A Kind of Heart

CAST : Cho Kyuhyun (14 tahun)

Choi Siwon, Lee Dinghae, Lee Hyukjae (17 tahun)

Kim Kibum (16 tahun)

Kim Heechul, Lee Sungmin (18 tahun)

.

.

.

Bruuk!

"Ouch, apa yang kamu lakukan bodoh?!" Teriak seorang pemuda yang tersungkur ke tanah akibat tendangan dari arah belakangnya.

"Heh, kenapa bolos dari persiapan festival, eoh?" Seorang namja berpakaian seragam dengan kemeja berwarna hitam dan juga celana kain hitam. Matanya yang bulat terlihat memicing dan menatap tajam namja dihadapannya.

Bugh!

"A... Apa-apaan kau memukul wajah tampanku. Kamu tidak tahu siapa aku, aku adalah..."

Wuuung~

Bletak!

"Appo! Hei apa yang kamu lakukan?" Kyuhyun, Cho Kyuhyun nama namja yang terkena lemparan buku yang mengenai kepalanya berteriak marah kearah buku itu berasal. Kepalanya masih sesekali berdenyut sakit.

"Kamu main bolos saja dari persiapan, huh! Cepat kembali ke ruang OSIS!" Seorang namja tampan terlihat dari sebuah ruangan yang berada tepat diatas kedua namja yang tadi saling ribut.

"Ya! Kau ketua OSIS-nya kan, didik anak buahmu dengan benar. Dia sungguh tidak sopan dengan seniornya sendiri."

"Hmmph.." namja yang melempar buku kearah Kyuhyun terlihat sibuk menahan tawanya. Sedangkan Kyuhyun menganga setelah mendengar pernyataan dari namja yang merupakan seniornya tersebut.

"Ya! Lee Sungmin, kau jangan lari setelah mengucapkan kalimat barusan. Cepat tarik lagi ucapanmu.." Sungmin, nama namja yang ditendang Kyuhyun beranjak meninggalkan kedua namja yang merupakan adik kelasnya. "Ya! Kubilang jangan lari! Ya!.."

Choi Siwon yang sedari tadi menahan ketawanya kini mulai tertawa lepas. Wajahnya memerah akibat tertawa secara berlebihan. "Dan kau, Siwon-hyung, berhenti tertawa!"

Tawa Siwon semakin keras melihat wajah teman sekelasnya itu.

Cho Kyuhyun, seorang mantan berandalan yang kini menjabat sebagai ketua OSIS. Ia direkomendasikan atas usulan dari seorang murid terpintar di sekolah tersebut yang tak lain adalah Choi Siwon.

Choi Siwon, seorang namja tampan dengan lesung pipi diwajahnya. Wajahnya yang penuh kharisma ditambah dengan otaknya yang encer membuat ia digandrungi setiap siswi. Ia sudah lama mengenal Kyuhyun. Dan ia tahu dan sangat mengerti dengan sifat Kyuhyun yang tak pernah diketahui oleh orang lain. Maka dari itu ia mengusulkan Kyuhyun untuk menjadi Ketua OSIS, banyak yang menentang namun dengan jaminan dirinya sendiri, maka Kyuhyun berhasil menjadi Ketua Osis.

.

.

.

"Kenapa kau menghentikanku tadi, hyung? Boleh aku tahu alasannya." Kyuhyun sedikit meringis ketika kapas yang dibubuhi alkohol menyentuh luka dipipinya.

"Ah hyung hanya berusaha menghentikan tindakan bodoh seseorang." Ujar Siwon yang sibuk dengan sesuatu ditangannya.

"Lalu.."

"Apa lagi, Kyuhyunie.."

"Lalu kenapa hyung tidak membantuku mengobati lukaku ini malah sibuk mengupas jeruk." Kyuhyun merengut kesal ketika melihat namja dihadapanya yang kini sibuk memakan buah-buahan berwarna orange tersebut.

