220734khageswara's present

Disclaimer: Captain Tsubasa (c) Yoichi Takahashi

The Title part 1 is...


Aku memilih Setia

Pairing: Tsubasa x Sanae x Kanda

Genre: Romance, AU (Alternate-Universe) with OC named Midori Ozora, OOC (jika ada, namanya juga fanfics #plak)


Sanae melirik ke lapangan sepakbola. Matanya tertuju pada Tsubasa yang masih bermain sepakbola dengan rekan-rekan timnya. Ah, gak berubah. Sudah berubah status menjadi 'pacaran' pun tetap saja begini. Tsubasa tetap tergila-gila sama sepakbola. Memang gak ada romantisnya sama sekali.

"Sanae, kamu melamun saja..., kamu mandangin Tsubasa ya?" tanya Yukari. Sanae mengiyakan.

"Iya. Tsubasa gak berubah ya..."

"Berubah gimana? Jadi Hulk ya?"

"Ih! Kamu diajak ngomong serius malah bercanda..." Sanae mulai protes.

"Ahahaha, jadi pendapatmu gimana?"

"Kalo kayak gini sih, aku jadi bosan sama dia..."

"Lho, bosan kenapa? Kamu ngeliatin dia bermain sepakbola saja gak bosan..."

"Bosannya karena dia gak romantis! Aku ulang tahun saja gak ngasih apa-apa..."

Yukari memutar matanya ke atas dan menghela napas panjang. Lagi-lagi keluhan yang sama, pikirnya.

"Tapi tetap nempel juga kan? Hahaha, resiko punya pacar seorang atlet ya gitu."

"Oh..." Sanae kembali merengut. Ketika itu juga, ada seseorang yang mengawasinya dari jendela kelas. Dia adalah Koshi Kanda, seorang atlet tinju andalan Nankatsu.

"Hey Kanda... ngapain lihat ke bawah?" tanya temannya sambil melihat ke bawah. Tiba-tiba temannya tersenyum jahil.

"Ooooooh, Nakazawa rupanya... hehehe. Belum kapok ya?"

"He?"

"Dia kan sudah jadian sama Tsubasa Ozora dan kamu mengakui itu kan?"

"Ah, gue bercanda doang..." Kanda hanya merengut.

"Maksudmu?"

"Alasan gue kayak gitu biar nanti gue nunggu saat yang tepat! Saat ketika Nakazawa bosen sama kapten tim sepakbola itu!"

"Aish, jahat bener kamu! Jadi kamu tuh mau langsung ngambil Nakazawa?"

"Lu mah gak ngerti maksud gue sih! Ya udah, masih ada jam lagi gak? Gue mau pulang!"

"Eh ngapain? Masih ada tauk! Materi Bahasa Jepang!"

"Kondisiin gue ya! Bilang kalo gue mendadak dipanggil ortu gue!"

Di saat itulah, Kanda meninggalkan kelas. Temannya hanya menggeleng heran.

~000~

Selesai latihan, akhirnya tim sepakbola Nankatsu pulang bersama-sama. Saat itulah, semuanya berpisah ke jalan rumah masing-masing. Tsubasa memutuskan untuk mengantar Sanae pulang ke rumahnya.

"Sanae..." panggil Tsubasa.

"Eh, kenapa?" Sanae menoleh ke arah Tsubasa.

"Aku ingin tanya, kenapa kamu cemberut hari ini? Apa karena kamu dimarahi sama guru pas pelajaran Seni Rupa? Ah iya ya, kamu kan gak bawa kertas A4 waktu itu..."

Sanae mengusap dadanya sambil menggeleng. Bukan itu, Tsubasa..., gumamnya dalan hati.

"Atau karena Ishizaki menggodamu lagi? Ah, memang jones Ishizaki itu..." Tsubasa terus saja berceloteh. Sanae yang mulai pusing langsung berteriak.

"BUKAN ITU! KAMU INI MEMBUATKU PENING SAJA!"

Tsubasa kaget ketika Sanae berteriak seperti itu. Dia terdiam. "Oh?"

"Sudahlah, kamu pulang saja. Makasih sudah mengantarkan. Aku akan pulang sendiri." kata Sanae jutek. Secepat mungkin dia berjalan pulang agar tidak dikejar Tsubasa.

