyembuhkan luka yang ada di hati Lee Jeno.
Dan Lee Jeno, yang masih terlalu muda ketika mengalami semua itu, tidak bisa memaafkan apa yang dilakukan oleh ibunya.
Karena kejadian tersebut, aku memutuskan untuk selalu berada disisi Lee Jeno.
Ketika ia tidak mempunyai tempat untuk bersandar, aku akan menjadi tempat untuk dirinya bersandar.
Ketika ia merasa tidak memiliki rumah, aku akan menjadi rumah untuknya.
Apapun untuk Lee Jeno.
Karena aku mencintaimu.
.
.
"Selamat pagi, Jeno!" Sapa Na Jaemin, kepada Lee Jeno, teman masa kecilnya yang sudah terlihat suntuk semenjak ia keluar dari rumah miliknya.
"Pagi, Nana." Jeno tersenyum kecil.
Jaemin mengerucutkan bibir, "Kau tahu—panggilan itu terdengar seperti nama perempuan."
"Biasanya juga kau dipanggil begitu kan?"
Jaemin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Ah, iya."
Sudah menjadi rutinitas untuk keduanya berjalan bersama menuju ke sekolah.
Tetapi, semenjak menjadi murid kelas 3, kebiasaan itu sedikit berubah.
Biasanya saat pulang sekolah pun, mereka akan berjalan bersama, pulang bersama.
Namun, kali ini tidak.
Jeno akan berjalan pulang bersama pacar barunya, Gong Hina.
"Bagaimana hubunganmu dengan Hina?" Tanya Jaemin, mencoba untuk basa-basi.
"Seperti biasa." Jawab Jeno singkat.
"Seperti biasa itu bagaimana?" Tanya Jaemin lagi.
"Kau ini penasaran sekali." Jaemin merangkul bahu Jeno kemudian mengacak rambut lelaki tersebut.
"Astaga, astaga~ Lee Jeno sudah besar ya~ Sudah berubah! Kemana Lee Jeno-ku yang imut dulu?"
Jeno melepas rangkulan Jaemin lalu merapikan rambutnya yang dibuat berantakan oleh Jaemin, "Maaf saja ya, Lee Jeno yang dulu sudah mati."
"Apa maksudmu, Lee Jeno?"
"Sudahlah—cepat, nanti kita terlambat."
.
.
Kedua mata Jaemin menatap ke arah Gong Hina dan Lee Jeno yang tengah berbincang berdua di depan kelas.
Jeno terlihat tersenyum ketika mendengar Hina berbicara dengan antusias. Ketika gadis itu menarik lengan Jeno, kemudian merangkulnya—Jeno tetap tersenyum. Tidak, kali ini ia tersenyum manis. Jeno juga mengacak rambut gadis tersebut.
Jaemin merasakan hatinya seperti tertusuk oleh ribuan pisau, benar-benar menyakitkan dan tidak bisa diselamatkan.
Saat pertama kali mendengar berita tersebut, Na Jaemin tidak percaya.
Terlebih ia mendengar berita tersebut dari teman sekelasnya, Huang Renjun, bukan dari mulut Lee Jeno sendiri.
Ia pun segera mencari Lee Jeno, berusaha mencari kebenarannya.
Dan ia menemukan Lee Jeno tengah berciuman dengan Gong Hina di atap sekolah.
Tidak perlu ditanya, tidak perlu dicari jawabannya.
Apa yang ia lihat merupakan kebenarannya.
Jawaban dari Lee Jeno.
Setelah itu, ia tidak masuk ke kelas selanjutnya.
Jaemin memilih untuk melarikan diri ke taman bermain yang sering ia kunjungi dengan Lee Jeno saat keduanya masih kecil.
Ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru taman bermain yang terletak didekat rumah mereka.
Memutar kembali potongan-potongan kenangan yang pernah ia habiskan bersama Lee Jeno di tempat tersebut.
Jaemin memilih untuk duduk disebuah ayunan, ia menundukkan kepala.
Pandangannya tertuju ke arah kedua sepatunya yang terlihat sedikit kotor.
Dan tanpa terasa, air mata jatuh—membasahi sepatu miliknya.
Semenjak hari itu, Na Jaemin memutuskan untuk menghindari Lee Jeno selama beberapa hari. Memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Hingga ia mencapai ke sebuah solusi, atau keputusan—kebahagiaan Lee Jeno adalah kebahagiaanku, Na Jaemin.
Na Jaemin pun kembali berbicara dengan Lee Jeno setelah menghindari lelaki tersebut.
Tetapi, lelaki tersebut tidak mempertanyakan kepergian singkat Na Jaemin. Ia tetap bersikap acuh. Seakan tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang mengganjal dari Na Jaemin selama beberapa hari tersebut.
Hati Na Jaemin kembali sakit. Namun, ia memilih untuk tetap tersenyum dan bersikap seperti biasa.
.
.
"Uwah~ Lihat mereka berdua, masih pagi sudah berpacaran saja." Ucap Huang Renjun seraya memeluk tubuh Na Jaemin dari belakang.
Dengan cepat Na Jaemin melepaskan pelukan Renjun.
"Huang Renjun—aku sudah bilang, kan? Untuk tidak memelukku sembarangan!" Protes Jaemin.
Renjun terkekeh, "Memangnya kenapa? Kau kan memang pelukable."