"Itu akibat ulahmu sendiri. Maka terima akibatnya."

"Dasar kejam." Gumam Kyuhyun.

Cklek!

"Ah, Kibum-ah, Heechul-ah." Ucap Kyuhyun namun seketika kepalanya terasa sakit ketika mendapatkan pukulan sayang dari senior cantiknya itu, Kim Heechul.

"Tidak sopan. Panggil kami, hyung!"

"Aish, appo. Heechul-hyung kejam!" Wajah Kyuhyun merengut dengan tangan yang sesekali mengusap kepalanya.

"Kau ingin kupukul lagi, hm?"

Kyuhyun langsung menjauh dari sosok namja yang kini menyeringai senang. Sungguh meskipun ia seorang berandalan terkuat di sekolahnya, namun ketika berhadapan dengan namja cantik yang kini berada dihadapannya membuat nyalinya menciut.

"Kau memang kejam, hyung."

"Sini kau, bocah setan." Heechul hendak menerjang adik kelasnya namun dihentikan oleh Kibum.

"Jangan terus menyulutnya, Kyuhyunnie." Kibum berjalan dan duduk di samping Siwon yang masih sibuk dengan buah bervitamin C tersebut. "Kenapa wajahmu terluka seperti itu?"

Mendengar perkataan Kibum, namja bernama lengkap Kim Heechul itu menatap wajah Kyuhyun yang memiliki luka memar. Ia baru menyadarinya.

"Bocah ini membuat ulah lagi, Siwon-ah?" Siwon menganggukkan kepalanya sedikit. "Dengan siapa?"

"Lee Sungmin."

"Mwo? Aish jinjja, ya! Kyuhyun-ah meskipun kamu seorang berandalan, tapi kamu takkan pernah menang darinya." Heechul mulai menggerutu dan merutuki kebodohan namja muda dihadapannya.

"Ish, Heechul hyung selalu meremehkanku. Menyebalkan."

"Memang kenyataannya seperti itu, bodoh. Lihat saja sendiri wajah dan ukuran tubuhmu. Ish, benar-benar tidak bisa menilai."

"Mwo? Hyung tidak tahu bahwa aku pernah mengirim beberapa orang ke Rumah Sakit karena mereka berkelahi denganku?" Heechul menggeleng. "Itu bukti bahwa aku itu kuat, hyung saja yang bodoh yang tidak mengetahui hal seperti itu."

"Mwo? Sini kau setan kecil."

Kyuhyun berlari dan bersembunyi dibelakang tubuh kekar Siwon. Ia bukannya takut dengan namja didepannya itu, namun ia merasakan firasat tidak baik melihat wajah cantik tersebut.

Kibum yang mulai jengah dengan situasi dihadapannya sekarang, mulai membuka suara dan melerai secara tak langsung. "Mengenai festival yang akan kita adakan nanti, para guru sudah menyetujuinya. Asalkan kita bertanggung jawab sampai akhir."

"Tentu saja, hyung. Kita yang mengadakan tentu kita harus bertanggungjawab. Bagaimana sih." Kyuhyun membuka laptopnya dan mulai berkutat dengan benda elektronik berbentuk persegi. Ia melupakan ketakutan akan dipukul oleh Heechul dan asyik dengan dunianya sendiri.

Kibum menghampiri Kyuhyun, kedutan kecil muncul didahinya.

Bletak!

"Kerjakan yang serius, Kyuhyunnie." Kibum memukul kepala Kyuhyun menggunakan gulungan kertas yang dipegangnya. "Kukira kamu sedang mengerjakan laporan atau konsep yang akan diperlihatkan pada para guru. Ternyata kamu malah bermain games di laptopmu."

"Bocah ini." Gumam Heechul dengan berusaha menahan kepalan tangannya agar tidak melayang memukul kepala sang namja bersurai coklat.

"Ini juga salah satu caraku mendapatkan inspirasi, hyung. Sudah sana minggir, hyung menggangguku saja."

