Mm, aku menyebutnya twitfic..karena masing2 cerita cuma sepanjang satu tweet doang..masing2 judul tidak berkaitan dengan yang lainnya (walau mungkin ada yang tampak satu tema)..dan TIDAK BERURUTAN..jadi, mohon maap kalo ntar "feel"-nya acakadut waktu baca ini..hehehe..happy reading!

_...++++****++++…._

#01 – Comfort (Nyaman)

Dia suka yang seperti ini: hanya berdua bersamanya di lapangan. Dia pernah lupa, sekarang dia ingat kembali: latihan tanpa target, berdua.

#02 – Kiss (Kecupan)

Akashi hampir tidak pernah berinisiatif. Hampir. Tapi setiap kali dia berinisiatif, tak akan pernah di pipi. Dan Kise akan kehabisan nafas.

#03 – Soft (Lembut)

Helai-helai emas itu melewati jari-jari yang membelainya. Rambut itu sudah lebih pendek. Tapi Akashi tak kehilangan alasan untuk membelainya.

#04 – Pain (Rasa Sakit)

"Ah!" desah Kise pelan. Kise terkejut ketika rasa sakit itu muncul lebih dulu. Tapi dari kecupan di bahunya, Kise tahu Akashi menunggu.

#05 – Potatoes (Kentang..XD)

Akashi melahap kentang tumbuk itu dengan dua alasan: warnanya mirip warna rambut Kise, dan Kise yang sudah membuatkan masakan itu untuknya.

#06 – Rain (Hujan)

Ada yang lain yang mengalir di pipinya. Seakan warnanya berbeda, Akashi tahu itu bukan hujan yang menetes jatuh dari dagunya. Dia memeluknya.

#07 – Chocolate (Coklat)

14 Februari. Akashi ada di sana, dan Kise terdiam. Dia menunduk dan memperhatikan sekotak tart coklat buatannya sendiri di tangannya.

#08 – Happiness (Kebahagiaan)

14 Maret. Kise lupa berkedip, lupa bernapas. Wajahnya merah padam. Mungkin semerah rambut Akashi. Sekotak coklat di tangannya. Dari Akashi.

#09 – Telephone (Telepon)

Telinga kanan Kise tertempel di bantal, sementara telinga kirinya tertempel di speaker ponselnya. "Ryouta…" suara itu mengalun pelan.

#10 – Ears (Telinga)

Akashi memperhatikan telinga kiri Kise. Akashi bersumpah akan membelikan antingan baru. Dengan permata berwarna merah. Tanda hak milik.

#11 – Name (Nama)

"Sei…juurou…cchi?" Akashi tertawa kecil. "Namaku jadi terdengar imut kalau kau yang memanggil." Akashi membelai pipi Kise yang merona.

#12 – Sensual

Akashi menyibak ujung yukata kuning itu. Ujung jari telunjuk dan jari tengahnya membuat garis semu dari lutut ke bagian dalam paha Kise.

#13 – Death (Kematian)

Kise memeluk Akashi, berusaha menahan Akashi untuk tidak memberi perintah pada siapapun untuk melenyapkan Haizaki yang sudah menyentuh Kise.

#14 – Sex

Akashi memegang kendali penuh. Tanpa meminta, Kise akan tetap tunduk padanya, berlutut, berserah seutuhnya. Tanpa perintah, Kise menyerah.

#15 – Touch (Sentuhan)

Akashi menepis tangan Kise. Kise tersenyum dan berganti menggerakkan kakinya, mengenai tumit Akashi. Kesal, Akashi mendorong Kise ke ranjang.

#16 – Weakness (Kelemahan)

Seluruh tenaganya menghilang. "Kami sudah berusaha," kata dokter itu yang membuat Akashi berteriak pada Kise yang tak akan bisa menjawabnya.

#17 – Tears (Air mata)

Kise menangis. Akashi menghela napas, duduk di sebelahnya, membelai pelan helai-helai emas itu. "Ryouta, photobook-mu hanya sobek sedikit."

#18 – Speed (Kecepatan)

Akashi mengalahkan Kise dalam tujuh langkah. Sedikit lebih baik dari dua hari lalu, saat Kise bahkan tidak bisa membedakan bidak shogi.

#19 – Wind (Angin)

Udara yang berdesir membuatnya berdecak dan kembali membenahi rambutnya. "Tenang, Ryouta," kata Akashi yang masih menggoreskan kuasnya.

#20 – Freedom (Kebebasan)

Akashi tak melepaskan cincinnya, begitu juga Kise. Ketika diri mereka sendiri yang saling menawan, mereka tak lagi butuh kebebasan.

#21 – Life (Hidup)

Kise bukan hanya kehilangan banyak darah. Akashi tahu kecelakaan itu juga membuat dirinya sendiri menghilang dari ingatan Kise yang tersisa.

#22 – Jealousy (Kecemburuan)

"Dia… milikku… Bangsat…" umpatnya pelan ketika Kagami melingkarkan tangannya di pinggang Kise. "Dia milikku…" Akashi beranjak membawa pisau.

#23 – Hands (Tangan)

Mendorong saat aku putus asa.

Menopang saat aku jatuh.

Menarik saat aku enggan.

Membelai saat aku sedih.

Menuntun ketika aku tersesat.

#24 – Taste (Rasa)

Kise menjadi bintang tamu di acara memasak mingguan di televisi. Mencicipi masakan itu, Kise menjilat jarinya. Akashi mendadak merasa lapar.

#25 – Devotion (Kesetiaan)

"Baik, Ryouta." Akashi menghentak tali obi itu. "Sudah puas kau semalam bersamanya? Dia membuatmu senang? Sekarang, buat AKU senang."

_...++++****++++…._

Author's end note:

Ide menulis seperti ini sebenernya aku ambil dari akun livejournal: fanfic50 (in English though..orz) ..makanya judul2nya pake English semua itu aslinya..akakakk..*kabur*

Harusnya bikin 50 cerita (sesuai nama profil di akun LJ itu)..tapi karena otak mentok kalo uda sampe 500an kata, ya cuma mpe 25 doang deh jadinya..separuhnya doang..hehe..*plakk!*

..dan harusnya ngga sependek-pendek ini banget. Tapi koq rasanya lucu(?) juga bikin cerita pendek-pendek begini..akhirnya, alih2 bikin drabbles yang terdiri dari (paling tidak) 100 kata, jadilah saya bikin twitfic cem ini..fanfic sepanjang satu tweet..hehe..boleh ya..gpp ya..hehe..

Yak, update Akashi x Kise-nya sekian dulu yak..saya akan kembali update kalo kesambet ide lagi..hehe..review yoroshiku onegai shimasu! *dogeza*