Friendship.
Main Chara : Sasuke U, Naruto U.
Rate : K+
Genre : Friendship, family/ Humor.
Summary : kekonyolan hubungan persahabatan antara Sasuke dan Naruto." Aku lebih memilih memiliki sahabat konyol sepertimu dibandingkan memilki sahabat yang normal." " Aku juga lebih memilih sahabat yang dingin sepertimu, Teme!" fanfic untuk sahabatku yang konyol semua.
Warning : AU, abal, typo bertebaran, humor gak kerasa. Nista sekali lagi saya tekankan NISTA. DLDR!
a/n : aku tak tahu harus berkata apa. Fic ini dibuat untuk melampiaskan strees saja. Aku tahu humornya gak kerasa. Jadi kalo gak suka klik BACK. Oke! ^^
Naruto © Masashi Kishimoto
This Story Pure mine.
Dedicated for my friend.
Don't like Don't read
.
Happy reading
.
.
Friendship
.
.
" Yo, Teme!" Sasuke menoleh saat mengenal suara yang tidak asing lagi baginya. Anak laki laki yang menduduki bangku akhir di Konoha Senior High School itu mendengus, seiring dengan tepukan di bahunya. " Ck, bisakah kau tidak berisik, Dobe?" dengusnya,
" hehehehe jangan begitu Teme. Hidup kita ini masih panjang jadi ayo kita nikmati saja masa muda kita!" seru anak laki laki pirang yang diketahui bernama Namikaze Naruto. " Kau terdengar seperti alis tebal itu!" desis Sasuke tajam.
" hee? NANI? JANGAN PERNAH SAMAKAN AKU DENGANNYA!" teriak Naruto karena merasa tidak terima di katakan mirip dengan alien ijo itu.
" Ah sudahlah Teme! Aku tak mau berdebat denganmu, mengerikan sekali jika kerut dahi legendamu itu mucul, hii.." ucap Naruto pura pura merinding tanpa khawatir merasakan aura membunuh di sekitarnya.
" kau ingin kupukul ya, Hah!?" Tanya Sasuke sambil berdesis dingin. " santai Teme, tarik nafas.." Sasuke mencoba mengikuti saran Naruto, " lebih dalam.." masih mengikuti saran sahabat kuningnya hingga,
" Oke jangan dibuang Teme! Biarkan seperti itu, aku akan menyiapkan batu nisanmu.." ucapnya sambil tertawa kencang, meninggalkan Sasuke yang sudah mencapai ubun ubun, lalu garis kerutan di dahi miliki Uchiha bungsu ini mulai terlihat.
Nampaknya mitos tentang kerutan melegenda milik Uchiha Sasuke ini ada benarnya Pemirsa. " KAU MENDOAKANKU AGAR CEPAT MATI DOBE!"
ingatkan Sasuke untuk mengambil balok kayu agar dapat memukul kepala sahabatnya yang terbilang idiot itu, tapi siapa yang idiot disini karena telah mengikuti saran yang diberikan Naruto tadi? Tutup mulutmu atau kau akan melihat Uchiha Sasuke mengalami penuaan dini.
Friendship
.
.
" Teme!" panggil Naruto membuat sang pemiliki nama menoleh sambil memutar kepa –mata maksud saya pemirsa (?) –bosan mendengar celotehan tak penting dari sahabatnya ini.
Dia selalu merenung, kenapa dia bisa berteman dengan bocah kuning ini selama 17 tahun hidupnya.
" Apa? Jangan membicarakan hal yang tidak penting lagi." Perintahnya datar. Sekolah telah usai 15 menit yang lalu, saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju kediaman masing masing.
Mengingat bahwa rumah keduanya berhadap hadapan, jadi ritual pulang bersama memang sering mereka lakukan.
" aku tadi menembak Hinata-chan." Ucap Naruto malu malu anak ayam, membuat Sasuke ingin muntah melihatnya. Tunggu! Menembak?! Si bodoh ini menembak seorang gadis..
What The? " Kenapa ekspresimu seperti itu Teme! Kau terlihat seperti uke yang kehilangan semenya Sasuke, HAHAHAHAHAHA! Lihat ekspresimu Teme!" ucap Naruto terbahak bahak padahal tak ada yang lucu disini.
" Uke? Yang benar saja aku normal bodoh!" desisnya setajam silet (?). " Aku hanya tak percaya, ada yang mau denganmu." Lanjutnya membuat Naruto menghentikan Langkahnya.
