Pagi~ perkenalkan nama saya Shinjuku Risa! Saya author baru di fandom ini. Jadi, mohon bantuannya, ya ^^. Terutama yang udah senior,nih :D
Saya nekat menjajahi fandom ini, padahal baru kenal Vocaloid 2 bulan *slapped*
Yosh~ Saya peringatkan sebelum membaca fict ini, mungkin banyak tokoh yang nggak sengaja jadi OOC di sini. Dan jangan terkejut jika menemukan typo di fict ini.

Yak! Let's start the story!

SHINJUKU RISA PRESENTS

VOCALOID FAMILY

Me? Ah, i didn't own Vocaloid. It's belongs to Yamaha corp.

ERR!
(E
njoy, Read, Review!)

1

2

3

ACTION!

Pagi yang cerah di Crypton Town. Sinar matahari musim panas menembus tiap-tiap petak jendela rumah di kota ini. Termasuk salah satu jendela kos-kosan kecil yang terletak di pelosok kota, juga tak luput dari tembusan sinar matahari.

"Hnnn..S-silau.." Gumam Meiko ketika kedua matanya yang masih tertutup terkena sengatan sinar matahari, yang lambat laun membuat Meiko sadar dari alam mimpinya. Ia mengalihkan matanya ke arah meja kecil yang terletak tepat di samping tempat tidurnya, mencari sebuah benda yang tak pernah Meiko lupa untuk ditengok setiap hari, Jam digital. Meiko memperhatikan jam digital berwarna ungu dan berbentuk terong itu dengan saksama, digitnya menunjukkan angka 09.31. 'Cih! Kenapa aku harus bangun sepagi ini, sih?' Gerutu Meiko sambil menarik selimutnya, mencoba untuk terlelap kembali di hari libur yang cerah ini, dimana Meiko selalu malas untuk bangun pagi.

Naas, sudah 15 menit berbaring di tempat tidur, rasa kantuk yang ia harapkan tak kunjung datang.

'Hm..mungkin bukan saatnya aku tidur.' Batinnya sambil menurunkan kakinya dari tempat tidur, lalu melangkah dengan gontai ke arah pintu kamarnya.

KRIIIIITT..

"Score 250000 untuk Kaito!"
"Yak! Serangan terooong! FIGHT!"

Baru saja membuka pintu, Meiko langsung disuguhi pemandangan Gakupo dan Kaito yang tengah heboh bermain Playstation di ruang tamu. Saking hebohnya, bahkan tetangga sebelah yang lewat di depan kos-kosan pun sampai berhenti dan sweatdrop ketika melihat kehebohan Gakupo dan Kaito yang tengah bermain Playstation, padahal game yang mereka mainkan hanya Super Mario.

"Ikutan!" Meiko nimbrung ke ruang tamu, lalu mengambil satu-satunya stick Playstation yang tersisa di lemari penyimpanan.
"Orang jelek dilarang ikut." Goda Kaito tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV. Kaito ini, dia gemar sekali menggoda Meiko. Berbeda dengan Gakupo yang lebih netral. Meiko menggembungkan pipinya, merasa agak kesal dikatai seperti itu. TRIIING! Sebuah lampu bohlam yang melayang di atas kepala Meiko tiba-tiba bersinar cerah ketika melihat stopkontak dimana kabel Playstation tertancap.

PIIIITSS

"Ah!" sahut Gakupo dan Kaito bersamaan ketika melihat layar TV yang mendadak berubah warna menjadi hitam semua.
"Wah, kabelnya putus, nih.." Tukas Meiko dengan tampang tak bersalah sambil memain-mainkan kabel Playstation yang baru saja ia pisahkan secara paksa dari stopkontaknya.
JREEENG! Refleks Gakupo dan Kaito yang merasa keasyikannya diganggu, langsung beranjak dari posisi duduk untuk menghajar Meiko, namun yang ingin dihajar malah berlari pergi menghindari amukan mereka berdua.
Akhirnya, mereka bertiga malah bermain kejar-kejaran, di ruang tamu, di ruang makan, di dapur, bahkan Meiko tak sengaja menendang kucing kesayangan pemilik kos-kosan yang tengah bermalas-malasan didapur.

Sementara itu, sang pemilik kos-kosan telah kembali dari Pasar sambil menenteng sebuah tas belanja di tangan kanannya.
"Tadaima! Semuanya, aku pu—" Ucapannya terhenti ketika melihat tiga anak kos nya sedang kejar-kejaran tidak jelas layaknya anak TK. Padahal umur mereka boleh dibilang sudah beranjak dewasa. '

PLUK!

Tiga buah roti muffin berukuran sekepal tangan mendarat serempak di tubuh Meiko, Gakupo, dan Kaito. Refleks mereka menghentikan kegiatan childish (baca: kejar-kejaran) yang tengah mereka lakukan. Ah, tentu saja mereka sudah hafal siapa yang melemparkan roti muffin ini.

"Kalian! Sudah kubilang dilarang berlari-larian didalam kos-kosan. Kalau ada barang yang pecah, kalian mau menanggungnya, hah!" Bentak pemilik kos, Kasane Teto dengan nada 4 Oktav, sukses membuat mereka bertiga merinding.
"Ma-maaf Tante, eh! Kasane.." Lirih mereka bertiga sambil menundukkan kepalanya, tanda menyesal.
'T—tante..tega sekali mereka.' Batin Kasane sambil mengelus dadanya agar bisa menambah kuota kesabarannya.

"Kalian boleh makan muffin itu." Tukas Kasane sambil berjalan menuju dapur, tidak lupa dengan tiga anak kos yang mengekori nya dari belakang. Mereka tak sabar ingin melihat apa saja yang Kasane belanjakan. Mereka harap, mereka bisa melihat sebungkus, sebuah, sebotol makanan/minuman/sayuran favorit mereka di dalam tas belanja itu.

