Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Mayuzumi Chihiro/Kuroko Tetsuya


.

"who?" –Mayuzumi about a boy of crane arcade

.


Kesal.

Mayuzumi Chihiro berdecak untuk yang ke sekian kalinya. Derit ngilu menohok indera pendengar kala jemari panjangnya beradu dengan kaca mika, memberikan gaya gesek kentara secara sengaja. Sepasang manik kelabu sewarna langit mendung itu berkilat penuh rasa kecewa. Bingar musik nan gaduh di ruangan lengang minim kehadiran manusia tempatnya berkunjung seolah menjadi melodi pencibir paling menjengkelkan di telinga pemuda berumur nyaris kepala dua itu.

Bodoh. Mayuzumi Chihiro termangu bodoh. Di depan seonggok arcade yang menjual permainan bodoh.

Kembali ia rogoh saku untuk menarik keluar sekeping koin terakhir. Mengamati sejenak tiap inci kerutan yang terukir di permukaannya, Mayuzumi lantas memasukkannya ke lubang koin yang seharusnya–setengah yakin setengah tidak rela.

(arcade itu mengalunkan musik pembuka tanda permainan dimulai, bersinergi dengan gerik crane mini yang mulai menunjukkan pergerakan.)

Dan (berusaha) semahir apapun jemari tangan Mayuzumi Chihiro mengontrol tuas, ia tetap saja tidak bisa menang. Figurin neko musume di dalam kotak kaca itu selamanya hanya sekepul awan harapan yang tidak mungkin sudi menempatkan diri di dalam rengkuhannya.

(arcade kembali mengalunkan musik kekalahan–yang membuat Mayuzumi ingin sekali menyumpal telinga pada titik jenuhnya.)

Mayuzumi mundur selangkah sembari menghela napas frustasi–mencipta jarak yang cukup lebar diantara dia dan penipu koin brengsek berkedok mesin crane arcade itu. Sudah cukup isi dompetnya dikuras demi sebuah asa kosong. Persetan dengan neko musume edisi terbatas yang hanya bisa didapatkan dengan cara menaklukkan mesin itu, mungkin ia akan menemukan benda serupa di sebuah lelang online dengan harga yang sedikit lebih menjulang. Atau ia bisa mendapatkan kesempatan dengan meminjam benda itu di pameran Akiba pekan depan, barangkali?

Dan begitulah pikiran-pikiran Mayuzumi melanglangbuana ke hal-hal paling absurd sekalipun–hanya demi kecintaannya pada karakter moe dua dimensi yang tidak pernah bisa membalas perasaannya, jikapun ingin. Tak menyadari sama sekali perubahan atmosfer yang terjadi secara signifikan di sekitar dirinya–ketika sesosok makhluk lain selain dirinya tiba-tiba telah berdiri di hadapannya dengan kepala yang dimiringkan lucu empat puluh lima derajat.

"Ano …"

Mayuzumi tersentak sebagai jeda. Langit mendung miliknya mendadak bertemu sepasang kristal akua.

"Aku tidak butuh ini," makhluk aquamarine itu menyodorkan tangannya, "jika tidak sungkan, kuberikan ini untukmu saja."

Kedua pupil Mayuzumi membola secara refleks seiring dengan tangannya yang secara sukacita menerima sodoran tangan sang aquamarine–sungguh tidak sejalan dengan prinsip 'tidak menerima pemberian orang lain yang tidak kita kenal' yang telah dicanangkan ibunda tercinta sejak Mayuzumi bisa mengingat apapun. Neko musume itu kiranya berubah pikiran–menyambut perasaan ingin memiliki yang Mayuzumi letupkan!

Dan rasa-rasanya, Mayuzumi ingin sekali meluapkan rasa sukacitanya saat itu juga hingga ia secara tidak sadar kembali mengalihkan pandang ke tempat dimana makhluk jelmaan malaikat itu terakhir berdiri. Sekedar mengucapkan terima kasih untuk formalitas, benar?

… Namun, nihil.

Saat itu, sang pemuda bermanik akua tak lagi ada disitu. Mayuzumi nyatanya terlalu lamban untuk menyadari sebuah eksistensi yang menghilang dalam kurun waktu sekejap–entah kenapa seketika membuatnya merasakan aral dalam hatinya–

Siapa gerangan pemuda biru itu … ?

–Dimulainya obsesi baru seorang Mayuzumi Chihiro pada seorang serba biru.

.

Owari

.


[A/N]

Ini MayuKuro dari saya sebelum saya masuk ke fase sibuk ngerjain tugas lagi :') dadah reader-tachi~ #hiatusmode