Regulus White Dwarf kembali! Setelah liburan dari membuat fic raksasa, akhirnya datanglah sepaket ide dengan ukuran besar berikutnya, dan sekali lagi terinspirasi dari buku yang benar-benar ada dan yang membuatnya sama dengan yang membuat buku "Dear You" kemarin itu.
"Cinta Itu, Kamu: Mega-Drabble Specialshipping"
Seperti yang tertulis, ini berjudul "Cinta Itu, Kamu" dengan drabble raksasa dan isinya semuanya tentang Specialshipping, walau mungkin ada sisipan yang lain-lain.
Pairing: Specialshipping alias RedxYellow alias ReYe alias ReIe alias Callabaroshipping alias Red Sunflower (kebanyakan alias :v)
Info tambahan: ini terjadi setelah "Epilog" pada fic-ku yang berjudul "Dear You". Disarankan membaca itu dulu sebelum ini.
Langsung saja…
Bagian 0: Prolog
Red's POV, 21 Maret 2016
Matahari terbit di timur, memberikan sinar terangnya, ditambah dengan suara Pokemon yang ramai dan senang, membangunkanku dari suasana mimpi yang sama indahnya. Walaupun sebenarnya ada satu lagi yang membuatku bangun.
Dan itu adalah decitan dari Pokemon setiaku, Pika.
"Pika…. Pika…. Pika!" seruannya membuatku berusaha untuk membuka mataku. Dan saat akhirnya aku meraih kesadaran penuhku, yang terlihat adalah sosok kuning yang berpipi merah yang membuatku tersenyum.
"Pagi, Pika. Bagaimana pagimu?" tanaku padanya. Pika hanya mendecit senang dan sepertinya ingin mengajakku keluar dari kamarku.
"Iya, iya. Sabar dulu, Pika. Kita harus sarapan dulu, ingat?" kataku pada Pika, yang langsung tersenyum malu karena sikapnya yang tidak sabaran.
Sebenarnya ada kedok lain juga…
Langsung saja aku mengganti pakaianku dari pakaian tidurku dengan pakaian yang biasa kupakai untuk berpetualang. Tentunya setelah aku mandi. Lalu aku membuat makanan untuk pagi ini.
Akhirnya makanannya selesai dan aku siap makan dengan Pika.
"Pika! Makannya sudah siap!" seruku. Nasi goring dengan telur dan sayur sawi. Dan makanan Pikachu untuk Pika. Pika langsung meluncur ke posisiku sekarang, di ruang makan, dimana aku menunggunya.
"Pika-pichu!" seru Pika. Langsung dia melahap makanannya dan aku segera menyusulnya. Akhirna, 10 menit kemudian, kami selesai dan setelah aku mencuci piring kami, aku kembali ke kamarku untuk bersiap pergi lagi.
"Pika? Pika-pi-pika?" Tanya Pika di sela persiapanku.
"Iya. Kita akan latihan lagi di tempat biasanya. Karena itulah kita akan pergi ke sana," kataku. Lalu aku memasukkan sebuah buku ke dalam tasku. Sebuah buku yang ingin kubaca saat aku beristirahat.
"Pika-chuchu?" Tanya Pika lagi. Kali ini, aku tersenyum, ternyata perkiraanku tepat.
Kedoknya ingin cepat-cepat pergi berlatih karena hanya ingin bertemu Chuchu…
Dengan kata lain…
"Tentu, Pika. Kau akan bertemu dengannya," kataku. Dan benar saja, Pika langsung mengeluarkan wajah dengan senyuman usilnya. Aku jadi heran.
"Apa? Apa?" tanyaku.
Pika's POV, bahasa telah diterjemahkan
Hehehehe… kau tidak bisa lagi berbohong padaku, Red. Alasanmu ingin berlatih di tempat biasanya itu pasti…
Kau ingin bertemu si pemilik Chuchu kan?
Dan dengan buku itu, kau ingin membacanya dengannya kan?
Dan kau ingin tidur dengannya kan?
HUEHUEHUE
Red's POV
Sepertinya aku ketahuan. Sebenarnya alasanku pergi ke sana bukan untuk berlatih, tapi…
"Iya, iya. Aku mengaku. Aku hanya ingin bermanja-manja dengannya," kataku. Waktunya aku membalas dendam.