"Kau itu benar-benar tidak sopan, Kyu." Siwon yang sedari tadi diam saja, kini mulai ikut mengeluarkan suaranya.

"Ish, kenapa aku kena omel terus sih? Kalian berisik, sungguh." Kyuhyun cemberut dengan pipi putih pucat mengembung sempurna.

"Sikapmu sekarang benar-benar mencerminkan umurmu yang masih kanak-kanak, Kyu." Heechul menatap intens namja yang paling muda diantara mereka berempat.

"Aku sudah dewasa, Heechul-hyung."

Bruk!

Duagh!

Terdengar suara ribut dari arah taman disamping Ruang OSIS. Kyuhyun dan ketiga hyungnya otomatis melihat kearah sumber suara. Terlihat seorang pemuda tengah berkelahi dengan dua orang murid dari sekolah lain yang terlihat berbeda seragamnya.

Pandangan mata Kyuhyun berubah menjadi sendu. Siwon yang melihat hal itu menghela napasnya. Ia paling tidak suka melihat ekspresi itu diwajah namja yang sudah ia anggap sebagai adiknya tersebut.

Puk!

Siwon menepukan tangannya pelan diatas kepala Kyuhyun. Pandangan mata yang terlihat sendu kini berubah menjadi tatapan polos. Membuat namja bermarga Choi tersebut tersenyum gemas hingga mengacak rambut coklat Kyuhyun dan langsung mendapat protesan dari sang empunya.

"Kajja kita lakukan tugas kita."

Kyuhyun menganggukan kepalanya. Tingkahnya kadang membuat orang lain gemas sekaligus kesal. Heechul dan Kibum mengulum senyum kecil.

.

.

.

Hari Festival

"Hyung bagaimana dengan siswa yang lain?" Kyuhyun bertanya sembari matanya tetap fokus kearah halaman sekolah yang disulap menjadi sebuah pasar kecil.

"Satu orang siswa yang tidak hadir." Setelah Siwon menjawab pertanyaan Kyuhyun, mereka berdua terdiam. Hingga telinga mereka berdua menangkap sesuatu dari belakang mereka.

"Pst, kau sudah dengar bahwa dihalaman belakang kita sedang terjadi sebuah perkelahian."

"Ck, pasti Lee Sungmin yang berbuat ulah. Kapan dia kapoknya, eoh."

Keduanya pun berlalu meninggalkan Siwon dan Kyuhyun yang masih berdiri terpaku. Hingga sebuah hembusan napas kasar terdengar dari mulut namja yang masih berusia 14 tahun tersebut.

"Hyung.."

Siwon menoleh dan menatap Kyuhyun intens. Ia tahu apa yang akan dikatakan namja disampingnya ini. Sesungguhnya ia khawatir namun bagaimana lagi, ia sangat keras kepala untuk dinasihati.

"Hati-hati, hyung tidak ingin kamu terluka lagi. Ingatkan bahwa kamu..."

"Arra.. Arra, Hyung tidak usah khawatir. Aku pergi dulu." Kyuhyun memotong kalimat Siwon dan langsung melesat menuju halaman belakang.

.

.

"Che, apa dia ini yang bernama Lee Sungmin? Apanya yang kuat, dia sangat lemah." Ujar salah seorang namja yang memakai pakaian seragam yang berbeda dari yang dipakai oleh Sungmin.

"Ah sepertinya mereka sedang mengadakan acara, bagaimana kalau kita memberikan sedikit pertunjukan?"

"Ide bagus, ayo kita kesana."

Ketiga namja yang mengeroyok Sungmin hendak berlalu meninggalkannya. Namun entah kenapa Sungmin mengingat wajah semangat Kyuhyun ketika sedang menyiapkan festival ini. Meskipun ia tidak ikut andil dalam persiapan, tapi ia sering memperhatikan dari jauh. Sebenarnya ia ingin bagian dari mereka, namun ia cukup tahu diri.