Setelah sampai di dapur, Kasane meletakkan belanjaannya di atas meja, dan tanpa hitungan detik, langsung diserbu oleh tiga orang anak kos nya yang mulai mengobrak-abrik isi tas belanja Kasane.

'Es krim Magnum favoritku!'
'Terong ungu segar..Oishii!'
'Yak! Sake baru untuk hari ini!'

Begitulah batin mereka ketika mengobrak-abrik isi tas belanjaan Kasane, berharap menemukan makanan/minuman/sayuran favorit mereka. Namun, sudah berkali-kali dicari, makanan/minuman/sayuran yang mereka harapkan tak kunjung ditemukan. Yang ada hanya 8 bungkus roti gandum, 2 buah roti muffin, dan 3 toples kue kering.
"Kasane, kok roti semua?" Sahut mereka bersamaan, dengan wajah kecewa tentunya. Kasane hanya tersenyum sinis, lalu berkata, "Nggak suka? Nggak usah dimakan" Ujar Kasane dengan sinisme, lalu pergi meninggalkan mereka bertiga sendirian di dapur.

TWEEEEWWW...

'E-Es krimku O_Q '
'Terong ungu..'
'Hari ini tidak minum sake, si-sial!'

Mereka bertiga hanya bisa menatap nanar pada wanita pemilik kos yang egois itu, Kasane. Mereka tidak berani berontak meskipun sebulan tidak diberi jatah makanan favorit mereka yang sudah 4 tahun mengabdi di kos-kosan kecil ini. namun apa daya, Siapa yang berani melawan tante-tante tsundere macam Kasane?

"Ah, ya! Satu lagi, hari ini aku tidak bisa memasakkan sarapan untuk kalian. Aku ada urusan nanti siang" Jelas Kasane sembari membalikkan badannya ke arah mereka bertiga.
"Hm? Urusan apa?" Tanya Meiko dengan penasaran. Suatu kebetulan Kasane mempunya urusan yang, kelihatannya penting sekali.

"Akan ada penghuni baru di kos-kosan ini."

Mereka bertiga langsung berpandangan, dengan senyum ceria menghiasi wajah mereka. Akhirnya, setelah 2 tahun mendekam bertiga di kos-kosan ini, datang juga penghuni baru.
"Wah, kos-kosan mu laku juga, Kasane." Celetuk Gakupo dengan Innocent. Laku? Ya, benar. Sudah setahun tidak ada yang tinggal di kos-kosan ini kecuali mereka bertiga yang setia mengabdi pada kos-kosan ini selama 2 tahun plus sang pemilik kos, Kasane.

Mendengar perkataan Gakupo yang menusuk, Kasane langsung bergidik, tangannya mengepal, namun ia berusaha mengendalikan emosinya, untuk detik ini saja.

"Nee~ diam-diam kau menyebalkan juga ya, GAKUPO" Ujar Kasane dengan memberikan tekanan lebih pada kata 'Gakupo'.

1

2

3

(DON'T TRY OR PRACTICE THIS AT HOME)

BLETAK!
"A-ampun Tante Kasa—"
PLAK!
"Aku minta ma—"
BUGH!
"Uuuh.." satu tinjuan terakhir sukse membuat Gakupo terkapar tak berdaya di lantai. Sementara Meiko dan Kaito langsung mengguncang-guncangkan tubuh Gakupo yang terkapar di lantai, berusaha membuatnya sadar kembali. Sementara Kasane terkekeh pelan sambil menepuk-nepukkan kedua telapak tangannya setelah menjitak, menampar, dan meninju Gakupo.

TING! TONG!

"Ah! Sudah datang rupanya." Seru Kasane sambil melangkah dengan gembira menuju ruang tamu.

"Eh? Jangan-jangan yang datang si 'penghuni baru' ya?" Tanya Kaito. Sementara Gakupo yang terbaring di pangkuan Meiko telah sadar dari pingsannya.
"Aku tak peduli siapapun yang datang! Yang jelas akan kukutuk tante-tante itu!" Bentak Gakupo yang rupanya masih kesal pada Kasane. Meiko dan Kaito hanya tersenyum kecut melihat Gakupo yang menyumpah-serapahi Kasane, padahal mereka diam-diam menyetujui keinginan Gakupo untuk mengutuk Kasane.

"Selamat datang! Silahkan duduk!"

Suara itu, suara percakapan Kasane dengan, entah siapa itu. Yang jelas, mengundang perhatian Trio ini (Meiko, Gakupo, dan Kaito). Mereka bertiga pun memutuskan untuk menguping dan melihat calon penghuni baru kos-kosan ini. Diam-diam, mereka bertiga mengendap-endap, lalu nekat mengintip di balik tembok pembatas antara dapur dan ruang tamu.

"Oh..jadi itu si penghuni baru.." -Meiko-
"Wow" -Gakupo-
"..." -Kaito-

Siapakah si penghuni baru itu?
Dan apakah kedatangan penghuni baru itu akan menambah hancur fict ini?

Tune in next Chap at XO month O year XOOX

a/n
Yahii~ Akhirnya selesai satu Chapter! Abal -_- Humor garing, aslinya emang nggak bisa nge-humor..modal nekat bikin fict ini -_-. Setting nggak jelas, OOT semua, apalagi Kasane yang entah author kerasukan apa sampe nekat dibikin tsundere di fict ini. Gomen, yang nge-fans sama Kasane ku bikin OOT disini. Ending juga nge gantung..

Intinya, fict ini masih jauh dr kata sempurna. Dan hanya reviews anda yang mampu menyempurnakan fict saya walau tak seberapa :D

So, review please? :)