Tangannya sibuk dengan mahkota yang ada di atas kepalanya ketika seorang prajurit datang padanya. Pria itu terlihat ketakutan dan berlutut.
"Yang mulia," panggil si prajurit pada wanita yang sedang duduk di meja riasnya. "Ampuni hamba. Tetapi kami tidak bisa menemukannya."
Wanita itu, sang ratu, tetap membisu dengan tangan-tangannya yang menari di rambutnya. Ia seolah tidak mendengarkan ucapan prajurit itu.
Prajurit berambut merah itu dibuat ketar-ketir ketika sang ratu tiba-tiba berdiri dan berbalik ke arahnya. Sontak saja ia menunduk.
"Wahai prajuritku," panggil sang ratu berambut pirang, "Aku dijuluki sebagai ratu paling kuat, bukanlah tanpa alasan."
Sambil berjalan ke arah prajurit itu, ia terus berbicara, "Aku mengetahui segala hal yang terjadi di istanaku, wilayah kekuasaanku. Dan bukan hal sulit untuk menemukannya."
Wanita itu, Uzumaki Naruto, berdiri tepat di hadapan sang prajurit. "Berdiri." ujarnya dengan nada sedingin es.
Prajurit itu menuruti perintahnya. Naruto menyentuh pundaknya. Tak lama cahaya menerangi mereka. Hingga terlihatlah seorang pria berambut hitam dan mata setajam elang.
Naruto menarik kembali tangannya. "Kau selalu lari pada hari ini."
"Kau hanya lemah di hari yang kau sukai ini. Aku bahkan tidak menganggapnya hari jadi kita."
Wanita itu tertawa keras. Hingga menimbulkan suasana mencekam.
"Kau tidak akan pernah bisa lari, Sasuke. Selamanya. Tawananku."
.
.
.
PAS 200 WORDS. UWOOOO/?.