Jangankan bagian dari mereka, menatapnya saja siswa lain enggan. Maka dari itu ia urungkan niatnya setiap kali langkah kakinya hendak mendekati Kyuhyun dan kawan-kawannya.

"Jangan coba-coba kalian kesana." Suara Sungmin terdengar dingin.

Ketiga namja tadi bukannya takut, mereka malah menyeringai senang.

"Akhirnya datang juga nyali orang ini. Bersiaplah untuk kalah, Lee Sungmin."

Sungmin dan salah satu dari ketiga namja itu maju dan saling mengepalkan tangannya hendak adu jotos. Namun sebelum kedua tangan itu saling mengenai wajah lawannya, seseorang menghentikan keduanya.

Mereka terkejut dengan kedatangan tiba-tiba dari orang itu. Bahkan ia dengan mudahnya menghentikan keduanya.

"Apa yang kalian lakukan disini." Suara dingin terucap dari kalimat yang dilontarkan oleh seorang namja bersurai coklat.

"Ya! Bocah kecil, apa yang kau lakukan disini. Minggir jika ingin nyawamu selamat."

Sungmin mengubah ekspresi terkejutnya. "Pergi dari sini."

Kyuhyun namja yang menghentikan perkelahian keduanya tidak menggubris sama sekali peringatan yang dilontarkan kepadanya. Ia menatap mereka bertiga -terkecuali Sungmin- dengan pandangan menusuk.

"Sepertinya kalian merindukanku, eoh? Sampai datang ke sekolahku." Kyuhyun berkata dengan wajah polos namun dengan suara yang mengalirkan aura kemarahan. "Ingin masuk Rumah Sakit lagi, eoh?"

"MWO?! Kau?!" Teriak ketiga pemuda tersebut dengan wajah yang memucat. Lebih baik mereka babak belur dihajar Sungmin daripada berhadapan dengan namja dihadapannya.

"Hai, apa kabar kalian semua?" Kyuhyun tersenyum manis namun suara tulang jari tangan yang saling bergemeltuk terdengar begitu nyaring bagaikan musik penderitaan dari ketiga namja yang kini sudah lari meninggalkan Kyuhyun dan Sungmin.

"Bukankah Ketua OSIS yang pernah mengalahkan sekolah mereka?"

Kyuhyun tersenyum polos, tidak memberikan kesan bahwa ia seorang mantan berandalan. "Maka dari itu jika ada orang yang sedang berbicara denganmu ya dengarkan, hyung. Perkenalkan, Cho Kyuhyun kelas 2.1 yang menjabat sebagai ketua OSIS di sekolah ini."

Sungmin terkejut, ia menatap namja muda dihadapannya. Sedikit tidak percaya, sungguh namja yang kini tertawa lebar itu memiliki mata bulat nan besar bagaikan boneka didukung dengan kulit putih bersih cenderung pucat. Tidak bisa membayangkan bahwa namja bernama Cho Kyuhyun itu berandalan yang terkenal di sekolahnya dulu.

"Hyung tidak percaya?" Namja yang memiliki gigi bak kelinci itu mengangguk, membuat Kyuhyun menghela napas dan menggembungkan pipinya sebal. "Kenapa tidak ada yang pernah percaya, eoh? Apa wajahku tidak garang sama sekali?!" Kyuhyun berteriak frustasi. Sungguh ia bingung dengan pikiran orang-orang seperti Sungmin contohnya.

"Wajahmu manis dan jika kamu tidak berbicara dengan mulutmu yang menyebalkan itu, aku sudah menganggapmu sebagai seorang bocah kecil bahkan sebagai sebuah manequin."

Mendengar kalimat itu Kyuhyun semakin menekuk wajahnya dengan mulut yang mengerucut sebal. "Kau menyebalkan, hyung."

Kyuhyun pergi meninggalkan Sungmin sendirian. Ia berjalan dengan sedikit menghentakkan kaki mungilnya.