" KAU! Kau meragukanku Teme! Asal kau tahu aku memiliki fans sepertimu, walau lebih banyak dirimu.." ucapnya terputus, membuat Sasuke menyeringai. " tapi aku tak sepertimu yang memiliki orientasi menyimpang!"
Cukup, sudah cukup kesabaran seorang Uchiha Sasuke. Sepertinya pemuda berumur 17 tahun ini memang akan mengalami penuaan dini.
" SIAPA YANG KAU MAKSUD MENYIMPANG, HAH!? Aku menyukai SAKURA BODOH, KAU TIDAK PAHAM AT…" seketika pemuda itu terdiam, kelepasan eh? 'mati aku, prideku turun karena bocah ini..'
" hahahahah, tinggal menyerahkan rekaman suara ini pada Sakura-chan, fufufufuf… Jangan lupa Pajak Jadian ya.. Mas Boy.." ledek Naruto disertai siulan dan kerlingan menggoda sambil mengangkat hapenya yang sedari tadi merekam pembicaraan mereka, pada Uchiha Sasuke yang kini tengah mematung.
" Namikaze NARUTO! KEMARI KAU!" geraman kemarahan terdengar dari bibir bungsu Uchiha itu, sedangkan Naruto? Sudah lari terbirit birit, tak mau merasakan jitakan maut dari sahabat ravennya itu.
Dengan langkah seribu Sasuke mengejar Naruto yang nampaknya telah memasuki kediamannya.
" awas kau Dobe! Ku cincang kau!" teriak Sasuke yang terdengar hingga balkon kamar Naruto. Naruto muncul dari balkon kamarnya, " maaf , Teme.
ku tak ingin kau menjadi perjaka tua selanjutnya setelah Orochimaru-Sensei." teriaknya kemudian masuk kembali ke dalam kamarnya. Tawa membahana dari kamar itu. KIIIT… kerutan di dahi Sasuke semakin terlihat,
" akan kuhabisi kau nanti malam!" ucapnya memasuki kediamannya yang berada didepan rumah Naruto. Ingatkan Sasuke untuk meminta krim anti tua milik Itachi.
Friendship
Malam ini acara makan malam dua keluarga yang sudah bersahabat sejak lama ini diadakan di kediaman Uchiha. Dentingan garpu dan sendok yang beradu dengan piring menimbulkan suara yang memecahkan keheningan malam ini. Mereka semua menikmati makanan yang dimasak oleh para ibu dengan hikmat.
Setelah menghabiskan makanan berat. Mikoto dan Kushina datang membawa kudapan serta teh ocha untuk menemani obrolan ringan para suami dan anak mereka.
" Ne, Sasuke-kun.. Kenapa kau berwajah seperti itu? Apa Naruto berbuat ulah lagi?" Tanya Nyonya Namikaze setelah menaruh gelas terakhir di atas meja. Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang kelaurga Uchiha.
" Hn, baa-san.. dia hany.. hmmmp!" jawab bungsu Uchiha yang langsung diseret oleh putra tunggal keluarga Namikaze ke taman keluarga Uchiha. Uchiha Itachi yang sepertinya penasaran apa yang terjadi pada adiknya pun ikut menyeret Sasuke.
" ck.. mereka itu tak bisa akur walau sedetik. Sama seperti kalian!" ucap Mikoto dan Kushina bersamaan kepada dua kepala keluarga yang kini saling membuang muka.
" hehehehe, sudahlah Tem –Sasuke. Kenapa kau memasang wajah seperti itu sih? Aku kan hanya membantumu. Lagian kau ini Tsundere sekali. Suka bilang suka.. kau mau Sakura-chan berubah nama menjadi Sabaku.. ck.. ck..Kau akan menjadi perjaka tua selanjutnya kalau begini caranya.." ujar Naruto menggeleng gelengkan kepala setelah melepaskan bekapan mulutnya.
" memang apa yang terjadi Naruto?" Tanya Sulung Uchiha yang tak mengerti dengan ucapan Naruto. " Begini Itachi-nii. Adikmu ini belakangan ini selalu uring uringan tak jelas. Dan saat aku tahu alasannya, si Teme ini jatuh cinta. Hanya saja karena kepalanya yang memang seperti batu itu. Dia selalu menyangkalnya, dan saat Sakura-chan mulai dekat dengan pria lain. Dia malah merasa dikhianati.." ucapnya kemudian melanjutkan,
" lalu tadi aku memancingnya sampai dia emosi, dan ternyata memang benar dia memang menyukai Sakura-chan, Itachi-nii." Naruto mengakhiri penjelasan panjang kali lebar sama dengan luasnya (?) sambil menunjuk nunjuk Sasuke yang sedang mendeathglarennya.