"Eh!? Kenapa kamu!? Hey Sanae!"

Ketika Tsubasa memanggil, Sanae sudah lenyap di ujung pertigaan.

~000~

Di rumah keluarga Ozora, Tsubasa duduk dengan lesu di meja makan. Midori Ozora, adik kembarnya hanya terheran-heran. Setelah diceritakan tentang tadi, Midori terkejut.

"Hah? Sanae marah-marah sama kamu?" tanya Midori. Tsubasa mengangguk lesu.

"Aku salah apa ya, Midori? Perasaan aku gak membuat dia sebal deh..."

"Lagi PMS kali? Semua cewek suka kayak gitu..."

"Apa pula PMS? Ngasih istilah jangan susah-susah sih!"

"Ckckckck, iya ya. Kamu kan cowok..." Midori menggaruk dagunya. "Ya udah, kalo keadaan Sanae sudah baik, kamu tanyakan lagi..."

"Satu hal lagi..." Tsubasa mengacungkan tangannya.

"Apa?"

"Tadi kenapa kamu pulang duluan? Padahal pelatih nyari kamu..."

"Ooooh, aku latihan Taekwondo... hehehe. Kan kamu tau sendiri kalo di sekolah kita cuman ada klub Karate saja. Dohjangnya di dekat rumahnya Wakabayashi tuh." jawab Midori dengan pede. Tsubasa hanya mendengus keki.

"Sialan ah kamu!"

"Epen!" seru Midori usil. "Btw, aku ngerasa ada sesuatu yang gak enak."

"Apa tuh?"

"Gak tau. Tapi pas aku ngerasain kayak gitu, keingetan sama Sanae lho..."

"Hah?"

Benar saja, di waktu yang sama, Sanae baru saja pulang berbelanja dan bertemu dengan Kanda di ujung jalan. Sanae memasang ekspresi waspada.

"Lo kenapa? Gak usah takut sama gue sih." kata Kanda.

"Kamu ngapain?"

"Yah, nongkrong doang sih? Lo sendirian nih?"

"Tadi sama teman kok. Kenapa?"

"Lo mau gak ikut sama gue ke Taman Hikarigaoka? Yah, hang out aja sih..."

"Maaf ya, aku mau pulang." Sanae segera menghindar dari Kanda. Tapi sayangnya Kanda sudah menarik tangan Sanae.

"Ayolah, gue cuman mau curhat. Sebentar saja kok, nanti gue anter pulang."

Sanae hanya terdiam. Hatinya bimbang. Kalau memang niatnya positif, boleh-boleh saja. Tapi bagaimana jika negatif? Mana dia sendirian lagi? Mau melawan pake apa? Sanae tahu perangainya Kanda yang agak brutal. Buktinya dulu dia berhasil membuat Tsubasa babak belur. Apa boleh buat...

"Ya sudah..., tapi sebentar saja ya?"

Kanda mengangguk dengan senyum kemenangan. Segera saja dia mengajak Sanae ke Taman Hikarigaoka.

Sementara itu, Midori baru saja mengantar ibunya berbelanja di toko ikan. Di saat itulah, mereka melihat Kanda dan Sanae berjalan bersama.

"Eh? Itu Sanae kan?" tanya ibunya.

"Ah? Sanae? Mana?" Midori menoleh kiri-kanan.

" Itu disana. Dia lagi sama cowok tuh. Mau kemana mereka? Sudah senja gini?"

"Itu sama Koshi Kanda, bu. Itu lho, yang pernah bikin Tsubasa babak belur!"

"Berarti dia cowok berbahaya! Panggil gih! Ibu pulang duluan ya..."

"Gak apa nih bu? Belanjaan ibu banyak bener!"

"Gak apa. Kamu susul gih!"

"Iya bu."

Ibu Ozora segera pulang membawa belanja seorang diri. Midori langsung pergi ke telepon umum dulu dan menelepon ke rumahnya.

"Ini rumah keluarga Ozora." kebetulan Tsubasa yang menjawab teleponnya.

"Ini aku, Midori. Mending kita ke Taman Hikarigaoka sekarang!"

