Kiseki!
Disclaimer :
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Rated :
T
Genre :
Romance/Drama
Warning :
DLDR, OOC, AU, Typo(s), Shounen-ai, Gaje, dll
Happy Reading!
Chapter 1. Prolog!
Mutlak dan absolute—
"Kalian tidak boleh membantah."
—adalah pernyataan sakral dari seorang Akashi Seijuurou. Sang iblis berwujud manusia keturunan bangsawan sekaligus samurai ternama pada era Sengoku Jepang saat itu. Mata heterochome yang berkilat tajam menatap empat orang pemuda bersurai pelangi di depannya, membuat mereka meneguk ludah dengan susah payah.
"J—jadi? Kita akan pergi? Bagaimana?" tanya pemuda berambut navy blue, Aomine Daiki untuk memastikan lebih lanjut. Memastikan apakah Akashi masih teruji kewarasannya.
"Bu-bukannya aku membantah nanodayo, tapi apa memang ada cara seperti itu untuk melakukan hal 'itu' nanodayo?" Midorima Shintarou, pemuda berambut hijau ganti bertanya. Sorot matanya menunjukan tanda tanya yang begitu besar .
"Akashi-cchi, jangan bercanda ssu..." pemuda berambut pirang berkomentar dengan nada penuh kesimpatian pada salah satu rekannya itu. Ia tau bahwa Akashi sangat terpukul tapi kali ini pemuda pirang itu merasa Akashi sudah kelewat batas.
"Aku tidak pernah bercanda Kise Ryouta!" bentak Akashi keras. Kilatan pada matanya semakin tajam. Aura gelap menguar dari tubuhnya saat menatap Kise dan sungguh itu membuat nyali Kise menciut.
"Dan jangan ragukan kewarasanku atau kalian akan mati pada ujung katanaku!"
Sebuah ancaman keluar dari mulut Akashi bagi mereka yang tengah meragukan kewarasannya. Lagi-lagi membuat mereka menelan ludah paksa.
"Aka-chin aku lapar..." rengek pemuda jangkung berambut ungu. Ia sama sekali tak mempedulikan percakapan yang tengah terjadi. Murasakibara Atsushi, hanya peduli pada makanan.
"Akan kuberi kau makanan lebih jika kau mau menurutiku Atsushi dan itu harus karena aku ini mutlak."
Murasakibara mengerucutkan bibirnya. "Baiklah kau harus janji, tapi bagaimana caranya?"
Akashi memejamkan matanya sejenak.
"Maaf Akashi-kun..."
"Dengan—" Akashi membuka matanya.
"Tetaplah tersenyum dan kuharap aku bisa bersamamu lagi..."
"—melompat waktu."
Mata Aomine, Midorima, Kise, dan tak lupa Murasakibara terbelalak lebar dengan mulut yang menganga.
"HAH?!"
Seringai Akashi terkembang. 'Harapanmu akan segera kupenuhi. Karena itu adalah janjiku padamu.'
TBC.
Doumo...
Saya author baru di fandom ini. Sebut saja Ro. Salam kenal ^-^) Maaf pendek tapi namanya juga prolog *plak* XD
Chapter depan saya usahakan lebih panjang dari ini. Sampai jumpa di chapter selanjutnya dan...
Review please~
Salam Suika!