"Dasar bocah." Sebuah suara mengagetkan Sungmin yang sedari tadi menatap intens sang ketua cilik yang semakin jauh pergi meninggalkannya. Dapat ia lihat Choi Siwon sedang menyandarkan tubuhnya disebuah dinding bangunan. Ia tertawa kecil ketika melihat sang ketua cilik hampir terjerembab karena kakinya.

"Bukankah kamu yang menjabat sebagai ketua OSIS?"

Siwon berjalan mendekati Sungmin yang kini sedang duduk diatas rumput. Tak ia pedulikan jika celananya nanti akan kotor, yang penting ia bisa beristirahat sejenak.

"Aku hanya merekomendasikannya. Akan sangat menyenangkan jika sekolah ini dipimpim oleh seseorang seperti dia."

"Tapi ia seperti bocah kecil."

Siwon terkekeh kecil, membuat lesung pipinya terlihat. Membuat namja berumur 17 tahun tersebut menjadi terlihat semakin tampan. Sungmin yang melihatnya pun sedikit terperangah.

"Tentu saja, ia beberapa tahun lebih muda daripada kita." Siwon mengulurkan tangannya, namja bernama lengkap Lee Sungmin tersebut meraihnya dengan sedikit keraguan. "Meskipun hyung tidak ikut dalam persiapan bahkan tidak menyukai festival ini, setidaknya hyung melihat-lihat dulu."

Keduanya berjalan menuju tempat dimana festival berlangsung.

Sungmin kembali dibuat terperangah. Matanya kini disajikan dengan berbagai macam kemeriahan. Teman-temannya yang satu angkatan nampak dibuat sibuk dengan beberapa pengunjung yang datang ke tempat mereka. Ia mengernyit heran ketika melihat satu tempat yang nampak dikunjungi lebih banyak orang.

Beberapa dari mereka temannya saat masih kelas 1 dulu. Namun karena beberapa hal, akhirnya ia lebih menjauhi mereka.

"Siwon-hyung, tolong aku!" Dari kejauhan terlihat seorang namja dengan memakai kemeja kebesaran dan terlihat seperti tak memakai celana. Wajah putih pucatnya nampak memerah karena rasa malu dan lelah yang menderanya.

Mata Sungmin dan Siwon membulat melihat pandangan yang tersaji didepan mata mereka. Cho Kyuhyun, sang ketua OSIS nampak berlari dengan kemeja kebesarannya tersebut, paha putih mulusnya terekspos kemana-mana namun tak ia hiraukan sedikitpun. Yang penting saat ini ia lepas dari para monster dibelakangnya.

"Hyung, kau kemana saja? Lihat apa yang mereka lakukan padaku. Mereka sungguh tak sopan dengan ketua mereka." Kyuhyun merengut kesal. Ketika ia datang kesalah satu stand, ia tiba-tiba dibawa paksa oleh beberapa hyungdeul dan disuruh memakai pakaian ini.

"Ya! Kyuhyunie, kenapa kau kabur eoh? Cepat kesini."

"Ani! Hyungdeul sungguh tak sopan dan menghargaiku sebagai seorang ketua. Kalian seenaknya saja memakaikanku pakaian seperti ini. Uuuhh..." tangan putihnya nampak berusaha menutup kedua pahanya. "Hyung jangan mengacak rambutku!"

Siwon tertawa lebar melihat protesan dari namja dihadapannya. Dari dulu ia sangat gemas dengan pemuda satu ini. Bahkan di keluarganya saja, Kyuhyun lebih dimanja daripada dirinya yang notabene adalah anaknya sendiri.

Pertama kali Siwon mengajak Kyuhyun ke rumahnya, kedua orangtuanya langsung menyukai Kyuhyun. Mereka pun menganggap bahwa Kyuhyun sangatlah lucu dan menggemaskan. Keduanya bahkan sering meminta Siwon untuk mengajak namja bermarga Cho makan malam bahkan liburan bersama.

"Kamu lucu berpakaian seperti itu, Kyuhyunie."