Jaemin memutar bola mata malas.
"Oh, ya! Aku baru teringat sesuatu." Renjun mendekatkan bibirnya ke telinga kanan Jaemin, "Kalau Lee Jeno sudah berpacaran dengan Gong Hina, apakah akhirnya aku punya kesempatan?" Bisik Renjun.
Jaemin menjauhkan kepalanya, "Apa maksudmu, Huang Renjun?" Tanya Jaemin bingung.
Renjun tersenyum kecil, "Apakah kau—mau aku mengatakannya dengan lantang disini?"
Jaemin menatap Renjun dengan tatapan curiga. Entah mengapa, ada perasaan tidak enak ketika ia mendengar ucapan Renjun barusan.
Terlebih, senyuman Renjun—
"Sebentar lagi pelajaran pertama akan dimulai~ Bagaimana kalau kita lanjutkan nanti saat istirahat makan siang?" Ucap Renjun sebelum ia kembali duduk di kursinya.
.
.
Huang Renjun dan Na Jaemin berjalan menuju belakang gedung olahraga sambil menenteng sebuah kotak makanan.
Sebenarnya, Na Jaemin tidak mau menghabiskan waktu makan siangnya dengan Huang Renjun yang selalu menjahili dirinya.
Tetapi ia sangat penasaran dengan apa yang ingin Renjun katakan kepada dirinya sebelum pelajaran pertama dimulai.
"Huang Renjun, cepat katakan apa maumu." Ucap Jaemin saat keduanya sudah duduk disebuah bangku panjang yang berada dibelakang gedung olahraga sekolah mereka.
Renjun tersenyum kemudian membuka kotak makan miliknya, "Tidak usah terburu-buru. Bagaimana kalau kita menikmati makan siang kita terlebih dahulu?"
"Jangan bercanda!" Jaemin menarik kerah kemeja Renjun sampai kotak makan miliknya terjatuh. Renjun menggerutu pelan. "Duh~ lihat, kan? Kotak makanmu jadi jatuh! Untung saja kau belum membuka tutupnya." Renjun melepaskan tangan Jaemin dari kerahnya lalu memungut kotak makan milik Jaemin.
Renjun menaruh kotak makan tersebut dipangkuan Jaemin, "Makan dulu ya?" Ucapnya dengan senyuman tipis.
Jaemin berdecak pelan. Ia pun akhirnya menuruti perkataan Renjun dan membuka kotak makanannya.
Isi kotak makanan itu sudah berantakan karena sempat terjatuh tadi.
Jaemin menatap kotak makanannya dengan tatapan kosong.
Kotak makanan ini—mengibaratkan perasaan hatinya saat ini.
Berantakan.
.
.
"Huang Renjun, kita sudah menghabiskan makanan kita—cepat katakan apa maksudmu!"
"Na Jaemin ini tidak sabaran sekali ya~ Baiklah, akan aku katakan karena waktu istirahat kita tidak banyak." Ucap Renjun kemudian terkekeh pelan.
"Aku bertanya padamu, kan? Tadi pagi. Aku punya kesempatan atau tidak?"
Jaemin menganggukan kepala, "Apa maksudmu dengan punya kesempatan atau tidak?"
Renjun tersenyum.
Tetapi, senyuman Renjun kali ini membuat perasaan Jaemin benar-benar tidak nyaman.
Renjun menarik dasi Jaemin hingga jarak keduanya menipis. Bibir keduanya pun hampir bersentuhan.
Renjun kembali menarik dasi Jaemin hingga bibir miliknya berada didekat telinga Jaemin, "Kau—menyukai Lee Jeno, kan?" bisik Renjun.
Jaemin membulatkan mata ketika mendengar bisikan Renjun. Ia mendorong lelaki tersebut menjauh.
Jatung Jaemin berdebar tidak karuan. "B, bagaimana bisa—?"
Renjun menyeringai, "Bagaimana bisa aku tahu?"
"Tentu saja aku tahu~ Aku selalu memperhatikanmu Na Jaemin!"
"Tatapan kedua matamu saat menatap Lee Jeno~ Benar-benar jelas?"
"Yang lain mungkin tidak menyadarinya, tetapi aku sadar, loh!"
"Karena aku juga seperti itu—" Ucap Renjun seraya tertawa.
"Aku selalu penasaran. Bagaimana kalau Na Jaemin menatapku seperti itu? Bagaimana kalau orang yang disukai Na Jaemin itu adalah aku?" Renjun memijat dagu, berpura-pura sedang memikirkan sesuatu.
"Lee Jeno bukan orang yang berada di'sisi' ini, Na Jaemin. Lupakanlah orang bodoh itu dan memulai hubungan saja denganku. Bagaimana?"
.
Tbc
[ Halo! ーーヽ(*'▽)ノ Ini adalah fanfiction ketiga aku! Hehe. Kali ini aku menulis fanfiction tentang Nomin (lagi) karena kebetulan aku mendapatkan ide untuk membuat cerita dengan pairing ini! Kali ini aku memutuskan untuk tidak menulis one-shot story, dan mencoba untuk menulis cerita dengan chapter yang lebih dari satu! (〃∇〃) Oh, tentu saja kalau pembaca menyukai cerita ini jangan lupa untuk review ya! Terimakasih banyak! (⁼̴̀ .̫ ⁼̴́ )✧ ]
