Di SMA Teiko, ada tiga orang yang cukup terkenal. Yang pertama, Nijimura Shuuzo, dia terkenal sebagai mantan premannya SMA Teiko, anak karate, anggota osis lagi. Yang kedua, Miyaji Kiyoshi, terkenal dengan orangnya yang galak, pemimpin komite ke-disiplinan sekolah, anggota osis juga. Dan yang ketiga, Mayuzumi Chihiro, orang ini memang memiliki hawa keberadaan yang tipis, bahkan orang-orang tidak tahu ada anggota osis yang bernama Mayuzumi Chihiro, hobi nya baca light-novel, ganteng sih tapi kadang omongannya tajem.

Yang membuat kagetnya adalah—mereka bertiga itu bersahabat, sudah dari kecil mereka selalu bermain bersama. Sama-sama tinggal di komplek apartemen yang sama, sama-sama jadi anggota osis, sama-sama sekelas, dan juga sama-sama...

Suka dengan perempuan yang sama.


When Three Boys Fall in Love With a Same Girl.

Mayuzumi, Nijimura, Miyaji x Reader

Warn: OOC, TYPOS, EYD, and many more.

A 'Thank You' fic for Sakazuki123

IF YOU DON'T LIKE IT, THEN DON'T READ IT.


[Full Name] adalah perempuan kelas 2-C. Bisa dibilang dia adalah gadis tomboy yang biasa saja, salah satu anggota osis—lebih tepatnya [Name] lah yang suka mengatur bagian event-event di sekolah. [Name] memiliki rambut hitam pendek namun acak-acakan, hal itu membuat temannya—Momoi Satsuki gemas untuk merapihkan rambutnya.

"[Name]-chan! sudah aku bilang, rapihkan rambutmu!" ucap Momoi gemas sambil mengambil sisir yang ia bawa.

"Biarkan saja Momo-chan, aku hanya lupa menyisirnya—itte! Itte!"

"Rambut bagaikan benang kusut ini sudah berapa hari tidak kau sisir!?" gadis bersurai pink itu menyisir rambut [Name] yang sudah sangat kusut itu dengan emosi, sementara [Name] terus mengeluh kepada Momoi untuk menyisir rambutnya pelan-pelan.

Setelah beberapa saat, Momoi menatap puas rambut [Name] yang sekarang sudah rapih, jangan lupa dengan beberapa jepitan rambut bewarna pink dengan glitter.

"Nah, kalau begini kan manis!"

"Tapi Momo-chan, apa kau tidak terlalu kencang memasang jepitnya?" [Name] baru saja ingin melepas jepit yang ada di rambutnya, tetapi Momoi sudah menahan pergelangan tangannya.

"Tidak boleh [Name]-chan! paling tidak pakai lah sampai pulang sekolah!"

[Name] menggembungkan pipinya, dan terus menggumamkan sesuatu, ia merogoh tasnya untuk mengambil sesuatu, tiba-tiba sebuah benda terjatuh dari tas [Name]. Momoi mengambil benda itu.

"light-novel? [Name]-chan, sejak kapan kau suka baca light-novel?"

"Aah... itu? Kemarin Chihiro memberikannya untukku."

Mendengar nama yang begitu familiar di telinga Momoi membuatnya jadi penasaran, ia mendekati [Name] dengan antusias.

"Hee~ kenapa Mayuzumi-kun memberikannya kepadamu?" Momoi menyikut [Name] iseng.

"Hmm... kemarin itu—"


[Name] sedang berada di dalam toko buku, ia berencana untuk membeli kamus Bahasa Inggris, tapi perhatiannya teralihkan pada pajangan komik yang baru dan beberapa light-novel, melihat light-novel saja sudah membuatnya mengingat temannya yang berada di kelas sebelah, Mayuzumi Chihiro. [Name] pun mengambil light-novel yang bungkusnya memang sudah terbuka, dan membacanya, tidak peduli dengan kode teguran sang pegawai toko. Tiba-tiba ada pukulan kecil yang mendarat di atas kepala [Name].

[Name] melihat sekeliling, tapi tidak ada siapa-siapa, ia memutuskan untuk membacanya lagi, kemudian [Name] mendengar suara yang sudah sangat khas di telinganya.

