Title : October and April
Casts : Luhan, Sehun
Length : Chaptered
Genre : Romance and GENDERSWITCH (girl!Luhan and others)
This story is MINE.
Don't even you think to copy-paste/ plagiat this story or LUHAN wil kill you.
Inspired by: October and April [The Rasmus' song]
.
.
.
PROLOG
Mereka adalah dua pribadi yang berbeda. Saling berlawanan. Seperti benci dan cinta. Seperti cahaya dan kegelapan.
Seperti langit malam di bulan Oktober, saat musim gugur mulai beralih pada musim dingin. Yang sangat bertolak belakang dengan sinar matahari yang cerah di bulan April, saat musim semi tiba, membawa kehangatan.
.
.
.
Si cantik Luhan adalah gadis yang ceria. Parasnya secantik malaikat. Senyumannya sehangat matahari di musim semi. Semua orang menyayanginya. Tidak akan ada satu orang pun yang sanggup membencinya.
Luhan sangat polos untuk gadis remaja seusianya. Dia tidak tahu semua perhatian yang diberikan oleh teman-teman laki-lakinya adalah untuk mendapatkan hatinya. Satu-satunya yang ada di benak Luhan setiap kali mendapatkan perhatian dari seorang laki-laki adalah betapa baiknya mereka.
Pertemuannya dengan seorang pria misterius di sebuah halte bus, membuatnya merasa hampir mati. Jantungnya berdetak keras di dalam rongga dadanya, seperti ingin menghancurkan tulang-tulang rusuknya dan melompat keluar.
"Mama, aku sakit. Jantungku berdetak cepat sekali." Gumam Luhan seraya memegang dadanya, berusaha menenangkan detak jantungnya. "Bagaimana ini mama? Aku tidak mau mati muda."
.
.
.
Sehun adalah laki-laki tampan yang bisa menarik perhatian gadis-gadis hanya dengan duduk diam. Dia sangat tenang dan tidak banyak bicara. Tatapannya sedingin es di musim dingin yang beku. Itu yang menjadi daya tariknya, selain wajah tampannya.
Sehun memiliki dua kehidupan yang sangat bertolak belakang.
Di sekolah, dia adalah siswa teladan yang terkenal dengan prestasi-prestasinya yang cemerlang. Semua guru menyayanginya. Teman-temannya menyukainya.
Di luar sekolah, Sehun sangat akrab dengan diskotik, alkohol, dan balap liar. Satu-satunya yang dihindari Sehun dari kehidupan malamnya adalah seks bebas. Dia masih cukup sadar untuk tidak melakukan seks sebelum menemukan gadis yang benar-benar dicintainya, atau setidaknya sebelum menikah. Ada terlalu banyak resiko. Dan Sehun tidak mau mengambil salah satu dari puluhan atau bahkan ratusan resiko-resiko tersebut. Sehun sangat menyayangi ibunya, itu sebabnya dia tidak mau membuat ibunya khawatir.
Suatu malam, setelah Sehun memenangkan balap liarnya, Sehun dan teman-temannya berpesta di diskotik langganan mereka. Disanalah, untuk pertama kalinya Sehun terpesona pada seorang gadis. Dia bukan gadis dengan dada besar atau pantat bulat. Dia sama sekali tidak seksi.
"Ini sudah empat puluh delapan jam sejak aku melihatnya, tapi kenapa wajahnya selalu menempel di mataku?"
.
.
.
"Kenapa mengikutiku?" tanya Luhan kesal, pipinya menggembung lucu.
Sehun mendelik mendengar pertanyaan Luhan. Apa katanya? Yang benar saja. Percaya diri sekali gadis ini!
"Ya, siapa yang mengikutimu? Ini jalan menuju rumahku!"
.
.
.
Luhan duduk di meja baca, di perpustakaan. Tatapannya menerawang langit yang cerah tanpa awan. Membayangkan wajah laki-laki itu.
"Kyungsoo-ya, kau yakin aku tidak akan mati?"
"Astaga Luhan, jangan bicara yang aneh-aneh. Sudah, ayo pulang. Semakin lama omongamu semakin melantur." Kyungsoo meraih lengan Luhan dan menyeretnya agar berdiri.
.
.
.
"Luhan, aku mencintaimu. Jadilah milikku."
Luhan menatap Sehun tanpa berkedip. Apa ini? Sehun menyatakan cinta untuknya? Memintanya menjadi kekasihnya? Kenapa tidak romantis sama sekali? Ini benar-benar jauh dari keinginan Luhan.