"Kenapa? Ada pesta kembang api ya?"

"Bukan! Pacar lu dibawa si Kanda!"

"APA!?"

~000~

Hari sudah malam. Sanae dan Kanda sedang berada di Taman Hikarigaoka. Dengan perasaan was-was, Sanae melirik belanjaannya. Pasti orangtuanya khawatir karena dia telat pulang.

"Kanda, aku mau pulang. Orangtuaku mengkhawatirkanku di rumah..." kata Sanae. Kanda menggeleng.

"Tunggu lah. Masa sudah mau pulang?"

"Iya. Gadis sepertiku gak boleh pulang larut..., lagipula aku baru berbelanja. Mau makan apa keluargaku di rumah?"

"Ckckck, lo cerewet banget sih!? Oke, gue mau tanya baik-baik..." pas Kanda bilang gitu, feeling Sanae agak aneh.

"Apa?"

"Lo sama Tsubasa jarang bareng? Udah putus ya?"

"Ng, belum. Kenapa?"

"Perasaan gue sama lo belum hilang. Gue cuman bohong aja kalo gue ngakuin Tsubasa Ozora biar gue nunggu saat yang tepat yakni pas lo bosen sama dia."

"Jadi?"

"Gue ulang deh, lu sama gue pasti nyaman. Gue akan jadi cowok romantis dan perhatian sama lo. Mau ya?"

Tangan Kanda mulai memegang tangan Sanae. Suasana mulai gundah. Sementara itu di balik semak-semak, Tsubasa dan Midori melihat mereka.

"Njir, parah lah! Belum kapok dia ditendang sama aku!" seru Tsubasa geram.

"Ssssst! Berisik ah!" seru Midori sambil menutup mulut Tsubasa.

Sanae hanya terdiam. Di saat itulah dia berbicara...

"Maaf, aku lebih memilih setia dengan Tsubasa..."

"Eh?" Kanda terkejut. "Tapi lo udah bosen sama dia kan? Dia gak ada romantis-romantisnya!"

"Alasannya mudah saja, Tsubasa itu menghormatiku sebagai seorang gadis. Aku memilih setia sama dia meskipun ada saatnya aku kesal dengannya karena dia lebih mementingkan sepakbola dan tidak romantis. Aku ucapin begini karena kamu tampaknya tidak jera dengan kejadian yang dulu."

Sanae menjawab itu dengan tenang. Kanda hanya mengangkat bahu saja.

"Yah, terserah lo aja. Tapi gue salut sama lo. Well, gue udah gak bisa ganggu lo lagi." kata Kanda sambil berjalan pulang.

"Mau pulang? Kamu seenaknya sekali ngajak jalan Sanae!"

Di saat itulah Tsubasa muncul bersama Midori. Midori yang galak langsung menyemprot Kanda. "Lo harusnya tau kalo anak cewek tuh gak boleh keluyuran! Ngomongnya aja cinta, tapi gak ngertiin dia!"

"Sudahlah, ibu negara. Lagipula gue udah kalah telak kok." kata Kanda.

"Ya udah, aku sudah dengar semuanya. Lebih baik kamu pulang." kata Tsubasa. Kanda langsung meninggalkan mereka bertiga. Midori langsung menghampiri Sanae.

"Sanae, kamu gak apa kan? Diapain sama atlet tinju itu?" tanya Midori.

"Gak apa kok." jawab Sanae.

"Tapi keputusanmu benar, Sanae. Maaf sudah membuatmu bete karena aku tidak romantis." kata Tsubasa. Wajahnya memerah karena malu.

"Ah, gak apa. Ini salahku juga karena gampang bosan..." kata Sanae sambil tersenyum.

"Ya sudah, mari kita pulang. Apalagi kamu, Sanae. Kamu kan bawa belanjaan buat makan malam." balas Midori.

"Ah iya! Gawat!"

Tawa pun membahana dan sebagai penutup pada hari ini...

-THE END-

P.S: Baru come back yah... mencoba lagi membuat fics dan , "Aku memilih setia" itu judul lagu yang dibawakan oleh Fatin (siapa tau ada yang belum tau). :P Okay, RnR ya...