"Oi."

[Name] melihat kebelakang, dan melihat Mayuzumi sudah ada dibelakangnya. "Geh!? Ah—ternyata hanya Chihiro, sejak kapan?"

"Sudah daritadi tahu."

"Hmmm~" [Name] kembali membaca light-novel yang ada di tangannya.

"Tumben sekali kau membaca light-novel, biasanya kau paling benci dengan buku yang isinya 90% hanya tulisan bukan?"

"Memang, tapi sesekali juga tidak apa-apa bukan? Lagipula ceritanya sangat menarik." [Name] membuka lembar berikutnya, Mayuzumi melirik pegawai toko yang sudah menatap [Name] dengan tajam, tapi orang yang ditatap seperti itu pun cuek-cuek saja. Mayuzumi menghela nafas, menyambar buku yang di baca [Name] dan mengambil buku yang sama, tetapi dalam keadaan masih baru, kemudian menarik tangan [Name] dan membawanya ke arah kasir. [Name] hanya bengong melihat Mayuzumi yang membeli novel itu dan memberikannya kepada [Name].

"Anggap saja in traktiran dariku, lagipula daritadi kau sudah di tatap oleh pegawai toko tahu."

"Benarkah? Terima kasih!"


"Ohoho~ sepertinya itu salah satu modus Mayuzumi-kun lho [Name]-chan~" Momoi menyikuti [Name] dengan usil, [Name] hanya bengong mendengar perkataan Momoi.

"Modus apaan?"

.

.

.

.

Terkutuklah Akashi-kun dan Riko-chan.

Gerutu [Name] sambil membawa dua kardus yang berisi data-data osis, kedua ketua dan wakil ketua osis itu memang iblis, mentang-mentang anggota lainnya sedang sibuk, mereka menyuruh [Name] untuk membawa dokumen itu ke ruang osis.

"Permisi! Tolong beri jalan!"

"Hei! Hati-hati dong!"

"Maaf!"

Sudah berkali-kali [Name] menabrak orang-orang disekitarnya, bahkan [Name] juga selalu berhenti di tengah-tengah untuk meregangkan tangannya. Dan disinilah [Name] sekarang, berdiri di depan tangga dengan tatapan datar.

Jadi, aku harus naik ke atas dengan beban seperti ini?

[Name] menggelengkan kepalanya, kemudian ia memutuskan untuk menaiki tangga itu, perlahan-lahan ia menaiki bidak tangga satu per satu, [Name] tersenyum puas setelah menaiki 6 bidak tangga, padahal masih ada 9 bidak tangga lagi. [Name] mulai melangkah'kan kaki nya lagi, tapi tiba-tiba ada sekelompok siswa yang berlari di tangga dan menyenggol bahu [Name] dengan keras.

"Sumimasen!"

[Name] kehilangan keseimbangannya, beban yang ada di depan tubuhnya itu seakan mendorongnya untuk terjatuh kebelakang.

"Eh?! Uwaaah!"

-Slow Motion-

[Name] mulai terjatuh ke belakang, kardus yang ia bawa pun (entah kenapa) bisa terlempar keatas, kertas dokumen nya pun berhamburan keluar, dan...

BRUKKK

[Name] jatuh menimpa seseorang... bukan, tetapi seseorang menangkap tubuhnya dari belakang.

"Kau tidak apa-apa?"

Masih dalam keadaan kaget dengan kejadian barusan, [Name] mulai menoleh kebelakang, dan melihat laki-laki bersurai hitam dengan wajahnya yang terlihat tegas.

"S-shuuzo..."

Posisi [Name] itu terlihat seperti duduk di atas pangkuan Nijimura, dengan tangan Nijimura yang melingkar di pinggangnya. Nijimura berdiri, dan mengangkat kedua lengan [Name], yang otomatis membuat gadis bersurai hitam itu ikut berdiri.

"A-arigatou..." ucap [Name]. Nijimura inisiatif mengumpulkan kertas yang berhamburan itu dan memasukkan nya ke dalam kardus. [Name] juga membantunya untuk menyusun kembali dokumen-dokumen itu.

