Kami-sama, aku sangat mencintainya. Dia telah berkorban terlalu banyak untukku. Ketika disaat aku sangat terjepit, dia tetap setia membantuku. Bahkan disaat nyawaku sedang berada di ujung tanduk, dia rela menebusku dengan sesuatu yang bagi semua orang sangat berharga. Nyawanya sendiri. Ya Kami-sama! Yang kubicarakan adalah kekasihku, Yahiko. Dan sekarang dia datang kembali, di saatku mulai melupakannya. Dia datang dengan nama baru. Pein. Dia telah menjadi sebangsaMu Kami-sama. Dia telah menjadi dewa. Dan akulah sang Malaikat Tuhan. Malaikat yang selalu memberi kebahagiaan kepada para pemujaNya. Malaikat yang takkan mengeluarkan air matanya hanya karena sesuatu yang bernama cinta. Bahkan ia tak tahu apa yang dimaksud dengan cinta. Aku tak mungkin menangis karena cinta. Aku bahkan tak mempunyai rasa yang dinamakan 'cinta' itu lagi.
Oh, apa sih yang kukatakan! Aku sama sekali BUKAN Malaikat. Aku masih memiliki rasa cinta. Aku tak bisa menahan air mataku disaat dia menusuk jantungnya masih memiliki rasa sakit disaat aku kehilangannya. Dan yang lebih menyakitkan adalah... bahwa Pein BUKANLAH Yahiko! Dia adalah Nagato, bukan Yahiko. Tubuhnya memang merupakan tubuh Yahiko, tetapi jiwa dan pikiranya adalah milik Nagato. Yang kubutuhkan adalah Yahiko, bukan Pein!
" Tadaima, Konan-chan! Maaf ya membuatmu lama menunggu..." sahut seseorang di belakangku. Ku pun menoleh, dan... astaga Kami-sama! Aku tidak salah lihat bukan?! Rambut spiky orange-nya yang sering ku ejek 'Duren Kematengan alias Busuk', mata coklat hazel-nya yang selalu membuatku terpesona di saat mata kami saling bertatap, dan cengiran khas-nya yang selalu membuatku gemas saat dia melakukannya. Tidak salah lagi, itu benar benar dia!
" Yahiko..." Lirihku penuh harap.
" Konan, kau tidak apa apa...?". Suara dingin itu. Ugh,, ternyata aku hanya berkhayal. Tidak! Tidak mungkin ku berkhayal! Dia terdengar asli. Dia seperti memang berada di sini. Dengar penuh harap ku mendongakkan wajah untuk melihat wajahnya yang sedang berdiri di depanku. Dan yang ku lihat adalah... rambut spiky orange-nya yang takkan pernah lekang oleh waktu, mata legendaris berwarna ungu dan tatapan dinginnya yang selalu membuatku merinding melihatnya. Pein.
Ternyata memang benar. Aku hanya berkhayal.
" T...tidak apa-apa kok, Pein. A...aku b...baik-baik aja!" sahutku menahan kecewa yang mendalam. Kurasa dia menyadari suaraku yang bergetar.
" Ya sudah... jika kau memang merasa tidak enak badan, katakan saja padaku"
" Baik... eh, Pein? Bisakah kau pergi sebentar? Aku sedang ingin sendiri..." mohonku padanya. Semoga dia tidak menanyakan kenapa.
" Err... baiklah. Aku tinggal dulu yah! Jaa ne..." sahutnya pergi meninggalkanku.
" Jaa ne..." balasku.
Dia sudah pergi dari sini. Fyuuh... syukurlah.
Sekarang ku termenung kembali. Mengingat dirinya lagi. Yahiko, aku merindukanmu. Kapankah ku bisa menyusulmu?
" Mungkin suatu saat nanti, Konan!"
A/N: KYAAA! akhirnya fic nista ini kelar juga! \^_^/
sumpah fanfic ini dah authoress pendam brapa taon nih...!
awalnya mau bikin yang lebih panjang lagi, tapi... MALESNYA MINTA AMPUN BO'!
ya udah, kayaknya bacotan authoress nista ini dah cukup sampai disini
JAA NE! \^w^/
P.S.: klo ada typo atau kesalahan lainnya, maafin authoress yah! authoress juga manusia, bukan malaikat seperti Konan. dan klo emang ada kesalahan, silahkan review yah! flame diterima, asal jgn terlalu nyelekit!
R
E
V
I
E
W
Y
A
!
