Shizuo menyesap rokoknya dalam-dalam, pekerjaannya hari ini entah kenapa terasa sangat memelahkan, jarang sekali ia bekerja sampai larut malam begini. Dengan langkah berat ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju apartemennya, ingin cepat-cepat sampai agar ia bisa cepat beristirahat. Sambil berharap tidak ada yang membuat moodnya tambah jelek di perjalanan nanti.
Dihembuskannya asap rokok dengan kasar, dan bau busuk itu tiba-tiba tercium. Sosok hitam yang perlahan muncul diantara gumpalan asap yang memudar, menampilkan sebuah ekspresi yang paling ia benci selama hidupnya. Kutu busuk yang selalu mengganggu hidupnya. Tch, mau apa dia kemari.
Shizuo terus berjalan berusaha mengabaikan sosok dibencinya itu.
"Aku hamil, Shizu-chan."
Dua detik kemudian, batang rokok yang dihisapnya jatuh.
.
.
DURARARA! © RYOHGO NARITA
SHIZAYA
SHIZUO HEIWAJIMA X IZAYA ORIHARA
MPREG, OOC, YAOI, DLDR.
Saa, Douzou~
.
.
Suara benturan menggema dalam gang kecil yang sepi, pemuda pirang itu mengunci pergerakan si serba hitam dengan kedua tangannya.
"Apa yang kau bicarakan?" Shizuo menggeram sambil mengangkat kerah jaket berbulu didepannya.
Si serba hitam Izaya melebarkan matanya, "Sungguh, Shizu-chan? Kau tidak mengerti apa yang kukatakan?" kemudian tertawa terbahak-bahak, "Benar-benar bodoh!"
Dikatai seperti itu oleh orang yang paling dibencinya tentu saja membuatnya naik darah dan meninju tembok didepannya, "Jangan main-main denganku, kutu!" dan kembali mencengkram jaket Izaya, "Apa maksud yang kau bicarakan tadi?!"
Izaya yang diteriaki dari dekat itu menyeringai, lalu menghembuskan nafas berat dibuat-buat.
"Bukannya sudah kukatakan, aku ini hamil."
Kedutan di dahi Shizuo muncul.
"Laki-laki tidak bisa hamil."
"Aku bisa."
"Lalu kenapa kau memberitahukannya padaku!"
"Bukannya sudah jelas. kau yang menghamiliku-"
BAGH
Shizuo kembali meninju tembok di samping Izaya, "Bercandamu tidak lucu, Izaya."
"Apa aku terlihat seperti orang yang bercanda?"
Shizuo melihat sorot mata Izaya dengan tajam. Terus terang saja, ia tidak bisa melihat kebenaran dari sorot mata itu. Karena bagaimana pun juga ia tahu jika tidak ada dari Izaya yang mencerminkan kebenaran. Heh, sosok kutu ini mana mungkin jujur kan.
Lagipula candaannya kali ini keterlaluan. Bagaimana bisa si kutu busuk itu mengaku dirinya hamil. Shizuo memang tidak sepintar Izaya, tapi ia sangat tahu kalau laki-laki tidak bisa hamil. Yang lebih parahnya lagi kalau dirinya lah yang menghamili Izaya, yang benar saja! Mana mau dirinya menghamili kutu busuk itu, hei. Jangankan berhubungan dengannya, bersentuhan saja tidak pernah. Lalu bagaimana bisa informan itu mengungkapkan kalau ia yang sudah menghamilinya? Apa kutu ini sedang stress berat?
Ah, Memikirkannya lebih lanjut membutnya sakit kepala saja, moodnya sudah cukup buruk karena bekerja, ditambah lagi candaan busuk Izaya yang sangat tidak lucu dan tidak berbobot itu. Ia tidak ingin menambah buruk moodnya yang sudah buruk ini.
Shizuo pun memutuskan untuk mengabaikan perilaku gila musuhnya. Dilepaskannya cengkraman dari kerah jaket Izaya, sedikit mendorongnya ke tembok dan membuat kutu tengik itu terjatuh.
"Terserah," sambil menyalakan rokok dan menyesapnya, "Hari ini aku sedang tidak ada mood untuk meladenimu, kutu."
Dengan tenang Shizuo berbalik meninggalkan gang sepi itu dan meneruskan perjalanan menuju apartemennya. Tanpa tahu, di balik sana, Izaya meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.
.
.
Waktu menunjukkan pukul dua belas malam tetapi Shizuo belum saja bisa tidur padahal ia sudah menyamankan posisi tidurnya dikasur. Sudah dua jam berlalu saat pertemuanya dengan Izaya. Dan Jujur saja, kata-kata kutu di jalan tadi masih terngiang di kepalanya. Kenapa juga kalimat tidak masuk akal itu begitu efektif membuatnya berpikir keras. Kutu sialan itu benar-benar menjengkelkan.