Itachi menganggukan kepalanya mengerti.. " oh.. jadi my lovely Baka Otouto ini jatuh cinta ya.." ucapnya dengan kerlingan menggoda. " jangan memancingnya Itachi-nii. Atau kau akan melihat kerut dahi melegenda miliknya." Cibir Naruto, membuat bungsu Uchiha itu menatapnya garang.
" hahahahah.. kau mau krim anti kerut milikku Sasu-chan..?" goda Itachi membuat Sasuke bergidik. " tidak. Terimakasih." Desisnya tajam pada kakaknya sendiri. " ah.. sudah lanjutkan saja pembicaraan kalian. Aku mau menelpon Konan dulu.. dah Naruto, Sasu-chan.." tawa Itachi meledak melihat wajah adiknya itu. " jangan panggil aku dengan sebutan menjijikan itu." Garangnya sambil melempar bakiak milik author. Untung Itachi sudah masuk kedalam rumah kembali.
Author : woy balikin bakiak gue.. mahal tuh.
Sasuke : halah menang nyolong di mesjid aja sombong.
Author : (deathglare) enak aja! Balikin atau gue bikin lo menderita di fic ini.. fufufufuf.. #ketawa nista.
Sasuke : oke oke nih gue balikin.. ambil tuh.
Author : thank you Sasu-chan. #lari entah kemana
Sasuke : sialan tuh author nista. Awas aja, kalau ini bukan fic Au udah gue ameterasu tuh bocah.
" heh Teme! Kau bicara pada siapa sih?" Tanya Naruto celingukan mencari orang yang berbicara pada temannya ini. " itu author yang buat jalur cerita ini jadi makin abstrak." Desisnya mencari Author yang sedang mengetik kata kata ini.
" ah sudahlah Teme. Teme, kenapa ya.. kita gak pernah bisa akur?" Tanya Naruto memandang langit biru sambil menerawang. " Hn.. kau yang selalu memancing emosiku." Ujar Sasuke pelan yang masih didengar oleh Naruto. Naruto mendelik tajam.
" Ck.. mulai lagi.. tapi, jika kau memilih. Lebih baik memilki sahabat konyol sepertiku atau memiliki sahabat yang normal diluar sana… mana yang akan kau pilih?" tanyanya mencoba serius kali ini. " Hn.. Aku lebih memilih memiliki sahabat konyol sepertimu dibandingkan memilki sahabat yang normal." Jawab Sasuke singkat.
" alasannya?" Tanya Naruto lagi. " jujur.. di balik sikapmu yang konyol itu, aku merasa lebih bewarna. Karena, kau tahu kan kalau keluargaku kehabisan stok ekspresi. Yah intinya, dibalik kekonyolanmu ada sifat positifnya." Ujar Sasuke menjelaskan. " hehehehe, tumben kau bijak Teme. Aku juga lebih memilih sahabat yang dingin sepertimu, Teme!"
" kita akan selalu jadi sahabatkan?" Tanya Naruto kembali melihat langit penuh bintang mala mini. Jarang sekali mereka akur seperti ini. " Hn.. selalu, Dobe." Ucap Sasuke membuat cengiran di wajah Naruto. " Yosh! Siapkan uang tabunganmu unuk mentraktirku sebagai pajak jadianmu dengan Sakura-chan.. hahahahahahahhaha." Ledak tawa Naruto membuat Sasuke kembali panas. Pemuda jabrik itu sudah menghilang entah kemana.
" AWAS KAU DOBE! JANGAN PERLIHATKAN REKAMAN ITU PADANYA!" Teriak Sasuke dengan semburat tipis menghiasi pipinya. Ingatkan dia untuk memakai topeng ke sekolah besok. Cih, Tsundere.
= Fin =
Author : apa apaan ini? #banting kepala
Sasuke : berisik! Author sarap. Kenapa loe buat gua kayak gini mau ditaro dimana pride Uchihaku, HAH?
Author : salah siapa yang sudah melempar bakiak kesayanganku, bodoh!
Sasuke : cih, masih untung aku tidak membantingmu ke lantai! Camkan itu.
Naruto : ehmm teman teman.. jangan berdebat terus! Kapan fic Ini akan selesai kalau kalian bertengkar terus!
SasuAuthor : DIAM!
Naruto : baiklah minna-san. Reviewnya aja oke. Sebelum terjadi perang dunia ninja kelima.