"Kau ini, kenapa tidak minta bantuan kepada anggota lain?!" Bentak Nijimura, [Name] hanya mengerucutkan bibirnya dan menjawab.

"Habis, kalian semua sibuk dengan kegiatan klub masing-masing, jadi aku membawanya sendirian. Tuh, Shuuzo juga sibuk dengan klub karate bukan?"

"Tidak, siapa bilang?"

"Tuh, masih pakai baju karate nya."

Nijimura berhenti bergerak, [Name] masih menyusun dokumen-dokumen itu sembari menatap Nijimura. Memang, Nijimura masih memakai baju karate dengan sabuk bewarna hitam nya.

"Lalu, kenapa kau bisa ada di sini, Shuuzo?" tanpa disadari [Name] sudah membereskan semua dokumen itu, dan merapihkannya masuk ke dalam kardus

"Euhm... eeto—aku—oh! Aku melihatmu kesulitan membawa kardus itu, jadi aku memutuskan untuk membantumu." Itulah alasan Nijimura—yang terselubung kata-kata kode di dalamnya. Mata [Name] langsung berkilauan saat melihat Nijimura mulai membawakan kardus itu ke lantai atas.

"Whoo! Arigatou, Shuuzo!" ucap [Name] sambil bertepuk tangan, Nijimura meletakkan kedua kardus itu di atas mejanya, [Name] mendekati Nijimura dan menawarkan;

"Sebagai ucapan terima kasih, kau ingin aku membelikan sesuatu untukmu?"

"... Pergi berkencan denganku di hari Minggu." Gumam Nijimura, [Name] mengedipkan matanya dan mendekati Nijimura lagi "Eh? Kau mengatakan apa?" sontak, Nijimura langsung kaget dengan jarak diantara mereka yang benar-benar dekat ini.

"Ma-maksudku—belikan aku minuman kaleng saja nanti!"

"Hmm, kalau begitu kau—" sebelum [Name] menyelesaikan kata-katanya, ada seseorang yang berteriak di luar ruangan osis.

"Haizaki Shogo ngajak ribut salah satu junior klub karate tuh!"

"Benarkah? Ayo kita lihat!"

Nijimura yang awalnya salah tingkah langsung naik pitam saat mendengar kata-kata itu, bahkan [Name] bisa melihat ada urat yang terbentuk di leher Nijimura.

"Maaf [Name], kita lanjut saja nanti."

"Ah, tidak apa-apa. Lindungi saja dulu kouhai mu itu."

Nijimura mengangguk, kemudian dia berlari meninggalkan keluar ruang osis, [Name] mengehela nafas kemudian tersenyum, ia mulai mengeluarkan dokumen yang ada di dalam kardus dan menyusunnya, tapi tiba-tiba, Nijimura kembali lagi ke ruang osis.

"Kenapa? Kau melupakan sesuatu?" tanya [Name] sambil memiringkan kepalanya sedikit.

"Aku melupakan ini." Ucap Nijimura sebelum mengelus kepala [Name], dia melakukannya selama 10 detik, setelah melakukannya muncul rona merah di pipi Nijimura, kemudian dia pergi lagi dari ruangan osis tanpa mengatakan apapun.

Sementara [Name] hanya bengong sambil memegang kepalanya. "Melupakan apa?"


Sekitar 5 menit setelah kepergian Nijimura, datanglah Miyaji Kiyoshi ke ruangan osis, bertemu dengan gebetannya—alias orang yang dia suka, [Name].

"[Name], kau sendirian saja?" Miyaji mengajaknya berbicara duluan.

"Hm! Karena itu temani aku disini ya Kiyoshi." Pinta [Name] sama sekali tidak menatap Miyaji, tapi walaupun kesannya dingin—tetap saja terlihat rona merah di pipi Miyaji.

"Mau aku bantu?" tanya Miyaji, [Name] mengangguk dengan antusias. "Tentu saja!"

Di ruangan itu, hanya terdengar suara kertas yang saling bergesekkan, [Name] dan Miyaji sama sekali tidak berbicara, sebenarnya Miyaji ingin membuka topik pembicaraan –tapi dia tidak tahu apa yang harus dia bicarakan.

