After Gun

.

.

Disclaimer: Yusuke Muraya & Riichiro Inagakiri

.

.

Summary

Kita yang sekarang harus menjalani hidup di masa depan, masa lalu biarlah hanya menjadi kenangan. / Sekuel Gun / Hiruma pov /

.

.

Kriet

Aku membuka pintu sialan rumahku dan melepaskan sepatu sialanku.

"Tadaima," Kataku dan memasuki rumah sialan.

"Okaeri You-kun," Sahut Istri Sialan –Mamori- dari dapur, bau masakannya tercium sampai sini, harum.

"Kau mau makan atau mandi dulu?" Tanya istri sialan tanpa menoleh kepadaku, ia masih memasak.

Aku memeluk istri sialan dari belakang," Aku lapar"

"Sabar ya, sebentar lagi matang kok," Jawab istri sialan lalu menoleh kepadaku, ia memberikan senyuman sialan yang tch kau tahu sendirilah.

Kepalaku kubenamkan pada perpotongan leher sialannya, menghirup dalam-dalam aroma khasnya.

"You-kun aku sedang memasak," Tegur istri sialan.

"Hn," Aku melepaskan pelukkannya dan duduk menunggu.

Kriet

"Tadaima," Aku barusaja pulang dan meletakkan sepatuku asal.

"Yota-chan coba lihat, ayahmu sudah pulang," Istri sialan mengangkat tinggi-tinggi anak sialan dan menghadapkan kepadaku.

"Aa….aa" Dasar anak sialan, tiap hari kerjaannya mengoceh tidak jelas.

Istri sialan menatapku dan memberikan anak sialan padaku. Mengerti maksudnya aku mengambil anak sialan dari tangannya.

"Hei anak sialan jangan mengompol di bajuku lagi" jangan sampai seperti minggu kemarin, baju sialanku sampai basah dibuatnya.

"Dhehehe" Anak sialan tertawa kecil, memangnya dia bisa mengerti apa yang ku omongkan?

"Tenang saja dia pakai pampers kok"

"Anak sialan coba lihat ibumu yang cerewet, jelek, gendut, tukang marah-marah,"

"Mou, Yota-chan lihat ayahmu yang jelek, sembarangan, kasar, tidak menghargai orang lain"

"Tapi kau mencintainya kan?" kekekeke pasti kali ini dia kalah lagi.

"Ti-tidak kau saja yang ke-geeran" Muka istri sialan langsung berubah menjadi merah, seperti tomat busuk kekekeke.

"Kekekeke lihat mukamu seperti tomat busuk"

"Kekekekeke" Anak sialan menirukan suara tertawaku, bahkan suaranya sedikit lebih keras daripada punyaku.

"Bahkan anak sialan setuju denganku"

"Dasar kalian berdua"

"Kekekeke" Aku dan anak sialan tertawa bersama-sama, sedangkan istri sialan hanya tersenyum melihat kami berdua.

"You-kun?You-kun" Panggil istri sialan, di depanku sudah ada nasi beserta lauk yang masih mengepul.

"Hn," Jawabku, kenapa aku mengingatnya lagi sih.

"Kau melamunkan apa?" Tanyanya penuh perhatian menjijikan.

"Bukan apa-apa," Jawabku dan memakan makananku.

Cukup lama kami berdua makan malam dalam hening, tak ada lagi celotehan-celotehan sialan yang mengganggu telingaku. Dasar, otak sialan berhenti memikirkan anak sialan yang sudah tidak ada lagi

"Sudah lebih dari 3 bulan ya" Kata Istri sialan tiba-tiba dan menoleh kebelakangku.

Aku menaikan sebelah alisku, meminta penjelasan.

"Yota-kun pasti bahagia disana," Kata istri sialan dan menatap mataku.

"Kau merindukannya?" Tanyaku. Sekarang aku tahu maksudnya.

"Mungkin, tapi aku harus merelakannya bukan?" kata istri sialan, tumben dia jadi bijak seperti ini.

Istri sialan benar, aku juga harus merelakannya. Kita yang sekarang harus maju jangan terjebak di masa lalu. Lagi pula kita bisa membuatnya lagi, kekekeke.

"Jadi mau buat lagi?" Tanyaku dan menyeringai.

"Mou, You-kun mesum!"

.

.

.

Nana ubah sedikit di bagian flashbacknya, semoga readers suka. Kemungkinan minggu ini Nana bakal publish chapter 2 nya. Minggu kemaren lagi pekan ulangan sibuk banget, sampe satu hari 4 ulangan DX.

Review please?