Sejujurnya Luhan sangat sedih karena harapannya untuk mendapatkan 'pacar pertama yang saat memintanya untuk menjalin hubungan asmara melakukan hal-hal romantis' sama sekali tidak terkabul. Apa Tuhan tidak mengabulkan harapannya karena Luhan sering absen pergi ke gereja di Hari Minggu ya?
.
.
.
"Se… Sehun-ah, bisakah kita pulang sekarang?" bisik Luhan dengan suara pelan. Tapi telinga Sehun cukup tajam untuk bisa mendengarnya. "A-aku takut sekali."
Sehun menatap Luhan yang bersembunyi di balik punggungnya. Wajah cantiknya pucat pasi. Keningnya basah oleh peluh. Jari-jari tangannya yang mencengkeram lengan Sehun sangat dingin. Dan juga, jangan lupakan lutut Luhan yang gemetaran.
"Tidak apa-apa, ada aku." kata Sehun, berusaha menenangkan Luhan yang semakin ketakutan. "Aku akan melindungimu, Luhan."
Luhan menggeleng keras-keras, sama sekali tidak peduli dengan usaha Sehun untuk menenangkannya. "Kita pulang sekarang saja."
Pada akhirnya Sehun menuruti keinginan Luhan saat melihat gadisnya mulai berkaca-kaca, siap untuk menangis.
Ini kencan pertama mereka dan harus berakhir bahkan sebelum mereka sempat bersenang-senang.
.
.
.
"Bagaimana kalau gadismu tahu tentang ini? Tidakkah dia akan merasa sangat kecewa karena kekasihnya bahkan menyembunyikan, ah tidak, membohonginya?"
Sehun menggeram marah. Matanya berkilat berbahaya. Siap untuk membunuh siapapun yang berani mengusik kenyamanannya.
"Jangan sentuh Luhan atau aku akan membunuhmu."
.
.
.
Luhan menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Tubuhnya kurus, dadanya kecil, pinggangnya tidak berlekuk tajam. Sama sekali tidak seksi! Apa yang harus dilakukannya? Ya Tuhan, Luhan benar-benar frustasi!
"Baekhyun-ah," panggil Luhan memelas, nyaris menangis malah. "Apa yang harus kulakukan? Aku sama sekali tidak menarik! Aku tidak seksi! Bagaimana ini?"
"Kau cantik Luhan. Tidakkah itu lebih dari cukup?"
Luhan menggeram kesal, Baekhyun sama sekali tidak bisa diandalkan!
.
.
.
"Lu… Luhan, ada apa denganmu?" tanya Sehun terbata.
Luhan mengabaikan Sehun dan terus mengecup bibirnya, sama sekali tidak merasa risih dengan posisinya yang mengangkangi Sehun. Justru Sehun yang merasa terganggu dengan posisi ini!
"Euunghh, Sehun-ah." Luhan mendesah pelan di telinga Sehun.
Sehun memejamkan matanya. Astaga, kenapa kamarnya tiba-tiba terasa sangat panas? Apa pendingin ruangan di kamarnya rusak?
.
.
.
"Sehun-ah!" Luhan menjerit keras-keras. "Andwe, kau harus bangun Sehun!"
Tangannya merogoh saku blazernya, mencari ponselnya. Begitu Luhan mendapatkan ponselnya, dia segera menguhubungi kontak paling atas yang ada di daftar panggilannya. Luhan terlalu takut sehingga dia tidak sempat berpikir harus menghubungi siapa untuk meminta tolong.
"Ya Luhan, ada apa?"
"Jongin! Tolong Sehun…"
.
.
.
"Aku membencimu Oh Sehun. Jangan pernah menghubungiku lagi."
Luhan menatap Sehun marah.
.
.
.
Tidak ada yang tahu bagaimana akhir perjalanan cinta mereka. Apakah akan berakhir bahagia atau berakhir sedih?
.
.
.
Kisah cinta Sehun dan Luhan akan menjawabnya.
.
.
.
TBC OR END?
Saya bawa ff baru… HUNHAN loh (iya dong, saya kan hunhan hardshipper), tapi ini GS…. Bagaimana? Akhir-akhir ini, setiap kali saya dapat ide untuk nulis, saya selau dapat bayangan Luhan jadi cewek.
Bagaimana prolognya? Apakah menarik untuk dilanjutkan? Atau cukup segini aja?
Saya tunggu komentarnya ^^