Apa yang harus aku bicarakan dengannya!?

"Ngomong-ngomong Kiyoshi, bagaimana dengan klub basket?"

Mendengar kata-kata 'basket' pun mengingatkan Miyaji dengan satu orang, yaitu Midorima. "Seperti biasa, orang itu lebih memilih latihan sendirian. Cih, sombong sekali dia." Ucap Miyaji sarkastik, [Name] terkekeh mendengar jawaban Miyaji.

"Kau tahu Kiyoshi, Midorima-kun itu seorang Tsundere."

"Ya, seorang Tsundere yang sombong." Miyaji mendengus kesal, [Name] menggelengkan kepalanya. "Baik-baik, terserah kau saja."

Lalu suasana kembali hening lagi, tentu saja, awkward moment. Tanpa disadari, semua dokumen sudah tersusun rapih, [Name] meregangkan tubuhnya dan mengatakan.

"Ah~ mengerjakan hal seperti ini membuatku menjadi lelah juga~"

"Itu karena kau sering bermalas-malasan [Name]." Ledek Miyaji, kemudian mengelus kepala [Name], [Name] menepis tangan Miyaji,"Uuh, diam! Ah, Kiyoshi. Apa kau punya minuman?" tanya nya sambil megenggam tangan Miyaji.

"Tidak, aku tidak punya, memangnya kenapa?"

[Name] menghela nafas,kemudian melepaskan tangan Miyaji. "Tidak apa-apa, aku hanya bertanya." Mengerti apa yang diinginkan [Name] sekarang, Miyaji beranjak dari tempat duduknya, dan pergi keluar.

"Mau kemana?" tanya [Name]

"Sudahlah, tunggu saja disini."

BLAM

Tidak lama kemudian, Miyaji kembali dengan membawa dua kaleng minuman jus apel dan jus nanas. Miyaji memberikan jus apel itu kepada [Name].

"Minumlah, kau haus bukan?"

"Benarkah? Arigatou, Kiyoshi! Walaupun kau ini galak ternyata kau ini baik juga!" Ucap [Name] sambil tersenyum kepada Miyaji.

Miyaji nge-fly.


Sudah menjadi kebiasaan Mayuzumi, Nijimura, Miyaji dan [Name] pulang sekolah bersama-sama, itu karena rumah mereka satu arah, tapi [Name] tidak tinggal di komplek apartement seperti Mayuzumi, Nijimura, dan Miyaji. Sekarang mereka berhenti di mini-market menunggu [Name] yang sedang membeli makanan, dan kalian tahu kan—kalau mereka bertiga ini menyukai [Name]? Dan inilah pembicaraan mereka bertiga saat [Name] tidak bersama mereka.

"Kalian tahu, tadi [Name] hampir terjatuh dari tangga, dan dia jatuh menimpa memeluk'ku."

Bohong

"Oh ya? tadi aku beli minum, dan meminumnya satu berdua dengan [Name]."

Bohong.

"Hmp, kemarin [Name] memintaku untuk menemaninya ke toko buku."

Bohong.

Itu semua bullsh*t

Ketiga sahabat ini memang sama-sama tidak mau mengalah memperebutkan [Name], tapi walaupun seperti itu mereka masih berteman dengan baik—walaupun ada aura persaingan di antara mereka.

"Aku akan membuat [Name] menyukai ku." Mayuzumi men-deklarasikannya dengan pede.

"Ya, dia akan menyukaimu sebagai kakak." Ujar Miyaji .

"Dan akan berakhir dengan adik-kakak zone." Timpal Nijimura.

Mayuzumi menatap mereka datar namun sinis, "Cih, mengatakan hal seperti itu, seakan-akan [Name] akan menyukai kalian."

"Tentu saja [Name] akan menyukaiku." Jawab Miyaji dan Nijimura dengan kompak, lalu terjadilah kontes menatap mata dengan sinis diantara mereka bertiga,

"Oh ya? bagaima kita beradu siapa yang akan menembak [Name] duluan, dan siapa yang akan dia terima?" tantang Miyaji.