"Dan kau ingin mengelus-elus Chuchu tiap hari kan?" tanyaku. Yang ditanya hanya terpaku, kemudian pipinya berubah merah—
Tunggu, pipinya Pika sudah merah dari dulunya, maksudku di sekitaran pipinya yang merah menjadi merah juga.
Kami lalu tertawa.
"Hahaha… kita sekarang sudah berubah, Pika," kataku.
"Pika!" katanya sedikit mengejek.
Pika's POV
Aku sudah lebih dahulu menyadari itu, tahu! Kau baru sadar saat fenomena gerhana kemarin. Aku saja sudah bisa buat anak dengan Chuchu.
Kapan kau menyusul kami, Red?
HUEHUEHUE
Red's POV
Aku melihat waktunya, sudah jam 8 pagi. Lebih baik aku berangkat sekarang.
"Oke, Pika. Ayo pergi sekarang!" seruku, dan Pika mengangguk. Lalu kami berlari keluar dari rumah, dan setelah mengunci pintunya, kami berlari lagi dan menyuruh Aerodactyl keluar dari bolanya.
"Aero! Seperti biasa, Hutan Viridian!" dan sinar muncul dari bola itu dan Aero keluar dan sudah bersiap untuk menerbangkan kami. Aku dan Pika langsung menaikinya dan kami langsung terbang.
Sementara itu…
Yellow's POV
Ahhh… inilah awal musim semi. Bau bunga yang mekar di mana-mana, suara Pokemon yang menyambut riang musim ini, dan udara yang menghangat. Benar-benar saat yang indah.
Karena itulah, untuk merayakannya, aku dan Chuchu sekarang ini ada di tempat biasaku untuk menggambar pemandangan hari pertama musim semi dan memancing.
Walaupun sebenarnya ada hal lain…
Aku sudah menaruh pancingku di tempatnya setelah menyiapkan umpan, dan sekarang aku menyiapkan alat gambarku. Buku gambar, pensil warna, dan imajinasiku. Akhirnya setelah beberapa saat mengamati sekitar, aku mulai menggambar.
Saat aku menggambar pepohonan, tiba-tiba aku mendengar suara kepakan sayap makhluk besar. Aku pindahkan buku gambar dari pandanganku dan melihat apa yang terbang di sana.
"Eh? Aerodactyl?" tanyaku. Dan aku baru sadar saat Chuchu melompat-lompat kegirangan.
"Chuchu, ada apa?" tanyaku.
"Pika! Pika! Pika!" seru Chuchu berkali-kali. Aku berpikir sejenak, lalu aku baru sadar kalau ternyata yang dimaksud Chuchu adalah…
"CHUCHU…!" Pikachu lain melompat dari Aero, meneriaki Chuchu, dan Chuchu langsung berlari.
"PIKA…!" setelah Pika mendarat, akhirnya dia dapat bertemu dengan Chuchu. Mereka tampak manis bersamadan mereka langsung berlari bersama, entah kemana. Dan satu pemikiran muncul.
Kalau Pika ada di sana, berarti…
Dan aku langsung merasakan pipiku memerah. Dan benar saja, saat Aero mendarat dan penumpangnya memasukkannya kembali ke bolanya, sang penumpang menyambutku dengan senyuman yang membuat pipiku bertambah merah.
"Hi, my honey blonde…"
Senyumannya itu… melelehkanku. Aku bingung harus mengatakan atau melakukan apa. Aku saja sampai tak terpikir untuk menggambar atau menggagas pancinganku lagi.
"Hehehe… Yellow, Yellow…" katanya sambil mendekat padaku.
"Red-s-s-s-san…" aku hanya bisa tergagap-gagap melihat Red-san yang sekarang ada di sampingku. Aku hanya bisa memandangnya saja sambil tersipu malu dan mengatur sedikit rambutku.
"Ha-ai, Red-san. Ada apa kau kemari?" tanyaku. Red-san langsung mengeluarkan senyuman indahnya lagi.
"Kau lupa ya? Kita kan kencan sekarang…"
Kencan…?
Kencan?
KENCAN?
KENCAN?!
KEEEENNNCCAAAANNNN?!
Kata itu terus terngiang di otakku, sambil akhirnya aku teringat dan…
"EEEHHH! A-Aku be-be-belum siap! Aku pu—" aku bergegas pulang sampai tiba-tiba…
Ada orang yang menggenggam tanganku. Genggaman yang kuat dan meyakinkan, yang meyakinkanku untuk tidak pergi. Ditambah dengan senyumannya, akhirnya kuurungkan niatku untuk pulang berdandan.