"Hamil, heh?" si pirang membalikan tubuhnya kesamping, "Kutu sinting itu mengejekku atau apa?" gumamnya lagi.
Dengan senyuman miris yang dibuatnya ia kembali mengingat akan siapa dirinya. Manusia yang diberkahi tenaga sialan yang membuatnya jauh dari kata 'manusia biasa', tercatat sebagai manusia paling kuat di Ikebukuro yang ditakuti semua orang. Manusia yang selalu terlibat dalam kekerasan walaupun pribadinya sendiri tidak menyukainya. Manusia yang kerap dipanggil monster, apalagi oleh informan sinting Shinjuku itu tidak mungkin dapat memiliki anak. Jangankan keturunan, kekasihpun ia tidak punya.
Selama hidupnya pun belum pernah ia menemukan seorang wanita yang ingin jadi kekasihnya. Manusia yang kerap putus asa dalam mencari belahan jiwa ini bisa apa. Ia sangat mengerti jika tidak akan ada orang yang mau dengannya, toh tidak terlalu jadi masalah baginya. Lebih enak begini kan, hidup sendiri dalam kebebasan. Tidak perlu membagi hasil jerih payah dalam urusan rumah tangga. Yah, meski dikatakan seperti itu tetap saja jauh dilubuk hatinya selalu membayangkan mempunyai sebuah keluarga yang bahagia.
Tch, dan sekali lagi. Shizuo menyalahkan musuh busuknya itu karena telah membuatnya mendayu seperti ini.
.
.
Suara dering ponsel membuat matanya melebar seketika, shizuo berdecak kesal karena gangguan tidurnya ini. dengan kasar ia meraih ponsel di meja tidurnya dan melihat siapa pelaku perusak mimpi indahnya.
Shinra.
Lekas ia berdiri sambil menyiapkan sumpah serapahnya.
"Shinra! Jelaskan padaku kenapa kau meneleponku sekarang karena ini masih jam tiga pagi!"
Shinra diseberang sana hanya meminta maaf dengan nada cepat, "Shizuo-kun, datanglah ke apartemenku sekarang."
Amarah pemuda pirang itu naik.
"Hah!? Memangnya ada apa!?" jawabnya sambil teriak.
"Pokoknya datang dulu kesini."
"Dengar Shinra, aku sedang dalam mood yang buruk sekarang. Jadi jika kau tidak menjelaskan padaku sekarang, maka kupastikan kau akan menyesal nanti."
Suara desahan panjang terdengar ditelinga Shizuo.
"Baiklah, pertama-tama begini ceritanya.. kemarin malam Orihara-kun datang keapartemenku dan terlihat kesakitan, aku belum tahu apa yang terjadi saat itu dan kuputuskan untuk merawatnya. Tetapi karena ada yang aneh dengan tubuhnnya maka aku coba membuat beberapa tes dengannya dan hasilnya baru terlihat tadi. Dan kau tahu Shizuo-kun, aku sempat tidak percaya dengan hasilnya..."
Shizuo yang mendengarkan penjelasan panjang Shinra mencoba untuk tidak membanting ponselnya. Tentang Izaya katanya. Kemarin malam? Sewaktu kutu itu membual dirinya hamil, heh.
"Orihara-kun hamil."
"Oh." Sudah diduga.
"Dan katanya itu anakmu."
"Ya."
Hening...
"Jadi... benar?"
Butuh waktu lima detik untuk menyadarkan apa yang baru diucapkannya tadi. Apakah ia baru saja mengiyakan pernyataan Shinra tadi?
"Mana mungkin! Aku tidak tahu sama seka—"
Shizuo menjatuhkan ponselnya kelantai, kedua tangannya reflek memegangi kepalanya yang tiba-tiba berdenyut sakit. Pandangannya terasa berputar-putar kasar dan ia nyaris kehilangan keseimbangan. Keringat dingin yang mengalis deras membuatnya menggigil keras. Shizuo meringkuk di lantai, mengabaikan panggilan Shinra di telepon yang masih bisa didengarnya, terus memegangi kepalanya yang seperti akan meledak. Di detik kemudian, pemandangan itu muncul.
Pemandangan berupa ingatan yang rasanya belum pernah dialaminya, ingatan dimana ia dengan Izaya sedang berada diatas ranjang, saling memadu kasih diantara keringat yang saling bertukar.
Izaya yang mendesah, Izaya yang berteriak dan dirinya yang mendominasi Izaya.
Lalu ingatan itu hilang, sakit dikepalanya pun perlahan hilang. Shizuo terdiam dengan nafas yang masih tersenggal.
'A-apa itu.'
.
.
Tbc
.
.
mpreg pertama dan semoga suka~
khususnya Ara-chan xD
semoga aja alurnya ga kecepetan hihi.. dan untuk ingatan dadakan Shizu akan dijelaskan nanti.
well, Otanjoubi Omedetto Shizuo! XD