"Boleh saja, siapa takut?" Nijimura dan Mayuzumi menerima tantangan Miyaji. "[Name] pasti akan menjadi pacarku." Ucap mereka bertiga dengan kompak, aura persaingan yang kental pun mengelilingi mereka.

Tapi... bagaimana caranya agar aku bisa menembak [Name] dengan waktu yang tepat?!

Tidak lama setelah itu [Name] keluar dari mini market sambil membawa kantung plastik berisi makanan.

"Hei, hei, hei. Kalian bertiga ini kenapa?"

Menyadari kedatangan [Name] suasana diantara mereka bertiga pun berubah.

"Tidak, kami hanya membicarakan rapat osis yang akan diadakan besok." Ucap Nijimura yang mengganti topik pembicaraan, [Name] menepuk keningnya. "Ah! benar juga, besok ada rapat osis ya?" [Name] merogoh kantung pelastik yang dia bawa, dan mengambil dua bungkus popsicle dengan rasa semangka dan melon.

"Satu bungkus isinya ada dua, aku ingin yang rasa melon, ada yang mau rasa melon juga?" tanya [Name] sambil membuka bungkus popsicle rasa melonnya, dan membelahnya menjadi dua, dan mengarahkannya ke arah mereka bertiga. Mayuzumi, Nijimura dan Miyaji langsung ambil langkah untuk mendekati [Name] dan mengatakan

"Aku!" secara kompak.

Mereka memang sama-sama tidak mau kalah.


Anggota osis SMA Teiko itu rata-rata isinya hanya laki-laki, hanya ada dua orang perempuan yang menjadi anggota osis, yaitu [Full Name] dan Aida Riko. Organisasi osis SMA Teiko juga terkenal dengan anggota laki-laki nya itu pemain basket semua, mana ganteng-ganteng lagi #eh

Ketua osis nya adalah Akashi Seijuuro, dan wakilnya adalah Aida Riko, dan anggota Osis nya adalah; [Full Name], Midorima Shintarou, Miyaji Kiyoshi, Nijimura Shuuzo, Himuro Tatsuya, Mayuzumi Chihiro, dan Kagami Taiga.

"Bagaimana? Ada tambahan ?" tanya Akashi Seijuuro, sang ketua. Sang pria idaman wanita.

"Menurutku susunan acara dari Akashi sudah cukup bagus—nanodayo." Ucap Midorima sambil menaikkan kacamatanya yang samasekali tidak melorot.

"Hm, sudah sempurna." Ujar Himuro.

"Aku setuju-setuju saja." Ucap Kagami ogah-ogahan. Anggota lainnya pun mengangguk'kan kepalanya.

"Kalau begitu, kita tinggal memutuskan tanggal acara nya kan, Akashi-kun?" tanya Riko, Akashi mengangguk pelan dan menatap seluruh anggota Osis.

"Rapat hari ini sampai disini saja, semuanya bubar." Akashi membubarkan rapat Osis, semuanya pun mengemaskan barang mereka masing-masing, dan bersiap untuk pulang, tapi tiba-tiba [Name] menghalangi pintu keluar.

"Hei, [Name], ayo minggir!" Kagami mengusir [Name], [Name] menggelengkan kepalanya dan mengatakan

"Dengarkan aku dulu!"

"Tsk, ada apa lagi?" keluh Riko

"Kemarin aku pergi ke mini-market, dan aku mendapatkan hadiah pertama dari lottery, dan hadiahnya..." [Name] merogoh tas nya, dan mengambil empat lembar kertas, atau lebih tepatnya itu adalah tiket. "Aku mendapatkan empat tiket taman bermain, ada yang mau pergi bersamaku hari minggu ini?"

Mayuzumi, Miyaji, dan Nijimura langsung nyengir.

"Ini dia!"

.

.

.

.

.

Makasih buat Sakazuki123 yang ngirimin oleh-oleh dari bali ke bandung, padahal kitanya aja belum pernah ketemu LOL.

Maaf ya kalau chapter 1 ini kesannya ngebut gimana gitu, chapter 2 bakal gunain READER POV. dan chapter 2 berikutnya bakal langsung tamat.

gimana menurut kalian ff ini? fanservice nya kerasa?

aah, pokoknya di tunggu ya review nya~