"Kau tak perlu berdandan. Lihat aku. Aku saja tidak memakai pakaian keren atau sebagainya. Ini hanya kencan kecil-kecilan, hehehe…" kata Red-san sambil terkekeh melihat tingkahku tadi.
"Hehe… maaf, Red-san. Memangnya kita ingin bagaimana?" tanyaku. Lalu Red-san mengelus-elus rambut panjangku,dan kubalas dengan mengelus rambut jabriknya, sambil bersandar pada pohon dimana aku berada tadi. Itu saja, sambil menikmati keindahan alam musim semi yang baru saja datang. Kadang-kadang kami juga menggesek pipi kami, menambah keintiman kencan kami. Dan itu mengingatkanku akan sesuatu.
"Red-san…"
"Hmm…"
"Masih ingat saat gerhana kemarin?" tanyaku. Yang kutanya hanya mengangguk. Aku menarik napas panjang sambil melihat wajahnya Red-san.
"Kalau kau ingin tidur denganku…"
Red's POV
ENTAH KENAPA WAJAHKU LANGSUNG MEMERAH?
"Eh? Apa?" tanyaku.
"Ma-aaf, kalau kau tak mau, tak apa—"
Aku langsung memeluknya. Kubenamkan kepalanya di dadaku, aku ingin membuat Yellow merasakan detak jantungku yang makin kencang. Dan aku tak mau melepaskannya.
Plus, aku mendengarkan sesuatu yang tertawa, yang aku tahu itu Pika. Tapi aku tak terlalu peduli dengan dia atau siapapun, aku hanya peduli Yellow untuk kali ini.
Yellow's POV
Red-san… suara jantungmu bisa membuatku tidur pulas… suaranya harmonis sekali, ditambah dengan bau alam sekitar dan baumu sendiri, Red-san… aku akan menikmati hari ini…
"Yellow…"
"Hmm…"
"Aku punya buku baru," lalu aku terbangun dan duduk di samping Red-san yang berbaring. Sambil bermain dengan rambutnya Red-san, aku bertanya.
"Buku apa itu?" tanyaku. Red-san menutup matanya dan menarik napasnya.
"Buku itu dibuat oleh pengarang yang sama dengan buku yang kita baca kemarin, Yellow," kata Red-san.
"Pengarang 'Dear You'?" tanyaku. Red-san mengangguk.
"Apa judulnya?" tanyaku. Lalu dia terbangun dan akhirnya mengambil sesuatu dari tasnya, dan munculah sebuah buku.
"Ini dia, 'Cinta Itu, Kamu', sama-sama dibuat Moammar Emka," kata Red-san. Aku langsung heran.
"Bagaimana kau mendapatkan buku itu? Tidak ada yang seperti itu di Kanto," kataku. Lalu Red-san tersenyum lagi.
"Kemarin, saat kita terlambat ke bandara dan aku menghilang, menurut pemikiranmu, aku pergi ke toko buku lagi untuk membeli buku itu, dan untung saja aku berhasil datang tepat waktu ke bandara, kalau tidak, aku harus rela Aero marah-marah padaku kalau aku bawa terbang dia beribu kilometer, hehehe… maaf merepotkanmu, Yellow…" kata Red-san. Aku hanya bisa tersenyum senang.
"Tak apa-apa, Red-san. Terima kasih juga…" kataku, sambil mencium pipi kanan Red-san. Red-san hanya tersenyum dan mengelus rambutku lagi sebelum akhirnya membalas ciumanku dengan mencium keningku. Aku bisa merasakan tubuhku memanas karena ciuman ini. Tapi itu pantas karena ini balasan ciuman yang kuberikan padanya sebelumnya.
"Yellow…"
"Hmm…"
"Ayo kita baca bersama,"kata Red-san. Aku mengangguk. Lalu kami membuka halaman pertama dari buku itu dan mulai membacanya.
Bagian 0 selesai. Bagian 1 akan dimulai setelah ini. Red dan Yellow sudah jadi satu sejak peristiwa gerhana itu (lihat di bagian terakhir "Dear You").
Selamat menunggu yang berikutnya, jangan lupa review, kritik konstruktif, atau sarannya.
RWD, keluar.