"Siwon-hyung juga sama saja. Ish, hyung sana pergi, jangan dekat denganku." Kyuhyun berusaha melepas tangan Siwon yang masih bertengger diatas kepalanya. "Menyebalkan."

"Hei, Kyu. Ayo kita kembali kekelas agar kelas kami ramai pengunjung." Seorang namja berwajah childish nampak menarik tangan putih Kyuhyun.

"Ya! Lepaskan tanganmu, fishy-hyung. Ish." Kyuhyun berteriak kepada sang pelaku pencekalan yakni Lee Donghae. "Heechul-hyung, Kibum-hyung tolong aku."

"Selamatkan dirimu sendiri, Bocah." Teriak Herchul dan dibalas senyuman juga lambaian tangan dari Kibum.

"Ayolah, Kyu." Teman Donghae yang bernama Lee Hyukjae atau biasa dipanggil Eunhyuk ikut-ikutan menarik tangan Kyuhyun.

"Ya! Ish, kalian berdua itu." Wajah Kyuhyun semakin memerah, semakin banyak orang yang melihatnya dengan pandangan yang sulit diartikan. "Ah Sungmin-hyung, tolong aku."

Mendengar nama Sungmin sontak Donghae dan Eunhyuk melepaskan genggaman tangannya pada tangan Kyuhyun. Tubuh mereka menegang sempurna, wajahnya memucat keringat dingin pun mulai berlomba keluar. Sungmin yang menyadari hal itu terdiam. Ia sadar betul dengan sikap mereka. Wajar saja bukan, mengingat ia adalah orang yang ditakuti di sekolahnya.

"Ish, kalian jangan bersikap seperti itu. Tidak sopan. Sungmin-hyung orang yang baik." Kyuhyun menatap kedua mata Sungmin dengan tatapan polosnya. "Iya kan, hyung? Ah! Akhirnya hyung mau kesini juga."

"Kamu itu sungguh lucu, Kyuhyunie. Ah..." Sungmin menghentikan kalimatnya.

"Tuh lihatkan kalian berdua, Sungmin hyung itu baik. Tidak seperti kalian berdua."

Rasa ketakutan menguap begitu saja dari dalam diri Donghae dan Eunhyuk. Mereka menatap namja bergigi bak kelinci itu dengan tatapan senang dan juga bersahabat seolah Sungmin adalah teman dekat mereka berdua.

"Hyung, hyung setuju kan kalau Kyuhyunie itu lucu memakai pakaian seperti ini?"

"Ah hyung juga pasti setuju jika Kyuhyunie bisa menghasilkan uang yang banyak jika ia ditempatkan dikelas kami."

Donghae dan Eunhyuk saling berebut bertanya pada Sungmin.

"Ya! Kalian pikir aku itu boneka maskot apa." Kyuhyun berteriak kesal.

"Memang iya, Kyuhyunie!" Jawab keduanya. Mereka berdua kembali menanyakan jawaban dan persetujuan dari pertanyaan atau mungkin pernyataan yang menurut Kyuhyun sangat mengesalkan.

Sungmin sedikit kesulitan karena tingkah keduanya. Ia seperti ditanya oleh anak kecil yang hyperaktif.

Siwon dan Kyuhyun yang melihat hal tersebut tersenyun tulus. Keduanya saling bertatapan dan kemudian tersneyum lebar karena bahagia.

Fin

Aah maaf, malah bikin fanfict baru. Ini diambil dari manga 'A kind of heart' tapi tentu saja akan beda. Ga akan sama 100%. Beberapa bagian saja, itu pun diubah. Entah oneshoot atau multichapter. Multichapter pun udah ada plotnya. So, liat nanti saja.

Makasih yang udah baca dan juga review. Makasih juga yang udah baca juga review di fanfict "Memories From The Sea"

See you next di chapter baru fanfict "Silver Ring"

Pai pai

By Zizi Kirahira Hibiki